Senin, 21 Oktober 2024

Sanvello : Solusi Teknologi untuk Menangani Gangguan Kesehatan Mental Remaja di Era Digital

Masa remaja merupakan fase penting dalam perkembangan individu, ditandai oleh perubahan besar dalam aspek fisik, emosional, dan sosial. Periode ini sering kali diwarnai dengan berbagai tekanan, baik dari lingkungan akademis, keluarga, teman sebaya, maupun media sosial. Sayangnya, tantangan ini sering kali berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja. Menurut hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, 15,5 juta atau 34,8% remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Sementara itu, 2,45 juta atau 5,5% remaja terdiagnosis mengalami gangguan mental. Fenomena ini juga semakin diperburuk dengan perkembangan media sosial yang menciptakan tekanan sosial serta meningkatnya tuntutan akademis yang memicu stres.

Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup mereka. Remaja yang menderita gangguan kesehatan mental lebih rentan mengalami kesulitan dalam belajar, memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman-teman, dan bahkan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku merusak diri sendiri. Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) juga menemukan bahwa lebih dari dua perlima (43,8%) remaja tidak mencari bantuan karena lebih memilih untuk menangani sendiri masalah mereka. Alasan remaja tidak mengakses layanan kesehatan mental adalah takut akan pendapat orang lain, biaya, tidak tahu bagaimana mendapatkan bantuan.

Faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan mental menurut Pratiwi dan Rusinani (2022) ialah sebagai berikut :

  1. Genetik yaitu faktor keturunan dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
  2. Biologis merupakan ketidakseimbangan kimia di otak, infeksi, atau kerusakan otak
  3. Psikologis yaitu trauma masa kecil, pelecehan, dan kehilangan.
  4. Lingkungan sebagai stres kronis, lingkungan sosial yang buruk, dan pengalaman hidup yang menantang.

Gangguan mental pada remaja memiliki berbagai dampak negatif, baik jangka
pendek maupun jangka panjang:

1. Penurunan Prestasi
Menurut Anniko dkk (2019), remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi sering kali mengalami kesulitan berkonsentrasi, mempelajari materi, atau menyelesaikan tugas. Hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis yang signifikan, yang juga memperburuk kondisi mental mereka.

2. Isolasi Sosial
Natsuaki dkk (2006) menyatakan bahwa remaja dengan gangguan mental, seperti kecemasan sosial atau depresi, sering kali menarik diri dari hubungan sosial, merasa sulit berinteraksi dengan orang lain, dan cenderung menyendiri. Isolasi ini dapat memperburuk rasa kesepian dan meningkatkan risiko mengalami depresi lebih lanjut.

3. Perilaku Berisiko
Menurut Hallfors dkk (2005), remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan obat-obatan, alkohol, atau perilaku seksual yang tidak aman sebagai bentuk pelarian dari masalah emosional yang dihadapi. 

Gambaran Umum Aplikasi Sanvello
Sanvello adalah aplikasi kesehatan mental yang dirancang untuk membantu pengguna mengatasi stres, kecemasan, dan depresi melalui alat-alat berbasis terapi kognitif-perilaku (CBT). Dikembangkan oleh Pacifica Labs, Inc., aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dan alat untuk mendukung pengguna dalam mencapai kesehatan mental yang lebih baik. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur, termasuk pelacakan suasana hati, meditasi terpandu, teknik relaksasi, dan latihan CBT. Pengguna dapat menetapkan tujuan kesehatan mental yang dipersonalisasi, seperti mengurangi kecemasan atau memperbaiki kualitas tidur, dan mengikuti rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sanvello juga memiliki komunitas online di mana pengguna dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan. Dengan pendekatan holistik dan akses yang mudah, aplikasi ini menawarkan solusi praktis untuk meningkatkan kesejahteraan mental.

Fitur-fitur Sanvello

1. Mood Tracking : Sanvello memungkinkan pengguna untuk melacak emosi dan mood mereka sepanjang hari, memberikan wawasan berharga tentang keadaan mental mereka.

2. Goal Setting: Pengguna dapat menetapkan tujuan yang dipersonalisasi, seperti mengurangi kecemasan atau meningkatkan kualitas tidur.

3. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) Tools : Aplikasi ini menawarkan latihan dan aktivitas CBT-based untuk membantu pengguna mengidentifikasi dan menantang pola pikir negatif.

4. Relaxation Techniques : Sanvello menyediakan teknik relaksasi yang dipandu, termasuk meditasi, pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif.

5. Personalized Recommendations : Aplikasi ini menawarkan saran yang dipersonalisasi berdasarkan input pengguna, membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat dan mekanisme koping.

6. Community Support : Pengguna dapat terhubung dengan orang lain yang menghadapi masalah serupa, memberikan rasa komunitas dan dukungan.

Analisis Manfaat Aplikasi Sanvello

1. Aksesibilitas dan Kemudahan Penggunaan

Sanvello menyediakan akses mudah ke alat-alat terapi mental melalui smartphone. Pengguna dapat menggunakan aplikasi kapan saja, di mana saja, yang penting bagi mereka yang mungkin memiliki kendala untuk mendapatkan bantuan kesehatan mental secara langsung. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki jadwal sibuk yang tidak memungkinkan mereka untuk menghadiri sesi terapi secara langsung. Sanvello juga membantu mengurangi stigma dengan memberi pengguna privasi dalam mendapatkan dukungan kesehatan mental.

2. Terapi Berbasis Kognitif-Perilaku (CBT)

CBT adalah salah satu metode yang paling efektif dalam mengatasi masalah kecemasan dan depresi. Sanvello memberikan modul pelatihan berbasis CBT, yang membantu pengguna mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pikiran yang lebih sehat. Modul CBT yang tersedia dapat membantu pengguna belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan coping mereka, yang memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi situasi sulit di masa depan. Namun, pengguna harus disiplin dan konsisten untuk mendapatkan manfaat maksimal.

3. Pelacakan Suasana Hati dan Kesehatan Mental

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melacak suasana hati mereka setiap hari dan memonitor perubahan emosional dari waktu ke waktu. Ini membantu pengguna memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi emosional mereka. Dengan memvisualisasikan suasana hati mereka, pengguna bisa mendapatkan wawasan tentang pola emosional yang berulang dan mencari tahu penyebab potensial stres atau depresi. Data ini bisa sangat membantu ketika dibawa ke terapis untuk diskusi lebih lanjut.

4. Meditasi dan Teknik Relaksasi

Sanvello menyediakan alat meditasi terpandu dan latihan relaksasi yang dapat membantu meredakan stres secara langsung. Analisis: Teknik meditasi terbukti dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan, memperbaiki konsentrasi, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Penggunaan meditasi dalam Sanvello memberi pengguna keterampilan praktis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Dukungan Komunitas

Sanvello memiliki komunitas di mana pengguna dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari sesama pengguna yang mengalami tantangan serupa. Analisis: Dukungan dari sesama dapat mengurangi perasaan isolasi yang sering dialami oleh orang-orang yang berjuang dengan masalah mental. Komunitas online dapat menjadi ruang yang aman untuk berbicara secara terbuka, memberikan rasa keterhubungan dan validasi.

6. Rencana Perawatan Personal

Sanvello menawarkan rencana perawatan yang dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna. Pengguna dapat memilih alat yang paling sesuai dengan situasi mereka. Analisis: Pendekatan yang dipersonalisasi memungkinkan pengguna untuk fokus pada area yang paling relevan dengan masalah mereka, yang dapat meningkatkan efektivitas aplikasi dalam membantu mereka mencapai tujuan kesehatan mental.

7. Efektivitas dalam Jangka Panjang

Sanvello memberikan alat yang membantu pengguna untuk mengelola kesehatan mental secara jangka panjang, bukan hanya sebagai solusi sementara. Analisis: Pengguna yang secara rutin menggunakan alat seperti pelacakan suasana hati, CBT, dan meditasi dapat memperkuat keterampilan mereka dalam mengatasi kecemasan dan stres seiring waktu, sehingga memperbaiki kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.

_____

Ditulis Oleh:

  • Asyifa Maulya (2417021045)
  • Fathan Salaka R (2415061108)
  • Nala Lita (2314121026)
  • Tri puji lestari (2414131043)

UGRACEL (Urban Green Space Lampung): Transformasi Urban Melalui Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandar Lampung Dalam Penanganan Perubahan Iklim 2030

Iklim sangat berpengaruh terhadap penurunan maupun peningkatan suhu lingkungan. Iklim menjadi salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh cuaca di suatu wilayah dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Iklim adalah keadaan standar statistik yang dilihat untuk dijadikan sebagai acuan atau parameter cuaca yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan penguapan yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana iklim yang terjadi saat ini untuk mengantisipasi pengaruh yang akan ditimbulkan (Malino et al., 2021).

Perubahan iklim tidak hanya berdampak secara global, tetapi juga di Indonesia, khususnya di tingkat kota lingkungan sekitar. Perubahan iklim menjadi masalah yang mendesak dan berdampak di tingkat kota, khususnya Bandar Lampung. Dengan adanya perubahan iklim ini menyebabkan ketidaknyamanan akibat terjadinya peningkatan suhu, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasi permasalahan ini.

Urbanisasi yang terjadi di wilayah Bandar Lampung merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur dan juga bangunan lainnya yang menyebabkan kurangnya lahan hijau, pemotongan pohon untuk wilayah pembangunan, dan pemilihan wilayah pembangunan yang kurang tepat. Inovasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) menjadi salah satu upaya dalam penanganan perubahan iklim. UGRACEL dapat menciptakan transformasi urban untuk perbaikan kualitas lingkungan perkotaan dengan melakukan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung.

Perubahan Iklim di Indonesia

Berikut merupakan proyeksi perubahan iklim suhu minimum tahunan periode 2020-2049 terhadap 1976-2005 Skenario RCP8.5.


Suhu udara minimum adalah kondisi ketika suhu udara di wilayah tertentu terjadi pada titik terendah untuk interval waktu berikutnya, biasanya terjadi setiap hari (Kahar et al., 2024). Skenario RCP8.5 ini merupakan salah satu skenario yang digunakan dalam kenaikan gas rumah kaca (BMKG, 2024). Dari proyeksi perubahan iklim di atas terlihat bahwa suhu mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan adanya kenaikan suhu secara terus menerus, bahkan kenaikan suhu mengalami pertambahan dari 2°C hingga >3°C. Kenaikan suhu ini merupakan salah satu dampak dari terjadinya perubahan iklim sehingga berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan kualitas udara.

Wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Provinsi Lampung

Berikut ini merupakan data luas wilayah dan luas RTH dibeberapa wilayah kabupaten/kota di provinsi Lampung tahun 2023.



Pada data di atas terdapat beberapa kabupaten/kota yang ada di provinsi Lampung. Dari data di atas dapat diketahui bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di beberapa kabupaten sangat sedikit, bahkan terdapat beberapa kabupaten yang tidak mempunyai atau tidak terdata dalam luas wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dapat menyebabkan pengaruh perubahan iklim di Indonesia khususnya provinsi Lampung bertambah buruk.

UGRACEL Sebagai Upaya Penanganan Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung

UGRACEL merupakan salah satu inisiatif penghijauan kota untuk meningkatkan jumlah dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui perencanaan kota hijau yang terintegritas dalam menangani perubahan iklim yang terjadi. Adanya perubahan iklim ini berdampak langsung terhadap kota Bandar Lampung dengan suhu yang terasa panas membuat kualitas udara menurun, curah hujan yang tidak menentu, dan rusaknya lingkungan sekitar akibat tidak meratanya pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dengan adanya Urban Green Space di Bandar Lampung dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik serta membuat lingkungan lebih nyaman. Pelaksanaan UGRACEL juga memerlukan perhatian pemerintah serta masyarakat dalam mendukung tercapainya pembangunan Ruang Hijau Terbuka (RTH). Melalui UGRACEL, pemerintah dapat melakukan pelatihan pentingnya pemahaman terhadap perubahan iklim dan dampaknya, mengajak masyarakat serta mahasiswa untuk berpartisipasi. Seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam langkah awal dengan melakukan penanaman pohon dan perawatan UGRACEL yang telah dibangun sebelumnya.

Mekanisme Kerja UGRACEL

Implementasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) merupakan strategi terintegrasi dan inklusif yang dirancang untuk mengatasi dampak urbanisasi dan perubahan iklim di Kota Bandar Lampung. Langkah pertama dalam pelaksanaan program ini dimulai dengan penelitian komprehensif terkait kondisi lingkungan, termasuk kualitas udara, suhu, dan kerentanan kota terhadap perubahan iklim. Survei ini berfungsi untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi strategis yang memerlukan penghijauan, seperti tepi sungai, persimpangan jalan, dan lahan kosong di pusat kota, sehingga proses penghijauan dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, regulasi yang ada seperti Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Tahun 2021-2041, dijadikan acuan dalam pengadaan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Bandar Lampung. 

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi elemen kunci dalam keberhasilan program ini. Pemerintah berperan sebagai perancang kebijakan dan penyedia regulasi, sementara masyarakat dan sektor swasta turut berperan dalam pendanaan serta implementasi. Sektor swasta berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pembiayaan dan penyediaan sumber daya yang diperlukan. Di sisi lain, masyarakat diberdayakan melalui program edukasi dan pelatihan guna meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berpartisipasi dalam penghijauan kota. Keterlibatan berbagai pihak ini memastikan bahwa koordinasi dalam pelaksanaan program berjalan efektif. Pelaksanaan UGRACEL diawali dengan penanaman tanaman di lokasi yang telah ditentukan. Jenis tanaman yang dipilih disesuaikan dengan kondisi iklim tropis dan kemampuannya dalam menyerap polutan, sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi peningkatan kualitas udara. Lahan kosong atau bekas kawasan industri juga diubah menjadi RTH, yang tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga memperindah estetika kota. Perencanaan ini memperhatikan kepadatan bangunan di sekitar zona hijau untuk memastikan ruang bagi vegetasi dan aktivitas sosial-fisik tetap tersedia, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan RTH dengan optimal.

_________

Ditulis Oleh 

  • Lamso Syawali Saputra (2316051122)
  • Jenicasari (2314191026)
  • Destryana Sitompul (2314141020)
  • Dwi Jayanti (2413022029)



Egg-cellent Solutions: Optimalisasi Tanah Pertanian dengan Pupuk Dolomit Berbasis Cangkang Telur untuk Meningkatkan Kualitas Tanah

 Pertanian modern menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kesuburan tanah. Salah satu solusi yang sering digunakan oleh petani adalah penerapan pupuk dolomit yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tanah. Pupuk dolomit dikenal karena kemampuannya meningkatkan pH tanah, yang sangat penting untuk mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme tanah. Mineral-mineral dalam pupuk dolomit juga berfungsi sebagai kation exchange capacity (CEC), yang membantu mengikat anion-anion penting seperti nitrat dan fosfat, sehingga menghindari hilangnya nutrisi tanaman melalui erosi air.

Pupuk dolomit juga efektif dalam mengurangi kadar logam berat dalam tanah, sehingga meningkatkan kesadaran lingkungan. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, muncul pertanyaan tentang alternatif bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti kapur dolomit. Salah satu solusi inovatif yang mulai menarik perhatian adalah pemanfaatan bahan limbah organik, seperti cangkang telur, sebagai pupuk dolomit.

Cangkang telur sering kali menjadi sumber limbah rumah tangga yang terabaikan, padahal kulit telur mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Tepung cangkang telur kaya akan kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3), yang meningkatkan pH tanah. Komposisi kulit telur adalah 95,1% garam organik dan 3,3% bahan organik (terutama protein), menjadikannya sumber nutrisi yang sangat baik. Penggunaan tepung cangkang telur sebagai pengganti kapur dapat menjadi alternatif ramah lingkungan yang membantu mengurangi limbah sekaligus meningkatkan kualitas tanah. Dengan cara ini, sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan (Nurjayanti dkk., 2012).

Dalam pembuatan pupuk dolamit dari cangkang telur memerlukan beberapa metode, yaitu:

Pengumpulan Cangkang Telur

Cangkang telur merupakan sumber kalsium karbonat (CaCO3) yang melimpah dan memiliki sifat yang mirip dengan dolomit (CaMg(CO3)2), mineral yang umum digunakan dalam pertanian untuk memperbaiki kualitas tanah. Dalam inovasi ini, cangkang telur yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti limbah rumah tangga dan limbah dari industri makanan. Proses pengumpulan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi juga menyediakan bahan baku yang berharga untuk diolah lebih lanjut menjadi pupuk yang bermanfaat.

Pengolahan Cangkang Telur

Setelah dikumpulkan, cangkang telur harus melalui beberapa tahap pemrosesan agar dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk. Tahap pertama adalah Pembersihan. Pembersihan cangkang telur dari sisa-sisa protein dan bagian dalam telur dibersihkan untuk memastikan cangkang steril dan bebas dari kontaminan. Cangkang telur dikeringkan secara menyeluruh untuk menghilangkan kelembapan, untuk mencegah pembusukan, dan memudahkan penggilingan. Setelah kering, cangkang telur digiling halus hingga menjadi serbuk. Hingga siap dicampur dengan bahan lain atau digunakan langsung sebagai pupuk kalsium karbonat.

Penggabungan dengan Dolomit

Serbuk cangkang telur yang telah diproses dapat dicampurkan dengan dolomit yang telah digiling menjadi serbuk. Campuran ini akan meningkatkan kandungan kalsium dan magnesium dalam tanah, dua nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman. Dolomit, yang kaya akan magnesium, bekerja secara sinergis dengan kalsium dari cangkang telur untuk memperbaiki keseimbangan pH tanah dan menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman. Jika dolomit sulit ditemukan, serbuk cangkang telur sendiri bisa digunakan sebagai sumber utama kalsium karbonat untuk memperbaiki keasaman tanah dan memperkaya kandungan kalsium tanah.


Penggunaan cangkang telur sebagai alternatif pupuk dolomit memiliki beberapa manfaat bagi kesuburan tanah, terutama pada tanah yang bersifat asam. Cangkang telur, yang mengandung sekitar 90% kalsium karbonat, berfungsi mirip dengan dolomit dalam menetralkan keasaman tanah. Aplikasi cangkang telur dapat meningkatkan pH tanah, sehingga nutrisi seperti fosfor (P) yang terikat pada kondisi asam dapat tersedia kembali untuk tanaman. Ini sangat penting karena fosfor adalah nutrisi kunci bagi perkembangan sel tanaman. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cangkang telur pada dosis tertentu dapat menaikkan pH tanah dan meningkatkan produksi tanaman, seperti pada tanaman kedelai di lahan Ultisol yang asam.

Penerapan cangkang telur sebagai bahan dasar pupuk dolomit memiliki tantangan yang harus dihadapi termasuk dalam kesadaran petani dan aksesibilitas. Banyak petani mungkin tidak mengetahui manfaat atau cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Petani sering kali lebih memilih pupuk yang sudah dikenal dan terbukti efektif. Sumber cangkang telur mungkin tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Mengembangkan sistem pengumpulan cangkang telur dari berbagai sumber bisa menjadi tantangan.

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengadakan program pelatihan untuk petani mengenai manfaat dan cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Penyuluhan ini dapat meliputi teknik pengolahan, aplikasi, dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah serta hasil pertanian dan membangun fasilitas pengolahan cangkang telur menjadi pupuk dolomit di tingkat lokal untuk memudahkan aksesibilitas. Fasilitas ini dapat dikelola secara bersama oleh kelompok tani.

Minggu, 20 Oktober 2024

INOVASI ENKAPSULASI TEH HIJAU (Camelia sinensis) SEBAGAI SUPLEMEN KONSENTRASI UNTUK MENGATASI HIPERSOMNIA PADA MAHASISWA

Gangguan tidur masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian terutama di Indonesia. Salah satu masalah gangguan tidur yang perlu menjadi perhatian utama adalah masih tingginya masyarakat yang mengalami durasi tidur yang singkat sehinngga menyebabkan rasa kantuk berlebih (Hipersomia) terutama terjadi dikalangan mahasiswa. Mahasiswa sering dihadapkan oleh beberapa hal seperti jadwal yang padat dan tuntutan akademik yang tinggi mulai dari mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian, serta terlibat berbagai kegiatan organisasi. Di tengah kesibukkan tersebut banyak dari mahasiswa mengalami kelelahan dan rasa kantuk berlebih di siang hari (Hipersomnia) sehingga mengganggu konsentrasi mahasiswa terutama dalam proses pembelajaran. Hipersomnia merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari atau kebutuhan tidur yang lebih lama dari biasanya.

Menurut data dari Hershner dan Chervin (2014) menunjukkan bahwa lebih dari 70% mahasiswa mengatakan dirinya mengalami tidur kurang dari delapan jam sehari, 60% Mahasiswa sering mengatakan lelah atau mengantuk setidaknya tiga hari dalam seminggu, dan lebih dari 80% mahasiswa mengatakan kurang tidur akan berdampak negatif terhadap kinerja akademik mereka. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Sleep Foundation (Ryan, 2022), sebagian besar mahasiswa tidak mendapatkan tidur yang dirinya butuhkan di mana sebanyak 70% hingga 96% mahasiswa mengalami kurang tidur dari delapan jam pada malam hari dan lebih dari separuh mahasiswa mendapatkan kurang dari tujuh jam tidur setiap malam, serta 47% melaporkan kantuk di siang hari hampir setiap hari.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi yang aman dan efisien untuk masalah hipersomnia pada mahasiswa, inovasi ini berpotensi besar dalam memberikan alternatif yang lebih alami dan berkelanjutan. Dengan penggunaan teh hijau yang sudah dikenal luas, ditambah dengan teknologi enkapsulasi yang canggih, diharapkan suplemen ini tidak hanya dapat membantu mengatasi hipersomnia, tetapi juga menjadi suplemen kesehatan yang mendukung fungsi otak secara umum.

Kandungan Zat Teh Hijau

Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia dan dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camellia sinensis). Berdasarkan proses pengolahannya, produk teh ada tiga jenis, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau adalah minuman non-fermentasi yang diproses dengan cara menginaktifasi enzim oksidase/fenolase yang terdapat pada pucuk daun teh segar. Proses ini dilakukan melalui pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dalam daun teh dapat dicegah (Dewi, 2008:2). Pengolahan ini memfasilitasi tahap pengeringan daun sekaligus mempertahankan kandungan senyawa aktifnya, yang memberikan manfaat tinggi bagi kesehatan.

Kandungan utama teh hijau adalah polifenol katekin, seperti epigallocatechin-3- gallate (EGCG), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate (ECG), dan epicatechin (EC), dengan EGCG sebagai yang terbanyak, sekitar 50–80% dari total katekin. Selain itu, teh hijau juga mengandung kafein, vitamin K, flavonoid (seperti quercetin, kaempferol, dan myricitin), leucoanthocyanin, saponin, serta sedikit theobromine dan theophylline. Kandungan lainnya meliputi 6% protein, 8% asam amino (termasuk 3% theanin), asam nukleat, mineral, fluoride, phenophytin a dan b. Komponen-komponen ini memberikan berbagai efek farmakologis yang bermanfaat bagi kesehatan.

Suplemen Teh Hijau

Suplemen teh hijau adalah bentuk ekstrak teh hijau yang dirancang untuk memaksimalkan manfaatnya, terutama dalam hal meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan mental. Dibandingkan dengan teh seduhan, suplemen teh hijau menawarkan dosis yang lebih terkonsentrasi dari senyawa aktif seperti kafein dan L-theanine. Kafein telah dikenal luas sebagai stimulan alami yang meningkatkan fokus, sementara L-theanine, asam amino yang ditemukan dalam teh hijau, memiliki sifat menenangkan yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberikan efek relaksasi tanpa menyebabkan kantuk. Kombinasi kafein dan L- theanine ini bekerja sinergis untuk meningkatkan kewaspadaan mental, memperbaiki kinerja kognitif, serta menjaga ketenangan (Einöther & Giesbrecht, 2013).

Dengan mengonsumsi suplemen teh hijau, mahasiswa dapat memperoleh manfaat optimal tanpa harus meminum beberapa cangkir teh setiap hari. Ini memberikan cara yang lebih praktis dan efisien untuk meningkatkan fokus dan mengatasi rasa kantuk, terutama saat menghadapi jadwal belajar yang padat atau persiapan ujian. Suplemen ini juga memberikan dosis yang terukur dan konsisten, sehingga pengguna dapat merasakan efek yang sama setiap kali dikonsumsi, yang mungkin tidak dapat dicapai dengan meminum teh dalam bentuk cair karena variasi dalam kekuatan seduhan (Schmidt et al., 2014).

Pengolahan Teh Hijau

Teh hijau yang digunakan berasal dari daun tanaman (Camellia sinensis) dengan kualitas terbaik, yaitu daun teh muda yang baru dipetik dari perkebunan. Daun teh hijau segar dikumpulkan dan segera diproses untuk mencegah oksidasi. Penghentian oksidasi dilakukan melalui proses pengukusan pada suhu tinggi untuk menjaga kandungan polifenol aktif, termasuk EGCG, yang terdapat dalam daun teh hijau. Setelah proses pengukusan, daun dikeringkan pada suhu rendah hingga kadar air berkurang. Setelah proses pengeringan, daun teh hijau yang sudah kering digiling menjadi bubuk halus. Bubuk teh hijau kemudian diolah menjadi ekstrak dengan menggunakan pelarut untuk memperoleh senyawa bioaktif yang lebih terkonsentrasi. Bubuk teh hijau atau ekstraknya kemudian dikeringkan kembali dengan metode pengeringan semprot (spray drying) atau pembekuan kering (freeze drying). Bubuk teh hijau yang telah kering dicampur dengan bahan tambahan seperti magnesium stearat untuk memudahkan proses pengisian kapsul. Setelah itu, bubuk teh hijau dimasukkan ke dalam cangkang kapsul gelatin. Kapsul yang telah diisi selanjutnya dikemas dengan rapi ke dalam botol atau blister pack, dan siap didistribusikan sebagai suplemen yang bermanfaat untuk kesehatan.

Produk Suplemen Teh Hijau


Kapsul teh hijau yang telah diproses dengan cermat dan dikemas menggunakan teknologi kemasan khusus, dirancang untuk menjaga kualitas produk. Kemasan ini melindungi kapsul dari kelembapan, cahaya, dan udara, sehingga produk tetap segar dan aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama. Salah satu keunggulan utama dari kapsul ini adalah kemampuannya yang mudah larut dalam air, menjadikannya pilihan praktis bagi mereka yang ingin mengonsumsi teh hijau dengan cepat dan mudah.

Label kemasan memberikan informasi penting seperti petunjuk penggunaan, komposisi nutrisi, tanggal kedaluwarsa, serta manfaat kesehatan. Dengan demikian, konsumen dapat memahami peran teh hijau dalam meningkatkan kesehatan, seperti meningkatkan kewaspadaan, energi, dan daya tahan tubuh. Kemasan yang praktis dan mudah digunakan memungkinkan konsumen mengakses nutrisi esensial kapan saja. Penggunaan kapsul teh hijau ini juga sangat fleksibel, dapat diminum langsung atau dicampurkan dalam minuman untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan cepat.

Suplemen kapsul teh hijau ini menawarkan inovasi yang menggabungkan manfaat teh hijau dengan teknologi mudah larut, memberikan kenyamanan dan manfaat maksimal, terutama dalam membantu mengatasi kantuk berlebihan, meningkatkan fokus, serta mendukung gaya hidup sehat dan aktif. Keunggulan kemudahan larut dalam air juga memungkinkan kapsul ini dikonsumsi dengan berbagai cara, baik dicampur dalam air dingin maupun hangat, sesuai dengan preferensi pengguna.

______

Ditulis Oleh:

  • Imam Yahya (2314141014)
  • Meilani Dwi Lestari (2313024059)
  • Rosita (2313052070)
  • Shara Soufiliya (2414131073)

Sabtu, 16 Desember 2023

PIN (PORTABLE AIR PURIFICATION AND HUMIDIFICATION DEVICE) : SMARTTECHNO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS UDARA YANG BERSIH DAN SEHAT

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Mengatakan Bahwa Warga Negara Berhak atas Udara yang Bersih dan Sehat


World Health Organization (2015) menyebutkan bahwa data kematian tahun 2010

di Indonesia yang disebabkan oleh polusi udara berjumlah 1.210.581 orang

menderita asma bronkial, 173.487 orang menderita bronkopneumonia, 2.449.986

orang menderita infeksi pernapasan akut, 336.273 orang menderita pneumonia,

153.724 orang menderita penyakit paru obstruktif kronik dan 1.246.130 orang

menderita arteri koroner penyakit. Menurut Allianz Indonesia (2019) menyatakan

bahwa terdapat 5 jenis gangguan kesehatan yang dapat timbul akibat polusi udara,

seperti Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma atau asthmatic bronchial,

paru-paru basah atau pneumonia, bronchopneumonia, dan serangan jantung. Data

tersebut memperkuat bahwa polusi udara merupakan sesuatu yang dapat

membahayakan kesehatan manusia.

Seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri bahwa polusi udara timbul karena

aktivitas manusia sehari hari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut

Badan Pusat Statistik, penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) tahun 2020, pertumbuhan aktivitas manusia di era modern ini telah

memerlukan peningkatan teknologi yang termasuk pertumbuhan pabrik industri,

pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor, secara rutin menghasilkan polutan

udara yang mencemari sumber udara bersih. Selain itu, beriring dengan

perkembangan dan pertumbuhan penduduk saat ini yang sejalan dengan

pertumbuhan sektor lain, seperti industri dan transportasi, yang dimana

memberikan dampak positif pada perekonomian, tetapi, disisi lain, juga berdampak

negatif dalam bentuk pencemaran udara karena peningkatan emisi kendaraan

bermotor (Ngafifi, M. 2014). Berdasarkan data IQAir pada Oktober (2015)

menyebutkan bahwa pencemaran udara di Indonesia dipicu hampir 5.000 kasus

kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi secara serentak. Hanya dalam satu

hari saja, sebanyak 80 juta metrik ton karbon dioksida (CO2) diproduksi dan

menyebar di udara. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa faktor yang

memperburuk kualitas udara yaitu polusi yang dihasilkan dari sektor transportasi

dan produksi energi yang diperburuk oleh emisi transportasi, emisi rumah tangga,

industri konstruksi, debu jalan, dan pembakaran hutan dan lahan pertanian yang

tidak terkendali. Pada 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-6 negara sangat

berpolusi dari 98 negara di seluruh dunia. Menurut IQAir, kualitas udara di

Indonesia semakin memburuk secara bertahap seiring berjalannya waktu

(Oktavania, A. Y. 2023).


Melihat hal tersebut tentunya pemerintah mempunyai upaya untuk mengatasi

bahaya polusi udara diIndonesia, upaya yang dilakukan pemerintah antara lain,

pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang salah satu penyebab utama

pencemaran udara di Indonesia, dengan memberlakukan larangan dan peraturan

yang ketat, serta melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran (Medcom.

2019), meningkatkan pelayanan transportasi massal yang ramah lingkungan,

memperbanyak alat ukur kualitas udara, membangun dan mengembangkan taman

kota, hutan kota, dan kebun raya, Namun dari beberapa upaya yang telah dilakukan

oleh pemerintah Indonesia, permasalahan terkait polusi udara di Indonesia masih

belum teratasi dengan baik. Beberapa kebijakan yang telah diberlakukan juga dirasa

belum maksimal untuk menekan penyebab polusi udara di Indonesia (Kumparan.

2023).


Dibalik itu, pemerintah belum mampu mengatasi dampak dari masalah polusi udara

yang dibutuhkan manusia untuk melindungi polusi udara, saat ini yang bisa

dilakukan manusia hanya menggunakan masker untuk melindungi diri mereka dari

bahaya polusi udara. Namun, penggunaan masker berlebih akan berdampak pada

lingkungan dan ekosistem akibat limbah masker setelah digunakan. Dibalik

persoalan persoalan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia harus terus

melakukan aktvitas sehari hari diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka. Akan tetapi melihat pencemaran polusi yang kian terus menerus meningkat

dan upaya pemerintah yang belum maksimal membuat seseorang membutuhkan

usaha yang lebih untuk menjaga dirinya dari bahaya polusi udara yang dapat

mengganggu kesehatan mereka. Dengan demikian diperlukan adanya inovasi

dalam membantu manusia menjaga dirinya dari bahaya polusi udara yang dapat

digunakan dalam aktivitas sehari hari khususnya diluar ruangan. PIN hadir sebagai

langkah nyata dalam melindungi manusia melakukan aktivitas sehari hari tanpa

takut bahaya polusi udara. Melalui perangkat portabel yang dapat dengan mudah

dipasang pada pakaian atau aksesoris yang terintegrasi dengan teknologi pintar.

Diharapkan PIN dapat mengatasi bahaya kesehatan manusia yang disebabkan oleh

polusi udara.


PEMBAHASAN

PIN (PORTABLE AIR PURIFICATION AND HUMIDIFICATION DEVICE) :

SMARTTECHNO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS UDARA YANG

BERSIH DAN SEHAT

Teknologi PIN (Portable Air Purification and Humidification Device) adalah

perangkat canggih yang memiliki desain portabel, memungkinkan pengguna untuk

memasangnya pada pakaian mereka, yang bertujuan untuk membantu mereka

mengatasi polusi udara saat beraktivitas di luar ruangan. Perangkat ini dilengkapi

dengan sistem filtrasi udara yang mampu menyaring partikel-partikel polutan,

seperti debu, asap, polusi udara, alergen, serta bahkan bakteri dan virus tertentu,

dengan tujuan menyediakan udara yang lebih bersih dan aman untuk dihirup. Selain

itu, banyak perangkat PIN juga memiliki fungsi humidifikasi, yang secara otomatis


menjaga kelembapan udara di sekitarnya, terutama di daerah dengan udara kering,

membantu menjaga kesehatan pernapasan dan kualitas kulit. Pengguna dapat

mengontrol perangkat ini melalui aplikasi seluler terkait, memungkinkan mereka

untuk mengatur tingkat filtrasi, kelembapan, dan memantau kualitas udara di sekitar

mereka, bahkan menerima peringatan jika perlu mengganti filter atau mengisi ulang

wadah air. Dengan desain yang nyaman untuk dipakai sepanjang hari, daya tahan

baterai yang baik, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan cuaca,

teknologi PIN adalah solusi inovatif yang membantu individu melindungi

kesehatan pernapasan mereka saat berada di luar ruangan, terutama di daerah

dengan tingkat polusi udara yang tinggi.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja PIN (Portable Air Purification and Humidification Device) yang

dapat digunakan dalam baju untuk mengatasi polusi udara yang buruk di luar rumah

melibatkan serangkaian proses yang dirancang untuk membersihkan dan

menyegarkan udara yang dihirup oleh pengguna. 

Pertama PIN menyerap udara yang kotor yang kemudian dilakukan proses filtrasi,

PIN dilengkapi dengan sistem filtrasi udara yang terdiri dari berbagai jenis filter,

termasuk filter partikulat dan filter kimia. Filter partikulat menghilangkan partikel

debu, asap, polusi udara, dan alergen dari udara, sementara filter kimia dapat

menghilangkan senyawa berbahaya, selanjutnya melalui proses Humidifikasi,

dimana udara dikeluarkan setelah proses filtrasi dengan menguapkan kelembapan

udara yang langsung dapat dihirup oleh pengguna.

PIN dilengkapi dengan sistem filtrasi udara yang terdiri dari berbagai jenis filter,

termasuk filter partikulat dan filter kimia. Filter partikulat menghilangkan partikel

debu, asap, polusi udara, dan alergen dari udara, sementara filter kimia dapat

menghilangkan senyawa berbahaya, perangkat PIN dirancang untuk memiliki

komponen untuk melembabkan udara di sekitar pengguna. Ini melibatkan wadah

air yang secara otomatis menguapkan kelembapan ke udara, menjaga kelembapan

yang nyaman untuk pernapasan. Selain itu perangkat PIN dilengkapi dengan baterai

yang tahan lama, memungkinkan pengguna menggunakannya sepanjang hari tanpa

harus sering mengisi ulang daya.


PENUTUP

PIN (Portable Air Purification and Humidification Device) adalah solusi inovatif

yang membawa manfaat signifikan dalam mengatasi polusi udara di lingkungan

perkotaan. Perangkat ini memberikan perlindungan pribadi, memperbaiki kualitas

udara yang dihirup, memberikan manfaat kesehatan, dan memiliki potensi untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesadaran lingkungan. Namun, implementasi

dan pemakaian PIN harus dikelola dengan cermat dan berkelanjutan untuk

memaksimalkan manfaatnya. Kerjasama antara berbagai pihak terlibat adalah kunci

untuk keberhasilan PIN dalam meningkatkan kualitas hidup dan menjaga kesehatan

pernapasan individu.


Sub Tema : Teknologi dan Riset

Disusun Oleh:

1. ALEXIS RONAULI MANURUNG

2. RESTTY DIAN ELSA


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PENGOPTIMALISASI DAN PENGELOLAAN TANTANGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Pada abad ke-21, kecerdasan teknologi buatan atau Artificial Intelligence

(AI) telah memainkan peran yang semakin penting dalam berbagai aspek

kehidupan manusia. Dalam hal ini, dampak dari penggunaan teknologi tidak

hanya di dalam dunia teknologi informasi saja, tetapi dalam berbagai aspek

kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari

secara signifikan. Artificial Intelligence (AI) tidak dapat dihindari dan justru harus

dipelajari lebih lanjut karena kehidupan modern adalah sebuah fakta yang tidak

dapat terelakkan atau di abaikan. Dalam penggunaan, Artificial Intelligence (AI)

memiliki dampak negatif dan dampak positif, yang menjadi fokus utama di dalam

berbagai akademisi, industri, dan masyarakat umum. Seorang ahli dalam

teknologi pendidikan, Dr. Johnson menyatakan, "AI memiliki potensi untuk

mengubah cara kita mengajar bahasa, menjadikannya lebih mudah diakses dan

efisien bagi pembelajar dari berbagai latar belakang." (Johnson, 2019).

Dalam konteks ini mengacu pada penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal

Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan yang berjudul "Efektivitas

Penggunaan Teknologi AI Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris" oleh Abimanto,

dkk, pada tahun 2023. Tampak jelas dalam penelitian ini bahwa penggunaan

kecerdasan buatan dalam pembelajaran bahasa Inggris mempunyai dampak yang

signifikan terhadap peningkatan keterampilan peserta. Penelitian ini juga berhasil

mengisi gap dengan penelitian sebelumnya mengenai pemanfaatan kecerdasan

buatan dalam pembelajaran bahasa Inggris di lembaga pendidikan khususnya

UNIMAR AMNI. Pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pembelajaran bahasa

Inggris di UNIMAR AMNI mempunyai potensi besar untuk meningkatkan

pembelajaran bahasa dan berkontribusi signifikan terhadap pengembangan metode

pembelajaran baru dan adaptif (Abimanto, 2023) .


Sebagai contoh lain, penggunaan atau pemanfaatan teknologi Artificial

Intelligence (AI) terdapat dalam Jurnal on Education yang berjudul "Pemanfaatan

Teknologi Artificial Intelligence (AI) Dalam Menghadapi Tantangan Mengajar

Guru di Era Digital" oleh G. Z. Mambu,dkk melalui penelitian ini penerapan

teknologi kecerdasan buatan (AI) pada tantangan pengajaran di era digital

mempunyai potensi besar untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

Kecerdasan buatan dapat membantu pendidik mengelola data peserta didik

dengan lebih efektif, memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi, memberikan

umpan balik yang efektif, dan meningkatkan efektivitas pengajaran secara

keseluruhan (Joupy G.Z., 2023) .


Selain dampak positif yang telah dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa,

selalu ada dampak negatif di dalamnya. Melalui kedua penelitian tersebut,

Artificial Intelligence (AI) tidak dapat menggantikan peran manusia dalam dunia

pendidikan. Pendidikan, masih memerlukan tenaga manusia sebagai sumber

menerima ilmu. Artificial Intelligence (AI) dapat membuat pengajaran secara

efektif dan efisien, namun perlu diingat bahwa peran pendidik penting dalam

membimbing peserta didik. Oleh karena itu, esai ini akan membahas lebih jauh

mengenai penggunaan AI dalam sektor pendidikan, serta dampak penggunaan

teknologi AI. Selain itu, mengeksplorasi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

mengatasi tantangan ini. Di era dimana AI semakin meresap ke dalam kehidupan,

pemahaman yang mendalam tentang dampaknya menjadi penting, dan solusi bijak

perlu diidentifikasi untuk memastikan bahwa teknologi AI memberikan manfaat

kepada pendidik dan peserta didik.


PEMBAHASAN

Pemanfaatan Teknologi AI Dalam Menghadapi Tantangan Mengajar

Dalam dunia pendidikan AI memungkinkan guru untuk mengumpulkan

dan menganalisis data dari siswa dengan melihat kinerja, gaya belajar, dan gaya

hidup mereka sehingga program pembelajaran dapat disesuaikan agar mencapai

hasil terbaik. Kecanggihan serta perkembangan teknologi yang ada sekarang

mengharuskan guru untuk memiliki kompetensi yang tinggi dalam penguasaan

AI. Kompetensi dan kemampuan dalam penggunaan AI akan mempercepat dan

mendongkrak tingkat kualitas pendidikan yang ada. Pada zaman ini guru

diharapkan memiliki kompetensi aplikasi untuk memudahkan pengajaran, seperti

aplikasi (1) rekam dan edit klip audio, (2) membuat konten video beranotasi,

interaktif, dan menarik, (3) membuat konten yang menarik secara visual, (4)

memanfaatkan kekuatan media sosial, (5) menggunakan blog dan wiki untuk

membuat ruang partisipasif bagi siswa, (6) membuat presentasi yang menarik, dan

(7) penggunaan aplikasi manajemen kelas (Batubara, 2020) .


Pada era ini pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam

menghadapi tantangan mengajar dapat dikatakan sangat penting karena beberapa

alasan berikut :

1. Efesiensi dan Pengelolaan Data: Dalam era digital yang kaya akan

informasi, guru dihadapkan dengan tugas yang semakin kompleks dalam

mengelola data siswa. Penggunaan AI dapat membantu memudahkan guru

dalam menyaring, mengelompokkan, dan menganalisis data siswa dengan

lebih efesien. Algoritma AI bisa mengumpulkan data dari berbagai sumber

dan memberikan wawasan yang mendalam tentang kemajuan dan

kebutuhan siswa secara individual, dan membantu guru dalam membuat

keputusan yang lebih terinformasi (Khairi, 2022) .

2. Personalisasi Pembelajaran: setiap siswa pasti memiliki kebutuhan dan

gaya belajar yang berbeda. Dalam kelas yang padat, sulit bagi guru untuk

memberikan individual kepada setiap siswa. Dengan bantuan AI, guru

dapat memanfaatkan mesin algoritma pembelajaran untuk

mengidentifikasi preferensi belajar siswa dan menyediakan konten yang

disesuaikan dengan kebutuhan individu. Personalisasi pembelajaran ini

dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, serta membantu

mereka mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik (Kom, 2021) .

3. Umpan balik yang Efektif: umpan balik yang baik merupakan kunci untuk

meningkatkan pemahaman siswa. Namun, untuk memberikan umpan balik

yang tepat waktu dan terperinci kepada setiap siswa di lingkungan kelas

yang padat dapat menjadi tantangan. Dengan AI, guru dapat menggunakan

sistem otomatis untuk menganalisis kinerja siswa dan memberikan umpan

balik yang segera. Hal ini memungkinkan siswa untuk memperbaiki

kelemahan mereka dengan cepat dan guru dapat memberikan bimbingan

yang lebih efektif (Uno, 2022) .

4. Peningkatan Efektivitas Pengajaran: tekonologi AI dapat membantu guru

untuk meningkatkan efektivitas pengajaran mereka. Dengan analisis data

yang canggih, guru bisa mengidentifikasi pola pembelajaran, mengenali

kebutuhan individu siswa, dan menyesuaikan metode pengajaran mereka

secara efesien. AI juga dapat memberikan saran dan mencapai hasil

pembelajaran yang lebih baik (Rusmiyanto, 2023) .

5. Mempersiapkan Siswa Untuk Era Digital: pemanfaatan AI dalam

pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang

relevan dengan cara digital. Dalam dunia yang didominasi oleh teknologi,

pemahaman tentan AI dan kemampuan dalam berinteraksi dengan

teknologi menjadi semakin penting. Guru yang menggunakan terknologi

AI dalam pengajaran dapat membantu siswa menjadi terbiasa dan siap

menghadapi tantangan dan peluang di era digital (David, 2021) .


Jadi, dengan memanfaatkan teknologi AI guru dapat menghadapi tantangan

yang muncul di era digital dengan lebih baik. Pemanfaatan AI membantu

meningkatkan efesiensi, personalisasi pembelajaran, umpan balik yang efektif,

efektivitas pengajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia yang

semakin didominasi oleh teknologi. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi AI

dalam mengajar sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil

pembelajaran siswa (Joupy G.Z., 2023) .


Tantangan Penggunaan AI Dalam Pendidikan

Tantangan terbesar dalam dunia pendidikan salah satunya terletak pada

baik buruknya nilai yang tertanam dalam diri setelah beradaptasi menggunakan

sistem berbasis AI. Dampak yang muncul dapat mempengaruhi siswa dan

mahasiswa dalam bertindak, memberi respon dan menyikapi masalah yang ada.

Secara umum, AI memberikan dampak yang signifikan terhadap pola pikir dan

pengetahuan umum siswa dan mahasiswa yang dituntut untuk selalu berpikir

kritis. Namun, terdapat juga tantangan dan dampak negatif yang mungkin muncul

akibat dalam penggunaan AI (Mulianingsih, dkk., 2019). Beberapa tantangan

tersebut antara lain:

Tantangan penggunaan AI dalam pendidikan yaitu adanya potensi

melanggar etika akademik. Etika akademik yang harus dimiliki seorang

mahasiswa yaitu kebenaran, sikap kritis dan kreatif, serta kejujuran. Plagiarisme

merupakan tindakan peniruan karya orang lain dan melanggar hak cipta, seperti

tidak mencantumkan sumber atau informasi dan mengutip tulisan tanpa

mencantumkan sumbernya. Tindakan plagiarisme dapat dipengaruhi keinginan

untuk menyelesaikan tugas dengan cepat, tidak berpikir kritis dan kreatif. AI dapat

menjadi ancaman dalam dunia pendidikan, maka perlu adanya pengawasan

terhadap kecurangan akademik. Maraknya plagiarisme yang dilakukan harus

dicegah dengan mengembangkan peraturan, pedoman dan tata cara penggunaan

AI dalam pendidikan agar dapat digunakan secara bijak, kreatif, tidak tergantung

pada teknologi dan mampu berpikir kritis (Maulana, dkk., 2023). Adanya security

apps juga dapat mencegah mahasiswa ataupun siswa kedalam kebiasaan buruk

seperti tindakan plagiarisme (Mulianingsih, dkk., 2019).

Peran guru selalu ada dalam pendidikan, namun peran ini dapat terancam

dengan adanya AI karena dapat melakukan tugas dengan baik. Selain membantu

pekerjaan guru, AI ternyata dapat menggeser peran guru dalam hal mengajar.

Sistem AI bahkan dapat diprogram sebagai wadah untuk mengajukan pertanyaan

dan menemukan informasi, bahkan dapat berpotensi untuk menggantikan guru

untuk materi yang sangat dasar (Tjahyanti, dkk., 2022). Kemudahan dalam

penyampaian infromasi serta interaksi yang diberikan AI, seperti voice assistant

memudahkan siswa dan guru ataupun dosen untuk berinteraksi dari jarak jauh

tanpa harus tatap muka. Kemudahan ini dapat merubah perilaku siswa untuk

menjadi pasif. Adanya AI ini belum tentu menjadi kebiasaan baik dalam beretika

dan berteknologi, sehingga peran guru untuk membimbing dan mengarahkan anak

didiknya masih diperlukan (Mulianingsih, dkk., 2019).


PENUTUP

Artificial Intelligence (AI) memainkan peran penting di berbagai bidang,

termasuk di bidang pendidikan. Perkembangan Pemanfaatan AI dalam pendidikan

dapat membantu guru untuk menghadapi tantangan mengajar untuk meningkatkan

efesiensi, personalisasi pembelajaran, umpan balik yang efektif, efektivitas

pengajaran, serta mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di era digital

sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun AI memberikan

kemudahan, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi sehingga perlu adanya

antisipasi dan pencegahan yang dilakukan agar AI dapat digunakan secara bijak.


Sub Tema : Teknologi dan Riset

Disusun Oleh:

1. Baginda Putri Nurhakim

2. Mutia Febi Triastuti

3. Salsabila Khalisa Tsuraya

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

P2SOA (PENGHANCURAN PELEBURAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK): SEBAGAI ANTISIPASI POLUSI DI KOTA PALEMBANG

PENDAHULUAN

Palembang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Musi di bagian selatan Pulau

Sumatera. Berdasarkan informasi dari DLHK Kota Palembang, pada tahun 2020

timbul sampah di kota Palembang sebesar 426.390,66 ton, dan jumlah pengolahan

sampah sebesar 76,69% atau 327.019,20 ton per tahun. Jumlah tersebut melebihi

target pengelolaan sampah nasional tahun 2020 sebesar 75%, yang terkait dengan

Perpres No. 97 Tahun 2017, sedangkan pengurangan sampah Kota Palembang

saat ini hanya sebesar 19,79% atau 84.390,61 ton per tahun. Jumlah tersebut

belum memenuhi target pengurangan nasional sebesar 22% untuk tahun 2020

sesuai keputusan Presiden Republik Indonesia 97 Tahun 2017. 

Selain itu, pengelolaan sampah sebesar 96,49% atau 411.409,81 ton dan untuk sampah yang

tidak diolah sebesar 3,51% atau 14.980. 0,85 ton/tahun (Andaryani dkk, 2023). 

Kondisi Sungai Musi telah masuk dalam kategori tercemar berat. Hal itu sangat

berdampak terhadap aktivitas masyarakat yang dominan masih menggunakan

sungai untuk keperluan sehari-hari. Jika dipersentasekan, Sungai Musi tersebut

telah tercemar berat hingga 50 persen. Ini terungkap berdasarkan pantauan yang

dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera

Selatan di tahun 2016. Kemudian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera

Selatan menyebut Sungai Musi tercemar limbah industri dan limbah domestik

atau hasil pembuangan manusia. Meski demikian, air Sungai Musi masih

dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum (Setianto dan Fahritsani, 2019). 

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas industri, 

Palembang kini berhadapan dengan risiko kesehatan masyarakat yang serius. 

Beberapa laporan kesehatan telah mengaitkan polusi udara dengan peningkatan

kasus penyakit pernapasan, masalah kardiovaskular, dan dampak negatif lainnya. 

Dalam konteks ini, masalah polusi udara di Palembang telah menjadi fokus utama

bagi para peneliti, aktivis lingkungan, dan pemerintah dalam upaya untuk

mengurangi dampaknya serta menjamin kualitas hidup yang lebih baik bagi

penduduk kota (Setianto dan Fahritsani, 2019).


PEMBAHASAN

Salah satu masalah utama di Palembang adalah Polusi air yang menjadi ancaman

serius bagi Kota Palembang. Sungai Musi, yang menjadi salah satu simbol kota

ini, kini telah tercemar oleh limbah industri dan domestik. Air Sungai Musi yang

berwarna coklat dan bau tak sedap menjadi bukti nyata akan kondisi yang

memprihatinkan. Ini telah merusak ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan

sumber daya air, dan mengganggu kehidupan masyarakat yang bergantung pada

sungai ini untuk penghidupan mereka.


Gambar Polusi air akibat sampah yang menumpuk di Sungai Musi

https://www.mongabay.co.id/2023/07/01/foto-sampah-yang-mengotori-anak- sungai-musi/amp/

Sampah menjadi masalah serius yang dihadapi Kota Palembang. Pengelolaan

sampah yang kurang efisien dan kurangnya kesadaran akan pentingnya

pengelolaan sampah yang baik telah mengakibatkan penumpukan sampah di

berbagai sudut kota. Ini bukan hanya masalah visual, tetapi juga berdampak

negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. 

Sampah adalah material sisa dari aktivitas manusia yang tidak memiliki

keterpakaian, karenanya harus dikelola. 

Tanpa pengelolaan secara baik dan benar, sampah dapat menimbulkan kerugian 

karena akan menyebabkan banjir, meningkatnya pemanasan iklim, 

menimbulkan bau busuk, mengganggu

keindahan, memperburuk sanitasi lingkungan dan ancaman meningkatnya

berbagai macam penyakit (Yudistirani, 2015). 

Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi sampah organik

dan sampah an-organik. Sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai


dengan bantuan mikroba. Sampah ini oleh masyarakat diolah menjadi pakan

ternak atau pupuk. Sedangkan sampan anorganik merupakan sampah yang

berbahan dasar an-organik dengan proses penguraian yang membutuhkan waktu

sangat lama. Proses ini dipengaruhi oleh tingkat penguraian setiap bahan yang

berbeda (Hartono, 2008). Sampah atau limbah organik masih merupakan masalah signifikan 

di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, sektor pertanian, pasar tradisional, dan rumah

tangga. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan

memanfaatkan sampah organik sebagai sumber energi. Sampah organik adalah

barang yang telah dianggap tidak diperlukan dan dibuang oleh penggunanya

sebelumnya, namun dapat tetap berguna jika dikelola dengan benar. Melalui

dekomposisi, sampah organik dapat berubah menjadi kompos, yang merupakan

hasil pelapukan bahan organik seperti daun, jerami, alang-alang, rumput, dan

sejenisnya, dengan bantuan manusia. Di pasar-pasar khusus seperti pasar sayur, buah, dan

 ikan, sebagian besar sampahnya (sekitar 95%) adalah sampah organik, 

sehingga lebih mudah untuk dikelola. Di pemukiman umum, sampahnya

cenderung lebih beragam, tetapi setidaknya 75%nya adalah sampah organik, sementara 

sisanya adalah sampah anorganik (Sudrajat, 2014). 

Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik merupakan langkah penting

dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Proses ini melibatkan

pengumpulan dan pemrosesan sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan

limbah tumbuhan lainnya dengan tujuan mengurangi timbulan sampah yang

berakhir di tempat pembuangan akhir. Melalui dekomposisi alami atau dengan

bantuan proses komposting, sampah organik diubah menjadi pupuk organik yang

kaya akan nutrisi dan mikroba bermanfaat. Pupuk organik ini dapat digunakan

untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, serta

meminimalkan penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. Dengan

demikian, pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik tidak hanya

mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan, tetapi juga berperan dalam

mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan (Surtinah, 2013).


Secara teknis limbah anorganik didefinisikan sebagai limbah yang tidak dapat

atau sulit terurai atau busuk secara alami oleh miroorganism pengurai. Dalam hal

ini bahan organik seperti plastik, karet, kertas, juga dikelompokan sebagai limbah

anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit terurai oleh mikroorganisme sebab unsur

karbonnya memebentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang. Kemudian

sampah anorganik atau sampah kering, contoh logam, besi, kaleng, plastik, karet

juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. Selain itu

sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk jarum suntik

bekas (Hasibuan, 2016). Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai juga memberikan

dampak buruk. Sungai yang tercemar limbah dapat mempengaruhi kualitas air

tanah yang jika dikonsumsi akan mengganggu kesehatan. Masyarakat harus

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaandan pengawasan

di bidang pengelolaan sampah. Masyarakat harus berpartisipasi dalam

pemanfaatan dan pengelolaan sampah dalam upaya untuk menciptakan

lingkungan yang baik, bersih, dan sehat (Dzakiya dkk., 2019).

Salah satu cara pengelolaan sampah untuk mengurangi polusi air yang disebabkan

oleh sampah dengan alat P2S0A (Penghancuran Peleburan Sampah Organik dan

Anorganik). Alat terbuat dari aluminium, yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian

pertama sebagai penghancur sampah organik, bagian kedua sebagai proses

peleburan sampah anorganik. Pada bagian pertama, terdapat corong untuk tempat

memasukkan sampah organik, kemudian di dalamnya ada mesin penggiling yang 

berfungsi sebagai penghancur sampah organik seperti sisa sayur, buah busuk, kulit

pisang, kulit jeruk, kulit bawang dan sebagainya. Jika sudah hancur nantinya bisa

langsung keluar ke bagian wadah penampung sampah organik yang telah

dihancurkan. Selanjutnya, nantinya diharapkan sampah organik yang telah hancur

ini bisa dijadikan pupuk kompos bila perlu ditanam tanaman penyaring udara

seperti saviriera. Pada bagian kedua berisi cairan Aseton, cairan aseton itu sendiri merupakan salah

satu bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap. Menggunakan cairan

inilah nantinya akan dilakukan peleburan untuk sampah anorganik, seperti plastik

dan sterofoam. Pada proses peleburan tempat berlangsungnya peleburan akan

ditutup untuk mencegah cairan aseton ini menguap. Melalui peleburan ini sampah

plastik dan sterofoam akan mengalami penyusutan, yang menyebabkan ukurannya

lebih kecil dari sebelumnya. Jika ukurannya makin kecil, maka makin kecil pula

kemungkinan menumpuknya sampah di lahan yang telah disediakan atau

mencegah terjadinya pembakaran sampah secara berlebihan serta pembuangan

sampah ke sungai. Aseton merupakan cairan yang tidak berwarna termasuk golongan elektron yaitu

propanon. Aseton banyak dimanfaatkan sebagai pelarut. Aseton digunakan

sebagai pelarut pada proses pembuatan plastik dan produk industri lainnya. 

Pada kehidupan sehari-hari digunakan sebagai campuran kosmetik. Larutan ini

biasanya digunakan untuk membersihkan cat kuku. Aseton banyak digunakan

oleh tubuh namun tidak boleh dalam jumlah berlebih, mengingat aseton dianggap

racun oleh tubuh ( Nurmalasari, 2022 ). PENUTUP

Palembang, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, telah menghadapi

tantangan serius terkait pengelolaan sampah dan polusi. Krisis lingkungan ini

tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat tetapi juga keberlanjutan

lingkungan. Diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya

praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan, seperti daur ulang dan pemilahan

sampah, serta adopsi teknologi modern untuk pengolahan limbah. 

Selain itu, polusi udara dan air juga menjadi perhatian serius di Palembang. Untuk mengatasi

krisis lingkungan ini, pemerintah dan lembaga terkait perlu berkolaborasi dalam

merumuskan kebijakan yang berkelanjutan dan menyeluruh. Dibutuhkan inovasi

yang signifikan dalam infrastruktur pengelolaan sampah modern. Salah satu

inovasi yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat P2SOA

(Penghancur Peleburan Sampah Organik dan Anorganik) dimana diharapkan

untuk antisipasi polusi di Kota Palembang.


Sub Tema : Lingkungan

Disusun Oleh:

1. Putri Istya Romanda Ningsih

2. Desla Ananda


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

REXEL: RELAXING PUZZLE SEBAGAI ALAT BANTU MENGALIHKAN FOKUS PADA REMAJA TERSERANG NARKOLEMA

PENDAHULUAN

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023

menunjukkan 78,19% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan Internet,

presentase ini meningkat dimana pada tahun 2022 hanya 77,02%. Remaja

merupakan salah satu pengguna Internet terbesar antara usia 13-18 tahun, yaitu

sebesar 98,20 %. Konten dewasa atau video porno menjadi website yang paling

sering dikunjungi. Di Amerika Serikat, pornografi menjadi populer (McNabney,

dkk., 2020). Padahal, pornografi dan perilaku seksual berpotensi merugikan dan

melemahkan generasi bangsa (Yunengsih, 2021).

Pornografi merupakan konten yang paling banyak dilihat di kalangan masyarakat

Indonesia (Gayatri, dkk., 2020). Hasil survei menggunakan sistem pendeteksi

kecanduan pornografi berbasis alat skrining kecanduan pornografi Chatbot

(PAST) yang dilakukan oleh Raditya Muhammad menunjukkan bahwa remaja

merupakan kelompok usia sekolah yang paling banyak mengakses pornografi

(Muhammad, 2022). Hal ini perlu diperhatikan karena jika seseorang rutin

mengakses pornografi, perilaku seksual menjadi gaya hidup dan memfasilitasi

perilaku seksual berisiko. Penggunaan pornografi yang tidak pantas mungkin

terkait dengan masalah mental. Mendeteksi penggunaan pornografi pada remaja

dapat menilai ciri-ciri kepribadian maladaptif. Oleh karena itu, mendeteksi

konsumsi pornografi dapat membantu mengatasi dampak dari kondisi ini (Farré,

dkk., 2020).

Remaja mudah menyerap informasi, termasuk informasi negatif, terutama

melalui internet, sehingga tidak sulit bagi remaja untuk menonton cerita, foto, atau

film dewasa (Wijaiti, dkk., 2020). Akses remaja terhadap situs-situs pornografi

memicu aktivitas seksual, tindakan seksual yang dipimpin remaja seperti

berpegangan tangan, berpelukan, dan melakukan hubungan intim atau

berhubungan seks.


Kegiatan ini sering dilakukan sebagai bagian dari hubungan dengan lawan jenis

atau pacaran (Gayatri, dkk., 2020).

Paparan Pornografi Anak Dan Pornografi Dewasa yang mengorbankan Anak.

Perkembangan media era global saat ini membawa pengaruhbesar terhadap

perkembangan anak-anak. Globalisasi saat ini yang ditandai denganperkembangan

media terutama media sosial. Bahaya pornografi pada anak adalahkarena konten

ini menghancurkan dirinya. Anak-anak yang terpapar pornografi

akanmengakibatkan kerusakan otak sehingga anak berpotensi mengalami

gangguansecarapsikis dan emosional terutama disaat anak beranjak dewasa dan

kondisi ini menjadi pemicu munculnya kekerasan seksual akhir-akhir ini. Perilaku

anak yang kecanduan pornografi sangat berbeda dengan anak yang seusianya.

Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS) bekerja sama dengan End Child

Prostitution, Child Pornography & Traf ickingOf Children for Sexual Purposes

(ECPAT) Indonesia. Faktor pornografi berada di peringkat pertama dengan 43%,

diikuti pengaruh teman 33%, pengaruh narkoba/obat 11%, pengaruh histori

pernah menjadi korban atau trauma masa kecil 10%dan pengaruhluar 10%

(Lewoleba, 2020).

Koordinator Nasional ECPAT Indonesia Ahmad Sofian menyebut, berdasarkan

studi ECPAT International tentang 'Trends in Online Child Sexual Abuse

Material' tahun 2018, terjadi peningkatan dari waktu ke waktu terkait kasus

kriminal kejahatan materi yang menampilkan kekerasan dan eksploitasi anak,

khususnya terkait penyebarluasan gambar pornografi yang dibuat sendiri oleh

remaja dan tersebar secara online. "Berdasarkan laporan The NCMEC

Cybertipline, lembaga yang menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah

siber secara global, menemukan telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi

seksual anak dalam 20 tahun terakhir dan meningkat pesat dalam lima tahun

terakhir," ujar Ahmad dalam seminar End Sexual Exploitation of Children di

Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (23/1). Dalam laporan tersebut kasus kekerasan

seksual anak pada 2018 tercatat sebanyak 18,4 juta, meningkat dari 2017

sebanyak 10,2 juta kasus. Menurut Ahmad, fenomena eksploitasi seksual anak di


ranah online juga semakin marak terjadi di Indonesia. Menurut laporan NCMEC

yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat 96.824 IP (Internet Protocol) di

Indonesia yang melakukan pengunduhan dan pengunggahan konten pornografi

anak melalui media sosial, sedangkan tahun 2015 sebanyak 299.062 IP.


ISI

Narkolema adalah pornografi yang dapat di akses manusia lewat mata yang

dapat merusak otak. Karena itulah istilah narkolema digunakan, yang bisa

disebut sebagai narkoba millenum baru (Katselman, 2015). Undang-Undang

pornografi No. 44 tahun 2008 pasal 1 ayat 1, pornografi adalah gambaran,

sketsa, ilusi, foto, bunyi, tulisan, gambar bergerak, animasi kartun,

percakapan, gerak tubuh dan pesan lainnya melalui berbagai bentuk media

komunikasi yang membuat eksploitasi yang melangar norma keasusilaan di dalam

masyarakat. Media pornografi bisa melalui beberapa jenis seperti tv, radio,

internet, telpon dan komunikasi lainya serta surat kabar, majalah dan barang

cetakan lainnya.

Kejadian narkolema tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah sikap individual, kontrol diri pada remaja, peran pengawasan

orang tua. Sikap seorang terhadap suatu objek merupakan perasaan

mendukung atau memihak mampu perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak terhadap objek tersebut (Azwar, 2012). Sikap remaja terhadap

pornografi merupakan yaitu sikap yang positif dan sikap yang negatif. Sikap

positif bisa mengarah tindakan kecenderungan mendekati, menyenangi dan

mengharapkan obyek tertentu. Sikap para remaja sejalan dengan pandangan

masing-masing, ada yang menyatakan bahwa pornografi adalah hal yang

terbuka tidak layak di tonton dan ada yang mengemukakan hal yang tidak

layak di tonton (Susanto, 2013).

Dampak yang akan timbul dari pornografi sangat beragam, dampak medis

ponografi menyebabkan kerusakan otak, penyimpangan seksual,

penyebaran penyakit menular seksual dan penyebaran HIV-AIDS. Ponografi yang

memuat gambaran tentang eksploitasi seks dapat membuat sesorang

kecanduan. Kondisi ini, jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan

rusaknya fungsi otak bagian depan, yaitu pre frontal cortex.Pre frontal kortex

berfungsi sebagai kontrol diri, mengambil keputusan, mengatur emosi, mengorganisasi

dan merencanakan (Soebagijo, 2009). Sesuatu yang dapat merusak sistem kerja

PFC adalah ada dua hal yaitu, pertama benturan kuat di kepala bagian depan dan

kedua zat kimiawi. Dalam kasus kali ini, zat kimiawi berperan dalam merusak

PFC yang didapatkan dari pertama narkotika, kedua Psikotropika, ketiga Zat

adiktif/NAPZA dan Pornografi (Risman, 2016). Cara kerja pornografi dalam

merusak PFC yaitu berasal dari hormone dopamine yang membanjiri PFC

sehingga kemampuan dasar PFC yaitu perencanaan masa depan, memahami,

mengendalikan diri, berfikir kreatif,dan ini adalah bagian dari kepribadian

manusia menjadi tidak dapat bekerja maksimal sehingga menjadi tumpul dan

secara berkala kepribadian seseorang berubah. Seseorang yang sebelumnya

memiliki kepribadian tenang, mampu menyelesaikan masalah dengan maksimal

dan efektif, pengendalian emosi yang sebelumnya sangat baik bisa menjadi rusak

dan tidak terkontrol (Imawati, 2018).

Menurut laporan NCMEC yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat

96.824 IP (Internet Protocol) di Indonesia yang melakukan pengunduhan dan

pengunggahan konten pornografi anak melalui media sosial, sedangkan tahun

2015 sebanyak 299.062 IP, berdasarkan laporan tersebut dapat diketahui bahwa

internet menjadi salah satu media yang digunakan remaja dalam mengakses

konten pornografi. Sehinga kami memiliki inovasi berupa alat bantu dalam

mengalihkan fokus pada remaja yang terserang narkolema berupa REXEL, yiatu

pazzle yang dipadukan dengan aroma terapi dan musik relaksasi. Selain

melakukan penciptaan alat bantu, dalam melakukan pemasaran REXEL ini, akan

dibarengi dengan pembuatan akun media sosial seperti intagram untuk

memberikan konten edukasi mengenai bahaya narkolema. REXEL merupakan alat

bantu berupa puzzle yang dimana di dalam puzzle tersebut selain gambar akan

terdapat afirmasi positif, relaksasi afirmasi yang dapat memberikan dampak fisik

dan psikologis berupa ketenangan yang disebabkan adanya hormon anti stres,

membuat perasaan rileks dan membentuk respon emosi positif ( Zainiyah, 2018).

Selain itu, terdapat musik dan juga aroma terapi. Selain aromaterapi yang dapat

menurunkan tingkat kecemasan seseorang, terapi lain yang dapat menurunkan

kecemasan adalah terapi musik. Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas

fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,

harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga

tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki

kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran

seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat

meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional,

sosial dan spiritual (Sari, 2022). Tujuanya untuk menurutkan tingkat kecemasan

saat munculnya rasa ingin memakses situs pornografi, harapanya ketika rasa

kecemasan menurun dan dalam keadaan tenang, maka otak mampu mengalihkan

fokus dari hasrat untuk mengakses pornografi beralih pada fokus menyusun

gambar dan mendapatkan afirmasi positif dari puzzle yang akan diselesaikan.


PENUTUP

Narkolema atau narkotika lewat mata merupakan salah satu penyebab kecanduan

melalui mata berupa kecanduan menonton baik video, gambar maupun tulisan

yang berkaitan pornografi. Narkolema sendiri mengakibatkan kecanduan yang

diakibatkan oleh melimpahnya dopamine yang menutup PFC ( pre frontal cortex)

akibat dari konten pornografi. Kerusakan pada PFC ini akan mengakibatkan

ketidakmampuan dalam mengontrol diri, mengambil keputusan dan mengaur

emosi, sehinga apabila PFC mengalami kerusakan, sangat sulit bagi seseorang

untuk mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal negative seperti mengakses

video porno. Melihat hal ini, kami mempunyai ide untuk menciptakan alat bantu

bagi remaja yang terserang narkolema melalui RAXEL, yaitu relaxing puzzle

dimana selain menjadi puzzle yang memiliki afirmasi positif, alat ini juga

terkoneksi dengan musik relaksasi dan juga aroma terapi yang menciptakan

kenyamanan bagi seseorang yang mengalami kecemasan saat hasrat atau

kecanduan dalam mekases konten pornografi muncul dalam pikiranya.


Sub Tema : Kesehatan

 Disusun Oleh:

1. Mardiyah

2. Fitriani

3. Nessa Maharani Putri


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PARADIGMA FOLKLOR: MENGGAGAS MODERASI PENDIDIKAN KEARIFAN LOKAL

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dengan memiliki 3.000

pulau, 700 bahasa dengan lima rumpun suku yang berbeda, serta jumlah penduduk yang

lebih dari 200 juta jiwa. Terdapat pelbagai istilah yang disematkan bagi Indonesia,

seperti; keberagaman, kemajemukan, pluralisme, serta multikultralisme, di mana istilah

tersebut merujuk pada kesamaan makna. Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam

dan telah mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini, hal itu

terkait dengan kearifan lokal (local wisdom) sebagai simbolisasi budaya.

Tataran budaya di Indonesia tercermin keaneragaman yang konstruktif dan

struktural. Termasuk tradisi lisan setempat, atau yang dikenal dengan istilah folklor.

Esensial folklor menunjukkan kebudayaan yang bersifat kolektif, yang tersebar dan

diwariskan secara turun-menurun. Hal itu dilakukan dengan cara penuturan ulang

(repetitive style) (Sukatman, 2011). Dalam disertasi Dr. Sutarto (1991) di Universitas

Indonesia yang berjudul “Legenda Kasada dan Karo Orang Tengger Lumajang:

Dokumentasi Historis, Analisis Morfologi dan Etnografis untuk Mengetahui Konvensi

dan Fungsinya,” telah menggambarkan kajian folklor modern yang bersifat holistik

(Pudentia, 2015). Secara potensial, kajian holistik tersebut dapat dijadikan alternatif

dalam pendidikan sebagai pembangunan kebudayaan.

Pendidikan tidak hanya mencakup proses transfer dan transmisi ilmu

pengetahuan, tetapi juga merupakan proses yang sangat strategis dalam menanamkan

nilai dalam rangka pembudayaan anak manusia (Fedyani ed., 2008). Pembudayaan

tersebut dalam rangka mempertahankan dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Implementasi nilai-nilai folklor dalam pendidikan merupakan sarana dalam

pembangunan nasional dengan mengedapankan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu,

pendidikan sebagai pranata pembangunan nasional perlu pengembangan secara

kompleks di era globalisasi, sehingga terwujudnya folklor dalam pendidikan menjadi

harapan baru. Menurut Akh. Muwafik Saleh (2012), dimensi masa lampau yang dimiliki

folklor menjadi pembelajaran yang terbaik untuk melangkah di masa depan.


ISI

Folklor dalam pendidikan menjadi resolusi untuk mencerminkan dan menjaga

kearifan lokal. Lebih jauh lagi, di era globalisasi folklor diharapkan akan mampu

menjadikan pendidikan yang moderat, sehingga tidak terpengaruh arus negatif dari

perkembangan globalisasi yang semakin pesat. Oleh sebab itu, folklor dan pendidikan

perlu dikembangan dan sinergikan secara bersama-sama. Dalam hal ini, dapat dilakukan

dengan upaya yang strategis dan konstruktif, yakni dengan menekankan aspek moderasi

pada implementasi dan output yang dihasilkan bagi generasi bangsa.


Folklor dalam Khazanah Kearifan Lokal

Secara etimologi, kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yakni folklore.

Namun, folklore sendiri berasal dari dua kata, yaitu folk yang berarti sekumpulan

individu yang memiliki kesamaan (colectivity). Sedangkan, lore yang berarti sebagian

kebudayaan yang diwariskan dari sekelompok yang sama tersebut. Folklor dapat

diartikan sebagai produk budaya kolektif tetentu, yang diwariskan melalui lisan maupun

alat bantu lisan (Pudentia, 2015). Menurut Natalis Pakage dan Titus Pekei (2013),

folklor tumbuh beriringan dengan berkembangnya kehidupan masyrakat suku bangsa itu

sendiri. Dalam hal ini, folklor adalah salahsatu budaya Indonesia. Hal itu dikarenakan

folklor memiliki kecenderungan kepada aspek lokalitas yang ada di masyarakat di

Indonesia.

Terkait dengan kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1965) sebagaimana

dikutip oleh Pudentia (2015), ada tiga aspek dalam kebudayaan, yakni; kebudayaan

sebagai tata kelakuan, kebudayaan sebagai kelakuan manusia, dan kebudayaan sebagai

hasil kelakuan(kebiasaan) manusia. Aspek pertama menjadi aspek paling penting. Hal

itu dikarenakan tata kelakuan telah menjadi pedoman. Aspek kedua merupakan

pendukung aspek pertama. Sedangakan, aspek ketiga sebagai hasil dari sinergisitas

kedua aspek. Dalam proses pembangunan juga demikian, perilaku pembangunan hanya

dapat terbentuk apabila adanya tata kelakuan yang telah bersifat kebiasaan, serta lebih

jauh lagi bersifat pembangunan pula.


Tata kelakuan tersebut bisa diartikan sebagai norma-norma kolektif, aturan-

aturan yang tak tertulis dalam mayarakat Indonesia yang secara tidak langsung

mempengaruhi hasilnya, yaitu perilaku masyarakat. Dalam hal ini, folklor termasuk

hasil dari tata kelakuan. Kemudian folklor menjadi simblosisasi yang bersifat lokalitas.

Misalnya, di Jawa Tengah terdapat “Legenda Candi Sewu”, di Kalimantan terdapat

“Sangi Pemburu dari Mahorai”, di Padang terdapat cerita tentang “Malin Kundang”,

serta masih banyak lagi cerita-cerita rakyat dan belum termasuk pribahasa-pribahasa

yang sudah lekat di masyarakat Indonesia.

Folklor menjadi sebuah refleksi kebudayaan yang telah mewakili tata kelakuan

masyarakat lokal tertentu. Urgensi nilai-nilai yang ingin disampaikan pun juga termasuk

dalam tata kelakuan masyarakat setempat. Hal ini memungkinkan untuk

menginternalisasikan nilai dan norma yang ada di suatu tempat. Sederhananya, folklor

dapat memberikan sosialisasi mengenai budaya-budaya dan norma-norma dalam

masyarakat. Dengan folklor, masyarakat dapat mengetahui dan memahami budaya yang

ada. Oleh sebab itu, hal folklor dinyatakan sebagai khazanah kearifan lokal. Meskipun

setiap daerah berbeda, tetapi sejatinya folklor menjadi simbolisasi yang melekat kuat

dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Khazanah yang dimiliki folklor menjadi cerminan dalam sebuah masyarakat,

termasuk karakter masyarakat itu sendiri. Dalam konteks kebangsaan, esensial folklor

sangat penting dalam menjaga stabilitas kemasyarakatan. Hal itu dikarenakan, dalam

konteks sejarah berdirinya bangsa ini, maka tidak bisa dilepaskan dari pengaruh folklor

yang telah berkembang di masyarakat saat ini. Oleh sebab itu, perlunya pembudayaan.

folklor dalam rangka menjaga budaya, khususnya budaya kebangsaan dengan kultur

kearifan lokalnya.


Multikulturalisme: Distingsi Pendidikan Kearifan Lokal

Dewasa ini, telah terjadi krisis multidimensi di negara ini. Hal itu berkaitan

dengan maraknya kekacauan, kekerasan, kemiskinan, teror, kebodohan, pengangguran,

korupsi, dan sebagainya, sehingga mengancam stabilitas bangsa dan negara (Kharlie

ed., 2012). Terjadinya hal itu disebabkan gagalnya menciptakan karakter dalam

pendidikan. Padahal, sejatinya pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia.

Artinya, pendidikan berperan penting dalam menciptakan karakter yang secara nyata

berdampak positif.

Menurut H.A.R Tilaar (2009), pendidikan merupakan proses pembudayaan,

tetapi pendidikan perlu mendasarkan pada aspek kebudayaan. Bahkan, menurut Ahmad

Tholabi Kharlie ed. (2012), pendidikan sebagai proses transformasi sistem sosial budaya

dari satu generasi ke generasi yang lain. Antara pendidikan dan kebudayaan merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan tanpa kebudayaan hanya akan

menjadi wacana yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Begitupun kebudayaan tanpa

pendidikan juga akan berdampak pada minimnya pengetahuan akan kebudayaan itu.

Oleh sebab itu, tidak ada kebudayaan tanpa pendidikan dan begitu pula praksis

pendidikan selalu dalam lingkup kebudayaan.

Pendidikan multikultural menjadi sebuah solusi dalam krisis multidimensi.

Dalam konteks keindonesiaan, pendidikan multikultural lebih tepat dipandang sebagai

pendekatan, yaitu pendekatan pendidikan yang mengupayakan nilai-nilai budaya

kedaerahan (suku bangsa) dan agama di Indonesia dapat dipahami, dihargai, dan

dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan

berlandaskan “bhinneka tunggal ika” dan falsafah Pancasila, dengan mengedepankan

toleransi dan kerukunan antar budaya (Amirin, 2012). Pendidikan multikultural lebih

menekankan pada aspek lokalitas. Hal ini tentunya berkaitan dengan budaya yang ada

didalamnya, termasuk aspek kearifan lokal (local wisdom).

Esensial kearifan lokal secara tidak langsung berpengaruh pada pembangunan

karakter (character building). Disisi lain, lahirnya pendidikan bermakna deliberatif.

Artinya, setiap masyarakat berusaha mentransmisikan gagasan fundamental yang

berkaitan dengan hakikat dunia, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianutnya. Hal inilah

menurut Chaidar Alwasih (2009) dapat melahirkan etnopedagogi, yaitu praktik

pendidikan berbasis kearifan lokal. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai

kebijaksanaan atau nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal, berupa tradisi,

pepatah-petitih, serta semboyan hidup.

Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan pendidikan yang mengajarkan

kepada peserta didik untuk selalu dekat dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kata

lain, pendidikan kearifan lokal sebagai sebuah model pendidikan yang mempunyai

relevansi terhadap pengembangan kecakapan hidup dengan berpijak pada potensi lokal

atau nilai-nilai luhur yang terdapat pada tiap-tiap daerah (Kharlie ed., 2012).

Keberagaman kearifan lokal yang dimiliki Indonesia juga memberikan kultur

kedaerahan antar masing-masing lokal. Namun, pada dasarnya kearifan lokal bangsa

Indonesia telah tercermin dalam falsafah Pancasila. Meskipun, masyarakat Indonesia

mengekspresikannya dengan cara yang beragam.

Multikuluturalisme dalam pendidikan yang didasarkan pada kearifan lokal perlu

pengembangan secara lebih kompleks. Selain itu, kesadaran akan pentingnya lokalitas

juga harus dikuatkan, sehingga akan dapat berimplikasi pada pendidikan berbasis

kearifan lokal. Wawasan kearifan lokal dalam perspektif pendidikan diharapkan akan

mampu menciptakan pendidikan karakter bagi generasi bangsa. Lebih jauh lagi,

berdampak pada terealisasikannya aspek humanisasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Redesain Folklor dalam Menjaga Moderasi Pendidikan Kearifan Lokal

Pendidikan kearifan lokal merupakan apresiasi dalam menjaga dan melestarikan nilai-

nilai kebudayaan, termasuk implementasi folklor dalam pendidikan. Nilai-nilai kearifan

lokal pada folklor menunjukkan keteladanan yang secara tidak langsung memiliki

pengaruh terhadap pendidikan anak. Selain itu, menurut Ipriansyah (2011), folklor juga

memiliki nilai-nilai positif yang berguna bagi perkembangan anak, sehingga dapat

membantu perkembangan kognitif, seperti; bahasa dan pemikiran, serta sosio-emosional

anak. Untuk mewujudkan implementasi folklor dalam pendidikan dapat dilakukan

dengan beberapa upaya yang strategis.


Pertama, memanfaatkan fungsi lembaga keluarga. Hal ini sebagai respon

terhadap keluarga untuk diberdayakan kembali. Hubungan yang kuat antara anggota

keluarga menjadi katalisator dalam implementasi pendidikan berbasis folklor. Orang tua

memiliki kewajiban untuk memberikan nasihat terhadap anaknya. Hal itu apabila

dilakukan secara masif, maka akan berdampak pada anak. Selain itu, orang tua juga

berperan penting dalam pembentukan karakter anak sejak dini (Saleh, 2012).

Menurut Chukovsky (1968), sebagaimana dikutip oleh Murti Bunanta (1998),

cerita rakyat bagi anak-anak dianalogikan sebagai makanan pokok bagi perkembangan

dan pertumbuhan. Oleh sebab itu, implementasi pada keluarga dapat dilakukan dengan

media bercerita tentang cerita rakyat yang dilakukan sebelum tidur, atau disaat

berkumpul dan bersantai bersama keluarga. Cerita rakyat berperan membentuk

kepribadian anak, karena didalamnya terdapat nasihat. Namun, pesan moral perlu

dijelaskan orang tua sebagai hal yang penting dari sebuah cerita rakyat.

Kedua, memanfaatkan fungsi lembaga pemerintah dan masyarakat. Dalam hal

ini, perlunya menjaga dan melestarikan cagar budaya yang merupakan peninggalan dari

cerita rakyat, misalnya; Tangkuban Perahu di Bandung yang berasal dari cerita rakyat

“Sangkuriang”. Cagar budaya menjadi aset penting bagi kelestarian budaya bangsa,

termasuk pula aset penting bagi pendidikan kearifan lokal. Oleh sebab itu, lembaga

pemerintah perlu melakukan penjagaan dan pelestarian cagar budaya atau peninggalan-

peninggalan dari cerita rakyat. Selain pemerintah, masyarakat pun memiliki kewajiban

yang sama untuk menjaga dan melestarikannya, yakni dengan tidak merusaknya. Selain

sebagai tempat wisata, cagar budaya memiliki fungsi pendidikan, sehingga perlu

pendeketan kultural secara konstruktif. Dalam hal ini, dapat dilakukan dengan

melakukan “Dongeng Ceria” kepada anak-anak, sebagai agenda kewisataan berbasis

kearifan lokal melalui cerita-cerita rakyat. Dapat pula dilakukan dengan pertunjukan

teater yang bertemakan cerita rakyat.

Ketiga, memanfaatkan fungsi teknologi. Perkembangan teknologi perlu

dimanfaatkan dalam pendidikan kearifan lokal. Hal ini dapat dilakukan pada media

perfilman, di mana cerita rakyat dinarasikan dalam sebuah film. Saat ini, dunia

perfilman mendapat banyak kritikan dikarenakan tidak memiliki pesan moral yang baik.


Oleh sebab itu, hadirnya cerita rakyat dalam dunia perfilman mengembalikan fungsi

perfilman, yakni tidak hanya sebagai fungsi entertainment, tetapi juga terdapat budaya

dan edukasi didalamnya tentang nilai-nilai kearifan lokal. Namun, film yang

mengangkat cerita rakyat perlu dikemas berbeda pada era sekarang, dengan

memanfaatkan fasilitas dan perkembangan teknologi yang telah tersedia.

Upaya di atas perlu disinergikan secara bersama-sama. Dalam hal ini, keluarga

dan masyarakat harus mampu mamanfaatkan cagar budaya yang telah disediakan

pemerintah sebagai tempat rekreasi dan edukasi, serta memberikan tontonan film yang

baik terhadap anak tentang cerita rakyat. Pada aspek kepemerintahan, perlunya

kebijakan tentang kemudahan akses cagar budaya, seperti; sarana dan prasarana, tetapi

pemerintah juga perlu melakukan sosialisasi kearifan lokal. Selain itu, perlunya

kebijakan dan dukungan terhadap film cerita rakyat sebagai legitimasi. Bagi produser

film, pembuatan film cerita rakyat perlu mendapatkan saran dan rekomendasi, termasuk

pemerintah. Oleh sebab itu, melalui upaya di atas diharapkan akan memberikan wajah

baru bagi kemoderatan pendidikan kearifan lokal, sehingga tidak ada intervensi yang

negatif dari luar. Dalam konteks nilai-nilai kearifan lokal, terdapat nilai-nilai terhadap

ketuhanan, kemanusiaan, dan alam, sehingga karakter yang terbentuk melalui

pendidikan berbasis floklor akan cenderung ke arah moderat, yakni bersifat inklusif dan

toleran, serta bertanggung jawab, sehingga akan terwujud sikap yang demokratis.


Penutup

Penjelasan di atas merupakan telaah atas masalah krisis pendidikan dan

kebudayaan yang semakin mengancam bangsa ini, termasuk krisis folklor dalam

masyarakat. Atas problematika tersebut, dibutuhkan gagasan, tidak hanya bersifat

konseptual, tetapi perlu diimplementasikan secara nyata. Folklor sebagai bagian dari

aspek kearifan lokal merupakan soft-way-out bagi problematika pendidikan dan

kebudayaan. Dalam hal ini, dapat dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan,

kelembagaan, kemasyarakatan, serta teknologis. Pendekatan kekeluargaan, dapat

dilakukan melalui implementasi nilai-nilai folklor dalam aktivitas dan interaksi yang

ada didalam keluarga. Selanjutnya, pendekatan kelembagaan dan kemasyarakatan

merupakan bentuk kesadaran untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya

peninggalan folklor. Pada pendekatan teknologis, pemanfaatan secara positif dari

perkembangan teknologi menjadi acuan utama. Hal ini berkaitan dengan media yang

tidak hanya sebagai entertainment, tetapi memiliki unsur budaya dan edukasi

didalamnya.

Beberapa upaya di atas, merupakan upaya dalam memoderasikan pendidikan

berbasis kearifan lokal, sehingga akan tercipta sistem yang moderat, serta dapat

terwujud kedamaian bermasyarakat. Namun, untuk merealisasikan upaya di atas, maka

diperlukan peran semua pihak, sehingga pemerintah dan masyarakat harus bersama-

sama bekerja secara berdampingan. Harapan bersama terciptanya proses timbal balik

dan kerja sama yang mencerminkan nilai-nilai demokratis.

 

Sub Tema : Pendidikan

 Disusun Oleh:

1. Nurul Soffia

2. Yoanna Angelica


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

INOVASI GOUMKM APP SEBAGAI ESKALASI PRODUKTIVITAS UMKM MELALUI PELATIHAN TERINTEGRASI LITERASI DIGITAL GUNA MEWUJUDKAN INDONESIA SDGs 2030

Pendahuluan

Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) saat ini menjadi

acuan perkembangan di segala sektor seluruh negara di dunia. Hampir seluruh

negara di dunia mengusulkan program dan kebijakan terbaik guna mendorong

perkembangan berkelanjutan di berbagai sektor kehidupan. Gagasan ini dikenal

dengan istilah Suistanable Development Goals (SDGs) 2030. Yang salah satu

pilarnya yaitu pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan SDM dan

IPTEK. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi

masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan

kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan

hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola

yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diproyeksikan melambat 4,9% di tahun

2023, yang sebelumnya mencapai 5,3% seiring dengan Kembali nirmalnya

permintaan dalam negeri setelah mengalami lonjakan pasca pandemi tahun lalu


(Worl Bank, 2023). Sebaliknya yang terjadi dengan pertumbuhan industri e-

commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi Indonesia. Dari


data analisis Ernst & Young, diungkapkan pertumbuhan nilai penjualan bisnis

online di tanah air setiap tahun meningkat 40%. Ada sekitar 93,4 juta pengguna

internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia (KEMINFO,

2015). Hal menjadi harapan ekonomi digital mampu tetap tumbuh yang menjadi

kekuatan baru ekonomi di era revolusi industry 5.0.


ISI

Perkembangan ekonomi menuju digitalisasi saat ini mendorong para pelaku

UMKM untuk bertransformasi Go-digital untuk dapat terus bertahan, berkembang

dan berkesinambungan (Firmansyah et al., 2022). Hal ini menjadi keharusan bagi

pelaku UMKM, karena UMKM sendiri memiliki peranan yang cukup penting

yakni, sebagai perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaaga kerja, Penyedia

jaringan pengaman terutama bagi Masyarakat yang berpendapatan rendah untuk

meejalankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan, serta memiliki peran aktiv

dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menjadikan UMKM

sektor yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dimana sebagian

besar penduduknya sebagai pelaku UMKM. Bahkan saat ini UMKM yang ada di

Indonesia di anggap mampu menjadi penyelamat untuk Indonesia dalam

menghadapi resesi. Kementerian Keuangan menyampaikan UMKM berhasil

menyumbang 90% dari kegiatan ekonomi dan berkontribusi lebih dari 50%

lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021, jumlah UMKM

mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

sebesar 61,07 % atau senilai Rp8.573,89 Triliun. UMKM mampu menyerap 97%

dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 % dari total

investasi di Indonesia (KemenkopUKM, 2021).

Menurut data yang dilansir dari Laporan Pemberdayaan UMKM

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Saat ini terdapat 65,4 juta

UMKM di Indonesia yang telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56%

dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih

dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto negara (Laporan Pemberdayaan

UMKM, 2022:5). Terdapat 83,8% pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi atau

memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. Target

Presiden Joko Widodo pada 2024 UMKM go-digital mencapai 30 juta, di mana dari

target tersebut, saat ini ada 19 juta UMKM yang bergabung dalam ekosistem digital.

Menurut data idEA, terdapat 9,9 juta UMKM yang bergabung ke platform digital

sejak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yaitu dalam kurun waktu Mei

2020 hingga Februari 2022. Pengamat Ekonomi Rosdiana Sijabat menilai para


pengusaha lokal khususnya UMKM harus terus didorong untuk masuk ke ranah

digital. Pasalnya, saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap PDB masih sangat

kecil, sehingga masih ada peluang besar untuk dikembangkan.

Namun hingga saat ini, Masih rendahnya persentase pelaku usaha UMKM

yang memiliki tingkat literasi digital yang baik dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada 25,4 juta pedagang atau

merchant berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang

menggunakan Quick Response Code Indonesian (QRIS) (CNN Indonesia, 2023).

Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan pada beberapa jurnal penelitian tentang

literasi digital terhadap UMKM, penulis menyimpulkan ada dua permasalahan yang

dihadapi. Pertama, tingkat edukasi pelaku usaha UMKM terhadap literasi digital

masih minim karena tingkat pendidikan terakhir yang masih rendah. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 4,21 juta industri mikro dan kecil (IMK) di

Indonesia pada tahun 2020. Dari jumlah itu, sekitar 54,52% IMK dijalankan oleh

pengusaha yang mempunyai latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD)

ke bawah. Sementara itu, pemilik usaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan

terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21,04%. Lalu sebanyak 20,99%

pengusaha IMK merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian,

persentase pengusaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan Diploma IV/S1

sebanyak 2,6%. Sementara, hanya 0,85% pengusaha IMK yang merupakan lulusan

DI-DIII (Data Boks, 2022). Kedua, kendala dilapangan yaitu berupa belum adanya

pelatihan terintegrasi mengenai literasi digital bagi para pelaku usaha UMKM.

Beberapa pelatihan pengembangan UMKM yang ada saat ini hanya memfokuskan

pelaku usaha pada strategi pemasaran yang berbasis digital, namun belum menyasar

pada praktek digitalisasi UMKM bagi masyarakat yang awam terkait digitalisasi.

Perkembangan era digitalisasi menjadikan masyarakat ketergantungan akan

jaringan digital, hingga mengubah pola dan gaya perilaku konsumen dan produsen.

kegiatan ekonomi mulai bertransformasi ke arah yang lebih mengefesiensikan

waktu dari segi konsumen untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan dari sisi

produsen yaitu UMKM, harus dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar

yang fluktuatif, dimana semua aktivitas didominasi secara digital. Persoalan utama

perekonomian Indonesia adalah dampak pandemi terhadap pengembangan dan


produktivitas UMKM, yang juga berpengaruhi pada penurunan supply chain dan

demand bagi usaha UMKM. Kedua persoalan tersebut akan menjadi jembatan

terjadinya pergeseran UMKM konvensional menjadi digital yang sesuai dengan

target pemerintah. Kebijakan pemerintah masih menemui hambatan atau kendala

utama yaitu masih rendahnya tingkat literasi digital yang dimiliki oleh pelaku

UMKM. Beberapa solusi yang dapat ditempuh guna menjembatani produktivitas

dan pengembangan UMKM yaitu pertama, diperlukanya sistem satu pintu untuk

mewadahi pengembangan UMKM dalam meningkatkan literasi digital terkhusus

dalam aspek pemasaran, operasional, dan keuangan. Kedua, membangun tahap

tersistematisasi dan terukur untuk eskalasi produktivitas digital UMKM. Sehingga

ketiga, output yang dihasilkan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

melalui kontribusi aktif UMKM.

Oleh karena itu, berdasarkan temuan dan latar belakang masalah di atas,

penulis menggagas ide kreatif dan inovatif yaitu Inovasi aplikasi GoUmkm melalui

pelatihan terintegrasi berbasis literasi digital sebagai eskalasi produktivitas UMKM

menuju go-digital. Melalui layanan yang terintegrasi, GoUmkm menyediakan

beberapa fitur penunjang di dalamnya yang meliputi dua fitur utama yaitu fitur

Edukasi dan fitur Halo UMKM. Dalam fitur Edukasi ini, GoUmkmmemfokuskan

materi atau bidang yang disampaikan yaitu Operasional, Marketing, dan Keuangan.

Selain itu, pada Fitur Halo UMKM ini nantinya akan muncul beragam jenis UMKM

lainnya yang memiliki jenis usaha dan lokasi berbeda-beda. Sehingga pengguna

dapat berkomunikasi untuk memperluas jaringan pada fitur ini.

Dalam pelaksanaanya, pengguna dapat mengunduh aplikasi ini secara gratis

melalui playstore dan dapat digunakan pada smartphone maupun komputer

desktop. Pengguna dapat masuk dalam aplikasi dengan melakukan sign up terlebih

dahulu. tampilan awal dengan memasukan usernameatau email dan password.

Kemudian pengguna melakukan verifikasi data diri. Setelah itu, pengguna dapat

masuk dan menikmati fitur yang tedapat dalam aplikasi GoUmkm. Contohnya, saat

pengguna memilih fitur edukasi maka secara otomatis akan tampil tiga jenis bentuk

pelatihan yaitu marketing, operasional, dan keuangan. Kemudian pengguna dapat

memilih jenis pelatihan yang diinginkan, lalu akan muncul ragam video pelatihan

terkait bidang tersebut. Selain itu, tersedia pula info penyelenggaraan webinar

terkait jenis pelatihan yang dipilih.

GoUMKM dirancang untuk memaksimalkan kontribusi UMKM Dalam

peningkatan perekenomian di era digitalisasi saat ini. Aplikasi GoUmkm hadir

sebagai wadah untuk menghubungkan para pelaku UMKM dengan pihak

penyelenggara pelatihan untuk UMKM. Selain itu, terdapat pula monitoring pada

fitur akumulasi poin dan quiz sebagai acuan untuk memantau sudah sejauh mana

pemahaman pelaku UMKM berdasarkan banyaknya jumlah webinar atau workshop

yang diikuti serta quiz pertanyaan mengenai wawasan digitalisasi UMKM.


Penutup

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan

tanggung jawab bersama sebagai wujud dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi

yang baik dan maksimal, sehingga dengan hal tersebut akan tercipta sektor ekonomi

yang memiliki insfratruktur yang tangguh dan industrialisasi ekonomi yang inklusif

dan produktif. Maka dari itu, hadirnya aplikasi GoUmkm diharapkan mampu

meningkatkan inklusi bagi UMKM untuk bertransformasi menuju digital sesuai

dengan target program kerja pemerintah saat ini, sehingga dapat mempersiapkan

diri untuk memperlebar peluang pangsa pasar, meningkatkan keuntungan, dan

memperluas jaringan produk sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat.

Kemudian diharapkan peran kontribusi UMKM tesebut dapat menjadi stimulus

positif terhadap pemulihan ekonomi nasional sekaligus mewujudkan kemajuan

ekonomi dalam negeri dalam menghadapi SDGs 2030 melalui peran UMKM

Indonesia.

 

 Disusun Oleh:

1. Kurnia Salsabila

2. Az-Zahra Ahnia Rizki

3. Athaya Zulfa Zein Yasein

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

Postingan Populer