By: Toni Chanigia
Sumber: Kabartani.com
Teknologi Ampuh Pengusir Tikus (Sangat Penting Untuk Petani)
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang terdiri
dari beribu-ribu pulau. Keanekaragaman alam, budaya dan suku bangsa menjadi
ciri khas di Indonesia. Namun selain itu, Indonesia juga disebut sebagai
agraris. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani pada
umumnya (Sugiati,2004). Hasil pertanian yang dihasilkan banyak sekali
contohnya, seperti padi, jagung, singkong, sagu dan lain-lain. Dari sekian
aneka ragam produk pertanian, padi adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia. Tentu tidak heran karena beras berperan menjadi makan pokok rakyat
Indonesia. Maka produksi padi di Indonesia harus dipertahankan seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Apalagi dengan profesi sebagian besar sebagai
petani, maka tingkat konsumsinya cukup tinggi karena membutuhkan energi yang
sangat banyak.
Tanaman padi di Indonesia sangat
bergantung dengan musim. Jadi, membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk menunggu atau menuliskan usia
panen (Sunarto, 2007). Dalam proses penanaman padi membutuhkan beberapa tahap
atau proses hingga pemanenan. Pertama adalah membuat bibit padi dengan proses
penyemaian. Seiring dengan masa pembibitan, dibuat lahan tempat penanaman padi.
Setelah bibit padi siap tanam, maka bibit padi siap ditanam (Wikipedia, 2009).
Tentu tidak hanya menunggu begitu saja untuk menunggu hasil panen. Membutuhkan
perawatan supaya hasil padi yang diperoleh maksimal. Banyak gulma ataupun hama
yang mengganggu proses pertumbuhan padi yang dapat menurunkan tingkat produksi
padi. Tindakan seperti penyemprotan atau mencabut gulma sangat penting dalam
tahap ini. Selain itu, hama padi seperti wereng, walang sangit, kepik, burung,
tikus dan lain-lain menjadi hama pemakan padi yang mulai tua (Supriyadi, 2009).
Untuk menangani masalah tersebut, para petani perlu melakukan penyemprotan padi
menggunakan obat hama atau membuat jebakan racun untuk memberantas hama-hama
tersebut. Untuk hal ini, tikus menjadi hama yang paling sulit untuk diberantas.
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae.
Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus
got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara (Wikipedia, 2011). Tikus sawah (Rattus
argentiventer)
sendiri adalah hama penting yang menyerang seluruh bagian tanaman
padi (Winarti, 2007). Cara menyerangnya yaitu merusak
tanaman padi pada semua fase tumbuh dari semai hingga panen, bahkan sampai
penyimpanan. Serangan
tikus di sawah sudah dimulai sejak benih disemai di pesemaian (Sukamto, 2007).
Di sini tikus memakan biji-biji yang sedang berkecambah, akibatnya petani
terpaksa menyemai ulang. Serangan kedua terjadi pada saat tanaman padi dalam
fase anakan (vegetatif). Pada saat ini tikus mengerat anakan pada bagian
pangkalnya untuk memakan bagian dalam (titik tumbuh). Serangan ketiga terjadi
pada fase generatif, dimana serangan ini merupakan yang paling parah hingga
dapat menyebabkan puso atau gagal panen, karena saat itu pembentukan anakan
sudah berhenti dan dimulainya pembentukan bakal biji sampai panen sehingga
tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru (Wikipedia, 2006).
Tikus
menyerang padi malam hari, pada siang hari tikus bersembunyi di dalam lubang
pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampunagn
dekat sawah. Pada periode sawah bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah
perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi
menjelang generatif (Irianto, 2007). Sebagai hewan pengerat (rodent) tikus
sawah sering merusak tanaman padi dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan
makannya. Hal itu disebabkan tikus perlu "mengasah" gigi serinya yang
selalu tumbuh agar senantiasa dalam ukuran yang pas (Irianto, 2000). Hal ini
tentu meresahkan para petani. Hama
pengerat ini muncul sebagai dampak dari terjadinya anomally iklim dengan cuaca
tahun yang cenderung basah. Jika kawanan tikus sawah tidak segera dibasmi, maka
kualitas padi yang dihasilkan menjadi buruk dan akan berimbas pada kuantitasnya
pula sehingga menurunkan tingkat produksi padi oleh para petani karena
pertumbuhannya terganggu.
TIKUS DI LAHAN PERTANIAN
Tikus sawah sebagian besar tinggal di persawahan
dan lingkungan sekitar sawah. Daya adaptasi tinggi, sehingga mudah tersebar di
dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka suka menggali liang untuk berlindung
dan berkembangbiak, membuat terowongan atau jalur sepanjang pematang dan
tanggul irigasi.
Tikus sawah termasuk omnivora (pemakan
segala jenis makanan). Apabila makanan berlimpah mereka cenderung memilih yang
paling disukai, yaitu biji-bijian/padi yang tersedia di sawah. Pada kondisi
bera, tikus sering berada di pemukiman, mereka menyerang semua stadium tanaman
padi, sejak pesemaian sampai panen. Tingkat kerusakan yang diakibatkan
bervariasi tergantung stadium tanaman.
Jumlah anak tikus per induk beragam
antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor
pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor,
dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun
mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah
30-50 hari dalam kondisi normal.
Pada satu musim tanam, tikus betina
dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100
ekor tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina
terjadi cepat, yaitu pada umur 40 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa
kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih
lambat menjadi dewasa daripada betinanya, yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup
tikus sekitar 8 bulan.
Sarang tikus pada pertanaman padi masa
vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih
dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan
melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter,
yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai
beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking
System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai
100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih
pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang (Maspary,2010).
TEKNOLOGI STICK REGURATOR SPRAY
Perangkat teknologi Stick Regurstor Spray terdiri atas stick penyemprot, selang regulator, regurator gas, dan tabung gas LPG. Semua perangkat ini akan bekerja ketika gas mengalir melewati selang regulator, regurator gas, dan stick penyemprot sehingga akan menghasilkan api ketika terkena percikan api. Setiap perangkat yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda-beda dan akan berfungsi sesuai dengan kebutuhan yang digunakan.
Tabung
gas LPG merupakan tabung yang berfungsi untuk menampung gas hasil kilang gas
sehingga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak
(Wikipedia, 2009). Komponen utama dalam gas LPG adalah gas propana (C3H8)
dan gas butana (C4H10) kurang lebih 99 % serta selebihnya
gas pentana (C5H10) yang dicairkan. Gas LPG memiliki
karateristik lebih berat dari pada udara dengan berat jenis sekitar 2,01
(dibandingkan dengan udara) dan memiliki tekanan uap dalam tabung sekitar 5,0 –
6,2 Kg/cm2 (Sainti, 2010). Tabung gas yang digunakan dalam teknologi
stick regurator spray adalah tabung gas LPG ukuran 3 Kg. Fungsi tabung gas LPG
dalam teknologi ini adalag sebagai penyedia sumber energi dalam bentuk gas yang
nantinya akan dikonversikan menjadi nyala api sehingga dapat digunakan untuk
membakar belerang dalam membrantas hama tikus di area persawahan.
Pengertian
regurator adalah alat pengatur tekanan yang berfungsi sebagai penyalur dan
mengatur serta menstabilkan tekanan gas yang keluar dari tabung supaya aliran
gas menjadi konstan (Rudianto, 2010). Jeni-jenis regurator cukup banyaka
diantaranya regurator oxygen, regurator LPG, regurator acetylene, dan regurator
CO2 (Supriyadi, 2006). Pada teknologi stick regurator spray
menggunakan jenis regurator gas LPG. Untuk inovasi ini regurator gas LPG
memiliki fungsi sebagai pengatur keluarnya gas dari tabung gas LPG. Regurator
gas LPG fungsinya bersamaan dengan selang
regulator. Gas yang keluar dari
regurator akan dihubungkan ke stick
penyemprot menggunakan selang regulator
sehingga gas akan keluar secara aman tanpa ada kebocoran. http://www.indonesiastudent.com/pengertian-karya-tulis-ilmiah-kriteria-contoh-menurut-ahli/
Stick penyemprot sendiri akan berfungsi
sebagai pengarah atau penempat posisi keluarnya gas di lubang tikus. Stick penyemprot dapat dibuat dengan
menggunakan besi silinder berongga dengan diameter rongga ± 0,5 cm dengan
memberikan kran pengatur untuk mengatur gas keluar dan memberikan corong di
ujung stick yang berfungsi sebagai
penghalang angin supaya ketika api menyala tidak mati. Selain stick penyemprot dapat dibuat, stick
penyemprot dapat menggunakan barang bekas dari stick bekas tabung penyemprot yang banyak digunakan oleh petani.
Namun stick bekas tabung penyemprot
perlu dimodifikasi dengan memberikan corong penghalang angin di ujung stick.
PRINSIP KERJA STICK REGURATOR SPRAY
Teknologi
stick regulator spray bekerja jika
terdapat gas LPG yang bertindak sebagai sumber energi. Gas yang ada di dalam
tabung gas LPG akan keluar karena ada tekanan dari regulator. Selanjutnya gas akan masuk kedalam selang regulator dan akan disalurkan ke stick penyemprot. Di stick
penyemprot terdapat kran yang berfungsi sebagai pengatur keluarnya gas supaya
dapat menimbulkan api. Ketika kran dalam keadaan off maka gas tidak dapat keluar dan ketika dalam keadaan on gas akan keluar menuju ujung stick yang dipasang corong penghalang
angin. Kemudian gas yang keluar dipicu menggunakan korek api sehingga akan
terbentuk kobaran api. Kobaran api tidak akan padam karena angin terhalang oleh
corong dan api akan padam ketika kran dalam keadaan of. Ketika api sudah muncul
dari stick penyemprot, letakan belerang
di muka lubang rumah tikus dan
selanjutnya bakar belerang dengan meletakan corong stick di muka lubang rumah tikus. Belerang yang terbakar akan membentuk gas CO dan gas racun lainnya
sehingga tikus yang berada didalam lubang akan mati ketika menghirup gas hasil
pembakaran belerang.
PENERAPAN TEKNOLOGI STICK REGURATOR SPRAY
Beras
adalah makanan pokok seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Lampung
Tengah. Oleh karena itu, tingkat konsumsi beras cukup tinggi. Banyak petani
yang menanam padi pada lahan persawahannya. Hal ini dapat dilihat dari potensi
lahan sawah yang setiap tahun dapat ditanami padi di Kabupaten Lampung Tengah
pada tahun 2005 mencapai luas areal total 68.489 ha meningkat tajam
dibandingkan pada tahun 2003 (45.435 ha).
Total lahan sawah irigasi tehnis PU dan irigasi tehnis Non PU yang dapat
ditanami dalam satu tahun pada tahun 2005, masing-masing adalah seluas 48.237
ha (di 23 Kecamatan) dan 2.379 ha (di 9 Kecamatan). Sementara luas lahan sawah irigasi tehnis dan
semi tehnis yang diusahakan dan dapat ditanami padi pada 2005, masing-masing
adalah 41.727 ha (di 19 kecamatan) dan 2.843 ha (di 7 Kecamatan). Luas lahan sawah tadah hujan, sawah pasang
surut, sawah irigasi sederhana, dan sawah lebak yang diusahakan dan dapat
ditanami padi pada tahun 2005, masing-masing mencapai 9.325 ha (ada di 19
Kecamatan), 711 ha (Kec. Way Sepitih dan Seputih Banyak), 3.667 ha (10
Kecamatan, terutama Kec. Sendang Agung, Padang Ratu, Anak Tuha, Kalirejo, dan
Pubian) dan 7.837 ha (9 Kecamatan, terutama di Kecamatan Rumbia dan Seputih
Surabaya) (Pertanian Lampung Tengah , 2013).
Teknologi
Stick Regulator Spray adalah
teknologi inovasi dengan bahan berupa gas LPG dan belerang (batu gamping)
sebagai pemberantas hama tikus sawah pada areal penanaman padi. Dengan
teknologi ini, individu dapat memberantas hama tikus di area sawah ± 2 ha yang
membutuhkan bahan gas LPG 3 Kg dan belerang secukupnya. Tentu dengan adanya
teknologi tersebut sangat membantu petani padi dalam mengoptimalkan hasil panen
sehingga meminimalkan tingkat kerugian. Teknologi ini dapat bekerja ketika regulator memberikan tekanan pada tabung
gas. Kemudian gas yang keluar dari tabung akan menyalur pada selang regulator. Pada ujung selang regulator juga dipasang stick penyemprot yang dilengkapi dengan
kran pengatur keluarnya gas. Kran ini dapat diposisikan off ataupun on. Jadi,
setelah gas berada pada selang regulator,
gas akan dilanjutkan pada stick
tersebut. ketika kran berada pada keadaan off,
maka gas tidak keluar dan ketika pada posisi on maka gas akan keluar. Teknologi Stick Regulator Spray tidak hanya dapat digunakan pada lahan
persawahan, tetapi dapat digunakan pada area lain yang terserang hama tikus.
Individu
yang sudah melakukan pemberantasan hama tikus dengan teknologi Stick Regulator Spray sebanyak satu
kali, diharapkan mengobservasi keadaan lahan setelah dilakukan pemberantasan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pemberantasan terhadap
hama tikus. Jika masih terdapat tikus yang lolos dari pemberantasan pertama,
maka individu dianjurkan untuk pemberantasan kedua hingga tidak ditemukan hama
tikus lagi. Dengan prinsip teknologi Stick
Regulator Spray, individu tidak perlu bersusah payah mengejar-ngejar tikus
untuk dibunuh. Maka teknologi Stick Regulator
Spray memiliki beberapa kelebihan, yaitu efisiensi waktu dalam proses
pemberantasan, pembuatan teknologi tersebut lebih mudah, dapat digunakan
berkali-kali, dana yang dikeluarkan lebih murah karena dapat menggunakan
beberapa barang bekas, hasil pemberantasan hama tikus lebih optimal, dan
efisiensi tenaga untuk memberantas hama
tikus. http://www.indonesiastudent.com/pengertian-karya-tulis-ilmiah-kriteria-contoh-menurut-ahli/
Terciptanya
inovasi teknologi Stick Regulator Spray
memberikan pengaruh yang sangat besar dalam dunia pertanian, khususnya petani
padi. Karena dengan adanya teknologi tersebut, individu dapat mengoptimalkan
hasil panen serta meminimalkan kerugian gagal panen akibat hama tikus yang
merajalela pada area penanaman padi. Sehingga tingkat ketersediaan beras sebagai
makanan pokok masyarakat Kabupaten Lampung Tengah dapat mengimbangi jumlah
penduduk dikabupaten tersebut. Dan kelangkaan ataupun harga beras yang cukup
tinggi dapat diatasi di Kabupaten Lampung Tengah. Dari hal tersebut dapat
dilihat bahwa keberadaan teknologi Stick Regulator
Spray sebagai pemberantas hama tikus sangat berpengaruh terhadap tingkat
ketersediaan beras dan keberhasilan petani padi ketika panen.
0 comments:
Posting Komentar