PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG (IPOMOEA
REPTUNS) MELALUI MEDIA SISTEM HIDROPONIK
ESAI
Oleh
Nadira Febri Faradila (Pendidikan Sejarah/1913033032)
Renaldy Jovanda (Pendidikan Sejarah/1913033002)
PENDAHULUAN
Kangkung merupakan jenis sayuran yang banyak digemari masyarakat, (Sofiari,
2009). Menurut Teguh Sutanto (2015) bahwa dengan budidaya secara hidroponik
dapat dilakukan dalam ruang yang sempit, media tanam dapat diatur secara
vertikal. Pada tanaman hidroponik juga dapat memberikan kesan design interior
yang bagus dan menarik untuk digunakan sebagai hiasan di rumah. Banyak
sebagian orang tidak mengetahui tentang apa itu hidroponik, dan bagaimana cara
menanamnya. Pada sistem penanaman hidroponik, nutrisi pada pupuk hidroponik
harus mengandung unsur makro dan unsur mikro yang banyak dibutuhkan oleh
tanaman. Dalam menanam hidroponik juga ada aspek-aspek yang perlu
diperhatikan untuk menunjang tanaman hidroponik seperti air, media tanam, unsur
hara dan oksigen. Tanaman secara hidroponik ini juga sangat ramah lingkungan,
tidak menggunan pestisida yang dapat merusak tanah dan tidak menimbulkan
banyak polusi.
Kangkung yang diperbanyak secara hidroponik banyak mempunyai kelebihan,
selain lebih bersih dari teknik konvensional (menggunakan media tanah),
pemanenan kangkung dapat dipotong, dan sisa batang akan tumbuh menjadi tajuk
baru yang dapat dipanen lagi dalam waktu 10 minggu setelah panen pertama dan
hasilnya tetap tinggi. Hal ini karena suplai nutrisi yang terpenuhi, sehingga
perkembangan tajuk masih dapat maksimal. Penggunaan sistem hidroponik
dalam budidaya ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman kangkung (Hidayati, 2017:75-76).
Tujuan penulisan kajian esay ini adalah untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan yang timbul ketika masyarakat ingin melakukan kegiatan bercocok
tanam maupun kegiatan bertani. Permasalahan tersebut terkait lahan pertanian
yang yang akan digunakan untuk bercocok tanam. Semakin maju dan pesatnya
perkembangan zaman akan membuat semakin mahal harga lahan perhektarnya.
Selain itu timbul permasalahn di masyarakat terkait pencemaran lingkungan
akibat limbah plastik.
Harapanya dengan dibuatnya kajian esay terkait Hidroponik Tanaman Kangkung
ini, dapat memberikan solusi kepada petani maupun masyarakat agar bisa
bercocok tanam dengan cara efektif, mudah dan menjanjikan dalam hal
penghasilan dan keberhasilan dari kegiatan bercocok tanam ini.
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Permasalahan
Tahapan analisis yang dilakukan dimulai dengan identifikasi permasalahan di
bidang pertanian yaitu lahan pertanian yang semakin berkurang dan juga
peningkatan limbah plastik seperti botol bekas yang dapat mencemari lingkungan.
Lahan pertanian yang semakin berkurang merupakan permasalahan utama di
daerah perkotaan. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik dengan dosis yang
selalu ditingkatkan tanpa diikuti peningkatan produksi juga merupakan
permasalahan penting. Kondisi ini menyebabkan masyarakat kesulitan tercukupi
kebutuhan akan sayur-sayuran yang sehat.
Kajian esay ini juga didasari oleh beberapa penelitian yang sudah pernah
dilakukan.Pertama penelitian yang dilakukan oleh Charly Mutiara, Diana Segu
dan Philipus N. Supardy pada tahun 2021 dengan judul Penerapan Hidroponik
Tanaman Kangkung Organik di Kelurahan Lokoboko Kecamatan Ndona. Fokus
penelitian ini yaitu Penerapan Hidroponik Tanaman Kangkung Organik.
2.2. Peranan Botol Plastik Bekas pada Hidroponik Kangkung
Botol plastik bekas adalah salah satu jenis sampah anorganik yang banyak
ditemukan di sekitar kita. Sebagian besar kemasan botol plastik tidak
direkomendasikan untuk digunakan berulang kali, karena akan berdampak negatif
bagi kesehatan meski dalam jangka waktu yang relatif lama. Akan tetapi botol
plastik tersebut sebenarnya masih memilik banyak manfaat. Salah satunya yaitu
dapat dijadikan sebagai media tanaman dengan sistem hidroponik.
Secara umum hidroponik memiliki pengertian sebagai teknik bercocok tanam
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Dalam
pengertian sehari-hari, hidroponik dikenal sebagai cara bercocok tanam tanpa
tanah. Menanam suatu komuditas dengan teknik hidroponik bagi sebagian orang
adalah sesuatu yang sulit dan membutuhkan modal yang besar. Padahal tidak
demikian, bercocok tanam dengan teknik hidroponik justru relatif lebih praktis
dan mudah. Meskipun saat ini sudah banyak diantara kita yang menguasai
berbagai macam teknik hidroponik, namun tidak tertutup kemungkinan masih
lebih banyak orang yang belum faham tentang bercocok tanam tanpa tanah ini
(Khalil, 2021:41-42).
Tanaman yang sering dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik adalah
tanaman sayur-sayuran salah satunya yaitu tanaman kangkung. Hal dikarenakan
batang sayur-sayuran tidak terlalu besar dan berat. Hidroponik selain memberi
manfaat produktif, juga bisa diletakkan di teras rumah untuk hiasan karena secara
visual terlihat indah. Sayuran merupakan sumber makanan yang menyediakan
nutrisi lengkap untuk kepentingan tubuh (Mutiara, dkk, 2021:93).
Seperti yang diketahui bahwa plastik berdampak buruk bagi lingkungan
karena sifat plastik yang memang susah diuraikan oleh tanah meskipun
sudah tertimbun bertahun-tahun. Sampah dapat menjadikan masalah dan
juga dapat bermanfaat dalam menguatkan ekonomi masyarakat. Sampai
saat ini peran serta masyarakat secara umum hanya sebatas pembuangan
sampah saja belum sampai pada tahapan pengelolaan sampah yang dapat
bermanfaat kembali bagi masyarakat Pengelolaan sampah merupakan
perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil masalah yang timbulkan pada
lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah dapat berbentuk
membuang sampah atau mengembalikan sampah menjadi bahan yang
bermanfaat (Haifaturrahmah, dkk, 2017:11-12).
Penulisan esay ini dilakukan guna memberikan edukasi dan menggugah
masyarakat untuk berperan aktif dalam mengelola sampah menjadi lebih
bermanfaat. Mengurangi limbah botol plastik di sekitar kita akan memberikan
dampak positif bagi lingkungan, terlebih lagi akan memiliki nilai tambah bagi
masyarakat yakni dapat mengelola tanaman sayur atau buah di pekarangan sendiri
dengan sistem hidroponik pada tanaman kangkung.
2.3. Meminimalisir Penggunaan Lahan Pertanian Berbasis Hidroponik pada
Tanaman Kangkung
Bagi warga kota bercocok tanam menjadi hal yang sulit dilakukan karena
terbatasnya lahan. Saat ini pola bangunan warga kota adalah apartemen dan
perumahan minimalis dimana notabene warga memiliki luas tanah yang sempit
(Istiqomah, 2006), kondisi tanah yang kritis dan keterbatasan jumlah air. Maka hal
tersebut dibutuhkan solusi agar warga kota dapat bercocok tanam. Didasarkan hal
tersebut, pola tanam hidroponik menjadi salah satu alternatif yang baik bagi warga
kota agar tetap dapat bercocok tanam dilingkungan sekitarnya salah satunya
adalah budidaya hidroponik kangkung.
Hidroponik merupakan metode yang sangat cocok digunakan, karena hal tersebut
dapat untuk mengurangi (1) kebutuhan air, (2) risiko makanan yang tidak sehat,
(3) pencemaran lingkungan. Berkebun bagi sebagian orang apalagi yang berasal
dari kota tidak hanya sekedar sebagai hobi saja melainkan juga salah satu bentuk
tindakan untuk mendukung ketahanan pangan, memperindah lingkungan dan bagi
yang menekuninya dengan serius akan mampu meraup keuntungan dalam jumlah
besar. Berbagai sistem hidroponik dapat digunakan di daerah perkotaan secara
intensif untuk meningkatkan nilai produksi tanaman. Salah satu cara tanam
hidroponik yang dapat dilakukan di perkotaan adalah vertikal farming dan sky
farm. Metode penanaman hidroponik memiliki berbagai macam keunggulan, yaitu
pertumbuhan tanaman dapat di kontrol (Lingga, 2004), tanaman dapat berproduksi
dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama
penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien
dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan
dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Waluyo,dkk, 2021:62).
Salah satu kelebihan menanam dengan sistem hidroponik yaitu dapat ditanam
pada lahan terbangun seperti diteras rumah, ditaman belakang rumah atau diatap
rumah (roofgarden). Hal tersebut bisa terjadi karena media tanam yang digunakan
adalah air. Selain air sebagai media tanam, juga terdapat beberapa media yang
berperan sebagai wadah air seperti paralon, dan botolair mineral. Kegiatan
penanaman bisa dilakukan pada paralon dan botol air mineral sehingga tidak harus
memerlukan lahan pertanian yang luas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam
(Hidayat, 2020:145).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kangkung memang bukanlah sayuran yang tergolong mahal, karena kangkung
memiliki pertumbuhan yang sangat cepat jadi tidak memerlukan waktu yang lama
untuk memanen kangkung. Dengan menanam kangkung secara hidroponik, itu
artinya kita sudah memperkecil peluang sayuran yang akan kita makan tercemar
oleh hama penyakit karena dengan menggunakan metode hidroponik kita telah
menghindarkan kontak antara kangkung dengan tanah yang menjadi sumber
penyakit. Dengan menanam kangkung sendiri, kita dapat menghemat sedikit
pengeluaran untuk makan sehari-harinya dan kita sudah memperkecil peluang kita
untuk beraktivitas di luar rumah.
Ada beberapa tahapan dalam menanam kangkung secara hidroponik yaitu
penyemaian benih kangkung, pemupukan, perawatan, dan pemanenan. Jika dilihat
dari tahapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menanam kangkung bukan
perkara yang sulit. Kita dapat menanam kangkung tanpa harus menghabiskan
banyak waktu dan uang. Kita juga mendapatkan keuntungan berupa sayuran yang
sehat dan higenis. Selain untuk keperluan sehari-hari, kita dapat memproduksi
kangkung secara besar dan menjadikannya sebagai ladang usaha. Apalagi dengan
menggunakan metode hidroponik, kita tidak membutuhkan lahan yang sangat luas
untuk menanam kangkung. Dengan menjadikan penanaman kangkung dengan
metode hidroponik sebagai ladang usaha, bukan tidak mungkin kita akan
melahirkan beberapa peluang usaha baru yang erat hubunganya dengan kangkung.
Kebermanfaatan lain pada hidroponik kangkung ini adalah kita bias
memanfaatkan sampah atau botol bekas yang akan digunakan sebagai media atau
tempat untuk hidroponik kangkung ini, sehingga dapat mengurangi tercemarnya
lingkungan sekitar dari botol plastic yang notabennya sulit terurai dalam jangka
waktu bertahun-tahun.
3.2 Saran
Melihat betapa besarnya kebermanfaatan dari metode hidroponik kangkung untuk
mengurangi pencemaran atau limbah botol platik pada lingkungan dan
pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam menggunakan metode hidroponik.
Disarankan kepada masyarakat untuk bisa lebih mengembangkan hidroponik tidak
hanya pada tanaman atau sayur-sayuran saja melainkan pada buah-buahan. Selain
itu penggunaan pupuk dalam merawat tanaman hidroponik untuk membantu
petani dalam memproduksi dan menjual hasil pupuk kompos maupun organik.
DAFTAR PUSTAKA
Haifaturrahmah, H., & Nizaar, M. (2017). Pemanfataan Botol Plastik Bekas
sebagai Media Tanam Hidroponik dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa
Sekolah Dasar terhadap Lingkungan Sekitar. JMM (Jurnal Masyarakat
Mandiri), 1(1), 10-16.
Hidayati, N., Rosawanti, P., Yusuf, F., & Hanafi, N. (2017). Kajian penggunaan
nutrisi anorganik terhadap pertumbuhan kangkung (Ipomoea reptans Poir)
Hidroponik sistem wick. Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan,
4(2), 75-81.
Hidayat, S., Satria, Y., & Laila, N. (2020). Penerapan Model Hidroponik Sebagai
Upaya Penghematan Lahan Tanam di Desa Babadan Kecamatan Ngajum
Istiqomah, S. (2006). Menanam hidroponik: Ganeca Exact.
Khalil, F. I., Abdullah, S. H., Sumarsono, J., Priyati, A., & Setiawati, D. A.
(2021). Pemanfaatan Limbah Botol Plastik sebagai Media Hidroponik di
Desa Kediri Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Ilmiah
Abdi Mas TPB Unram, 3(1).
Lingga, P. (2004). Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Mutiara, C., Segu, D., & Supardi, P. N. (2021). Penerapan Hidroponik Tanaman
Kangkung Organik di Kelurahan Lokoboko Kecamatan Ndona. Mitra
Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 90-96.
Sofiari, E. 2009.KarakterisasiKangkung varietas sutera berdasarkan panduan
pengujian individual. Buletin Plasma Nutfah, 15(2): 4950.
Waluyo, M. R., Nurfajriah, N., Mariati, F. R. I., & Rohman, Q. A. H. H. (2021).
Pemanfaatan Hidroponik Sebagai Sarana Pemanfaatan Lahan Terbatas
Bagi Karang Taruna Desa Limo. IKRA-ITH ABDIMAS, 4(1), 61-64.
0 comments:
Posting Komentar