CARE WOMAN HEALTH : APLIKASI VAKSIN KANKER SERVIKS
WANITA GUNA MENCEGAH INFEKSI HUMAN PAPILLOMAVIRUS
DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN REPRODUKSI MENUJU
GENERASI EMAS INDONESIA 2045
ESAI
Okta Mulya Sari Teknik Geodesi/2015071001
Alza Abyuliani Teknik Geodesi/2015071012
Latar Belakang Masalah
Kesehatan reproduksi menjadi salah satu isu global yang menjadi
perhatian khusus sejak dibicarakan dalam Konferensi International tentang
Kependudukan dan Pembangunan (ICDP, 1994) di Kairo. Definisi sehat menurut
World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Kesejahteraan perempuan diusia produktif yang
telah mengalami menstruasi ditandai dengan terjadinya pelepasan dinding rahim
(endoeterium) yang disertai dengan pendarahan (Arkhan, 2011). Indonesia
menjadi negara ke delapan dengan tingkat kematian tertinggi akibat penyakit
kanker di Asia Tenggara. Kanker serviks merupakan salah satu indikator
penyebab kematian tertinggi untuk perempuan setelah kanker payudara yaitu
sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000
penduduk (Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2020).
Titik awal permasalahan reproduksi muncul dengan ditandai keputihan,
bau tidak sedap pada vagina, hingga waktu menstruasi yang tidak teratur.
Keputihan yang tidak normal dapat menjadi gejala awal adanya kelainan berupa
infeksi, tumor maupun kanker. Menurut Karyati, dkk (2014: 1), sebanyak 75%
wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45%
diantaranya mengalami keputihan dua kali atau lebih. Hal ini dikarenakan
Indonesia merupakan daerah tropis sehingga menyebabkan keadaan tubuh
menjadi lebih lembab dan berkeringat. Akibatnya, bakteri mudah berkembang dan
menyebabkan bau tidak sedap terutama pada bagian lipatan tubuh seperti ketiak
dan lipatan organ genitalia pada perempuan.
Penulisan esai ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terkhusus wanita mengenai bahaya kanker serviks yang saat ini telah banyak
menyerang perempuan Indonesia dan pentingnya melakukan vaksin HPV dengan
tingkat urgensi yang tinggi berdasarkan kasus yang terjadi sedini mungkin demi
mewujudkan generasi emas 2045.
TINJAUAN PUSTAKA
Serviks atau leher rahim merupakan sepertiga bagian bawah uterus,
berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium
uteri eksternum (Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
2020). Fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus yang membantu
menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual serta
melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar (Meva, 2021). Kanker
adalah kejadian dimana sel-sel tertentu tumbuh diluar kendali dan menyerang
jaringan lain untuk membentuk sel-sel kanker lainnya.
Kanker serviks atau kanker leher rahim disebabkan oleh sel-sel tumbuh
tidak normal yang terjadi akibat sel-sel sehat mengalami mutasi yang tidak
terkendali. (WHO, 2006) Penyebab terjadinya kanker serviks Hampir (99,7%)
kasus kanker serviks secara langsung berkaitan dengan infeksi genital yang
disebabkan oleh salah satu atau lebih virus human papilloma virus (HPV). HPV
adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16,18,
45, dan 56 (Nugroho dan Utama, 2014). Aktivitas seksual pada usia muda,
berhubungan seksual dengan multipartner, bahan karsinogenik dri tembakau dari
mulut rahim wanita perokok yang merusak DNA epitel skuamosa, sosial ekonomi
rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular
seksual, dan gangguan imunitas (Meva, 2021). angka harapan hidup pada
penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami:
Stadium 1: 80–93%
Stadium 2: 58–63%
Stadium 3: 32–35%
Stadium 4: ≤16%
Gambar 1. Stadium Kanker Serviks
Sumber: Alodok (2020) https://www.alodokter.com/kanker-servik
Kemenkes (2014) menyebutkan terdapat 70% penderita dalam kondisi
stadium lanjut akibat berbagai masalah kesehatan dalam penanganannya. Kanker
pada stadium lanjut dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang mengakibatkan
diperlukannya perawatan intensif pada penderita tersebut. Jenis-jenis terapi yang
dapat digunakan dalam penanganan kanker diantaranya adalah operasi, radiasi,
dan kemoterapi. Dimana kesembuhan bukanlah tujuan utama pengobatan
melainkan peningkatan kualitas hidup pasien dan meringankan gejala yang
dialami pasien akibat progresif penyakitnya (Rasjidi, 2010).
Data BPJS menyebutkan kanker menempatkan urutan kedua, penyakit
dengan beban pembiayaan terbesar yaitu Rp 3,5 triliun (Globacan, 2020).
Prevalensi kanker di Indonesia 1,8 per 1.000 penduduk. Penderita kanker nasional
sebanyak 0,13% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan wanita dengan
tingkat kanker payudara 11,65%, kanker leher rahim 6,39%, dan kanker ovarium
2,63% dengan tingkat kematian akibat penyakit kanker 0,078% dari jumlah
penduduk.
Dengan tingkat kasus yang tinggi maka dibutuhkan suatu upaya preventif
yang dapat dilakukan dengan beberapa alternatif pencegahan penyakit kanker
salah satunya yaitu Vaksinasi HPV. Vaksin HPV umumnya aman, namun masih
ada kemungkinan muncul efek samping seperti pusing, pingsan, mual, muntah,
sakit kepala, dan kelelahan. Jika timbul keluhan, dianjurkan untuk menemui
dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, pencegahan infeksi
HPV yang dapat memicu kanker ini juga dapat dilakukan dengan vaksin sejak
usia 10 tahun. Vaksinasi HPV akan dilakukan sebanyak 2-3 kali. Dengan
pemberian vaksin pada anak usia 9-14 tahun sebanyak 2 kali, dan rentang waktu
antara suntikan pertama dan kedua adalah 6-12 bulan. Lalu dilakukan sebanyak 3
kali pada remaja dan dewasa usia 15-26 tahun, serta orang dengan sistem imun
terganggu dengan rentang antara suntikan pertama dan kedua adalah 1-2 bulan,
sedangkan rentang waktu antara suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan.
Saat ini, vaksin kanker serviks di Indonesia disarankan untuk diberikan
pada remaja perempuan yang dimulai dari usia 10 tahun ke atas. Dimana untuk
remaja usia 10–13 tahun, pemberian vaksin HPV atau vaksin kanker serviks
adalah cukup 2 dosis, sedangkan remaja usia 16–18 tahun butuh 3 dosis, dengan
jarak 1–6 bulan antara masing-masing dosis penyuntikan. Meski demikian, wanita
yang usianya lebih dewasa juga masih bisa mendapatkan vaksin kanker serviks,
tapi sesuai anjuran dokter. Dosis vaksin tersebut diyakini memberi perlindungan
jangka panjang dari infeksi HPV. Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap,
ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin.
Sebenarnya tidak hanya wanita, pria pun dapat memperoleh manfaat dari vaksin
ini, karena virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, serta
kanker tenggorokan.
Adapun pencegahan terjadinya infeksi HPV terdapat 2 pencegahan yaitu
pencegahan primer adalah pemberian vaksin HPV yang bertujuan untuk
mengeliminasi infeksi HPV dan pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan pap
smear dan IVA (Andrijono, 2007). Pencegahan yang terbaik adalah dengan
melakukan vaksinasi dan pap smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi
lainnya, karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak mencapai 100% (89%)
(Andrijono, 2007). Seorang wanita yang efektif di berikan vaksinasi HPV usia
diantara 9-26 tahun yang belum menikah ataupun yang belum melakukan
hubungan seksual tetapi usia yang sangat disarankan usia > 12 tahun (Andrijono,
2007). Vaksin diberikan pada bulan 0, 1, 6 pertama kali disuntikan di
intramuskular (dianjurkan pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun) (Andrijono,
2007).
Jenis Vaksin Kanker Serviks
Ada banyak varian virus HPV, dan beberapa di antaranya dapat
menyebabkan kanker serviks. Oleh karena itu, vaksin kanker serviks juga tersedia
dalam beberapa jenis, sesuai dengan perlindungan terhadap varian virus HPV.
Berikut adalah beberapa jenis vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah
kanker serviks :
a. Vaksin Cervarix
Vaksin Cervarix digunakan untuk mencegah kanker serviks yang
disebabkan oleh infeksi HPV-16 dan HPV-18. Vaksin ini bisa diberikan
kepada wanita berusia 9–25 tahun.
b. Vaksin Gardasil
Vaksin Gardasil digunakan untuk mencegah kanker serviks, kanker vulva,
serta kanker pada vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang
disebabkan HPV-16 dan HPV-18, vaksin ini juga bisa menangkal infeksi
HPV-6 dan HPV-11 sebagai penyebab kutil kelamin. Pemberian vaksin ini
dapat dilakukan pada pria maupun wanita, mulai usia 9–26 tahun.
c. Vaksin Gardasil 9
Cakupan pencegahan infeksi HPV dari vaksin ini lebih luas daripada
vaksin Gardasil sebelumnya, yaitu mencakup HPV-31, HPV-33, HPV-45,
HPV-52, dan HPV-58 yang juga merupakan penyebab kanker serviks.
Pemberian vaksin ini dapat dilakukan pada pria maupun wanita, mulai usia
9–45 tahun.
CARE WOMAN HEALTH : APLIKASI VAKSIN KANKER SERVIKS
Aplikasi Care Woman Health menjadi solusi yang tepat mengingat
generasi 2045 diharapkan menjadi penerus bangsa yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hasil Sensus Penduduk BPS 2020 jumlah generasi Z,
usia 8-23 tahun mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari
total seluruh populasi penduduk di Indonesia. Jumlah remaja yang tinggi ini akan
berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, dan demografi oleh karena itu
remaja perlu mendapatkan edukasi terhadap masalah-masalah tentang reproduksi
salah satunya kanker serviks (BKKBN, 2021). Aplikasi Care Woman Health
hadir dengan basis teknologi dimana permasalahan tentang kesehatan reproduksi
sudah tidak awam lagi dan dapat dengan mudah di akses oleh setiap wanita sedari
dini. Aplikasi ini diharapkan dapat berkerja sama dengan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) yang
berkolaborasi untuk mewujudkan generasi muda penerus bangsa yang sehat
sehingga pertumbuhan penduduk yang tinggi diharapkan sejalan dengan tingkat
kesehatan reproduksi yang dimiliki penduduknya dalam mewujudkan generasi
emas yang unggul, sehat dan makmur pada tahun 2045.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis, 95% penyebab kanker serviks adalah virus yang
seharusnya dapat dicegah sedini mungkin dengan pemberian vaksin
HPV.Sehingga, angka penderita kanker serviks dapat ditekan dari tahun ke tahun.
Dikarenakan, apabila dilakukan perbandingan dengan biaya pengobatan yang
mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah maka pencegahan dengan vaksin
ataupun dengan dilakukan menggunakan alternatif skrinning tentu lebih baik.
Aplikasi Care Woman Health hadir sebagai jawaban guna pengedukasian wanita
di Indonesia sedini mungkin terkait kanker serviks sehingga dapat menekan angka
penderita kanker serviks dari tahun ke tahun.
Saran
Diharapkannya upaya pemerintah yang saat ini telah ada dapat lebih
efektif dengan diadakannya vaksin merata diseluruh Indonesia sehingga semua
perempuan Indonesia dapat mendapatkan vaksin sedini mungkin dan dapat
dilakukan pencegahan penyakit kanker serviks yang saat ini menjadi salah satu isu
SDGS dibidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. dr. Imam Rasjidi, SpOG (K) Onk. 2010. Epidemiologi kanker pada
wanita, Jakarta : CV Sagung Seto
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf
https://ulyadays.com/cervix/
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2020. Penyakit
Kanker di Indonesia Berada Pada Urutan 8 di Asia Tenggara dan Urutan 23 di Asia.
http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-kanker-di-indonesia-berada-pada-urutan-8-di-
asia-tenggara-dan-urutan-23-di-asia/World Health Organization (WHO). 2006.
Kanker.
Ditjen P2P. 2020. Profil Kesehatan Indonesia.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf
dr. Meva, 2021. Alodok. Kanker Serviks.
https://www.alodokter.com/kanker-servik
Globacan. 2020. Kemkes: Kanker Salah Satu Penyebab Kematian
Tertinggi di Indonesia. https://www.beritasatu.com/kesehatan/791807/kemkes-
kanker-salah-satu-penyebab-kematian-tertinggi-di-indonesia
International Conference for Population & Development. 1994
Karyati, A. 2014. Korelasi Antara Perilaku Vulva Higiene Dengan
Kejadian Keputihan Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjung Pura. Skripsi. Pontianak: Universitas
Tanjungpura
0 comments:
Posting Komentar