PEMBELAJARAN BERORIENTASI SOFT-SKILL BERBASIS LEARNING
SOCIETY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
PADA MASA PASCA PANDEMI
Oleh :
Wanda Vetama Pendidikan MIPA/1913021009
Hani Aprilia Hayanti Pendidikan MIPA/1913021015
Pendahuluan
Sejak pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia, setiap aspek kehidupan
masyarakat mengalami perubahan yang signifikan. Dalam hal ini, salah satu aspek
yang dipaksa beradaptasi dalam keadaan genting ini adalah pendidikan. Sistem
pendidikan Indonesia yang pada dasarnya masih dalam tahap perkembangan
mendadak berhenti karena terdapat urgensi masalah pandemi yang lebih penting.
Akhirnya untuk mengatasi permasalahan tersebut, pembelajaran jarak jauh atau
yang sering disebut pembelajaran dalam jaringan (daring) pun diterapkan.
Seiring berjalannya waktu, pandemi covid di Indonesia mulai menunjukkan titik
terang. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mulai dari
September 2021 terlihat bahwa perkembangan kasus Covid-19 sudah relatif turun.
Perubahan ini tentu disambut baik oleh masyarakat dan pemerintah di Indonesia.
Mengingat urgensi pendidikan di Indonesia akhirnya pemerintah mengeluarkan
kebijakan mengenai pembelajaran tatap muka yang secara bertahap dilakukan di
sekolah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sejak tanggal 9 Agustus
2021 aturan mengenai kebijakan pembelajaran tatap muka telah ditanda tangani,
yaitu untuk setiap satuan pendidikan yang berada di wilayah PPKM level 3 dan
level 2 diperbolehkan melaksanakan sekolah tatap muka dengan kapasitas
maksimal 50%.
Peraturan mengenai pembelajaran tatap muka tentu saja memperoleh berbagai
macam respon dari masyarakat. Pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan
secara daring akhirnya dapat kembali dilaksanakan secara luar jaringan (luring).
Akan tetapi, dalam realisasinya pembelajaran tatap muka pada masa transisi ini
menemui beberapa kendala. Masalah ketidakefektifan proses belajar mengajar pada
masa pandemi tentu memberikan efek pada siswa. Salah satu efek yang dapat
ditemui adalah kurangnya keterampilan sosial siswa.
Pembelajaran secara daring membuat siswa kehilangan banyak kesempatan untuk
hidup bersosialisasi seluas-luasnya, baik dengan teman sebaya atau masyarakat
sekitar. Sedangkan, ada banyak manfaat yang dapat diambil ketika mereka
melakukan interaksi terhadap orang-orang di sekitarnya. Mereka dapat belajar arti
gotong royong, komunikasi yang baik, bekerja sama, mengendalikan emosi, skill
negosiasi serta manajemen waktu. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sulit
didapatkan apabila pembelajaran dilakukan secara daring.
Saat pandemi, pemanfaatan internet untuk berkomunikasi lebih banyak digunakan
dan meningkat sekitar 30 hingga 40 persen, serta penggunaan internet pada daerah
yang tertinggal juga mengalami peningkatan sebesar 23 persen (Kominfo, 2020).
Namun dengan penggunakan internet yang meningkat tersebut, interaksi secara
digital belum mampu membangun jiwa sosial yang maksimal bagi para siswa.
Interaksi secara nyatalah yang akan memberikan dampak lebih terasa. Kecilnya
kesempatan untuk dapat saling berinteraksi secara langsung membuat jiwa sosial
mereka menurun. Mereka hanya menghabiskan sepanjang waktu untuk belajar dan
bergaul secara daring. Mereka tidak menemukan kebiasaan-kebiasaan yang hanya
dapat ditemukan dalam interaksi secara langsung, seperti budaya saling menyapa
atau sekedar memberikan senyuman kepada orang-orang di sekitar.
Learning Society
Pendidikan menjadi aspek penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Kusadi, et all, 2020). Siswa dalam proses pembelajarannya
diharapkan mampu mencapai berbagai kompetensi keterampilan berpikir tingkat
tinggi yaitu berpikir kritis (critical thinking), kreatif dan inovasi (creative dan
innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan
bekerja sama (collaboration), dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal tersebut
menjadi target karakter siswa yang melekat pada sistem pendidikan di Indonesia
dan merupakan kecakapan yang dibutuhkan di abad 21 (Sofyan, 2019; Kusadi eta
all, 2020).
Kemajuan sains dan teknologi di era industri 4.0 menuntut pendidikan di Indonesia
untuk terus berkembang. Namun kebijakan pembelajaran secara daring akibat
pandemi Covid-19 memaksa perubahan sistem pendidikan di Indonesia secara
mendadak. Banyak negara yang mengalami kesulitan dengan perubahan ini.
Termasuk Indonesia, yang merupakan negara berkembang, tentu saja belum siap
dengan perubahan ini. Hasilnya terdapat banyak kekurangan dan kendala yang
dialami saat ini.
Mengacu dari hal tersebut, maka untuk menciptakan generasi siswa yang terpelajar
harus memerlukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan terbatasnya pendidikan
formal dalam aspek pembelajaran siswa, maka pengaruh yang berasal dari
pengalaman pendidikan non formal dan informal sangat penting. Hal yang
dimaksud adalah pendidikan dalam lingkungan di luar sekolah, yaitu masyarakat,
dan pendidikan di lingkungan keluarga. Sehingga untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, dibutuhkan kondisi yang mendukung terciptanya kerja
sama antara sekolah, masyarakat, dan keluarga dalam suasana proses belajar. Untuk
itu, diperlukan suatu persiapan untuk memberikan keseimbangan kembali dalam
dunia pendidikan setelah pandemi berakhir.
Salah satu persiapan yang dapat dilakukan adalah melakukan inovasi baru untuk
persiapan pendidikan di masa setelah pandemi. Learning Society (masyarakat
belajar) merupakan wacana alternatif dalam dunia kependidikan, yang
menitikberatkan pada bagaimana pendidikan dapat diperoleh, dari mana dan kapan
saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu (Andrisari, 2020). Setiap aktivitas yang
dilakukan dalam kegiatan keluarga dan bermasyarakat selalu dipahami sebagai
proses belajar. Melalui program learning society diupayakan dapat tercipta
pengelolaan dalam kegiatan-kegiatan proses belajar yang berasal dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat (Muljono, 2007).
Setelah melewati masa pandemi atau biasa kita sebut pasca pandemi, dunia
pendidikan harus bekerja keras membangun sesuatu yang banyak tidak berkembang
ketika pembelajaran daring. Salah satunya adalah kemampuan bersosialisasi siswa
terhadap sekitarnya. Guru, orang tua dan masyarakat mengambil peran penting
untuk bersama-sama berupaya membangun pendidikan yang lebih baik. Konsep
learning society selaras dengan urgensi peran guru, orang tua dan masyarakat untuk
kembali membangun jiwa sosial para siswa yang sempat hilang karena pandemi.
Konsep belajar yang berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat sudah sangat mungkin untuk dilakukan kembali pada masa pasca
pandemi. Proses ini akan membuat siswa terlibat langsung dan menyaksikan
kondisi hidup bermasyarakat secara nyata.
Pembelajaran Berorientasi Soft-Skill
Sistem pembelajaran pada abad 21 menuntut siswa sebagai fokus utama dalam
proses belajar mengajar. Siswa dituntut tidak hanya memiliki kemampuan hard
skill, melainkan harus memiliki kemampuan soft skill juga. Untuk memenuhi
tuntutan tersebut, maka pendidikan di Indonesia harus difokuskan pada
pembelajaran yang berorientasi kepada pengembangan soft skill. Pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan student-centered learning
yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Hal ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, mandiri, dan menerapkan serta
memahami materi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pendekatan student-centered learning ini dapat diterapkan dengan berbagai model
pembelajaran, salah satunya adalah project-based learning. Model ini berfokus
pada tugas berupa proyek yang dirancang secara sistematis oleh pendidik. Dalam
pengerjaan tugas ini, siswa dapat menunjukkan kinerjanya dan bertanggung jawab
dengan hasil kerjanya. Esensi dari model pembelajaran ini adalah memberikan
suatu lingkungan pembelajaran dengan masalah kontekstual yang harus
dipecahkan. Model pembelajaran PBL dapat memposisikan siswa sebagai pemecah
masalah melalui kegiatan kolaboratif, membuat siswa mampu menemukan dugaan-
dugaan pemecahan masalah, mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian,
terampil dalam menyajikan hal-hal yang mereka temukan dan membiasakan diri
siswa untuk merefleksikan tentang efektivitas cara berpikir mereka terhadap
masalah (Noer, 2019).
Karakteristik model pembelajaran Project based learning yang dipadukan dengan
konsep learning society dapat mengantarkan siswa pada pendidikan karakter yang
melibatkan lingkungan sekitar. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kerjasama
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Peran orang tua dan masyarakat disini
haruslah mampu membangun rasa gotong royong, komunikasi yang baik, bekerja
sama, mengendalikan emosi, skill negosiasi serta manajemen waktu. Dengan peran
tersebut, generasi lingkungan sekitar dapat membangun jiwa sosial siswa.
Contoh pembelajaran berorientasi soft-skill berbasis learning society adalah siswa
diberikan masalah kontekstual yang bertujuan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Penyelesaian masalah tersebut harus diselesaikan dengan mencari
informasi pada lingkungan sekitar. Pembelajaran dengan model ini menuntut siswa
untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya dan berinteraksi dengan masyarakat.
Interaksi sosial ini secara langsung dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.
Kesimpulan
Pandemi membawa banyak perubahan terhadap bangsa Indonesia, salah satunya
pada bidang pendidikan. Setelah pandemi berakhir, pendidikan Indonesia harus
bangkit kembali. Tenaga pendidik harus kreatif dalam beradaptasi kembali dengan
pembelajaran tatap muka. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan adalah
pembelajaran berorientasi soft-skill berbasis learning society. Pembelajaran ini
mengusung konsep kerja sama antara siswa, guru, orang tua, dan lingkungan
masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi dapat meningkatkan keterampilan sosial
siswa seperti rasa gotong royong, komunikasi yang baik, bekerja sama,
mengendalikan emosi, skill negosiasi serta manajemen waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Andriasari, I. F. 2020. Learning Society Berbasis Literasi Digital dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0. IAIN
Tulungagung.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Ikhtisar Mingguan Covid-19
Edisi 10.
Kementrian Informasi dan Komunikasi. 2020. https://www.kominfo.go.id diakses
pada 23 November 2021.
Kusadi, Ni Made Risa, et all. (2020). Model Pembelajaran Project Based Learning
Terhadap Keterampilan Sosial dan Berpikir Kreatif. Thinking Skills and
Creativity Journal, 3 (1). http://dx.doi.org/10.23887/tscj.v3i1.24661.
Muljono, Pudji. 2007. Learning Society, Penyuluhan dan Pembangunan Bangsa.
Jurnal Penyuluhan. Vol 3 No 1. Institut Pertanian Bogor.
Noer, Sri Hastuti. 2019. Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
0 comments:
Posting Komentar