Rabu, 19 Oktober 2022

SISTEM PERTANIAN TERPADU DI DALAM RUANGAN UNTUK KOTA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA

Pendahuluan

Indonesia memegang julukan sebagai negara agraris, di mana sektor pertanian

sangat memegang peranan penting dari keseluruhan sektor nasional. Indonesia

memiliki luas daratan lebih kurang 190,9 juta ha, dengan luas 70,8 juta ha atau

37,1% telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya seperti sawah,

pertanian lahan kering, perkebunan, budidaya non-pertanian (permukiman,

industri, tambang, dll) dan seluas 120,2 juta ha atau 62,9% masih berupa hutan.

Menurut data badan pusat statistik ditahun 2018, luas bahan baku sawah di

indonesia baik yang beririgasi teknis maupun non irigasi mengalami penurunan

lahan seluas 650.000 ha per tahun. Maraknya fenomena alih fungsi lahan pertanian

sudah seyogyanya jadi perhatian semua pihak. Sebagai ilustrasi, data terakhir dari

Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (Dirjen

PLA, 2005) menunjukkan bahwa sekitar 187.720 hektar sawah beralih fungsi ke

penggunaan lain setiap tahunnya, terutama di Pulau Jawa. Lebih mengkhawatirkan

lagi, data dari Direktorat Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (Winoto,

2005) menggambarkan bahwa jika arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

yang ada pada saat ini tidak ditinjau kembali, maka dari total lahan sawah beririgasi

(7,3 juta hektar), hanya sekitar 4,2 juta hektar (57,6%) yang dapat dipertahankan

fungsinya. Sisanya, yakni sekitar 3,01 juta hektar (42,4%) terancam beralih fungsi

ke penggunaan lain.


Fungsi untuk penyediaan bahan pangan dan permukiman selalu antagonis artinya

semakin luas lahan yang digunakan untuk permukiman atau kebutuhan non

pertanian akan semakin menurunkan luas lahan untuk pertanian (penyediaan bahan

pangan). Kecenderungan konversi (alih fungsi lahan) lahan pertanian menjadi non

pertanian semakin meningkat dari tahun ke tahun (Nurcholis & Supangkat, 2011).

Proses alih fungsi itu harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengarah

pada krisis pangan ekonomi dan sosial yang pada akhirnya akan menimbulkan

instabilitas politik dan keamanan regional maupun nasional. Di Indonesia areal

lahan sawah yang beririgasi mempunyai posisi yang sangat strategis. Sebagian

besar produksi padi dihasilkan dari areal yang strategis ini, yang diperkirakan

mencapai 6,7 juta hektar. Apabila areal ini berkurang dalam jumlah besar , akan

mempunyai dampak buruk terhadap produksi beras nasional (Berita Indonesia,

2007). Areal padi sawah memiliki peranan penting untuk menentukan keamanan

pangan. Lebih dari 90% beras yang dikonsumsi di Indonesia adalah produksi

sendiri dan sekitar 95% dari produksi ini dihasilkan dari lahan sawah (Ginting,

2005). Akibat dari dampak alih fungsi lahan ini berdampak pada sistem ketahanan

pangan di Indonesia.


Dalam kajian ini, akan dikaji lebih lanjut mengenai ketahanan pangan dan

bagaimana kota yang memiliki lahan pertanian sedikit atau bahkan tidak ada, tetapi

bisa turut berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan, serta peran pemerintah,

masyarakat, dan generasi muda dalam memberikan solusi terkait dengan isu

ketahanan pangan Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang

nantinya akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif.


Kesimpulan

Berdasarkan analisis-analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

jumlah penduduk yang diikuti upaya pemenuhan tempat tinggal akan berpotensi

meningkatnya alih fungsi lahan dan akan berdampak pada ketahanan pangan.

Sistem pertanian terpadu di dalam ruangan pun menjadi solusi dalam mewujudkan

ketahanan pangan walau tidak memiliki lahan yang luas. Keuntungan yang didapat

yaitu produktivitas pertanian meningkat, tidak memerlukan lahan yang luas,

menghasilkan sumber makanan yang sehat dan bebas hama, tidak takut gagal

panen, ramah lingkungan, serta mampu mengembangkan dan mempertahankan

stabilitas pendapatan bagi petani itu sendiri. Dengan begitu kota yang memiliki

sedikit lahan atau bahkan tidak memiliki lahan untuk bertani justru dapat turut andil

dalam mewujudkan ketahanan pangan dengan menerapkan sistem pertanian

terpadu di dalam ruangan. Tidak lupa untuk mendukung berjalannya program

tersebut tentunya perlu peran dari pemerintah, masyarakat, dan generasi muda yang

nantinya akan menjadi penerus bangsa ini.

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer