Selasa, 22 November 2022

CEGAH PENCEMARAN AIR SUNGAI UNTUK SELAMATKAN GENERASI MASA DEPAN

 Air sebagai sumber kehidupan yang memiliki peran penting dalam hidup kita.

Manusia membutuhkan air untuk untuk minum sehingga mendapatkan energi

untuk memulai aktivitas sehari-hari kita, untuk mandi dan mencuci baju saja kita

membutuhkan air, bayangkan jika sehari saja tidak mendapatkan air, apa yang

akan terjadi? Pasti kita akan kehausan dan tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-

hari kita. Hewan membutuhkan air untuk minum, sertaada juga yang

membutuhkan air untuk habitat hidupnya. Sedangkan tumbuhan membutuhkan air

untuk berfotosintesis dan tempat hidup.


Namun, akhir-akhir ini banyak sekali air yang kualitasnya tidak lagi bersih. Ada

banyak hal yang menyebabkan terjadinya pencemaran air, salah satunya karena

ulah tangan manusia. Manusia tidak lagi peduli dengan kondisi air di bumi yang

tidak lagi seimbang. Semakin banyak manusia yang merusak ekosistem hutan,

menebangi pohon, mendirikan pabrik-pabrik yang asapnya mencemari udara dan

limbahnya mencemari air (Sukadi,1999). Semakin banyak manusia yang

membuang sampah sembarangan tanpa mau tau sampah itu akan lari kemana.

Sungai yang dulunya tampak jernih sekarang mulai kotor karena sampah-sampah

yang sangat banyak dan bau tak sedap tercium di berbagai sudut. Kualitas air yang

bersih mulai sulit ditemukan karena air telah tercemari oleh sampah-sampah. Kita

sebagai generasi muda tentunya harus bisa mengatasi bagaimana cara mencegah

pencemaran air agar kehidupan kita sehat dan tidak kehilangan sumber air bersih.

Pencemaran air dapat terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut

dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika

tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam,

seperti gunung meletus, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama

perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai

penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri,

perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan

menggunakan racun menjadi sumber utama pencemaran air.


Membuang sampah sembarang di sungai sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Banyak orang yang membuang sampah di sungai berpendapat bahwa

sampah yang dibuangnya akan mudah terbawa arus air, sehingga sampah yang

dibuang tidak meninggalkan sisa. Jika merenung lebih dalam lagi, sampah yang

dibuang memang tidak akan meninggalkan sisa, begitu pula dengan zat-zat yang

ada pada sampah tersebut juga akan berpindah. Namun, jika sampah yang

menumpuk dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan pengendapan.

Nantinya dari pengendapan itu, zat-zat yang mengurangi kualitas air akan

menyebar pada air yang mengalir maupun tidak. Hal ini tentu membawa dampak

buruk bagi kesehatan manusia. Bagi hewan, apabila termakan sampah-sampah itu,

hewan lama kelamaan akan mati dengan di dalam sistem pencernaannya penuh

dengan sampah. Apabila hewan tersebut dapat dikonsumsi oleh manusia, maka

akan mengganggu kesehatan manusia.


Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,

meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,

pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan

danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan

pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan

pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh

seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut

mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya,

ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.


Pencemaran air berdampak buruk terhadap manusia dan makhluk lain. Maka dari

itu diperlukan cara untuk mengendalikan pencemaran air. Penggunaan air

khususnya air bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia

terhindar dari penyakit. Agar air yang digunakan untuk kegiatan manusia tidak

berdampak negatif bagi manusia, maka perlu diketahui kualitas sumber air yang

baik.


Berbagai macam usaha pemerintah lakukan untuk menanggulangi permasalahan

sampah ini dimulai dari membuat undang-undang tentang membuang sampah

sembarangan hingga membuat pamflet berisi larangan membuang sampah

sembarangan, tetapi masyarakat acuh terhadapnya. Oleh karena itu, diperlukan

kesadaran dari diri masyarakat itu sendiri, mengedukasi masyarakat itu penting.

Upaya menjaga kelestarian lingkungan harus bermula dari diri individu dengan

melakukan hal-hal kecil. Perubahan yang dilakukan kemudian dapat ’ditularkan’

menjadi kebiasaan dalam keluarga ataupun masyarakat, sehingga terjadi

perubahan besar. Menurut Singhirunnusorn dkk. (2012), Pengelolaan Sampah kini

perlu perubahan cara pandang masyarakat mengenai sampah dan cara

memperlakukan atau mengelola sampah. Cara pandang masyarakat pada sampah

seharusnya tidak lagi memandang sampah sebagai hasil buangan yang tidak

berguna. Sampah seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang mempunyai nilai

guna dan manfaat. Partisipasi warga harus diintegrasikan ke dalam proyek bank

sampah yang berbasis masyarakat.


Bank sampah dapat bermanfaat dalam mengurangi sampah yang ada di

masyarakat. Sampah yang terkumpul akan diolah dengan sistem 3R. Pemilahan

sampah dan pelaksanaan sistem 3R melibatkan masyarakat sekitar. Sistem 3R

merupakan aktifitas yang dapat mengurangi sampah (Reduce), kegiatan

penggunaan kembali sampah yang layak pakai (Reuse), dan mengolah sampah

untuk dijadikan produk yang lain (Re-cycle) dengan menerapkan sistem 3R dapat

mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah (Kristina,

2014).


Pada dasarnya bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan

dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang ditabung

bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung (menyerahkan sampah)

juga disebut nasabah dan memiliki buku tabungan serta dapat meminjam uang

yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah

yang ditabung akan ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, kemudian

akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama dengan bank sampah. Sementara

plastik kemasan dapat dibeli oleh pengurus PKK setempat untuk didaur ulang

menjadi barang-barang kerajinan.


Masyarakat terlebih dahulu memilah sampah sebelum disetorkan ke bank sampah.

Pemilahan sampah dibagi ke dalam tiga kategori yaitu sampah organik, sampah

anorganik dan sampah B3. Sistem bank sampah masyarakat secara tidak langsung

telah mengurangi volume sampah per tahunnya. Langkah selanjutnya ialah

penyetoran ke bank sampah. Penyetoran sampah ini memiliki waktu tertentu

seperti seminggu tiga kali atau dua kali, hal tersebut dilakukan agar sampah tidak

tertumpuk di lokasi bank sampah. Nasabah akan melakukan pendaftaran untuk

pembuatan buku tabungan. Langkah selanjutnya ialah penimbangan. Sampah

yang telah disetor kemudian ditimbang dan akan di catat kedalam buku nasabah,

dalam penimbangan telah disepakati setiap kilo sampah memiliki harga yang

berbeda beda. Selanjutnya sampah yang telah terkumpul di bank sampah akan di

angkut oleh pengepul untuk proses daur ulang (Dewanti et al, 2020)


Secara garis besar penerapan metode dilakukan seperti berikut:

1. Melakukan pendekatan kepada warga dilakukan dengan interaksi dan

komunikasi tatap muka melalui dialog dan pertemuan-pertemuan dengan warga

dengan komunitas pada saat kegiatan sosialisasi dan edukasi dilakukan.

2. Mengupayakan adanya dialog dan kerja sama, khususnya pemerintah daerah

setempat (di level kelurahan, kecamatan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota), pengumpul/pengepul, pengangkut/pemulung sampah, dan

pengembangan kerja sama yang bersifat multi-stakeholder dengan pihak LSM

maupun pihak swasta di tingkat lokal maupun regional.

3. Pembinaan kepada pengurus RT/RW mengenai pengetahuan manajemen

keuangan sederhana agar mampu melakukan pencatatan sampah yang

disetorkan warga dan penyerahan buku tabungan pada warga. Sampah yang

disetorkan berasal dari sampah domestik warga yang menjadi nasabah.

4. Penyerahan dan pengumpulan sampah dilakukan pada setiap hari Rabu dimulai

sejak pukul 8 pagi hingga siang hari. Sementara untuk penimbangan sampah

dilakukan oleh para para pemuda yang masih menganggur sehingga melibatkan

lapisan masyarakat di komunitas.


Bank sampah mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah, menumbuhkan

kesadaran masyarakat mengolah sampah secara bijak agar dapat mengurangi

sampah yang diangkut ke TPA. Selain itu warga yang menyerahkan sampah akan

memperoleh tambahan penghasilan untuk kemandirian ekonomi warga dapat

digunakan untuk usaha simpan pinjam seperti koperasi dengan bunga rendah agar

keuangan bank sampah dapat diputar dan dikembangkan, serta terwujudnya

kesehatan lingkungan. Dalam pelaksanaan edukasi warga dengan pengembangan

bank sampah, harus terus dilakukan koordinasi secara intensif dengan para

pengurus RT/RW pada setiap kegiatan yang akan dilakukan agar pemberdayaan

warga menjadi lebih maksimal. Merubah perilaku warga memerlukan cara

pendekatan secara perlahan dalam mengubah kebiasaan dan tentunya tidak mudah

dilakukan dalam waktu singkat. Pendekatan kepada warga terus dilakukan melalui

ajaran Islam agar menjaga kebersihan dan nilai sosial-budaya pada komunitas

binaan.


Selain upaya memaksimalkan kemampuan dan keterampilan warga, upaya

memantau perkembangan harga sampah di pasaran juga harus terus dilakukan.

Hal ini sangat mendasar untuk keberlanjutan bank sampah, sehingga koordinasi

dan kerja sama dengan para pengepul baik yang termasuk kategori pengepul besar

dan kecil di sekitar Kampung. Dengan demikian penting dilakukan pembinaan

kemitraan dengan pabrik pengolahan sampah plastik yang terletak dekat

Kampung. Sampah plastik dari bank sampah, salah satunya jenis plastik kresek

hitam yang tidak laku dijual akan diolah di pabrik. Pabrik menjadi mitra

konsumen utama sampah plastik dari bank sampah untuk jenis sampah yang tidak

diterima oleh pengepul karena nilai jual yang rendah.


Pencemaran air sungai merupakan masalah yang sangat serius dan memerlukan

kerjasama semua pihak untuk menangani masalah ini supaya kita mendapatkan

sumber air yang bersih dan dapat hidup dalam persekitaran yang tiada pencemaran

air. Dari semua pengendalian dan pencegahan pencemaran air, peran kesadaran

oleh diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat sangatlah penting. Mulailah dari

kesadaran diri sendiri lalu merambat ke lingkungan dan berakhir di masyarakat

untuk mencegah terjadinya pencemaran air. Ingat, dari kita, untuk kita, oleh kita.


Kehadiran bank sampah telah mendorong adanya capacity building bagi warga

dengan mengupayakan terbentuknya kemandirian dan keswadayaan warga

melalui terbentuknya kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan yang mendorong

partisipasi mengelola lingkungan di komunitasnya.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer