PENDAHULUAN
Ekonomi merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak serius
akibat pandemi Covid-19. Meskipun pada triwulan I 2021 pertumbuhan ekonomi
sudah mengalami perbaikan yaitu hanya terkontraksi sebesar 0,74% terhadap
triwulan I 2020 (BPS, 2021). Namun, hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa
kondisi perekonomian Indonesia benar-benar pulih. Di negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia pertumbuhan ekonomi bukan satu-satunya
ukuran bahwa negara dinyatakan berhasil. Karna masih terdapat indikator lain
yang harus diperhatikan.
Di tengah pandemi Covid-19 ini Indonesia masih mengalami berbagai
permasalahan lain yang harus segera diatasi, seperti masalah pengangguran
dan kemiskinan. Jumlah pengangguran di indonesia pada Februari 2021
mencapai 8,75 juta orang, artinya naik 26,26% dibandingkan dengan Februari
2020 (BPS, 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan
ekonomi belum bisa untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat.
Masalah pengangguran tersebut juga sangat berpengaruh terhadap kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat. Persentase kemiskinan di Indonesia pada
Maret 2021 masih mencapai angka 10,14 persen, meskipun turun 0,05 persen
poin terhadap September 2020, namun ternyata naik meningkat 0,36 persen
poin terhadap Maret 2020 (BPS, 2021).
Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk sangat tinggi Indonesia
berpeluang untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan mengatasi
masalah-masalah sosial di tengah pandemi Covid-19. Kemendagri (2021)
melaporkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia per Juni 2021 yaitu sebanyak
272.229.372 jiwa. Sekitar 70,7% dari jumlah penduduk tersebut berada pada
usia produktif (investor.id, 2021) yang berpotensi untuk menjadi seorang
entrepreneur muda dan menjadi aktor dalam mewujudkan pembangunan
ekonomi. Generasi muda merupakan aset yang dapat berkontribusi untuk
menciptakan iklim perekonomian yang berkelanjutan sekaligus mengatasi
masalah yang timbul di masyarakat.
Sebagai langkah awal untuk berkontribusi terhadap Indonesia dan
masyarakat, maka generasi bangsa ini harus memiliki jiwa entrepreneurship.
Pudjiastuti (2019) juga melaporkan bahwa generasi muda merupakan agent of
change yang perlu memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu berpikir inovatif
sehingga dapat menciptakan terobosan baru untuk membangun Indonesia.
Namun minat berwirausaha bagi generasi muda Indonesia masih sangat
rendah. Menkop UKM, melaporkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia berada
paling rendah di Asia Tenggara yaitu hanya sekitar 3,47% dari jumlah populasi
(tempo.co, 2021). Padahal Kemenperin (2018) melaporkan bahwa Indonesia
membutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk menjadi negara yang maju.
Bagi Indonesia membentuk jiwa kewirausahaan menjadi sangat penting
agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang stabil (Handrimurtjahjo 2013, dalam
Sumarno dan Gimin 2019). Untuk menanamkan jiwa kewirausahaan tersebut
maka dibutuhkan proses pendidikan kewirausahaan (Intansih et al, 2021). Oleh
karena itu, sebagai upaya untuk merealisasikan pembentukan jiwa
kewirausahaan berbasis digital bagi generasi muda, maka hadir solusi inovatif
dari penulis yaitu aplikasi Eduship. Eduship merupakan smart platform berbasis
pendidikan entrepreneurship dalam membentuk generasi unggul Indonesia
yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan di
tengah pandemi Covid-19.
PENUTUP
Aplikasi Eduship merupakan smart platform berbasis pelatihan
entrepreneurship yang memiliki fitur-fitur unggulan. Aplikasi Eduship merupakan
terobosan baru yang memberikan manfaat pada aspek sosial, ekonomi, dan
keberlanjutan. Sehingga aplikasi Eduship merupakan solusi inovatif yang akan
berkontribusi untuk membentuk generasi unggul Indonesia melalui peningkatan
jiwa kewirausahaan yang dapat mewujudkan pembanguanan ekonomi secara
berkelanjutan di tengah pandemi Covid-19.
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar