Pendahuluan
Suistanable Development Goals yang terdiri dari 17 tujuan dan telah disepakati
oleh para pemimpin dunia yang juga mulai berlaku pada tahun 2016, mengandung
banyak tujuan yang berkaitan dengan iklim dan lingkungan. Ini termasuk
mengamankan persediaan makanan melalui pertanian berkelanjutan, pemanfaatan
berkelanjutan air sebagai sumber daya, pasokan energi yang terjangkau, konsumsi dan
produksi berkelanjutan, perlindungan ekosistem terestrial, pemanfaatan laut secara
berkelanjutan dan penerapan tindakan untuk mengurangi perubahan iklim (PBB).
Namun demikian, tentu saja, kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan akan
kelestarian lingkungan tidak sama tinggi di semua tempat di dunia (Ogunbode et al.
2019)
Keadaan dunia saat ini cukup mengerikan dengan cuaca ekstrem dan bencana
alam yang sudah ada hingga menjadi hal umum yang terjadi akibat pemanasan global.
Pemanasan global (bahasa Inggris: global warming) (juga disebut perubahan
iklim atau krisis iklim) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-
rata udara, atmosfer, laut, dan daratan bumi. Pemanasan global mempengaruhi suhu
rata-rata global, yang dapat berdampak parah pada aspek sosial budaya jika tidak
segera ditangani (Shodiq dan Kartikasari, 2009).
Saat ini, salah satu penyumbang terbesar terjadinya pemanasan global adalah
emisi karbon. Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil aktivitas
pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin,
LPG, serta bahan bakar lainnya. Selain aktivitas pembakaran senyawa yang
mengandung karbon, penggunaan alat elektronik ikut menyumbang pelepasan gas
karbon. Pemakaian smartphone juga turut mempengaruhi tingkat emisi karbon di
udara. Menurut data yang diterbitkan dalam Journal Of Cleaner Production melalui
inventarisasi kontribusi ICT (Information and Communication Technology) perangkat
pintar mencakup PC (Personal Computer), laptop, monitor, smartphone dan tablet
serta infrastruktur pusat data dan jaringan telekomunikasi menemukan fakta jejak
karbon yang mencengangkan.
Berbicara tentang perangkat komunikasi lainnya, tidak jauh-jauh dengan
penggunaan perangkat lunak sebagai media komukasi, salah satunya adalah e-mail.
Seperti yang kita ketahui, e-mail merupakan media komunikasi yang paling mudah
untuk digunakan, cepat dan minim biaya. Dengan bantuan email maka kita bisa
mengirimkan pesan ke seluruh dunia dengan lebih mudah sehingga dapat mempercepat
selesainya pekerjaan kita. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak juga perusahaan
semakin mengalihkan iklan mereka ke dunia digital dan menggunakan internet untuk
memasang iklan layanan dan produk mereka (Horizon, 2016). E-mail sebagai alat
periklanan dalam bentuk buletin adalah salah satu sarana terpenting yang dipakai
banyak perusahaan untuk komunikasi (ZHAW & Swiss Post, 2019).
Penutup
Oleh karena itu, e-mail spam bukan hanya masalah besar di Internet dari sudut
pandang pengguna, tetapi juga dengan berkaitan dengan keberlanjutan ekologis (Singh
& Bansal 2013). Faktanya, emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh spam-mail
yang menyebabkan terus bertambahnya emisi karbon rata-rata disebabkan oleh surat
pemasaran dialog. (Dorner 2019).
Meskipun demikian, memang harus dicatat bahwa dalam penggunaan e-mail
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, tidak ada konsumsi kertas, tidak
memerlukan transportasi merupakan kelebihan e-mail namun bila harus
dipertimbangkan e-mail juga menghasilkan karbon emisi dioksida yang besar.
Dalam rangka meningkatkan kelestarian ekologi, pengurangan volume e-mail,
khususnya volume iklan, dapat menjadi komponen penting. Bagaimana tindakan yang
tepat untuk ini? Misalnya, mungkin untuk memperkenalkan biaya untuk tampilan e-
mail melalui penyedia layanan kotak masuk. Insentif moneter juga menunjukkan
dampak regulasi yang positif untuk kemampuan yang lebih berkelanjutan dalam
konteks lain. (Hughes & Troy 2017).
Jadi pengguna e-mail awalnya hanya bisa melihat pengirim dan subjek baris,
seperti yang terjadi sampai saat ini, dan akan membayar biaya ke penyedia layanan
kotak masuk untuk membuka e-mail tersebut. Penyedia layanan kotak masuk kemudian
dapat meneruskan biaya tersebut ke lembaga pemerintah tingkat yang lebih tinggi,
yang kemudian akan mendistribusikan pendapatan ke proyek yang meningkatkan
kelestarian lingkungan. Sistem pembiayaan ini bisa dijadikan salah satu pilihan, seperti
biaya untuk mengirim (bukan menerima ) e-mail komersial.
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar