Education is the most powerful weapon we can use to change the world
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kita gunakan untuk mengubah
dunia”
Nelson Rolihla Mandela
Berkaca dari kutipan di atas, meunjukkan bahwa pendidikan merupakan
aspek yang paling berpengaruh untuk merubah suatu peradaban. Sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 02 Tahun 1989 pasal 4 tujuan dari
pendidikan ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk itu kita tidak boleh meremehkan peraan
pendidikan di suatu negara. Lalu bagaimana dengan kondisi pendidikan di
Indonesia? Apa saja tantangan pendidikan di Indonesia? Dan apa saja strategi yang
perlu diupayakan untuk mengapai pendidikan yang maksimal dan berkualiatas?
Diterangkan dalam buku yang berjudul “Peluang & Tantangan Pendidikan
Abad 21” (PTPA 21) yang diterbitkan oleh Sampoerna School of Education (SSE) ,
Paulina Panen menyebutkan tiga tantangan pendidikan abad 21. Tantangan tersebut
antara lain globalisasi, keberpihakan siswa dan minat belajarnya, serta
perkembangan teknologi yang pesat. Ketiga hal yang disebutkan menunjukkan
bahwa pendidikan yang bertumpu pada pemberian pengetahuan dan keterampilan
kepada siswa di dalam kelas sudah dianggap kurang menarik. Isi dan materi belajar
saat ini sudah tidak relavan di tenga era globalisasisaat ini. Pendidikan harus
dirancang untuk memfasilitasi dan menjamin kualitas siswa. Artinya metode belajar
klasik dengan sudah patut diperhitungkan keefektivannya.
Pendidikan era Revolusi Industri 4.0 bertumpu pada 10 kompetensi , yaitu
bisa memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreatif, memanajemen
manusia, mampu bersosialiasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, kemampuan
menilai dan mengambil keputusan, berorientasi mengedepankan pelayanan,
kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. 10 Kemampuan ini juga relevan
dalam menghadapi Society 5.0. Hadirnya Era society 5.0 sebagai solusi dari
Revolusi 4.0 yang dikhawatirkan akan mengakibatkan terdegredasinya moral dan
karakter manusia. Di era Society 5.0 ini nilai karakter harus dikembangkan, empati
dan toleransi harus dipupuk seiring dengan perkembangan kompetensi berfikir kritis,
inovatif, dan kreatif. Era Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya
dan ruang fisik menjadi satu sehingga semua hal menjadi mudah dengan dilengkapi
kecerdasan buatan tanpa mengesampingkan sisi kemanusiaan.
Di Indonesia, Kementerian Pendidikan menerbitkan kurikulum yaitu sistem
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Kurikulum pendidikan ini juga beberapa kali mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan guna mencapai tujuan
pendidikan. Sejak kemerdekaan sampai sekarang, kurikulum pendidikan di Indonesia
sering kali berubah, terhitung sudah sebanyak 10 kali. Sistem kurikulum terakhir
yang berlaku yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang
menekankan pada empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku.
Meskipun kurikulum ini dinilai sudah sempurna, namun pada kenyataannya
masih terdapat celah di dalamnya. Kurikulum ini dinilai kurang karena sistem
penilaiannya dinilai rumit. Model penilaian yang diharapkan mampu membantu
meningkatkan potensi siswa malah justru berbalik menjadi kendala. Dalam
kurikulum 2013, guru harus melakukan tiga set penilaian terhadap siswa, antara lain
penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan. Hal ini memunculkan
masalah baru dalam dunia pendidikan yakni tenaga pendidik yang rata-rata sudah
berusia lanjut tidak memahami bagaimana sistem penilaian tersebut. Sehingga
pemerintah harus memberikan solusi baru atau menyempurnakan kekurangan dari
kurikulum tersebut. Dengan kurikulum baru tahun 2022 pemerintah berharap dapat
menghasilkan pendidikan yang berkualitas sehingga mampu mengakomodir
perubahan zaman dengan menekankan pada aspek pengembangan softskill dan
hardskill.
Pendidikan di era society 5.0. menekankan pada pentingnya karakter, moral,
dan keteladanan serta pengembangan soft skill dan hard skill kepada siswa. Era
society berusaha menyeimbangan antara mesin dan kecerdasan manusia. Softkill dan
hardskill perlu dikembangkan karena tidak bisa digantikan oleh teknologi mesin. Era
society membutuhkan capaian 4C yaitu, Critical Thinking (berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi),
Collaboration (kemampuan bekerja sama), dan Creativity (kreativitas). Untuk
menghadapi era society 5.0, pemerintah menyiapkan kurikulum 2022 yaitu dengan
pola pendidikan yang lebih terrfokus pada materi dasar dan tidak terlalu padat agar
guru memiliki waktu lebih untuk pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Ada dua bagian penting dalam Kurikulum 2022 yakni kegiatan tatap muka
dalam kelas dan kegiatan proyek yang dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar
Pancasila. 20-30 % dari jam pelajaran dialokasikan untuk kegiatan praktik langsung
dilapangan. Satuan pendidikan diberi keleluasaan dalam mengatur waktu
pelaksanaan pelajaran. Untuk menunjang kurikulum baru 2022 yang menekankan
pada praktik lapangan, pemupukan karakter, dan kolaborasi, perlu adanya inovasi
model belajar “Find-It” yang artinya “menemukan”. Dalam sistem pembelajaran ini
siswa akan dituntun untuk menemukan tipe kecerdasan mereka sehingga mampu
mengembangkan softskill dan hardskill yang dimiliki. Mengadopsi sistem
pendidikan di Finlandia yang memasukkan sistem orientasi belajar, sistem
pembelajaran Find-It hanya akan menuntut siswa untuk belajar mengenai Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial, Matematika, dan Bahasa, selama satu tahun ditahun
pertama mereka masuk sekolah. Kemudian di tahun berikutnya, mereka akan
dikelompokkan berdasarkan tipe kecerdasan masing-masing. Di setiap kelas akan
disediakan satu orang psikolog yang membantu mereka menemukan tipe kecerdasan
mereka. Ada beberapa tipe kecerdasan yang ada pada setiap individu, antara lain :
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik (Kecerdasan verbal-linguistik berkaitan erat dengan
kata-kata, baik lisan maupun tertulis)
2. Kecerdasan logika-matematika (Berkaitan dengan kemampuan mengolah angka
dan kemahiran menggunakan logika.)
3. Kecerdasan spasial (kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat
serta mengubah penangkapannya ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, arsitektur,
lukisan, dan patung)
4. Kecerdasan gerak-kinestetik (kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh
untuk mengekspresikan ide dan perasaan, serta keterampilan mempergunakan tangan
untuk mencipta atau mengubah sesuatu).
5. Kecerdasan musikal (kemampuan menangkap bunyi-bunyian, membedakan,
menggubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang
bernada dan berirama.orang)
6. Kecerdasan intrapersonal (Berkaitan dengan aspek internal diri seseorang, seperti
perasaan hidup, rentang emosi, kemampuan membedakan ragam emosi,
menandainya, dan menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah
laku sendiri)
7. Kecerdasan interpersonal (kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan
orang lain, berempati, mengorganisasi kelompok, berteman, dan bersosialisasi).
Kecerdasan naturalis (Berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan
mengklasifikasikan flora dan fauna, serta hal-hal di alam, serta peka terhadap alam
dan lingkungan).
8. Kecerdasan eksistensial (Kemampuan seseorang menempatkan diri dalam lingkup
kosmos, memaknai hidup, memaknai kematian, memahami nasib dunia jasmani dan
kejiwaan, dan memaknai pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian).
Metode pembelajaran Find-It ini akan membantu siswa dalam menemukan
tipe kecerdasan mereka sehingga pendidik akan memberikan pelajaran sesuai dengan
yang mereka butuhkan. Dengan begitu, soft skill dan hard skill siswa akan terasah
sesuai dengan tujuan kurikulum 2022 yang menekankan pada kemampuan sofskill
dan hard skill dalam menghadapi pendidikan di era society 5.0
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar