Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke yang
memiliki keanekaragaman suku, adat, budaya, dan mekanisme sistem ekonomi. Luasnya
wilayah Indonesia juga berakibat pada jumlah penduduk yang mencapai 275 juta jiwa pada
tahun 2022. Jumlah penduduk yang tergolong tinggi ini membuat besarnya tingkat produksi
masyarakat untuk menghasilkan sebuah produk guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang
tidak terbatas.
Masyarakat Indonesia yang tergolong dinamis mengakibatkan banyaknya sistem ekonomi
yang dianut oleh masyarakat. Sampai saat ini, sistem ekonomi tradisional masih sering
dijumpai pada proses produksi. Produksi melalui sistem ekonomi tradisional menitikberatkan
pada proses produksi yang masih sangat sederhana, dan cenderung dengan cara yang
diwariskan secara turun temurun dalam aktivitas ekonomi. Barang yang di produksi dan
diolah dengan cara tradisional biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah
tangga. Pengolahan produk secara tradisional tidak memperhitungkan efisien dan penggunaan
sumber daya. Kegiatan perekonomian murni dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
hidupjadi bukan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam jangka panjang.
Lemahnya produksi dan pengolahan secara tradisional menyebabkan dibutuhkannya
modernisasi proses produksi. Proses modernisasi dalam pengolahan dapat dimulai melalui
proses transisi dengan menerapkan ilmu modern untuk produksi suatu produk. Modernisasi
pengolahan produk lokal dapat dilakukan dengan perubahan model pengolahan yang
sebelumnya dilakukan secara sederhana menjadi menggunakan mesin, adanya pembagian
kerja, atau yang lain. Adanya modernisasi dalam model pengolahan dapat memperkuat dan
meningkatkan efesiensi dari proses produksi yang mampu memperkuat dan mendorong
pertumbuhan ekonomi secara luas melalui peningkatan pendapatan masyarakat.
Pembahasan
Pengolahan secara tradisional adalah suatu cara yang dilakukan dengan kebiasaan atau
tradisi seseorang secara turun-temurun dengan menggunakan tenaga manusia dalam proses
pengolahannya. Ciri utama pengolahan tradisional adalah diolah secara sederhana dan masih
mengandalkan alam. Disamping pengolahan tradisional terdapat banyak model penanganan
hasil olahan tradisional yang tujuannya untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan
suatu produk olahan. Salah satu contoh pengolahan yang masih tradisional yaitu tempe.
Tempe merupakan makanan tradisional di Indonesia, khususnya Jawa yang dibuat dari proses
fermentasi kedelai dan jamur Rhizopus sp yang banyak diminati masyarakat karena memiliki
kandungan protein yang tinggi dan rasanya enak. Tempe kedelai merupakan tempe yang
sudah dikenal oleh masyarakat luas karena sebagian pembuatan tempe di Indonesia
menggunakan bahan dasar kedelai. Proses pengolahan kedelai menjadi tempe umumnya
dilakukan oleh masyarakat secara tradisional dimana proses ini memakan waktu yang lama
dan produk yang dihasilkan kurang efektif karena menyebabkan pertumbuhan jamur pada
proses fermentasi tidak merata seperti berwarna kehitaman. Proses pembuatan tempe secara
umumnya dilakukan masyarakat meliputi pembersihan kedelai, perendaman, pengupasan
kulit kedelai, pengukusan, peragian dan penyimpanan. Pada proses tradisional pengupasan
kulit kedelainya masih menggunakan tenaga manusia bahkan jika produksi dalam jumlah
yang besar pengupasannya dengan cara di injak-injak. Sedangkan peralatan yang digunakan
untuk pembersihan, perendaman dan pengukusan sebagian besar masih menggunakan drum.
Dengan melihat cara pembuatan tempe yang dilakukan secara tradisional tersebut maka
kemungkinan besar produk yang dihasilkan masih jauh dari kata efisien dan standar higienis.
Oleh karena itu pengolahan tempe dapat dilakukan secara modern dimana cara ini lebih
efisiensi waktu karena menggunakan mesin pengupas kedelai basah dimana mesin ini
berfungsi untuk mengupas kulit ari biji kedelai dalam pengolahan produksinya dan faktor
keberhasilan dalam proses fermentasi nya dengan pertumbuhan jamur yang merata yaitu
berwarna putih. Pada proses pengolahan tempe secara modern diharapkan dapat tercipta
usaha tempe yang memiliki kualitas dan ciri khas yang mampu menembus pasar dalam skala
besar. Untuk menambah daya pikat orang terhadap tempe dan menambah nilai jual, tempe ini
diolah menjadi suatu produk lain seperti keripik tempe. Keripik tempe dibuat dengan
mengiris-iris tempe yang sudah jadi tadi kemudian beri adonan tepung terigu dan tepung
beras yang telah tercampur rata dengan ditambahkan bumbu-bumbu seperti bawang putih,
ketumbar, garam, penyedap rasa, dan telur ayam. Selanjutnya goreng tempe kemudian
tiriskan dan dinginkan. Untuk meningkatkan minat pembeli berikan berbagai cita rasa olahan
keripik tersebut misalnya seperti rasa asin, pedas dan manis karena jika rasa keripiknya hanya
gurih saja akan membuat orang bosan. Selain rasa nya yang banyak, kemasan untuk produk
keripik tempenya dikemas dalaam kemasan alumunium foil, supaya lebih tahan lama. Jika
hanya mengemas menggunakan plastik biasa, keripik tempe hanya sanggup bertahan tiga
bulan. Sementara jika menggunakan alumunium foil, rasa dan kerenyahan keripik tempe bisa
tahan sampai enam bulan. Selain itu menjadikan kemasan keripik tempe menjadi menarik dan
terkesan elit. Gunakan juga label produk usaha agar orang mengetahui bahwa itu produk atau
brand milik siapa dan juga dapat mempromosikan produk melalui aneka gambar yang
menarik. Selanjutnya untuk pemasaran produk keripik tempe ini bisa dititipkan kepada
pemasar, biasanya peran pemasar ini sangat membantu dalam pemasaran karena dapat
memperluas cakupan pemasaran biasanya bisa sampai keluar daerah. Selain itu juga di zaman
sekarang ini bisa melalui sosial media milik pribadi maupun endorse melalui artis-artis atau
influencer.
Dengan adanya efisiensi produk lokal dengan memodernisasi cara pengolahan hingga
sampai proses penjualan akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk lokal,
dengan adanya modernisasi, produk-produk buatan lokal akan lebih maju mengikuti
perkembangan zaman, meningkatkan jumlah produksi, kualitas dan menaikan harga barang
akan berdampak terhadap kemajuan ekonomi daerah setempat serta memberikan kontribusi
dalam proses perkembangan daerahnya. hal ini juga akan memberikan kesempatan bagi
masyarakat lebih inovatif dan kreatif dalam melakukan produksi dan penjualan produknya,
yang dimana akan menjadi ajang yang lebih kompetitif dan akan menghasilkan
produk-produk yang berkualitas terbaik dari setiap daerah.
Realisasi dari pengolahan produk modern akan memunculkan produk yang lebih banyak
dan berkualitas, yang akan memberikan dampak positif bagi pengusaha lokal itu sendiri, nilai
produk yang naik memberikan penghasilan yang lebih tinggi dari sebelumnya, dengan begitu
kemajuan pengusaha-pengusaha lokal dapat melejit dengan cepat.
Penutup
Dari penjabaran diatas dapat dapat disimpulkan bahwa modernisasi dalam produk-produk
lokal terlebih di masa sekarang sangatlah diperlukan dikarenakan untuk mengikuti
perkembangan yang ada di dunia dan masyarakat global, oleh karena itu tentunya diperlukan
adanya peran pemerintah dalam memberikan edukasi bagi masyarakat atau pun para
pengusaha lokal yang masih di kategori tertinggal atau tradisional, untuk memberikan
rancangan tatanan pengolahan yang lebih modern. sehingga dapat memberikan arah
perubahan terhadap UMKM di Indonesia yang lebih maju dan modern, sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat terutama para pengusaha di Indonesia
yang dimana masih tertinggal.
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar