PENDAHULUAN
Selama pandemi sejak Februari 2020, muncul kebijakan baru yaitu bekerja,
beribadah bahkan belajar di rumah. Hal tersebut tentu saja membuat negara
Indonesia mengalami perubahan yang cukup terasa. Tidak hanya di bidang
ekonomi, pengaruh pandemi Covid-19 berdampak besar pada bidang pendidikan,
dimana semua aspek dalam bidang pendidikan diakses secara online, tercatat
hampir 100% pendidikan dilaksanankan di rumah dengan menggunakan fasilitas
teknologi internet atau disebut dengan pembelajaran daring (dalam jaringan)
(Fatwa, 2020: 21).
Setelah mengalami banyak perubahan di bidang pendidikan dikarenakan pandemi
Covid-19, kini pemerintah mulai memberikan izin untuk melakukan pembelajaran
tatap muka bagi wilayah yang tingkat penyebaran Covid-19 di bawah rata-rata,
tentu saja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Beberapa sekolah telah
broperasi dan kembali mempraktikan pembelajaran luring (luar jaringan) dengan
menggunakan sistem ganjil genap, dengan lama waktu pembelajaran dilakukan
paling lama 25 menit per satu jam mata pelajaran (Sari, 2016: 127-128).
Pembelajaran tatap muka ini dilakukan sebagai penyesuaian bagi pendidikan yang
akan berjalan normal di kemudian hari. Berdasarkan fenomena yang terlihat,
intensitas ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran online sangat
kecil. Adanya pembelajaran daring menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan secara signifikan, memang betul para siswa rajin mengumpulkan tugas
dan melakukan presensi secara bertahap, namun hal tersebut tidak menjamin bahwa
para siswa memamhami materi secara keseluruhan, terlebih pada saat pembelajaran
daring terkadang guru hanya memberikan tugas pada siswa. Betul sekali
bahwasannya internet memiliki sumber belajar dengan cakupan yang sangat luas,
namun tanpa adanya penguatan dari guru itu sendiri pembelajaran tersebut bisa jadi
tidak ada artinya.
Pendidikan pasca pandemi Covid-19 harus siap melakukan gebrakan untuk
transformasi bagi tenaga pendidik dalam meningkatkan kompetensi guru yang
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi professional. Sistem perubahan ini menjadi tolak ukur bagaimana cara
pandang dan pola interaksi guru dengan teknologi yang sekarang sudah
berkembang (Syaharuddin, 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adhetya Cahyan, Iin Diah Listiana dan Sari
Puteri Deta Larasati (2020) terkait motivasi belajar pada masa pandemi Covid-19,
terdapat penurunan motivasi belajar siswa, hanya sedikit yang berpartisipasi
dan aktif dalam pembelajaran. Karena itulah perlunya peningkatan kualitas guru
dalam menumbuhkan semangat sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa
(Cahyan, dkk, 2020).
Kualitas guru merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan dibutuhkan
kompetensi yang baik dari para guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Guru dan tenaga kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan, dan diberikan
penghargaan yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi, dan tugas yang
diembannya (Mulyasa, 2008: 8).
Kondisi rill dari adanya pendidikan sekarang yaitu, pembelajaran online secara
psikologis berdampak kepada kurangnya terjalin hubungan psikologis antar
pendidik dengan peserta didik. Tingkat kedekatan antara guru dengan siswa
berjalan secara mekanik, kurang melibatkan perasaan. Guru juga tidak bisa
memantau atensi siswa terhadap materi yang diberikan, apakah siswa serius
mengikuti pembelajaran atau sambil bermain-main. Masalah tersebut timbul dalam
menghadapi era new normal, maka harus adanya sistem kebijakan yang tegas dalam
meningkatkan kopetensi guru menghadapi tantangan era new normal (Rodiawati,
2021).
Berbagai upaya telah dilakukan, seperti kualifikasi guru, pendidikan dan pelatihan,
ujian sertifikasi, dan peluang peningkatan pembelajaran, namun upaya tersebut
tampaknya belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini terlihat dari rendahnya
prestasi siswa, terutama pasca pandemi Covid-19 seperti saat ini. Bidang
pendidikan perlu penyesuaian, terutama peran guru dalam proses pembelajaran
(Hoesny dan Darmayanti, 2021: 25-26).
Pada essay ini, kami melihat bahwa pendidikan berbasis continuous improvement
dapat menjadi upaya peningkatan kompetensi guru dalam mempersiapkan
pendidikan di era new normal pasca pandemi Covid-19. Agar lembaga pendidikan
dapat merealisasikan visinya, serta terejawantahkan dalam tataran praktis di
lapangan, maka dibutuhkan suatu institusi yang diselenggarakan dan dikelola
secara baik dan berkualitas. Untuk itu, salah satu prasyarat pokok yang harus
dipenuhi adalah tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas.
Dalam hal ini peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik
manajemen personalia modern.
PENUTUP
Persiapan menghadapi tantangan dunia yang tidak terduga diperlukan adanya
kesiapan dalam menghadapi setiap keadaan dalam dunia pendidikan, hal tersebut
menuntut sebuah lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan kualitasnya agar
tetap survive bahkan terus berkembang. Melalui Continuous Improvement
kebutuhan akan proses belajar yang terus menerus dengan jangka dari waktu ke
waktu, setiap anggota dalam organisasi harus menjadi peserta. Gagasan bisa datang
dari siapa pun dalam organisasi, Terus cari peluang baru, Memberdayakan orang
untuk melakukan eksperimen. Dengan karakeristik tersebut maka strategi
penerapan Continuous Improvement dalam pembelajaran di sekolah dapat dibuat
secara lebih jelas.
Penerapan Continuous Improvement dalam dunia pendidikan merupakan langkah
penting, perbaikan dapat tercapai jika setiap guru yang ada di lembaga pendidikan
bekerja sama, menerapkan mutu pada setiap aspek kerja, memahami manfaat
jangka panjang dari perbaikan berkelanjutan, mendorong semua perbaikan baik
besar maupun kecil, serta memfokuskan upaya pencegahan masalah.
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar