Selasa, 01 November 2022

PERTANIAN SEHAT BERBASIS HIDROPONIK DAN TANAMAN KONVENSIONAL SEBAGAI OPTIMALISASI LAHAN KOSONG DI DESA SIDOWALUYO, LAMPUNG SELATAN

RINGKASAN


Desa Sidowaluyo berada di sebelah timur Kota Bandarlampung, yaitu Kecamatan

Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Mayoritas mata pencaharian penduduk

di Desa Sidowaluyo bekerja sebagai petani. Selain itu, penduduk di Desa

Sidowaluyo juga banyak yang beternak sapi di belakang rumahnya. Akan tetapi

penduduk di Desa Sidowaluyo belum memanfaatkan kotoran sapi secara optimal,

sehingga banyak ditemukan kotoran sapi di sekitaran wilayah tersebut. Apabila

tidak dimanfaatkan dengan baik, kotoran sapi akan menimbulkan dampak bagi

lingkungan berupa pencemaran udara, air, tanah dan dapat memicu sumber

penyakit. Padahal, kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang

dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Disisi lain banyaknya lahan kosong di

Desa Sidowaluyo belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan pengabdian ini

adalah untuk memberikan pelatihan dengan memanfaatkan lahan kosong di Desa

Sidowaluyo sebagai pertanian sehat berbasis hidroponik dan dikombinasikan

dengan metode tanam konvensional. Selain itu, pengabdian ini juga bertujuan

untuk membuat pupuk kompos dari kotoran sapi sebagai penyubur alami tanah

pada tanaman. Indikator keberhasilan dari program ini adalah bertambahnya

pengetahuan masyarakat Desa Sidowaluyo mengenai pertanian sehat,

meningkatkan pemanfaatan lahan kosong, mencukupi kebutuhan pangan

masyarakat, dan menjadi objek percontohan pertanian sehat di Provinsi Lampung.

Pelaksanaan program ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu sosialisasi

dan lokakarya, pelatihan pembuatan greenhouse, pelatihan pembuatan kompos,

pelatihan budidaya sayuran sehat, pelatihan dan praktek pemanenan, pelatihan

pemasaran, monitoring, dan evaluasi. Gagasan/gambaran IPTEK yang diusulkan

adalah pertanian berkelanjutan berbasis greenhouse dengan memanfaatkan pupuk

organik dari kotoran sapi dalam menciptakan pertanian sehat tanpa menggunakan

pestisida. Sehingga, program ini dapat mengembangkan potensi pertanian dengan

mengoptimalkan keberadaan lahan kosong dan kotoran sapi di Desa Sidowaluyo

secara berkelanjutan.


Kata Kunci

Greenhouse; Hidroponik; Pertanian; Pupuk Kompos


PENDAHULUAN

Desa Sidowaluyo berada di sebelah timur Kota Bandarlampung, yaitu Kecamatan

Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Desa Sidowaluyo memiliki luas

wilayah 14 km2 yang terdiri dari tanah pemukiman, jalan, perkantoran, kuburan,

pekarangan, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan tempat ibadah. Desa

Sidowaluyo memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata rata 2000 s/d 3000

mm, dan suhu rata-rata harian 28-30°C serta wilayahnya merupakan dataran

rendah, sehingga cocok untuk pengembangan pertanian. Pada tahun 2011, Desa

Sidowaluyo ditetapkan sebagai kawasan agropolitan. Kawasan agropolitan

merupakan kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan yang saling

terkait dalam mengembangkan pertanian sebagai sistem produksi dan pengelolaan

sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional

serta satuan sistem permukiman dan agribisnis. Jumlah penduduk di Desa

Sidowaluyo sebanyak 6.870 orang. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa

Sidowaluyo bekerja sebagai petani, yaitu sebanyak 2.046 orang. Penduduk desa

masih menerapkan budaya gotong royong dalam bertani dan saling bahu

membahu. Selain bekerja sebagai petani, penduduk Desa Sidowaluyo juga banyak

yang beternak sapi di belakang rumahnya.


Penduduk di Desa Sidowaluyo belum memanfaatkan kotoran sapi secara optimal,

sehingga banyak ditemukan kotoran sapi di sekitaran wilayah tersebut. Apabila

tidak dimanfaatkan, limbah peternakan dan pertanian akan menimbulkan dampak

bagi lingkungan berupa pencemaran udara, air, tanah, menjadi sumber penyakit,

dapat memicu peningkatan gas metan serta menimbulkan gangguan pada estetika

dan kenyamanan [1]. Setiap satu ekor sapi dapat menghasilkan kotoran berkisar

antara 8 – 10 kg per hari yang setara dengan 1,5-2 ton per tahun pupuk organik

[2]. Limbah ternak memiliki potensi yang dapat dikelola menjadi pupuk organik

seperti kompos untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, meningkatkan

produksi tanaman, meningkatkan pendapatan petani, dan mengurangi dampak

pencemaran terhadap lingkungan [3]; [1]. Disisi lain, banyaknya lahan kosong di

Desa Sidowaluyo belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Padahal

kondisi lingkungan di Desa Sidowaluyo cocok untuk digunakan sebagai tempat

budidaya pertanian khususnya sayuran dan buah-buahan berbasis hidroponik.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan pupuk kompos dan

pemanfaatan lahan kosong masih belum sempurna. Padahal pupuk kompos

merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas

tanaman. Keunggulan dari pupuk kompos ini diantaranya yaitu lebih ramah

lingkungan, menambah pendapatan peternak, dan meningkatkan kesuburan tanah

dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik

(kimia) secara berlebihan [4]. Sementara itu, budidaya secara hidroponik dapat

memberikan hasil produksi tanaman yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan waktu

yang dibutuhkan dalam proses budidaya hidroponik lebih efisien. Oleh karena itu,

masyarakat perlu untuk mengetahui tentang sistem pertanian hidroponik dengan

memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki serta potensi kotoran sapi yang tidak

dimanfaatkan.


Sistem hidroponik yang akan dikembangkan adalah pembuatan rumah pangan

lestari/greenhouse. Pembangunan greenhouse akan dibangun pada lahan milik

Desa Sidowaluyo yang akan digunakan untuk budidaya tanaman sayuran sehat

secara hidroponik dan tanam konvensional dalam menghasilkan produk pertanian

non-pestisida. Pembuatan greenhouse ini bertujuan agar petani bisa menjadi lebih

cerdas dengan memanfaatkan teknologi serta dapat mengontrol tanaman dengan

baik. Tanaman yang rencananya akan ditanam yaitu pakcoy, selada merah, selada

hijau, kailan, seledri, bayam merah, bayam hijau, cabai, daun bawang, dan tomat.

Tanaman ini dipilih karena memiliki harga jual tinggi, cepat dalam

pemanenannya, dan memiliki nilai gizi yang sangat baik. Selain itu, media

tanaman dapat dirancang dengan berbagai cara misalnya dibuat secara bertingkat

ataupun horizontal sesuai dengan luasan lahan yang ada.


Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami mengusulkan suatu program

pengabdian yaitu pertanian sehat berbasis hidroponik dan tanaman konvensional

sebagai optimalisasi lahan kosong di Desa Sidowaluyo, Lampung Selatan. Tujuan

pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan dengan memanfaatkan lahan

kosong di Desa Sidowaluyo sebagai pertanian sehat berbasis hidroponik dan

dikombinasikan dengan metode tanam konvensional. Selain itu, pengabdian ini

juga bertujuan untuk membuat pupuk kompos dari kotoran sapi sebagai penyubur

alami tanah pada tanaman.



0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer