ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengembangan media pembelajaran sejarah
melalui visualisasi benda-benda urban heritage di Kota Bandar Lampung untuk
meningkatkan historical empathy siswa Kota Bandar Lampung. Metode yaang
digunkana pada penelitian ini adalah metode pengembangan atau Research and
Development (R&D) dan mengunakan model Thiagarajan, terdapat 4 langkah-
langkah yaitu Define, Desigen, Develop, dan Disseminate disebut juga sebagai
model 4-D. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan angket
(kuesioner). Tenis analisis data menggunakan teknik penelitian pendahuluan
dengan analisis data kualitatif. Dalam hal menguji keefektifitasan produk,
penelitian ini melakukan metode eksperimen yang dilakukan di SMA YP UNILA.
Hasil analisis SPSS 17.0 diperoleh signifikan pada 0,000 < 0,05 hal ini menunjukan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas X IPS 1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X IPS 2 sebagai kelas kontrol setelah dilakukan pengujian.
Perbedaan hasil test sekala sikap rata-rata kelas experimen 46,88 dan kelas kontrol
43,80, hal ini menunjukan bahwa media pembelajaran sejarah lokal visualisasi Kota
Bandar Lampung yang dilakukan pengembangan efektif dalam meningkatkan sikap
historical empathy dalam menghadapi era 4.0.
Kata Kunci: Historical Empaty, Media Pembelajaran, Urban Haritage Bandar
Lampung
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi di era 4.0 yang begitu dinamis saat ini
terjadi di seluruh Dunia khususnya di Indonesia. Teknologi Informasi membantu
perkembangan seluruh bidang, yaitu ekonomi, kesehatan, sosial, dan terpusat pada
bidang pendidikan. Cakupannya dengan pendidikan, memberikan perspektif
perkembangan teknologi baiknya dapat memperluas kesempatan dalam upaya
membenahi pendidikan di Indonesia yang memiliki kualitas tertinggal cukup jauh
dengan perkembangan pendidikan yang ada di negara maju. Penggunaan teknologi
telah sangat mengubah arah pendidikan sebagai peluang untuk melaksanakan
pemerataan untuk memperluas kesempatan belajar dan menjamin mutu pendidikan
melalui penyediaan dan penggunaan teknologi dan informasi lengkap tentang
pendidikan.
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi memberikan warna baru
terhadap dunia pendidikan. Hingga taraf yang signifikan perkembangan teknologi,
informasi, dan komunikasi merupakan pusat transformasi dalam mengeksplorasi
mutu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia dengan beberapa cara, seperti
membawa teknologi, informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran,
sebagai perancah dan alat pendistribusian bahan ajar dengan menggunakan jaringan
internet (website) dan pendidikan life skill (Cholik, 2017).
Pada abad ke-21, perubahan tren teknologi yang cepat telah mempengaruhi semua
aspek manusia termasuk sistem pendidikan. Implikasi penggunaan teknologi
sebagai alat untuk mentransfer materi pembelajaran meningkatkan kinerja dan
pengalaman belajar dan mendukung pembelajaran konstruktivis dengan
memberikan lingkungan belajar yang otentik. Saat ini, perubahan tren teknologi
yang sangat cepat juga telah mempengaruhi pendidikan di Indonesia, seperti
pergeseran proses belajar mengajar dari model konvensional menjadi pendidikan
terbuka. Fenomena ini menyadarkan pemerintah Indonesia bahwa integrasi
teknologi dalam program pendidikan memainkan komponen kunci dalam
pertumbuhan dan kemajuan masyarakat yang berdayaguna pada persaingan global.
Terdapat konstitusi nasional Indonesia yang mengatur tentang penerapan teknologi
untuk tujuan pendidikan seperti, Peraturan Menteri PANRB No 28 2017 bab 6B
yang menjelaskan tentang ketentuan dalam pengembangan teknologi untuk
keperluan pembelajaran (Machmud, dkk, 2021).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memberikan kontribusi signifikan pada program Kampus Merdeka
dengan menyelenggarakan Bangkit 2021. Bangkit sebagai wujud studi independen
adalah program pemberdayaan diri berbasis teknologi digital bagi mahasiswa dalam
mengintegrasikan tantangan dunia industri. Direktur Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Aris Junaidi menyampaikan diperlukan persiapan
pengetahuan serta kompetensi dalam memahami berbagai tantangan dan persaingan
di pasar global. Inovasi di bidang sains dan teknologi adalah penggerak utama
kesejahteraan bangsa.
Semakin berkembangnya teknologi pendidikan maka perlu adanya inovasi dalam
media pembelajaran khussunya dalam bidang ilmu sejarah lokal. Sejarah lokal
memberikan kesadaran bahwa diperlukan fasilitas pada penyampaian nilai-nilai
budaya, yang mana menjadi terobosan utama dari rencana penanaman karakter
siswa. Cakrawala berpikir yang telah terekam hari ini menjadi bagian pengalaman
yang melekat pada proses sejarah masa lalu dari pengalaman lingkungan siswa.
Pendidikan sejarah lokal berperan penting dalam kemampuannya untuk
menjalankan fungsinya sebagai alternatif rekomendasi peristiwa sejarah yang
berdampingan dengan siswa. Penggambaran sejarah lokal berusaha fleksibel dapat
menghadapkan berbagai fenomena, yang terkait dengan sejarah keluarga, sejarah
sosial dalam wilayah lokal, peran pahlawan lokal dalam perjuangan lokal dan
nasional, budaya lokal, asal-usul kebangsaan, dan bermacam peristiwa yang terjadi
di lokalitas tingkat lokal (Kusnoto, 2017).
Pada pembelajaran sejarah memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dengan
memanfaatkan sejarah lokal. Kelebihannya adalah dapat membawa siswa pada
situasi nyata di lingkungannya, bahkan seolah-olah dapat menghapus batas antara
dunia sekolah dengan dunia nyata di sekitar sekolah. Dari perspektif psikologi
sosial dapat dikatakan memungkinkan siswa untuk secara langsung memahami dan
menghargai lingkungan masyarakatnya. Siswa muda akan dibawa ke dalam
pengalaman belajar, menggabungkan pengalaman masa lalu komunitas mereka
dengan kondisi sekarang dan masa depan (Widja, 1989).
Peroses pembelajaran, sangat penting mendukung optimalisasi materi dan aktivitas
belajar siswa di dalam lingkungan belajar sebagai perluasan media dan sumber
belajar. Ketertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah akan muncul dari
pengembangan narasi tentang sejarah. Tujuannya agar siswa dapat mempelajari
sejarah yang berdasarkan pada situsai dunia nyata yang ada pada lingkungannya
agar siswa terdorong dan mampu menafsirkan langsung sumber pengetahuan yang
dimiliki dengan evaluasi nya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar serta dapat memahami dengan baik tentang nilai-nilai
keteladanan yang telah dicontohkan oleh generasi pendahulunya (Sudjana dan
Rivai, 2011).
Pentingnya sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah tidak sejalan dengan
kenyataan yang ada, pembelajaran sejarah seringkali menghadapi perubahan
kurikulum yang mengubah esensi dari buku teks yang selalu dikaji dalam
pembelajaran sejarah. Selain itu, sistem pembelajaran yang tidak di inovasi oleh
pendidik akan memberikan citra bahwa pembelajaran sejarah selalu membosankan.
Karena dalam pembelajaran sejarah otoritas kegiatan adalah menghafal peristiwa
sejarah yang pernah terjadi, sehingga pembelajaran sejarah menjadi fokus dari tiga
aspek yaitu edukatif, inspiratif, dan rekreatif. Belajar sejarah merupakan perhatian
yang diambil dalam upaya membentukan karakter dan peradaban generasi bangsa.
Pada materi sejarah gambaran nilai-nilai bangsa yang dibangun pada masa lalu,
dipertahankan dan disesuaikan untuk kehidupan masa kini, serta dikembangkan
lebih lanjut untuk kehidupan masa depan. Terdapat penyangkalan yang dialami
terus menerus dalam pembelajaran sejarah saat ini antara lain lemahnya dasar teori,
minimnya imajinasi, tumpuan terhadap buku teks dan kurikulum yang oriented,
serta keharusan untuk tidak peduli mengenai fenomena globalisasi untuk mencapai
tujuan pembelajaran sejarah yang baik. Penggunaan metode pembelajaran harus
mampu menciptakan historical memory dan didukung oleh emotional memory
(Umamah, 2017).
Pembelajaran sejarah dapat dilaksanakan dengan menggunakan sejarah lokal yaitu
dengan memanfaatkan cagar budaya. Cagar budaya mengarah ke sumber belajar
sejarah untuk ide-ide yang lebih kontekstual, menarik, dan lebih mudah dipahami
oleh siswa. Cagar budaya menyatukan penggambaran yang lebih nyata kepada
siswa sehingga di dalam pandangan mereka dapat memodifikasi peristiwa sejarah
secara lebih nyata, tidak hanya pengetahuan peristiwa sejarah secara abstrak.
Wawasan budaya dapat menyadarkan betapa pentingnya mempelajari kronologis
sejarah bangsa dari sisi kemegahan budaya. Cagar Budaya yang merupakan proses
karya masa lampau tidak hanya penting sebagai dari sudut pandang visualisasi,
melainkan untuk membahas nilai-nilai warisan didalamnya untuk konsolidasi
hingga rekonstruksi dan pelestarian situs di era sekarang sehingga penguatan sisi
pengakuan bisa dirasakan baik secara lokal, nasional dan global. Melalui konsep
urban heritage, diharapkan bahwa peserta didik dapat mendapat wawasan yang
lebih luas mengenai pembelajaran sejarah secara kristis dan analistis (Acep, 2019).
Pada kenyataannya di daerah Lampung sendiri, banyak peningalan sejarah yang
terbengkalai dan tidak mendapatkan perhatian baik oleh masyarakat maupun
pemerintah sehingga mengalaimi kerusakan (Hidayat, 2019). Salah satunya yang
rumah Rumah Deswati yang memiliki peran besar dalam sejarah berdirinya
Provinsi Lampung, tetapi bangunan tersebut kini tak terawat dan beberapa bagian
telah mengalami kerusakan. Kawasan Teluk Betung, Bandar Lampung memiliki
banyak bangunan sejarah yang tidak terawat sehingga menjadi sasaran tangan jahil
atau vandalisme. Bahkan beberapa bangunan juga sudah tampak usang dengan cat
yang terkelupas (Network, 2021). Secara tidak langsung, kondisi tersebut
merupakan peringatan bagi kota sebab dapat mempercepat penurunan mutu
fungsional, visual, serta lingkungan (Octadynata, dkk, 2020).
Perlu adanya bentuk upaya pelestarian terhadap urban heritage untuk melindungi
peninggalan budaya yang dimiliki oleh suatu kota. Pembelajaran sejarah juga tidak
mampu membangun karakter dan nilai-nilai keadaban di kancah individu
(Murti,2013). Pernyataan tersebut perlu dicermati supaya pembelajaran sejarah
lebih berhasil dalam menciptakan perilaku peserta didik yang logis dan realistis
melalui perubahan pemahaman persepsi dan sikap terhadap sejarah (Pramono,
2012). Untuk itu harus ditimbulkan sebuah kepedulian akan peninggalan sejarah
terhadap lembaga pendididkan untuk menanamkan historical empathy ditengah
kemajuan perkembangan Kota Bandar Lampung. Dengan tumbuhnya historical
empathy mendorong individu dalam memahami dan merasakan, peka, peduli
terhadap bangunan yang mengandung nilai-nilai sejarah (Perrotta, 2016).
Sejarah lokal dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah dalam
membetuk karater siswa, dimana materi sejarah lokal dapat di kombinasikan
dengan materi sejarah Indonesia. Akan tetapi sampai sekarang pembelajarannya
masih belum maksimal yang disebabkan minimnya bahan ajar yang menjadi
sumber belajar, dan juga kurangnya penggunaan media pembelajaran seperti film
dokumentasi mengenai materi-materi yang diberikan. Untuk itu, dibutuhkan usaha
pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran yang sinkron dengan keadaan
lingkungan sosial serta budaya siswa (Abidin, 2021).
Penelitian ini akan mengembakan media pembelajaran visualisasi melalui benda-
benda urban heritage yang dapat memberikan gambaran bagi peserta didik
mengenai peninggalan suatu situs bangunan bersejarah khususnya di Provinsi
Lampung. Dengan melihat visualisasi benda-benda urban heritage maka peserta
didik dapat melihat peninggalan bersejarah tanpa mendatangi situs tersebut, serta
dapat menunjang pemahaman materi. Media visualisasi menampilkan objek secara
konkret sehingga menumbuhkan kesadaran sejarah peserta didik akan pentingnya
mempelajari sejarah. Bagi pendidik sendiri, media visualisasi melalui benda urban
heritage dapat membantu terhadap penjelasan materi terkait peninggalan sejarah,
maka pemanfaatan media visual dapat memberikan dampak postif baik bagi
pendidik maupun peserta didik (Juniardi, 2015). Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Salamah bahwa media berbasis visual mempunyai peran yang sangat
vital terhadap proses pembelajaran. Media visual berfungsi untuk mempermudah
pemahaman, menambah ingatan peserta didik, menunmbuhkan minat peserta didik,
serta dapat memberikan hubungan antar materi pembelajatan dengan dunia nyata
(Salamah, 2017).
Penelitian ini mengkaji mengenai visualisasi media pembelajaran dalam sejarah
lokal dan peran sejarah lokal terhadap penguatan karakter siswa. Hal ini berbeda
dengan penelitian ini yang mengembangkan media visualisasi melalui bangunan
urban heritage Kota Bandar Lampung agar siswa dapat melihat dan memahami
benda urban heritage Kota Bandar Lampung dan meningkatkan kepedulian
terhadap sejarah lokal.
V. KESIMPULAN
Pembelajaran sejarah lokal dalam pembelajaran Sejarah Peminatan di sekolah
belum diterapkan secara maksimal, dengan ini diperlukan adanya pendekatan
sejarah yang berbasis kelokalitasan untuk meningkatkan kesadaran sejarah peserta
didik. Media pembelajaran berperan penting dalam berjalanya pembelajaran,
karena itulah harus dilakukan suatu pengembangan terhadap media pembelajaran
yang akan menujang terjadinya proses pembelajaran secara efektif. Berdasarkan
hasil penilian ini, hasil validasi ahli media dan experimen terhadap kelompok kecil
menunjukan media visualisasi urban heritage dinyatakan baik dan diterapkan dalam
peroses pembelajaran. Pada test efektifitas diperoleh hasil signifikan dengan 0,000
< 0,05 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS 2 sebagai kelas
kontrol setelah dilakukan pengujian. Adapun nilai reta-rata tes sikap pada kelas
kontrol = 43,80. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran visualisasi urban
heritage Kota Bandar Lampung dapat meningkatkan empati sejarah siswa dalam
era 4.0.
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar