Pendahuluan
Sangat Menghawatirkan! Kerusakan lingkungan merupakan masalah global yang
bukan hanya dapat mengancam lingkungan itu sendiri tetapi dapat mempengaruhi
keberlangsungan hidup manusia di dunia (Marzuki I, 2021). Berdasarkan data dari lembaga
riset global Ipsos mengungkapkan bahwa sebanyak 46% dari 24.001 responden dari 30
negara yang berusia lebih dari 16 tahun menganggap perubahan iklim sebagai permasalahan
lingkungan yang paling penting untuk cepat ditangani di negaranya. Diikuti dengan isu cuaca
ekstrem yang mencapai 43%, masalah sampah 41%, polusi 37%, habisnya sumber daya 36%,
pencemaran air 36%, deforestasi 28%, berkurangnya keanekaragaman 28%, pencemaran
tanah 34%, kekeringan sebanyak 23%. Permasalahan lingkungan ini jika dibiarkan terus
menerus memiliki dampak yang dapat mengganggu pertumbuhan dari suatu negara dalam
mencapai pembangunan keberlanjutan. Sehingga diperlukan tindakan segera melalui
kontribusi secara langsung baik dari masyarakat maupun dari regulasi pemerintah.
Di Indonesia sendiri, permasalahan lingkungan juga menjadi isu terpenting yang
sedang dihadapi masyarakat. Dilansir dari laman Sekertariat Kabinet Republik Indonesia,
Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 mencatat data terbaru dari tingkat polusi udara di
Indonesia berada di peringkat tertinggi ke-17 di dunia dengan konsentrasi PM2,5 mencapai
34,3 μg per meter kubik. Tentunya berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasi persoalan
dari isu lingkungan ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat adalah dengan menghadirkan program dari Kementrian
Lingkungan Hidup yaitu sekolah adiwiyata, program ini diciptakan sebagai upaya untuk
membangun kesadaran akan pelestarian lingkungan sedari dini bagi masyarakat dilingkup
pendidikan. Namun, sampai sekarang persoalan dari permasalahan lingkungan ini masih
belum terselesaikan dan apabila terus dibiarkan maka dampaknya dapat mengganggu
kelangsungan hidup dan keberlanjutan lingkungan.
Masalah kerusakan lingkungan hidup merupakah salah satu isu yang terus menarik
perhatian serius secara global oleh pemerintah, peneliti, badan organisasi, dan masyarakat
umum. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dari permasalahan lingkungan, baik dari
kejadian alam itu sendiri maupun karena hasil dari perbuatan manusia. Berkaitan dengan
manusia dan alam, menurut (Hardiningtyas P.R, 2016) manusia dinilai belum memiliki
kesadaran secara penuh untuk menjaga kelestarian lingkungan didalam kehidupan mereka.
Lemahnya pendidikan juga menjadi salah satu faktor dari permasalahan lingkungan. Setiap
warga negara diharapkan memiliki kesempatan yang sama dan merata dalam memperoleh
pendidikan, sehingga fungsi dari pendidikan itu sendiri dapat berjalan secara optimal
(Damayanti, 2018).
Di negara berkembang seperti Indonesia, masalah pemerataan pendidikan menjadi
salah satu pemicu dari kurangnya kesempatan bagi seluruh warga negara untuk mendapatkan
ilmu dan pengetahuan yang setara (Hidayat A, 2017). Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
keberlangsungan hidup dalam lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai generasi penerus
bangsa, peran pemuda sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan untuk mengatasi
permasalahan lingkungan. Tentunya banyak hal positif yang dapat dirasakan jika semua
kalangan baik dari generasi muda sampai dewasa mempunyai kesadaran yang baik untuk
berkontribusi secara langsung terhadap kebersihan lingkungan. Jika pemerataan Pendidikan
Lingkungan Hidup dapat terealisasikan maka diharapkan nantinya dapat mewujudkan
pembangunan pendidikan yang berkelanjutan, hal ini bertujuan untuk membentuk sikap dan
perilaku masyarakat agar dapat berpikir secara rasional mengenai siklus kehidupan
dilingkungan sekitar dan sebagai upaya dalam menumbuhkan sikap yang bertanggung jawab
atas perbuatannya terhadap lingkungan
Di era globalisasi saat ini, diperlukan adanya inovasi baru untuk menyesuaikan
keadaan dengan perubahan yang ada. Sebagai kaum milenial yang sudah berorientasi pada
teknologi, penulis sadar bahwa perlu diadakan suatu transformasi ke era yang lebih maju.
Dengan memanfaatkan peran teknologi kedalam platform pendidikan, maka dengan bangga
penulis mempersembahkan Ecodemia sebagai platform pembelajaran lingkungan secara
digital. Ecodemia berasal dari kata Ecology dan Academy. Ecology merupakan istilah dalam
Bahasa Inggris yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah ramah lingkungan.
Ecology merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antar mahluk hidup, maupun
hubungan atau interaksi antara mahluk hidup dan lingkungannya (Darmayani et al, 2021).
Sedangkan Academy berasal dari istilah Bahasa inggris yang artinya adalah lembaga
pendidikan. Secara umum, akademi dikenal sebagai tempat belajar yang biasanya merujuk
pada lembaga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Isi
Ecodemia merupakan suatu media pembelajaran berbasis aplikasi yang isinya memuat
informasi seputar lingkungan. Ecodemia sebagai media pembelajaran digital bertujuan untuk
menyebarkan rasa kepedulian masyarakat terhadap isu permasalahan lingkungan yang sering
terjadi di Indonesia. Media pembelajaran ini sangat penting untuk dijadikan perhatian oleh
beberapa civitas akademika dalam mengenalkan pendidikan lingkungan hidup sedari kecil
kepada anak-anak. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengakses materi, berita, video
pembelajaran, dan games menarik. Konsep ini bertujuan untuk memberikan fasilitas belajar
secara digital dengan materi yang lebih spesifik yaitu mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan lingkungan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi membuat Ecodemia dapat
diakses dengan mudah kapan saja dan dari mana saja melalui hp, laptop, dan komputer.
Ecodemia didesain sedemikian rupa dengan menyajikan fitur pembelajaran yang menarik
sehingga dapat meningkatkan minat belajar baik dari kalangan anak-anak, pemuda sampai
orang dewasa.
Dengan memanfaatkan platform digital, Ecodemia diharapkan dapat menjadi media
pembelajaran yang fleksibel terhadap tempat dan waktu. Adapun mekanisme dari aplikasi
Ecodemia yaitu :
1) Pengguna dapat mendownload aplikasi academia di Playstore atau Appstore, lalu
masuk pada menu login. Jika pengguna belum mempunyai akun maka disarankan
untuk daftar terlebih dahulu dengan memasukkan email dan password. Selanjutnya,
pengguna diminta untuk mengisi identitas diri seperti nama, jenis kelamin, dan
tanggal lahir untuk menyelesaikan proses regristrasi. Setelah proses regristrasi selesai,
pengguna sudah dapat menggunakan aplikasi ecodemia sebagai platform media
pembelajaran secara digital.
2) Pada halaman pertama terdapat menu materi atau pembahasan yang dapat diakses
secara langsung untuk memulai pembelajaran. Terdapat beberapa modul materi yang
isinya memuat topik seputar pendidikan lingkungan hidup. Pada halaman aplikasi
juga terdapat menu enviropedia yang merupakan kamus yang berisi kosakata dan
penjelasan secara singkat tentang elemen-elemen yang sering ditemui dilingkungan,
seperti anorganik, biopori, deforestasi, ecobrick, dan ekologi. Pengguna juga dapat
mencari kosakata baru melalui fitur search pada enviropedia. Selanjutnya untuk
mengasah daya ingatan pengguna, dihalaman pertama juga disediakan fitur KuSikat
yang artinya Kuis Singkat, merupakan fitur yang berisi soal latihan mengenai materi
yang sudah dipelajari sebelumnya. Fitur KuSikat juga berguna sebagai pengukur
kemampuan pengguna dalam memahami materi maupun isu permasalahan lingkungan
yang sedang terjadi.
3) Menu games, ecodemia menyediakan 3 macam jenis game yang dapat membantu
pengguna untuk belajar sambal bermain. Selain itu, fungsi games dalam pembelajaran
ecodemia adalah sebagai sarana pembelajaran yang interaktif dengan menumbuhkan
kesadaran dan motivasi pengguna untuk mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan lingkungan terutama bagi pengguna yang masih berusia dini dan memerlukan
sarana pembelajaran yang menyenangkan. Terdapat 3 macam games yaitu
enviromatch, tebak gambar, dan puzzle.
Enviromatch, merupakan permainan mencocokan gambar, hal ini berguna
untuk mengasah memori dan melatih keterampilan pengguna tentang
pengetahuan lingkungannya. Mekanisme permainanya yaitu dengan
memasangkan gambar yang cocok atau senada, gambar yang disajikan
merupakan ilustrasi dari elemen yang berkaitan dengan lingkungan.
Tebak gambar, merupakan permainan yang berfungsi untuk melatih
kemampuan berpikir dan cara memecahkan masalah. Mekanisme permainanya
dengan cara memilih gambar yang benar dari 2 gambar yang disediakan. Di
dalam permainan ini pengguna akan diberikan pertanyaan singkat mengenai
lingkungan yang nantinya pengguna harus dapat menjawab dengan memilih
gambar yang cocok dengan soal yang sudah disampaikan.
Puzzle, merupakan permainan yang dapat membantu pengguna dalam
mengembangkan keterampilan dalam berpikir dan menyusun strategi dalam
pemecahan masalah. Mekanisme dari permainan ini nantinya pengguna akan
diberikan potongan puzzle secara acak yang harus diselesaikan dengan
Menyusun puzzle tersebut membentuk pola aslinya.
Pengguna dapat langsung memainkan salah satu game dengan menekan tombol play
pada menu yang sudah disediakan. Terdapat reward berupa diamond dan koin yang
nantinya dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran, diamond dapat digunakan
untuk meng-unlock level game yang belum terbuka atau belum terselesaikan
sebelumnya, sedangkan reward koin nantinya dapat ditukar sebagai kupon untuk
mengakses latihan soal.
4) Menu video pembelajaran, menu ini berisi tentang pembelajaran dengan visualisasi
gambar dan suara dengan praktik secara langsung yang disajikan dalam bentuk video.
Vidio yang disajikan dengan memuat informasi seputar cara dan solusi dalam
menangani isu permasalahan lingkungan dalam bentuk inovasi baru maupun inovasi
lama yang sudah dimodifikasi. Pengguna dapat menjadikan video pembajaran di
ecodemia sebagai pelatihan untuk selanjutnya dipraktikkan secara langsung kedalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari video yang ditampilkan memuat tema
tentang cara penanganan limbah sampah yang diolah menjadi barang baru dan
bernilai ekonomis.
5) Menu News, merupakan menu yang berisi informasi seputar berita aktual dan faktual
yang sedang terjadi, tentunya isu yang ditampilkan tidak jauh dari persoalan
lingkungan. Pengguna dapat dengan mudah mengakses berita yang sudah disediakan
deplatform Ecodemia. Dengan adanya menu ini diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran pengguna akan isu permasalahan lingkungan yang sering terjadi
dilingkungan sekitar.
6) Profil pengguna, berisi identitas pengguna yang dapat digunakan sebagai akses login
kedalam aplikasi. Di dalam menu profil terdapat fitur check-in yang berfungsi untuk
melihat performa dan keaktifan pengguna dalam menggunakan ecodemia sebagai
platform belajar lingkungan. Selanjutnya, terdapat fitur pengaturan akun, keamanan,
dan bahasa yang dapat disesuaikan untuk memberikan kemanan dan kenyamanan bagi
pengguna.
Penutup
Ecodemia merupakan gagasan baru sebagai platform media pembelajaran lingkungan
berbasis aplikasi. Ecodemia diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai isu permasalahan lingkungan. Adanya
pemanfaatan teknologi membuat Ecodemia mampu menghadapi perubahan di era globalisasi
dengan menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk dapat mengakses Ecodemia dari
mana pun dan kapan pun. Ecodemia menawarkan berbagai fitur menarik yang bertujuan
untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam menggunakannya sebagai aplikasi
pembelajaran.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diharapkan Ecodemia dapat menjalin
kerjasama dengan pemerintah ataupun lembaga pendidikan dalam proses menciptakan
pemerataan pendidikan lingkungan. Jika pemerataan pendidikan dapat tercapai, maka sejalan
dengan itu akan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Ecodemia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengguna dengan cara
mengimplementasikan materi pembelajaran yang sudah didapatkan kedalam kehidupan
sehari-hari.
October 2023).
Disusun Oleh:
1. Riski Sah Reza
2. Nadia Eva Prasanti,
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar