Sabtu, 16 Desember 2023

Gerakan Cegah Stunting dengan Daun Kelor Sebagai Penambah MPASI

PENDAHULUAN

Stunting disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga

mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu ditandai dengan tinggi

badan anak lebih rendah dari standar usianya. Dampak lain dari stunting adalah

gangguan perkembangan, kesehatan, dan produktivitas, sehingga jika tidak

ditangani akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Gizi kurang atau gizi

buruk pada anak menjadi penyebab anak mudah sakit dan memiliki postur tubuh

tidak maksimal saat dewasa. Sementara itu juga kekurangan gizi pada usia dini

dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak. Untuk menekan tingginya

angka kejadian stunting, perlu dilakukan penanggulangan bersama dari berbagai

pihak (Dewi dan Primadewi, 2021).

Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan tumbuhan yang mempunyai

banyak manfaat bagi kesehatan, namun banyak orang yang belum mengetahui

manfaat daun kelor. Kelor disebut sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib

karena memiliki bukti alamiah merupakan sumber gizi yang kandungannya

berbeda dengan kandungan tanaman pada umumnya. Kelor juga memiliki istilah

lain pohon lobak, mulangay, mlonge, benzolive, pohon stik drum, sajna, sajihan,

dan marango. Moringa oleifera ditunjukkan dalam pembagian ilmiah dari

Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliphyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo:

Brassicales, Family: Moringaceae, Genus: Moringa, Spesies: M oleifera (Fahey,

2005).

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah umbi-umbian yang memiliki kandungan

gizi karbohidrat, protein, vitamin C dan B1, serta mineral (fosfor, magnesium,

besi, kalsium, natrium, dan kalium), jumlah lemak sedikit, yakni 1,0 – 1,5%

(Samadi, 1997). Protein pada kentang lebih tinggi dibanding biji serealia dan

umbi-umbian lainnya. Kandungan asam amino pada kentang juga seimbang, jadi

sangat baik untuk kesehatan (Rusiman, 2008).

Kementerian Kesehatan memberikan pengumuman hasil Survei Status Gizi

Indonesia (SSGI) pada rapat kerja nasional BKKBN, dimana presentase stunting

di Indonesia turun dari 24,4% tahun 2021 menjadi 21,6% tahun 2022. Hasil SSGI

ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Menkes mengatakan SSGI akan

dilakukan setiap tahun. Kepala BKKBN mengatakan Rakernas tersebut bertujuan

memberikan keberhasilan Perpres no. 72 tahun 2021 tentang percepatan

penurunan stuntung dengan 5 pilar yang salah satunya menyediakan pangan yang

baik. Maka dari itu penulis merumuskan bagaimana cara mencegah stunting

dengan cara memberikan penambahan daun kelor pada MPASI bayi yang juga

dapat memberikan perkembangan yang baik untuk bayi (Kemenkes, 2023).


ISI

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi

yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak

sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam

kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kemenkes RI, 2018).

Stunting yang telah terjadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh

kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan

masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko

kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun

mental. Stunting dibentuk oleh growth yang tidak memadai yang mencerminkan

ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal, hal tersebut

mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan normal

dapat mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak terpenuhi

degan baik (Kemenkes RI, 2018).

Stunting dapat dicegah sejak dini seperti pemberian ASI dan MPASI yang tepat

pada anak. MPASI diberikan pada anak berusa 6 bulan keatas, sebagai penunjang

nutrisi dan energi. Bayi yang sudah berusia 6 bulan, mengalami pertumbuhan

yang sangat pesat sehingga bayi memerlukan asupan yang lebih banyak. Bayi

mengalami peningkatan aktivitas seperti mengangkat dada, berguling, merangkak,

belajar duduk dan belajar berjalan sehingga perlu energi lebih banyak yang

didapat dari asupan makanannya. MPASI sangat dibutuhkan untuk menunjang

nutrisi diluar ASI. MPASI baru bisa diperkenalkan kepada bayi ketika bayi

berusia 6 bulan keatas MPASI disebut sebagai makanan pergantian dari ASI ke

makanan keluarga yang dilakukan secara bertahap baik dari jenis, frekuensi

pemberian, jumlah porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan umur dan

kemampuan bayi untuk mencerna makanan (Rismayani,2023).

MPASI biasanya mengandung nutrisi yang menunjang tumbuh kembang anak

seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat merupakan salah

satu jenis zat gizi yang paling banyak dibutuhkan balita yang berfungsi sebagai

sumber energi utama bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Setiap 1

gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kilo kalori. MPASI sering kali

berbahan dasar nasi dan ditambahkan dengan sayuran, namun saat ini kita

dianjurkan untuk tidak hanya menjadikan nasi sebagai makanan pokok, nasi dapat

digantikan dengan kentang yang juga sumber karbohidrat. Kentang dapat

dijadikan alternatif pengganti nasi, namun dengan mengolah kentang dengan baik.

Kentang yang digoreng menyebabkan kandungan lemak lebih banyak dari

karbohidrat. Tanaman kentang adalah tanaman yang memanfaatkan hasil dari


umbinya. Pendayagunaan kentang saat ini sudah sangat luas, selain menjadi bahan

pangan, kentang juga menjadi bahan baju industri. Nilai gizi yang tinggi pada

kentang, membuat kentang banyak dikonumsi dan dibudayakan secara luas (Lutfi

dan Harfiana, 2020).

Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung karbohidrat

kompleks, sehingga seringkali digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang

mengandung karbohidrat, vitamin B, vitamin C, dan sedikit vitamin A, serta

sumber mineral yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Kentang dapat

dijadikan bahan pangan alternative dari nasi karena kentang kaya akan

karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, selain itu kentang juga lebih rendah

kalori dari nasi (Gultom dkk., 2020).

Selain karbohidrat bayi membutuhkan sumber vitamin dan mineral yang dan

vitamin yang berasal dari sayuran. Sayuran yang dapat kita gunakan untuk

membuat MPASI contohnya adalah daun kelor. Tanaman kelor Moringa oleifera

lam, dikenal sebagai tanaman ajaib, karena tanaman kelor kaya akan nutrisi dan

mengandung berbagai mavam senyawa fitokimia pada seluruh bagian tanaman

kelor. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman kelor memiliki vitamin C

yang lebih besar dari 1 jeruk, vitamin A yang lebih besar dari sepuluh wortel,

kalsium yang lebih tinggi dari 17 kali susu, protein yang lebih tinggi 9 kali dari

yogurth, kalium yang lebih tinggi 15 kali dari pisang, dan zat besi yang lebih

tinggi 25 kali dari bayam. Daun kelor selama ini banyak digunakan sebagai

alternatif makanan untuk mengatasi mal nutrisi pada bayi di Afrika. Oleh karena

itu, disarankan MPASI menggunakan kentang dan daun kelor.

Prosedur kerja Alat- alat pembuatan MPASI berbahan dasar kentang dan daun

kelor adalah sebagai berikut. Alat- alat proses pembuatan MPASI berbahan dasar

kentang dan daun kelor adalah panci, spatula, sendok, mangkok, dan baskom.

Bahan- bahan yang digunakan pada proses pembuatan MPASI berbahan dasar

kentang dan daun kelor adalah kentang, daun kelor, bawang putih, garam, dan air. 


PENUTUP

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi

yang kurang dalam waktu yang cukup lama. Ini dapat mempengaruhi

pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan anak secara negatif. Stunting dapat

dicegah sejak dini dengan memberikan pemberian ASI dan MPASI yang tepat

kepada anak. MPASI, yang diberikan kepada bayi di atas 6 bulan, membantu

memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi tambahan yang diperlukan saat

pertumbuhan pesat. Kentang dapat dijadikan alternatif yang baik sebagai

pengganti nasi dalam MPASI karena kaya akan karbohidrat kompleks, vitamin B,

vitamin C, dan mineral. Namun, penting untuk memasak kentang dengan benar

dan menghindari penggorengan yang dapat meningkatkan kandungan lemak.

Daun kelor (Moringa) adalah sumber nutrisi yang sangat baik dan kaya akan

vitamin, mineral, dan protein. Penggunaan daun kelor dalam MPASI dapat

membantu meningkatkan asupan gizi anak. Daun kelor dan kentang diharapkan

dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan nutrisi yang sangat banyak, juga

bahan bahan yang mudah didapatkan serta murah.


Sub Tema : Kesehatan

Disusun oleh:

1. Meilia Ardana

2. Putri Suspita Dewi

3. Rizqia Nabila



 ---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer