PENDAHULUAN
Stunting disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu ditandai dengan tinggi
badan anak lebih rendah dari standar usianya. Dampak lain dari stunting adalah
gangguan perkembangan, kesehatan, dan produktivitas, sehingga jika tidak
ditangani akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Gizi kurang atau gizi
buruk pada anak menjadi penyebab anak mudah sakit dan memiliki postur tubuh
tidak maksimal saat dewasa. Sementara itu juga kekurangan gizi pada usia dini
dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak. Untuk menekan tingginya
angka kejadian stunting, perlu dilakukan penanggulangan bersama dari berbagai
pihak (Dewi dan Primadewi, 2021).
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan tumbuhan yang mempunyai
banyak manfaat bagi kesehatan, namun banyak orang yang belum mengetahui
manfaat daun kelor. Kelor disebut sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib
karena memiliki bukti alamiah merupakan sumber gizi yang kandungannya
berbeda dengan kandungan tanaman pada umumnya. Kelor juga memiliki istilah
lain pohon lobak, mulangay, mlonge, benzolive, pohon stik drum, sajna, sajihan,
dan marango. Moringa oleifera ditunjukkan dalam pembagian ilmiah dari
Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliphyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo:
Brassicales, Family: Moringaceae, Genus: Moringa, Spesies: M oleifera (Fahey,
2005).
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah umbi-umbian yang memiliki kandungan
gizi karbohidrat, protein, vitamin C dan B1, serta mineral (fosfor, magnesium,
besi, kalsium, natrium, dan kalium), jumlah lemak sedikit, yakni 1,0 – 1,5%
(Samadi, 1997). Protein pada kentang lebih tinggi dibanding biji serealia dan
umbi-umbian lainnya. Kandungan asam amino pada kentang juga seimbang, jadi
sangat baik untuk kesehatan (Rusiman, 2008).
Kementerian Kesehatan memberikan pengumuman hasil Survei Status Gizi
Indonesia (SSGI) pada rapat kerja nasional BKKBN, dimana presentase stunting
di Indonesia turun dari 24,4% tahun 2021 menjadi 21,6% tahun 2022. Hasil SSGI
ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Menkes mengatakan SSGI akan
dilakukan setiap tahun. Kepala BKKBN mengatakan Rakernas tersebut bertujuan
memberikan keberhasilan Perpres no. 72 tahun 2021 tentang percepatan
penurunan stuntung dengan 5 pilar yang salah satunya menyediakan pangan yang
baik. Maka dari itu penulis merumuskan bagaimana cara mencegah stunting
dengan cara memberikan penambahan daun kelor pada MPASI bayi yang juga
dapat memberikan perkembangan yang baik untuk bayi (Kemenkes, 2023).
ISI
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kemenkes RI, 2018).
Stunting yang telah terjadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh
kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun
mental. Stunting dibentuk oleh growth yang tidak memadai yang mencerminkan
ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal, hal tersebut
mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan normal
dapat mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak terpenuhi
degan baik (Kemenkes RI, 2018).
Stunting dapat dicegah sejak dini seperti pemberian ASI dan MPASI yang tepat
pada anak. MPASI diberikan pada anak berusa 6 bulan keatas, sebagai penunjang
nutrisi dan energi. Bayi yang sudah berusia 6 bulan, mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat sehingga bayi memerlukan asupan yang lebih banyak. Bayi
mengalami peningkatan aktivitas seperti mengangkat dada, berguling, merangkak,
belajar duduk dan belajar berjalan sehingga perlu energi lebih banyak yang
didapat dari asupan makanannya. MPASI sangat dibutuhkan untuk menunjang
nutrisi diluar ASI. MPASI baru bisa diperkenalkan kepada bayi ketika bayi
berusia 6 bulan keatas MPASI disebut sebagai makanan pergantian dari ASI ke
makanan keluarga yang dilakukan secara bertahap baik dari jenis, frekuensi
pemberian, jumlah porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan umur dan
kemampuan bayi untuk mencerna makanan (Rismayani,2023).
MPASI biasanya mengandung nutrisi yang menunjang tumbuh kembang anak
seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat merupakan salah
satu jenis zat gizi yang paling banyak dibutuhkan balita yang berfungsi sebagai
sumber energi utama bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Setiap 1
gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kilo kalori. MPASI sering kali
berbahan dasar nasi dan ditambahkan dengan sayuran, namun saat ini kita
dianjurkan untuk tidak hanya menjadikan nasi sebagai makanan pokok, nasi dapat
digantikan dengan kentang yang juga sumber karbohidrat. Kentang dapat
dijadikan alternatif pengganti nasi, namun dengan mengolah kentang dengan baik.
Kentang yang digoreng menyebabkan kandungan lemak lebih banyak dari
karbohidrat. Tanaman kentang adalah tanaman yang memanfaatkan hasil dari
umbinya. Pendayagunaan kentang saat ini sudah sangat luas, selain menjadi bahan
pangan, kentang juga menjadi bahan baju industri. Nilai gizi yang tinggi pada
kentang, membuat kentang banyak dikonumsi dan dibudayakan secara luas (Lutfi
dan Harfiana, 2020).
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks, sehingga seringkali digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang
mengandung karbohidrat, vitamin B, vitamin C, dan sedikit vitamin A, serta
sumber mineral yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Kentang dapat
dijadikan bahan pangan alternative dari nasi karena kentang kaya akan
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, selain itu kentang juga lebih rendah
kalori dari nasi (Gultom dkk., 2020).
Selain karbohidrat bayi membutuhkan sumber vitamin dan mineral yang dan
vitamin yang berasal dari sayuran. Sayuran yang dapat kita gunakan untuk
membuat MPASI contohnya adalah daun kelor. Tanaman kelor Moringa oleifera
lam, dikenal sebagai tanaman ajaib, karena tanaman kelor kaya akan nutrisi dan
mengandung berbagai mavam senyawa fitokimia pada seluruh bagian tanaman
kelor. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman kelor memiliki vitamin C
yang lebih besar dari 1 jeruk, vitamin A yang lebih besar dari sepuluh wortel,
kalsium yang lebih tinggi dari 17 kali susu, protein yang lebih tinggi 9 kali dari
yogurth, kalium yang lebih tinggi 15 kali dari pisang, dan zat besi yang lebih
tinggi 25 kali dari bayam. Daun kelor selama ini banyak digunakan sebagai
alternatif makanan untuk mengatasi mal nutrisi pada bayi di Afrika. Oleh karena
itu, disarankan MPASI menggunakan kentang dan daun kelor.
Prosedur kerja Alat- alat pembuatan MPASI berbahan dasar kentang dan daun
kelor adalah sebagai berikut. Alat- alat proses pembuatan MPASI berbahan dasar
kentang dan daun kelor adalah panci, spatula, sendok, mangkok, dan baskom.
Bahan- bahan yang digunakan pada proses pembuatan MPASI berbahan dasar
kentang dan daun kelor adalah kentang, daun kelor, bawang putih, garam, dan air.
PENUTUP
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu yang cukup lama. Ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan anak secara negatif. Stunting dapat
dicegah sejak dini dengan memberikan pemberian ASI dan MPASI yang tepat
kepada anak. MPASI, yang diberikan kepada bayi di atas 6 bulan, membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi tambahan yang diperlukan saat
pertumbuhan pesat. Kentang dapat dijadikan alternatif yang baik sebagai
pengganti nasi dalam MPASI karena kaya akan karbohidrat kompleks, vitamin B,
vitamin C, dan mineral. Namun, penting untuk memasak kentang dengan benar
dan menghindari penggorengan yang dapat meningkatkan kandungan lemak.
Daun kelor (Moringa) adalah sumber nutrisi yang sangat baik dan kaya akan
vitamin, mineral, dan protein. Penggunaan daun kelor dalam MPASI dapat
membantu meningkatkan asupan gizi anak. Daun kelor dan kentang diharapkan
dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan nutrisi yang sangat banyak, juga
bahan bahan yang mudah didapatkan serta murah.
Sub Tema : Kesehatan
Disusun oleh:
1. Meilia Ardana
2. Putri Suspita Dewi
3. Rizqia Nabila
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar