Pendahuluan
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) saat ini menjadi
acuan perkembangan di segala sektor seluruh negara di dunia. Hampir seluruh
negara di dunia mengusulkan program dan kebijakan terbaik guna mendorong
perkembangan berkelanjutan di berbagai sektor kehidupan. Gagasan ini dikenal
dengan istilah Suistanable Development Goals (SDGs) 2030. Yang salah satu
pilarnya yaitu pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan SDM dan
IPTEK. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan
hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diproyeksikan melambat 4,9% di tahun
2023, yang sebelumnya mencapai 5,3% seiring dengan Kembali nirmalnya
permintaan dalam negeri setelah mengalami lonjakan pasca pandemi tahun lalu
(Worl Bank, 2023). Sebaliknya yang terjadi dengan pertumbuhan industri e-
commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi Indonesia. Dari
data analisis Ernst & Young, diungkapkan pertumbuhan nilai penjualan bisnis
online di tanah air setiap tahun meningkat 40%. Ada sekitar 93,4 juta pengguna
internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia (KEMINFO,
2015). Hal menjadi harapan ekonomi digital mampu tetap tumbuh yang menjadi
kekuatan baru ekonomi di era revolusi industry 5.0.
ISI
Perkembangan ekonomi menuju digitalisasi saat ini mendorong para pelaku
UMKM untuk bertransformasi Go-digital untuk dapat terus bertahan, berkembang
dan berkesinambungan (Firmansyah et al., 2022). Hal ini menjadi keharusan bagi
pelaku UMKM, karena UMKM sendiri memiliki peranan yang cukup penting
yakni, sebagai perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaaga kerja, Penyedia
jaringan pengaman terutama bagi Masyarakat yang berpendapatan rendah untuk
meejalankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan, serta memiliki peran aktiv
dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menjadikan UMKM
sektor yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dimana sebagian
besar penduduknya sebagai pelaku UMKM. Bahkan saat ini UMKM yang ada di
Indonesia di anggap mampu menjadi penyelamat untuk Indonesia dalam
menghadapi resesi. Kementerian Keuangan menyampaikan UMKM berhasil
menyumbang 90% dari kegiatan ekonomi dan berkontribusi lebih dari 50%
lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021, jumlah UMKM
mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
sebesar 61,07 % atau senilai Rp8.573,89 Triliun. UMKM mampu menyerap 97%
dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 % dari total
investasi di Indonesia (KemenkopUKM, 2021).
Menurut data yang dilansir dari Laporan Pemberdayaan UMKM
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Saat ini terdapat 65,4 juta
UMKM di Indonesia yang telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56%
dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih
dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto negara (Laporan Pemberdayaan
UMKM, 2022:5). Terdapat 83,8% pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi atau
memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. Target
Presiden Joko Widodo pada 2024 UMKM go-digital mencapai 30 juta, di mana dari
target tersebut, saat ini ada 19 juta UMKM yang bergabung dalam ekosistem digital.
Menurut data idEA, terdapat 9,9 juta UMKM yang bergabung ke platform digital
sejak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yaitu dalam kurun waktu Mei
2020 hingga Februari 2022. Pengamat Ekonomi Rosdiana Sijabat menilai para
pengusaha lokal khususnya UMKM harus terus didorong untuk masuk ke ranah
digital. Pasalnya, saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap PDB masih sangat
kecil, sehingga masih ada peluang besar untuk dikembangkan.
Namun hingga saat ini, Masih rendahnya persentase pelaku usaha UMKM
yang memiliki tingkat literasi digital yang baik dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada 25,4 juta pedagang atau
merchant berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang
menggunakan Quick Response Code Indonesian (QRIS) (CNN Indonesia, 2023).
Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan pada beberapa jurnal penelitian tentang
literasi digital terhadap UMKM, penulis menyimpulkan ada dua permasalahan yang
dihadapi. Pertama, tingkat edukasi pelaku usaha UMKM terhadap literasi digital
masih minim karena tingkat pendidikan terakhir yang masih rendah. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 4,21 juta industri mikro dan kecil (IMK) di
Indonesia pada tahun 2020. Dari jumlah itu, sekitar 54,52% IMK dijalankan oleh
pengusaha yang mempunyai latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD)
ke bawah. Sementara itu, pemilik usaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21,04%. Lalu sebanyak 20,99%
pengusaha IMK merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian,
persentase pengusaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan Diploma IV/S1
sebanyak 2,6%. Sementara, hanya 0,85% pengusaha IMK yang merupakan lulusan
DI-DIII (Data Boks, 2022). Kedua, kendala dilapangan yaitu berupa belum adanya
pelatihan terintegrasi mengenai literasi digital bagi para pelaku usaha UMKM.
Beberapa pelatihan pengembangan UMKM yang ada saat ini hanya memfokuskan
pelaku usaha pada strategi pemasaran yang berbasis digital, namun belum menyasar
pada praktek digitalisasi UMKM bagi masyarakat yang awam terkait digitalisasi.
Perkembangan era digitalisasi menjadikan masyarakat ketergantungan akan
jaringan digital, hingga mengubah pola dan gaya perilaku konsumen dan produsen.
kegiatan ekonomi mulai bertransformasi ke arah yang lebih mengefesiensikan
waktu dari segi konsumen untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan dari sisi
produsen yaitu UMKM, harus dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar
yang fluktuatif, dimana semua aktivitas didominasi secara digital. Persoalan utama
perekonomian Indonesia adalah dampak pandemi terhadap pengembangan dan
produktivitas UMKM, yang juga berpengaruhi pada penurunan supply chain dan
demand bagi usaha UMKM. Kedua persoalan tersebut akan menjadi jembatan
terjadinya pergeseran UMKM konvensional menjadi digital yang sesuai dengan
target pemerintah. Kebijakan pemerintah masih menemui hambatan atau kendala
utama yaitu masih rendahnya tingkat literasi digital yang dimiliki oleh pelaku
UMKM. Beberapa solusi yang dapat ditempuh guna menjembatani produktivitas
dan pengembangan UMKM yaitu pertama, diperlukanya sistem satu pintu untuk
mewadahi pengembangan UMKM dalam meningkatkan literasi digital terkhusus
dalam aspek pemasaran, operasional, dan keuangan. Kedua, membangun tahap
tersistematisasi dan terukur untuk eskalasi produktivitas digital UMKM. Sehingga
ketiga, output yang dihasilkan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
melalui kontribusi aktif UMKM.
Oleh karena itu, berdasarkan temuan dan latar belakang masalah di atas,
penulis menggagas ide kreatif dan inovatif yaitu Inovasi aplikasi GoUmkm melalui
pelatihan terintegrasi berbasis literasi digital sebagai eskalasi produktivitas UMKM
menuju go-digital. Melalui layanan yang terintegrasi, GoUmkm menyediakan
beberapa fitur penunjang di dalamnya yang meliputi dua fitur utama yaitu fitur
Edukasi dan fitur Halo UMKM. Dalam fitur Edukasi ini, GoUmkmmemfokuskan
materi atau bidang yang disampaikan yaitu Operasional, Marketing, dan Keuangan.
Selain itu, pada Fitur Halo UMKM ini nantinya akan muncul beragam jenis UMKM
lainnya yang memiliki jenis usaha dan lokasi berbeda-beda. Sehingga pengguna
dapat berkomunikasi untuk memperluas jaringan pada fitur ini.
Dalam pelaksanaanya, pengguna dapat mengunduh aplikasi ini secara gratis
melalui playstore dan dapat digunakan pada smartphone maupun komputer
desktop. Pengguna dapat masuk dalam aplikasi dengan melakukan sign up terlebih
dahulu. tampilan awal dengan memasukan usernameatau email dan password.
Kemudian pengguna melakukan verifikasi data diri. Setelah itu, pengguna dapat
masuk dan menikmati fitur yang tedapat dalam aplikasi GoUmkm. Contohnya, saat
pengguna memilih fitur edukasi maka secara otomatis akan tampil tiga jenis bentuk
pelatihan yaitu marketing, operasional, dan keuangan. Kemudian pengguna dapat
memilih jenis pelatihan yang diinginkan, lalu akan muncul ragam video pelatihan
terkait bidang tersebut. Selain itu, tersedia pula info penyelenggaraan webinar
terkait jenis pelatihan yang dipilih.
GoUMKM dirancang untuk memaksimalkan kontribusi UMKM Dalam
peningkatan perekenomian di era digitalisasi saat ini. Aplikasi GoUmkm hadir
sebagai wadah untuk menghubungkan para pelaku UMKM dengan pihak
penyelenggara pelatihan untuk UMKM. Selain itu, terdapat pula monitoring pada
fitur akumulasi poin dan quiz sebagai acuan untuk memantau sudah sejauh mana
pemahaman pelaku UMKM berdasarkan banyaknya jumlah webinar atau workshop
yang diikuti serta quiz pertanyaan mengenai wawasan digitalisasi UMKM.
Penutup
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan
tanggung jawab bersama sebagai wujud dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang baik dan maksimal, sehingga dengan hal tersebut akan tercipta sektor ekonomi
yang memiliki insfratruktur yang tangguh dan industrialisasi ekonomi yang inklusif
dan produktif. Maka dari itu, hadirnya aplikasi GoUmkm diharapkan mampu
meningkatkan inklusi bagi UMKM untuk bertransformasi menuju digital sesuai
dengan target program kerja pemerintah saat ini, sehingga dapat mempersiapkan
diri untuk memperlebar peluang pangsa pasar, meningkatkan keuntungan, dan
memperluas jaringan produk sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat.
Kemudian diharapkan peran kontribusi UMKM tesebut dapat menjadi stimulus
positif terhadap pemulihan ekonomi nasional sekaligus mewujudkan kemajuan
ekonomi dalam negeri dalam menghadapi SDGs 2030 melalui peran UMKM
Indonesia.
Disusun Oleh:
1. Kurnia Salsabila
2. Az-Zahra Ahnia Rizki
3. Athaya Zulfa Zein Yasein
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar