Sabtu, 16 Desember 2023

INOVASI KONSELING ONLINE BERBASIS APLIKASI SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI MASALAH KESEHATAN MENTAL REMAJA

PENDAHULUAN

Kesehatan Mental

Ilmu kejiwaan mengkaji kesehatan mental yang dikenal sejak abad ke-19, di Jerman

tahun 1875 M, kesehatan mental sebagai kajian ilmu jiwa walaupun dalam bentuk

sederhana, sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknlogi modern kesehatan mental

berkembnag pesat. Ilmu kesehatan yang dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari,

baik dalam bentuk bimbingan dan konseling dalam aspek kehidupan individu,

terkhusus dalam perkembangan remaja dalam hidup bermasyarakat. Perkembangan

dan kemajuaan ilmu kesehatan mental dapat dilihat dari Lembaga-lembaga yang

dibentuk sebagai upaya mengatasi kesehatan mental. Menurut Daradjat, kesehatan

mental merupakan keharmonisan dalam kehidupan yang terwujud apabila fungsi-

fungsi jiwa, kemampuan menghadapi permasalahan yang dihadapi, serta mampu

merasakan kebahagian dan kemampuan dirinya secara positif (Daradjat, 1988).

Remaja menghadapi sejumlah masalah yang dapat berdampak negatif pada

kesehatan mental mereka. Salah satu masalah utama adalah kecemasan. Tekanan

akademik, ekspektasi sosial, dan ketidakpastian tentang masa depan seringkali

menyebabkan tingkat kecemasan yang tinggi. Remaja yang mengalami kecemasan

bisa merasa gelisah, cemas, atau bahkan memiliki serangan panik. Kecemasan yang

berkepanjangan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan

mempengaruhi kemampuan untuk berfungsi dengan baik.

Selain kecemasan, depresi adalah masalah serius yang mempengaruhi kesehatan

mental remaja. Depresi menyebabkan perasaan sedih yang mendalam, hilangnya

minat dalam aktivitas yang biasanya dinikmati, serta perasaan putus asa. Dalam

beberapa kasus, depresi dapat mengganggu kualitas hidup remaja dan bahkan

memicu pemikiran untuk bunuh diri. Selanjutnya, rendahnya harga diri adalah

masalah yang sering muncul pada remaja. Tekanan sosial, bullying, atau perasaan

kurang diterima dapat merendahkan harga diri mereka. Remaja dengan rendahnya

harga diri mungkin merasa tidak cukup baik, tidak berharga, atau tidak mampu.

Rendahnya harga diri dapat menghambat perkembangan pribadi mereka dan

kemampuan untuk mengatasi masalah. Yang paling serius, pemikiran untuk bunuh

diri adalah konsekuensi yang mungkin terjadi jika masalah kesehatan mental remaja

tidak diatasi. Pemikiran untuk bunuh diri adalah tanda bahaya dan memerlukan

perhatian segera. Remaja yang mencapai tahap ini mungkin merasa tidak punya

harapan dan kesulitan dalam mencari solusi untuk masalah mereka.


Menurut data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-

NAMHS) dan jurnal The Conversation menunjukkan bahwa media sosial juga

dapat menjadi pemicu stress dan gangguan mental pada remaja. Beberapa fakta

yang diungkapkan dalam data tersebut ialah:

1. Usia 15-24 tahun adalah periode kritis dalam masalah mental, di mana

remaja menjadi lebih rentan terhadap stres dan gangguan mental.

2. Perundungan atau cyber bullying yang sering terjadi di media sosial menjadi

faktor pemicu tertinggi pemikiran untuk bunuh diri pada remaja.

3. Sekitar 5,5% remaja di Indonesia terdiagnosis memiliki gangguan mental,

yang menunjukkan adanya prevalensi yang signifikan.

4. Gangguan kecemasan merupakan masalah yang paling umum muncul di

kalangan remaja di Indonesia, dengan persentase sekitar 26,7%. Masalah ini

diikuti oleh pemusatan perhatian dan/atau hiperaktivitas (10,6%), depresi

(5,3%), masalah perilaku (2,4%), dan stres pascatrauma (1,8%).

5. Sisi negatif media sosial, seperti perbandingan diri dengan orang lain dan

pendapat yang salah tentang realitas, dapat memicu gangguan kecemasan

pada remaja. Fenomena ini sering kali berujung pada fobia sosial atau

ketakutan berlebihan dalam situasi sosial.

Fenomena sosial yang belum lama terjadi ini terdapat beberapa kasus remaja bunuh

diri seperti kasus “Mahasiswa Unnes Tewas di Mall Paragon, Diduga Bunuh Diri

dan Tinggalkan Surat” dan juga kasus “Mahasiswa UDINUS berinisial EN

ditemukan meninggal dunia di kamar kostnya, diduga Ia nekat mengakhiri hidup

dengan cara bunuh diri.” Kesehatan mental remaja adalah hal yang sangat penting,

dan pemahaman tentang masalah seperti kecemasan, depresi, rendahnya harga diri,

dan pikiran untuk bunuh diri adalah langkah pertama dalam memberikan dukungan

yang tepat. Pendidikan mengenai kesehatan mental, dukungan keluarga, dan akses

ke konseling adalah beberapa cara untuk membantu remaja mengatasi masalah ini

dan mencegah dampak negatif pada kesehatan mental mereka.


Dalam esai ini penulis ingin membahas mengenai rancangan aplikasi konseling

online yang merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta

yang langkah maju dalam memberikan akses yang lebih baik dalam perawatan

kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.


PEMBAHASAN

Kesehatan mental remaja adalah salah satu aspek yang semakin mendapat perhatian

luas dalam masyarakat. Dalam era modern ini, remaja menghadapi berbagai

tekanan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti tuntutan

akademik yang tinggi, interaksi sosial yang intens di media sosial, dan

ketidakpastian masa depan. Semua ini dapat memberikan dampak negatif pada

kesehatan mental remaja, yang, jika tidak ditangani dengan baik, dapat berdampak

jangka panjang pada kehidupan mereka.


Berdasarkan laporan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-

NAMHS) Menunjukan masalah kesehatan mental 1 dari 3 remaja Indonesia rentang

usia 10-17 tahun memiliki gangguan mental 12 bulan terakhir, dilansir dari laman

Universitas Gadjah Mada (UGM), angka tersebut sama dengan 15,5 juta dan 2,45

juta remaja, termasuk dalam kelompok tersebut remaja dengan gangguan mental

sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

edisi kelima (DSM-5) merupakan panduan penegakan diagnosis gangguan mental

di Indonesia. 

Gangguan kecemasan, gangguan antara fobia sosial dan gangguan cemas

menyeluruh 3,7%, selanjutnya depresi mayor sebesar 1,0% lalu gangguan perilaku

0,9%, selain itu gangguan stress pasca trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan

perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) sebesar 0,5% untuk masing-masing.

Berdasarkan data ini hampir 20% penduduk Indonesia berada dalam rentang usia

10-19 tahun dalam kondisi mengkhawatirkan.

Aplikasi Tangan Berkasih hadir sebagai kebijakan kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah di bawah naungan Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan

perusahaan BUMN dan sektor swasta, yaitu dengan Gojek Indonesia dan apotek,

seperti Kimia Farma dan K-24. Pembuatan aplikasi Tangan Berkasih ini bertujuan

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan wadah dan

pertolongan untuk mencurahkan isi hati serta membagi keluh kesah yang dialami

oleh mereka. Aplikasi ini dapat menggunakan BPJS untuk melakukan registrasi dan

mendapatkan konseling gratis sebanyak 4 (empat) kali setiap bulannya.

Penggunaan aplikasi ini berbasis chat dan phone call.

Aplikasi ini menyediakan sejumlah fitur kunci:

1) Konsultasi Kesehatan Mental Online: Remaja dapat dengan mudah mengakses

profesional kesehatan mental melalui obrolan langsung atau panggilan video.

Ini membantu dalam memberikan layanan cepat dan rahasia kepada mereka

yang membutuhkan.

2) Pemesanan Obat-obatan: Aplikasi memungkinkan remaja untuk memesan obat-

obatan resep melalui Apotek Kimia Farma dan Apotek K-24 atau mengatur

pengiriman obat melalui Gojek.

3) Pendidikan Kesehatan Mental: Aplikasi ini juga menyediakan materi edukasi

tentang kesehatan mental, termasuk informasi tentang berbagai gangguan

mental, strategi pengelolaan stres, dan panduan untuk merawat diri sendiri.

4) Dukungan Psikososial: Remaja yang mengalami masalah kesehatan mental

dapat menggunakan aplikasi ini untuk mencari dukungan dari kelompok

dukungan sebaya atau mengakses bahan bacaan yang memberikan pemahaman

lebih dalam tentang pengalaman mereka.

5) Keamanan yang Terjamin: Penggunaan sidik jari setiap masuk aplikasi dan

enkripsi data sudah terjamin keamanannya karena telah dilindungi oleh badan

yang berwenang. Selama melakukan konsultasi, baik melalui chat ataupun

phone call, tidak dapat direkam ataupun screenshot. Selain itu, aplikasi ini

memiliki kebijakan terkait pelanggaran keamanan.


Manfaat Kolaborasi

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam aplikasi kesehatan mental

untuk remaja memiliki manfaat yang signifikan:

1) Akses yang Mudah: Aplikasi ini memberikan akses yang lebih mudah ke

layanan kesehatan mental, yang mungkin sebelumnya tidak tersedia atau sulit

dijangkau oleh remaja.

2) Efisiensi dan Kemudahan: Aplikasi ini memungkinkan remaja untuk

mengakses layanan kesehatan mental tanpa perlu melakukan perjalanan jauh,

menghemat waktu dan upaya.

3) Pendidikan dan Kesadaran: Aplikasi ini membantu meningkatkan kesadaran

remaja tentang masalah kesehatan mental, yang merupakan langkah kunci

dalam pencegahan dan pengelolaan masalah tersebut.


PENUTUP

Aplikasi Tangan Berkasih yang dibuat atas dasar kolaborasi antara pemerintah

dengan pihak swasta sebagai bentuk solusi dalam menangani masalah kesehatan

mental remaja di era modern ini merupakan bentuk kesadaran dan kepedulian

terhadap remaja yang terkena masalah kesehatan mental serta bertujuan untuk

mensejahterakan masyarakat, Aplikasi ini membantu dalam memberikan akses

yang lebih baik, edukasi, dukungan, dan perawatan kepada remaja yang

memerlukan. Dengan pengawasan yang cermat dan pemecahan tantangan yang

efektif, kolaborasi semacam ini dapat menjadi model kebijakan yang efektif dalam

mengatasi masalah kesehatan mental remaja di Indonesia. Dengan upaya bersama,

kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi generasi muda dalam

menghadapi masalah kesehatan mental.

Sub Tema : Kesehatan

Disusun oleh:

1. Hastari Hayuningrum

2. Cerli Mirza 

3. Defriyani Safitri


 ---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer