PENDAHULUAN
Kesehatan mental telah menjadi isu yang sangat hangat selama satu dekade
terakhir, bukan hanya dalam skala global, tetapi juga ketika membahas tantangan
yang dihadapi mahasiswa. Gangguan kesehatan mental memiliki dampak yang
signifikan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa depan.
Mahasiswa seringkali menghadapi tekanan akademik yang tinggi, menghadapi
beban berat untuk mencapai prestasi akademik tinggi, dan ini dapat mengganggu
kesehatan mental mereka. Stres akademik menjadi salah satu permasalahan yang
sering dihadapi oleh mahasiswa. Batas waktu yang ketat, tugas-tugas yang berat,
dan persaingan yang intens merupakan tantangan umum yang dihadapi mahasiswa
dalam lingkungan perkuliahan, yang bisa meningkatkan tingkat stres dan
berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Di samping itu, mahasiswa
mungkin merasa terbebani oleh harapan yang datang dari orang tua, teman, dan
lingkungan sekitarnya (Putri, 2015).
Selain stres akademik, mahasiswa juga kerap mengalami kecemasan yang
bisa muncul dalam beragam bentuk, seperti kecemasan terhadap hubungan dengan
orang lain, ketakutan akan ujian, atau kecemasan terkait masa depan. Kecemasan
ini bisa menghambat kemampuan mahasiswa dalam proses belajar dan berprestasi
jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, depresi juga sering dialami oleh
mahasiswa. Depresi bisa timbul akibat tekanan akademik yang tinggi, perasaan
tidak kompeten, serta perasaan terasing dari lingkungan sekitar. Mahasiswa yang
mengalami depresi mungkin merasa putus asa atau tidak memiliki makna dalam
hidup, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, serta mengalami perubahan
dalam pola tidur atau nafsu makan mereka (Putri, 2015).
Berdasarkan penelitian internasional, masalah kesehatan mental di
kalangan mahasiswa dan siswa telah menjadi isu utama di beberapa negara. Ini
disebabkan oleh fakta bahwa gangguan kesehatan mental dapat memengaruhi
siapa saja, tanpa memandang latar belakang. Terkait dengan usia mahasiswa,
permintaan layanan konseling telah meningkat. Mahasiswa memang cenderung
rentan terhadap masalah kesehatan mental karena mereka harus beradaptasi
dengan lingkungan sosial baru, menghadapi tekanan untuk meraih kesuksesan
karier, dan mengatasi masalah keuangan. Di Indonesia sendiri, masalah kesehatan
mental di kalangan pelajar telah mendapat perhatian lebih intens, terutama sejak
pandemi Covid-19. Sejak diterapkannya pembelajaran jarak jauh, tercatat bahwa
kasus kecemasan dan masalah kesehatan mental di kalangan pelajar dan
mahasiswa meningkat sebesar 63,6% sebagai dampak dari pandemi tersebut
(Ridlo, 2020).
Menurut WHO regional Asia Pasifik (WHO SEARO) jumlah kasus
gangguan depresi terbanyak di India (56.675.969 kasus atau 4,5% dari jumlah
populasi), terendah di Maldives (12.739 kasus atau 3,7% dari populasi). Adapun
di Indonesia sebanyak 9.162.886 kasus atau 3,7% dari populasi. Sistem kesehatan
di seluruh dunia masih belum cukup efektif dalam menanggapi masalah gangguan
mental, mengakibatkan ketidakseimbangan yang signifikan antara kebutuhan
perawatan dan ketersediaan perawatan yang terbatas. Sekitar 85% dari individu
yang menderita gangguan mental parah di negara-negara berkembang tidak
menerima pengobatan yang sesuai. Selain itu, anggaran tahunan untuk kesehatan
mental masih sangat rendah, yaitu kurang dari US$ 2 per orang, dan jumlah
profesional kesehatan mental juga sangat terbatas, dengan kurang dari 1 tenaga
kesehatan mental per 100.000 penduduk. Di Indonesia, situasinya semakin rumit
karena faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial yang beragam di antara
penduduk. Akibatnya, kemungkinan kasus gangguan jiwa akan terus meningkat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap negara untuk meningkatkan upaya
dalam menangani dampak gangguan kesehatan mental (Ayuningtyas, 2018).
Kesehatan mental setiap individu adalah sesuatu yang tidak dapat
diabaikan. Hal ini semakin menekankan pentingnya pembahasan kesehatan
mental yang bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan komunitas
agar mampu mengenali, merawat, dan memelihara kesehatan mental mereka
dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Salah satu tantangan lainnya
adalah stigma yang salah terhadap gangguan jiwa, yang menghambat akses ke
layanan kesehatan yang diperlukan dan mengakibatkan penanganan yang tidak
tepat. Contohnya, laporan Human Rights Watch Indonesia mencatat
ketidakmemadainya penanganan gangguan kesehatan mental di Indonesia dan
dampak negatifnya terhadap warga yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan
kesehatan mental dapat terjadi pada setiap individu tanpa terkecuali. Mahasiswa
merupakan salah satu kelompok yang berisiko mengalami gangguan kesehatan
mental khususnya dalam mengendalikan keseimbangan emosi mereka. Hal ini
disebabkan karena mahasiswa termasuk kelompok usia 17-25 tahun yaitu masa
peralihan dari fase remaja ke dewasa awal yang memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan emosional (Madani, 2022).
Berdasarkan argumen tersebut, untuk mengoptimalkan kesehatan mental
Mahasiswa maka dilakukan suatu Optimalisasi Revolusi Kesehatan Mental
Mahasiswa Melalui Aplikasi Digital MindConnect dengan Komunitas Mco One di
Era Quarter Life Crisis dengan fokus membangun suasana kebersamaan.
ISI
2.1 Solusi Menangani Krisis Kesehatan Mental
2.1.1 Bimbingan Kesehatan Mental (BIKAL)
Bimbingan Kesehatan Mental (BIKAL) adalah kegiatan individu
menerima dukungan, bantuan, dan saran untuk menjaga kesehatan mental
mereka dengan mengkomunikasikan kepada seseorang yang memiliki ranah
konselor kesehatan mental. Bimbingan kesehatan mental bertujuan untuk
membantu individu mengatasi masalah emosional, mengelola stres, dan
meningkatkan kesejahteraan mental mereka. BIKAL dapat diaplikasikan di
lingkungan terdekat seperti jurusan maupun fakultas dalam perguruan tinggi.
2.1.2 Lembaga Perlindungan Mental (LPM)
Lembaga Perlindungan Mental adalah lembaga yang menangani korban-
korban tindak kejahatan seperti bullying, pencabulan, perpeloncoan,
pemalakan, pengucilan, dan lain-lain. Penolakan bullying penting untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk semua orang. Hal
ini dapat dilakukan dengan kampanye di media sosial dengan cara
menyiapkan akun media sosial dan merancang konten yang mendukung pesan
penolakan bullying serta konsekuensi melakukan tindakan tersebut
menggunakan gambar, video, dan teks yang kuat untuk menyebarkan pesan.
Berikut ini propaganda pesan singkat penolakan bullying :
"Hentikan Bullying Sekarang!" - Pesan singkat dan tegas untuk
menginspirasi tindakan segera.
"Bersatu Lawan Bullying" - Mendorong solidaritas dalam mengatasi
perundungan.
"Kita Semua Berhak Merasa Aman" - Menekankan hak setiap individu
untuk merasa aman tanpa menjadi korban perundungan.
"Katakan 'Tidak' pada Bullying" - Pesan yang kuat dan jelas untuk
menolak tindakan bullying.
2.1.3 Aplikasi Penyembuhan Mental (MindConnect)
Di zaman yang sangat modern ini, memanfaatkan media sosial adalah
ide yang sangat baik. MindConnect atau disebut Mco adalah aplikasi
penyembuhan mental yang dirancang untuk membantu individu menjaga dan
merawat kesejahteraan mental mereka. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai
alat untuk mengelola stres, kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan
mental lainnya. Aplikasi Mco di desain memilikii warna dominan hijau yang
artinya menyejukan, kesuburan, pertumbuhan dan warna yang banyak
dijumpai pada daun-daun ini bermanfaat untuk mengurangi stres. Beberapa
fitur yang dapat ditemukan dalam aplikasi ini yaitu, anonymous profil, public
profil, sharing life (chat/vn/vc/telepon), healing audio meditation dan fun
games.
Tampilan pertama akan disambut dengan healing audio meditation dan
tampilan pesan singkat dari MindConnect, healing audio meditation memiliki
suara seperti suara hujan, gerimis rintik-rintik, kicauan burung, suasana
pedesaan, air terjun, dan hembusan angin sepoi-sepoi. Lalu, dibagian setting
profile dapat mengatur anonymous profile (indentitas tidak diketahui) atau
public profile (identitas diketahui). Fitur utama yaitu terdapat sharing life
berisi chat, pesan suara, panggilan video, telepon dengan seseorang konselor
mental terkredibilitas untuk menceritakan keluh kesah atau masalah kehidupan
konseli. Dan yang tidak kalah menarik yaitu adanya fitur fun games yang
dapat bermain bersama dengan konselor atau teman disekitar secara online
untuk membuat suasana hati baik. Dalam aplikasi ini konseli akan tergabung
menjadi anggota komunitas Mco One bersama dengan konseli-konseli lainnya
yang dapat melakukan bermain game bersama dan menjadi teman (online) jika
pihak konseli menyetujui. Aplikasi ini dapat memberikan kesan bahwa konseli
tidak perlu khawatir merasa sendirian atau kesepian dalam kehidupannya
karena di aplikasi ini terdapat konselor yang kompenten dan teman-teman
yang memiliki permasalahan sama.
2.2. Saran Solusi Untuk Pemerintah Mengenai Krisis Kesehatan Mental
2.2.1 Kampanye Media yang Kuat
Dukungan untuk mengurangi stigma gangguan mental. Kampanya
media kesehatan mental adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, mengurangi
stigma terkait masalah kesehatan mental, dan memberikan informasi serta
sumber daya kepada individu yang memerlukan dukungan. Kampanye media
kesehatan mental dapat berperan penting dalam mengubah persepsi dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan mental, serta memberikan dukungan dan
informasi yang diperlukan kepada individu yang memerlukan bantuan. Itu
juga dapat menjadi langkah penting dalam upaya untuk mengatasi stigma
seputar masalah kesehatan mental. Kampanye ini dapat dilakukan dengan
media sosial, berita televisi, iklan, koran, dan lain-lain.
2.2.2 Pelatihan Tambahan Profesional Tenaga Kesehatan Mental
Pelatihan tambahan bagi tenaga kesehatan mental adalah suatu keharusan
karena kesehatan mental merupakan aspek yang krusial dalam perawatan
kesehatan. Pelatihan tambahan dapat membantu para profesional dalam bidang
ini mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang lebih
mendalam untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien
mereka. Pelatihan tambahan bagi tenaga kesehatan mental adalah penting
untuk menjaga mereka tetap relevan, memperbarui pengetahuan, dan
memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien mereka. Hal ini juga
berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan mental dalam
masyarakat.
2.2.3 Menciptakan Program Kelas Tambahan Mental Health
Menciptakan program kelas tambahan tentang kesehatan mental adalah
inisiatif yang sangat berharga untuk membantu siswa/mahasiswa dan individu
di berbagai kelompok usia memahami, merawat, dan memelihara kesejahteraan
mental mereka. Tentunya program kelas tambahan ini perlu dilakukan
seminimal mungkin 1 bulan sekali dengan guru mental health yg kompenten di
sekolah maupun di lingkungan perguruan tinggi. Karena semakin
siswa/mahasiswa dibuat ingat tentang pentingnya kesehatan mental maka akan
semakin dapat mengendalikan mental dan mengubah pola pikir
siswa/mahasiswa menjadi lebih baik.
2.2.4 Menyediakan Layanan Darurat Kesehatan Mental 24 Jam di
Berbagai Daerah
Menyediakan layanan darurat kesehatan mental 24 jam di berbagai
daerah adalah langkah penting dalam menjaga kesejahteraan mental
masyarakat di Indonesia seperti konsultasi kesehatan mental dengan gratis,
terapi kesehatan mental dengan gratis, dan evaluasi berkala. Kesehatan mental
juga tidak kalah penting dengan kesehatan fisik. Pemerintah harus andil dalam
hal ini, program ini dilakukan secara gratis agar masyarakat tidak segan untuk
berkonsultasi mengenai kesehatan mentalnya.
PENUTUP
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan aspek penting dalam
mewujudkan kesehatan secara menyeluruh salah satunya kesehatan mental pada
mahasiswa. Isu kesehatan mental pada Mahasiswa diperlukan penangangan yang
baik agar tidak terjadi kejadian buruk kembali. Kesehatan mental juga penting
diperhatikan selayaknya kesehatan fisik “there is no health without mental
health”. Terdapat beberapa cara menangani isu kesehatan mental seperti,
Bimbingan Kesehatan Mental (BIKAL), membuat Lembaga Perlindungan Mental
(LPM), dan hadirnya aplikasi MindConnect atau yang disebut Mco, yang
merupakan sebuah platform penyembuhan mental yang disusun untuk membantu
individu merawat dan menjaga kesejahteraan mental mereka. Aplikasi ini mampu
berperan sebagai alat bantu dalam mengelola tekanan, kegelisahan, perasaan
sedih, atau berbagai permasalahan kesehatan mental lainnya dengan berbagai fitur
seperti anonymous profil, public profil, sharing life {chat/vn/vc/telepon}, healing
audio meditation, dan fun games. Dalam aplikasi ini konseli akan tergabung
menjadi anggota komunitas Mco One bersama dengan konseli-konseli lainnya
yang dapat melakukan bermain game bersama dan menjadi teman (online) jika
pihak konseli menyetujui. Aplikasi ini dapat memberikan kesan bahwa konseli
tidak perlu khawatir merasa sendirian atau kesepian dalam kehidupannya karena
di aplikasi ini terdapat konselor yang kompenten dan teman-teman yang memiliki
masalah serupa.
Perlu adanya kerja sama yang solid dengan pemerintah untuk menangani isu
kesehatan mental di Indonesia, baik untuk Mahasiswa, Siswa, maupun Pribadi.
Pemerintah sangat dibutuhkan untuk menangani isu ini, seperti dengan membuat
kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan dan mengurangi stigma negatif isu
ini.
Sub Tema : Kesehatan
Disusun Oleh:
1. Erlya Septyastari
2. Sasa Juwitasari
3. Suci Fitria Insani
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar