PENDAHULUAN
Melalui Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa buah pisang merupakan
komoditas hortikultura terbesar yang diproduksi di Provinsi Lampung, Menurut data di
tahun 2021, Lampung Selatan merupakan kabupaten dari 15 kabupaten lainnya di
Provinsi Lampung yang paling besar menghasilkan buah pisang dengan total produksi
mencapai 11.232.397 kuintal per tahun(Safitri, 2023).Namun, di provinsi lampung
pemanfaatan limbah gedebog pisang masih minim dan bahkan masyarakat setempat
tidak tahu cara pengolahan limbah tersebut sehingga banyaknya gedebog pisang yang
berserakan di perkebunan dan mencemari lingkungan di berbagai walayah provinsi
lampung.
Pemanfaatan gedebog pisang sebagai makanan ringan dapat mengurangi pencemaran limbah
di wilayah sekitar, karena makanan memberi kita energi yang dibutuhkan untuk bekerja,
bermain, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Makanan membantu kita untuk tumbuh,
membuat tulang dan otot kita lebih kuat, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan
meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap unsur-unsur berbahaya dari luar seperti patogen.
Gedebog pisang mempunyai beberapa khasiat diantaranya dapat mendetoks sistem
pencernaan, mengobati asam lambung, menurunkan berat badan, menstabilkan kadar gula
darah, serta membatu mengobati batu ginjal(Aliah etal., 2021; Ritonga etal., 2022). Karena,
dalam kedebog pisang memiliki kandungan zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh yaitu
kandungan bahan kering (BK) 87,7%, abu 25,12%, lemak kasar (LK) 14,23%, serat kasar
(SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3% termasuk asam amino, amine nitrat, glikosida,
mengandung N, glikilipida, vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
28,15% termasuk karbohidrat, gula dan pati(Musabbikhah& Bakhri, 2020; Sirajuddin etal.,
2023).
Menjalani pola makan sehat merupakan cara termudah untuk menjaga kebugaran badan dan
mencegah tubuh terserang daripenyakit(Nathaniel etal., 2018).Makanan jajanan memegang
peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi
anak-anak maupun orang dewasa. Makanan yang kurang terjamin kesehatannya dapat
berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan
menyebabkan status gizi yang buruk(Nurbiyati, 2014).
Tujuan penulisan kajian esay ini adalah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan
yang timbul terkait pencemaran limbah gedebog pisang dilingkungan masyarakat.
Permasalahan tersebut terkait pemanfaatan gedebog pisang untuk dijadikan makanan ringan
guna untuk memperbaiki kesehatan dalam tubuh karena kandungan yang ada didalam
gedebog pisang tersebut.
Harapanya dengan dibuatnya kajian esay terkait pemanfaatan gedebog pisang ini, dapat
memberikan solusi kepada petani maupun masyarakat agar bisa mengurangi limbah gedebog
pisang yang terdapat diwilayah provinsi lampung.
PEMBAHASAN
Analisis Permasalahan
Melalui Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 diketahui Provinsi Lampung menjadi
penghasil komoditas pisang ketiga di Indonesia. Meskipun begitu, timbul permasalahan dari
pohon pisang tersebut. Dimana setelah ditebang dan diambil buahnya bagian batang pisang
atau sering kita sebut sebagai gedebog dibiarkan begitu saja, hasil penebangan ini akan
menjadi limbah. Karena pohon tersebut termasuk kedalam sampah organik. Proses
penguraian sampah hasil penebangan pohon ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
terurai, sekitar 1-6 bulan. Sangat disayangkan apabila hasil penebangan pohon ini hanya
dibiarkan begitu saja menjadi sampah. Padahal pohon pisang dijuluki pohon seribu manfaat
karena pohon ini memberikan berbagai manfaat dari setiap bagiannya, termasuk gedebog
nya.
Tahapan Pembuatan
Pada pembuatan keripik gedebog pisang, jenis pisang yang digunakan dalam proses
pembuatan keripik gedebog pisang adalah pisang kepok, pisang raja, dan pisang klutuk.
Menurut berbagai penelitian, nutrisi yang terkandung dalam batang pisang adalah: Bahan
kering (BK) 87,7%, Abu 25,12%, Lemak kasar (LK) 14,23%, Serat kasar (SK) 29,40%,
Protein kasar (PK) 3% termasuk asam amino, Amino nitrat, glikosida, mengandung N,
glisilipid, Vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrat tanpa nitrogen (BETN) 28,15% termasuk
karbohidrat, gula dan pati (Fenti Hikmawati: 2021).
Bahan yang digunakan dalam pelatihan pengolahan keripik gedebog pisang antara gedebog
pisang, kapur sirih, bawang putih, kaldu bubuk, garam, lada, baking soda, tepung tapioka,
tepung terigu, tepung beras, tepung bumbu ayam crispy (Perendaman et al., 2013). Peralatan
yang digunakan adalah penggorengan, spinner pisau, talenan, baskom, sendok takar,
timbangan dapur dan kompor Resep dan cara pembuatan keripik (Ouyun, .d: 2021).
Bahan:
200 gr gedebog pisang
150 gr tepung terigu
100 gr tepung tapioka
100 gr tepung beras
100 gr tepung bumbu ayam krispi
3 siung bawang putih
3 sdm garam kasar
3 sdt kapur sirih
1 sdt lada bubuk
1 sdt kaldu bubuk
1⁄2 sdm garam halus
1⁄2 sdm baking soda
Tahap Pembuatan:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil ember besar kemudian
rendam batang pisang minimal 24 jam (1 hari) maksimal 48 jam (2 hari).
2. Potong gedebog pisang ukuran panjang 8 cm dan lebar 5 cm. Kupas sisi halus lapisan
luar kulit gedebog pisang dengan cara ditekan menggunakan pisau.
3. Cuci gedebog pisang yang sudah direndam hingga bersih. Siapkan bumbu marinasi
dengan mencampurkan semua bahan marinasi, lalu aduk rata. Tambahkan potongan
gedebog pisang ke dalam bumbu yang sudah disiapkan. Aduk rata, diamkan kurang
lebih 30 menit agar bumbu meresap.
4. Setelah 30 menit direndam dalam bumbu marinasi, lalu tiriskan dan peras ke arah
yang sama agar tidak hancur. Peras dan tekan hingga menjadi kesat agar tidak ada
gumpalan saat diuleni.
5. Siapkan bahan pelapis untuk keripiknya. lapisi dan lumuri gedebog pisang yang sudah
direndam kuah dengan bahan pelapis.
6. Panaskan minyak, goreng setiap potongan pelapah pisang yang sudah tutupi bahan-
bahan pelapis dengan api sedang. Lakukan sisanya sampai wajan penuh. Setelah
keripiknya kaku, kecilkan api menjadi sedang hingga minyak agak tenang. Saat
keripik hampir matang, besarkan api kembali. Goreng dengan api besar pada menit
terakhir selama 1 hingga 2 menit.
7. Tiriskan semua keripik gedebog pisang dengan spinner. Keripik yang sudah ditiriskan
siap dikemas (Fatimatuz Zahro: 2021).
KESIMPULAN
Meskipun Lampung adalah salah satu provinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia,
pohon pisang tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Dimana setelah ditebang dan
diambil buahnya bagian batang pisang atau sering kita sebut sebagai gedebog akan
menjadi limbah. Proses penguraian sampah hasil penebangan pohon ini membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk terurai, sekitar 1-6 bulan. Oleh karena itu kami
menawarkan solusi mengolah limbah tersebut menjadi keripik.
Disusun Oleh:
1. HARISTA SYAFIRA AZIZA
2. NUR FEBRI PUTRANTO
3. SHEILA NOVITRI
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar