PENDAHULUAN
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
memiliki nilai ekonomis dan peluang yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat
dari permintaan rata-rata pasar yang semakin meningkat yaitu sebesar 1.500.000
ton per tahun. Menurut Arman (2010) peluang produksi kakao akan semakin
terbuka luas seiring dengan beragamnya inovasi dari kakao. Keberagaman inovasi
kakao akan semakin berkembang ketika ilmu pengetahuan juga semakin
berkembang.
Berdasarkan data statistik perkebunan dari Dinas Perkebunan Lampung tahun
2020, perkebunan kakao sebagian besar dijalankan oleh pekebun rakyat dengan
luas total 78.711 ha dan hasil produksi 57.507 ton. Tanggamus merupakan salah
satu sentra penghasil kakao terbesar di Lampung setelah Kabupaten Pesawaran.
Luas areal perkebunan kakao di Tanggamus sebesar 13.677 ha dengan kapasitas
produksi 6.711 ton per tahun
Limbah kulit kakao yang dihasilkan dari perkebunan selama ini kurang
dimanfaatkan karena hanya digunakan sebagai bahan pakan ternak, biogas dan
pupuk organik. Salah satu cara pemanfaatan limbah kulit kakao yang jarang
diketahui yaitu dengan memanfaatkan biochart dari pembakaran kulit kakao
menjadi pembenah tanah. potensi bahan baku biochart tergolong melimpah yaitu
limbah pertanian yang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N yang tinggi (
Mashuni dkk., 2017).
Biochart lebih tahan terhadap dekomposisi dan cenderung stabil dalam tanah
sehingga memiliki pengaruh jangka panjang terhadap perbaikan kualitas
kesuburan suatu tanah. Menurut Shalsabila dkk., (2017) menyatakan bahwa
biochart merupakan substansi arang kayu yang berpori karena bahan bakunya
berasal dari makhluk hidup. Biochart sering juga disebut sebagai arang hayati.
Biochart terbentuk dari pembakaran tanpa oksigen pada suhu 250-500 C.
Tujuan dari penulisan esai ini untuk memberikan solusi terhadap permasalahan
yang timbul akibat kurangnya pemanfaatan limbah kulit kakao dan petani yang
ingin berbudidaya akan tetapi kesuburan tanahnya masih kurang. Selain itu, dapat
meminimalisir penyakit yang ditimbulkan oleh tumpukan limbah pertanian
sehingga terhindar dari pencemaran lingkungan.
PEMBAHASAN
Tahapan analisis yang dilakukan dimulai dari identifikasi permasalahan yang
terdapat di bidang pertanian yaitu banyaknya limbah dari kulit kakao yang kurang
dalam pemanfaatannya sehingga dapat mencemari lingkungan. Karena limbah
yang tidak dimanfatkan dapat menjadi sarang penyakit. Lahan pertanian yang
sering digunakan tanpa adanya pembenahan tanah dapat menurunkan hasil
produksi tanaman.
Biochart diberikan pada tanah yang sering digunakan sebagai tempat budidaya
untuk mengembalikan kesuburan pada tanah. Menurut Inrayatie dan Utomo
(2016) mengatakan bahwa setelah 4 bulan pemberian biochart mampu
meningkatkan kadar pH pada tanah, C, N, P, K dan KTK dibandingkan control
atau tanpa pupuk. Sehingga daapat dikatakan bahwa biochart dapat memperbaiki
sifat kimia tanah.
Pemberian Biochar dan kompos kulit kakao setelah 4 bulan ternyata mampu
memperbaiki sifat fisik yang ada pada tanah seperti menurunkan berat isi dan
meningkatkan porositas dan air tersedia dibandingkan dengan perlakuan control
(tanpa pupuk). Aplikasi biochar pada tanah dibandingkan control (tanpa pupuk)
dapat menurunkan berat isi (21,09%), meningkatkan porositas (20, 62%) dan air
tersedia (15,79%). Hal ini diduga berhubungan dengan adanya peran biochar dan
kompos. Menurut Chan dkk., (2007) ada indikasi bahwa biochar akan mengubah
sifat fisik tanah dan memiliki banyak manfaat yang sama dengan amandemen
organic lainnya. Biochar mempunyai permukaan spesifik, yang umumnya lebih
tinggi dari pasir dan sebanding dengan atau lebih tinggi dari tanah liat, sehingga
akan menyebabkan kenaikan bersih total permukaan tanah khusus ketika
ditambahkan sebagai amandemen. Luas permukaan dari partikel tanah merupakan
karakteristik tanah yang sangat penting karena mempengaruhi kesuburan,
termasuk air, udara, siklus nutrisi dan aktivitas mikroba. Biochar dapat
memperbaiki struktur tanah atau aerasi tanah di tanah bertekstur halus.
Dampak dari pemberian biochart ini dapat dilihat dari aspek lingkungan,
bahwasannya teknologi dapat mengubah limbah menjadi produk yang ramah
lingkungan, dapat menurunkan CO2 di atmosfer, dan dapat diubah sebagai bahan
bakar dan produk kimia. Manfaat biochart yang berhubungan dengan lingkungan
adalah memberikan peluang besar terhadap perubah dari revolusi hijau kepada
agroteknologi yang berkelanjutan (Iskandar dan Fitri, 2018).
KESIMPULAN
Biochar memiliki banyak manfaat di bidang pertanaian maupun lingkungan.
Manfaat dibidang pertanaian adalah memperbaiki struktur tanah, mengembalikan
kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah yang rusak akibat terlalu
sering digunakan tanpa dibenahi. Sedangkan manfaat dilingkungan adalah dapat
memberikan peluang besar dalam revolusi hijau dan pertanian berkelanjutan serta
mengurangi pencemaran lingkungan akibat penumpukan limbah dari hasil
pertanian.
Sub Tema : Lingkungan
Disusun Oleh:
1. Febi Tri Wulandari
2. Isnaini
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar