Sabtu, 16 Desember 2023

PEMANFAATAN UMBI PORANG ( AMORPHOPHALLUS MUELLERI ) DIJADIKAN BERAS ANALOG SEBAGAI ALTERNATIF BERAS IMPOR UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN

PENDAHULUAN

Salah satu hasil pertanian dan perkebunan asli Indonesia adalah Porang. Porang

merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai nama latin Amorphophallus

muelleri. Umbi Porang merupakan salah satu jenis tanaman yang ada di Indonesia.

Porang merupakan tanaman lokal yang dikembangkan di Indonesia. Porang tumbuh

sebagai tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang

memiliki potensi nilai ekonomis yang tinggi, dikarenakan mengandung

glukomanan yang baik untuk kesehatan serta bisa dengan mudah diolah menjadi

bahan pangan. Umbi Porang memiliki kandungan glukomanan yang relatif banyak

dengan kisaran antara 5%-65% tergantung dengan spesiesnya (Saro et al., 2019).

Umbi Porang sebagai penghasil glukomanan mempunyai manfaat yang luas

terutama dalam bidang pangan. Glukomanan umbi porang dapat dimanfaatkan

sebagai pangan fungsional dan bahan tambahan pangan yang dapat diaplikasikan

pada berbagai jenis makanan dan minuman (Faridah, 2021). Tepung umbi porang

bisa pula dimanfatatkan sebagai bahan pengental dan pengenyal serta bahan baku

dasar pembuatan makanan sehat seperti mie dan beras shirataki (Afifah et a;.,

2014).

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Beras

dijadikan makanan pokok dengan cara diolah menjadi nasi. Konsumsi beras di

Indonesia cukup tinggi, dengan rata-rata konsumsi per kapita per tahun sekitar 110

kg per orang. Semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah maka dapat

meningkatkan konsumsi pangan suatu daerah. Hingga kini Indonesia belum mampu

memenuhi kebutuhan beras dalam negeri sehingga menjadi negara pengimpor beras

(Sanny, 2010).


Tujuan penulisan kajian essay ini adalah untuk memberikan solusi terhadap

permasalahan yang timbul dikarenakan Indonesia menjadi negara pengimpor beras.

Permasalahan tersebut terkait kurangnya mengolah pangan lain sebagai pengganti

beras. Dengan memanfaatkan umbi porang menjadi alternatif beras berkualitas agar

tidak lagi mengimpor beras.

Harapannya dengan dibuatnya kajian essay terkait Pemanfaatan Umbi Porang

Sebagai Alternatif Beras Berkualitas Tinggi ini, dapat memberikan solusi agar

Indonesia dapat memanfaatkan umbi porang sebagai alternatif beras berkualitas

dan diharapkan kedepannya tidak menjadi negara pengimpor beras lagi.


ISI

Ketahanan pangan menurut WHO (World Health Organization) harus memenuhi

tiga aspek. pertama ketersediaan pangan yaitu kemampuan individu memiliki

pangan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Kedua, aksesbilitas pangan yaitu

cara individu dalam mendapatkan bahan pangan. Ketiga, pemanfaatan pangan atau

utilitas yaitu kemampuan individu dalam memanfaatkan bahan pangan berkualitas

(Hakim, 2014).

Berdasarkan UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan adalah

kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup- baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau

(UU No. 7 tahun 1996). Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi

nasi (beras) sebagai sumber karbohidrat sangat tinggi namun produksi beras

mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi

beras di Indonesia pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,54

juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 184,50 ribu ton atau 0,59 persen

dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton (bps.go.id).

Namun berdasarkan data dari BPS, Impor beras Indonesia pada tahun 2021

sebanyak 407.741 ton dan pada tahun 2022 sebanyak 429.207 ton. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa setiap tahun impor beras semakin meningkat dan produksi

beras di Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh

karena itu diperlukan alternatif makanan pokok pengganti beras, salah upayanya

yaitu dengan melakukan pengolahan umbi porang untuk dijadikan beras analog.

Umbi porang (Amorphophallus muelleri) termasuk dalam famili Araceae termasuk

dalam tanaman umbi-umbian yang dapat hidup di berbagai jenis serta kondisi tanah.

Umbi porang memiliki potensi besar dalam bidang produksi pangan. Umbi porang

adalah salah satu umbi-umbian yang memiliki bentuk bulat, memiliki kulit yang

berwarna coklat ke abu-abuan, serta bagian daging berwarna kuning (Sari dan

Suhartati, 2015). Umbi porang mengandung gizi yang beragam dan bermanfaat

bagi tubuh saat dikonsumsi. Umbi porang memiliki senyawa glukomanan dengan

kadar yang cukup tinggi hingga 64% (b.k.) (Ghaniya dkk., 2021)


Glukomanan merupakan serat larut air yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pangan fungsional. Porang (Amorphophallus oncophyllus) merupakan tanaman

jenis umbi-umbian yang di dalamnya terkandung glukomanan dan harus melalui

proses pengekstraksian terlebih dahulu untuk mendapatkannya (Listianingtyas,

2018). Amorphophalus oncophyllus mengandung banyak glukomanan dalam

umbinya. Glukomanan merupakan heteropolisakarida yang terdiri atas D-mannosa

and Dglukosa dengan rasio 1.6:1 yang dihubungkan dengan ikatan (1,4) glikosida.

Glukomanan bersifat larut dalam air, dapat difermentasi, dan makanan serat yang

sangat kental berasal dari umbi porang (Thomas, 1997).

Berdasarkan data Kandungan glukomanan umbi orang lebih tinggi dibanding

varietas komersial Jepang yaitu konjac atau konnyaku (Amorphophallus konjac)

yang hanya 44 persen (Arifin, 2001). Kandungan glukomanan yang tinggi tersebut

sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan pangan khususnya dalam menunjang

ketahanan pangan nasional (Sutrisno, 2011).

Umbi porang memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi. Karbohidrat adalah

salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang berfungsi untuk

menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi

dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat

kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida yang merupakan

molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua manosa yang

saling terikat, dan oligosakarida sebagai gula rantai pendek yang dihasilkan oleh

galaktosa, glukosa dan fruktosa (Almatsier, 2004).

Beras analog adalah beras tiruan (artificial rice) yang dibuat dari bahan non padi

yang memiliki kandungan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan beras padi dan

memiliki bentuk yang serupa dengan beras. Beras analog memiliki masa umur

simpan lebih lama (widowati dkk., 2020).. Zhuang et al. (2010) menggunakan beras

patah (menir) sebagai bahan baku pembuatan beras analog dengan teknologi

ekstrusi. Teknologi ekstrusi, yaitu suatu proses yang melibatkan pencampuran

bahan di bawah pengaruh kondisi operasi pencampuran dan pemanasan dengan

suhu tinggi (Budijanto dan Yulianti 2012). Secara umum proses ekstrusi untuk

membuat beras analog hampir sama dengan proses pembuatan produk-produk

ekstrusi lainnya yang terdiri dari empat tahap, antara lain: formulasi, prekondisi,

ekstrusi, dan pengeringan (Budijanto dan Yulianto, 2012).

Umbi porang memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi. Karbohidrat adalah

salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang berfungsi untuk

menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi

dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat

kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida yang merupakan

molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua manosa yang

saling terikat, dan oligosakarida sebagai gula rantai pendek yang dihasilkan oleh

galaktosa, glukosa dan fruktosa (Almatsier, 2004).

Menurut Subeki et al., 2020 proses pembuatan beras analog yang telah

dimodifikasi. Tahapan pertama pembuatan beras analog yaitu mencampurkan

tepung ubi kayu waxy dan tepung glukomanan porang yang telah sesuai dengan

perlakukan, lalu ditambahkan air, lesitin, kedelai, garam, dan kapur sirih diaduk

hingga kalis. Kemudian bahan yang sudah kalis dilakukan proses pengukusan

dengan suhu 90 0C selama 20 menit. Setelah pengukusan dilakukan pencetakan

atau pembentukan menjadi butir-butir beras menggunakan mesin ekstruder.

Butiran-butiran yang dihasilkan kemudian dikeringkan menggunakan oven pada

suhu 60 0C selama 72 jam.


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat cara atau metode untuk

menurunkan kadar kalsium oksalat, yakni dengan mereduksi kalsium oksalat.

Kalsium oksalat dapat direduksi dengan mencuci umbi porang hingga bersih dan

dalam waktu yang cukup lama. Ghaniya dkk. (2021) juga menjelaskan bahwa

perendaman dengan larutan NaCl juga dapat membantu menurunkan kadar kalsium

oksalat sebesar 79,53% dengan perbandingan umbi dan larutan 1:6. Metode

tersebut dapat menurunkan kadar dari kasium oksalat pada umbi porang sehingga

umbi porang konsumsi dapat dikonsumsi dengan aman dan gizi yang terkandung di

dalam umbi porang dapat stabil (Ghaniya dkk., 2021).


PENUTUP

Kesimpulan

Umbi porang (Amorphophallus Muelleri) Merupakan tanaman umbi-umbian yang

berasal dari Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh diberbagai jenis kondisi tanah

sehingga pembudidayaannya tergolong mudah dilakukan. Umbi Porang memiliki

banyak sekali manfaat bagi tubuh manusia. Hal ini dikarenakan adanya kandungan

karbohidrat dan glukomanan yang tinggi didalam umbi porang tersebut.

Berdasarkan adanya potensi besar tersebut, porang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pangan fungsional khususnya untuk menunjang ketahanan pangan di

Indonesia. Dengan menjadikan porang sebagai alternatif beras analog, diharapkan

dapat meningkatkan jumlah produksi pangan sebagai penganti beras sehingga

kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi. Adanya pengolahan porang untuk

dijadikan beras analog, hal ini dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia mulai

peduli untuk mengolah sumber daya alam dalam sektor pertanian yaitu umbi porang

menjadi lebih bermanfaat dan diharapkan impor beras setiap tahun dapat berkurang

serta dapat memakmurkan para petani umbi porang dalam negeri.


Sub Tema : Teknologi dan Riset

Disusun Oleh :

1. Marlian Adi Saputra 

2. Nia Adelia 

3. Puja Ningsih


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer