Sabtu, 16 Desember 2023

SERENITEA: INOVASI TISANE TEMPUYUNG DAN MARKISA SEBAGAI FITOTERAPI PADA PENDERITA GENERALIZED ANXIETY DISORDER RINGAN

I. PENDAHULUAN

Generalized anxiety disorder (GAD) adalah salah satu gangguan psikologis yang

sering dijumpai di masyarakat. World Health Organization (WHO) menghimpun

data penderita gangguan kecemasan mencapai 264 juta jiwa dan menempati

peringkat keenam penyebab masalah kejiwaaan yang dianggap sebagai indikasi

utama insiden bunuh diri dengan prevalensi GAD mencapai 3,6% pada populasi

global (WHO, 2017). Artinya, dari 100 orang di dunia, terdapat 3 atau 4 orang yang

menderita GAD. Di Indonesia sendiri, GAD menjadi gangguan mental terbanyak

kedua dari tahun 1990 hingga data pada tahun 2017 (Kementerian Kesehatan RI,

2019). Berdasarkan hasil penelitian Global School-Based Students Health Survey

(GSHS), tercatat dari 11.142 jumlah responden remaja Indonesia, didapatkan

40,75% mengalami kecemasan, 60,17% mengalami gejala mental emosional dan

7,33% mengalami kejadian bunuh diri (WHO, 2015).


GAD ditandai dengan rasa cemas dan khawatir yang muncul secara berlebihan dan

tidak dapat dikendalikan dalam berbagai situasi seperti dalam pertemanan, sekolah,

kesehatan, dan keluarga. Rasa cemas ini menyebabkan gangguan yang berkaitan

dengan hubungan sosial (APA, 2013). GAD dapat berdampak dan menggangu

beberapa aspek kehidupan jika tidak ditangani dengan baik. Kecemasan dan

ketakutan pada GAD ditandai dengan adanya gejala seperti kegelisahan, mudah

lelah, kesulitan konsentrasi, mudah marah, ketegangan otot, dan gangguan tidur

yang dapat menimbulkan gangguan lain seperti depresi. Perawatan konvensional

untuk GAD didasarkan pada penggunaan obat-obatan yang termasuk ke dalam

kelas farmakologi psikoaktif seperti benzodiazepine, barbiturate, dan modulator

asam gamma-aminobutyric (GABA) reseptor. Namun, obat-obatan tersebut

menyebabkan berbagai efek samping seperti ataxia, pusing, sedasi, hilang ingatan,

dan tidak bekerja efektif dalam beberapa kondisi (Pereira, et. al., 2019). Konsumsi

benzodiazepine mengakibatkan terjadinya toleransi bahkan ketergantungan obat

dan gangguan kesadaraan setelah penggunaannya (Putra dan Septa, 2018). Untuk

itu, dibutuhkan perawatan yang efektif dan minim efek samping agar GAD dapat

ditangani secara maksimal. Salah satunya adalah dengan fitoterapi.


Berbagai penyakit dapat ditangani melalui fitoterapi, mulai dari infeksi, nyeri,

penyakit saluran pencernaan, bahkan gangguan mental seperti depresi dan

kecemasan. Sejumlah eksperimen ilmiah telah membuktikan tingkat efektivitas dan

efisiensi pengobatan herbal atau fitoterapi ini relatif tinggi dan memiliki tingkat

keamanan yang tinggi karena minim efek samping (Pereira, et. al., 2019).

Pengobatan komplementer dan alternatif di antara gangguan kejiwaan, terutama

depresi dan kecemasan juga sudah menjadi hal yang lumrah. Penggunaan bahan

herbal sangat lumrah digunakan untuk terapi pada masalah kejiwaan. Bahan herbal

yang biasa digunakan untuk perawatan GAD adalah dengan menggunakan bahan

yang mengandung senyawa apigenin. Aktivitas apigenin bekerja pada reseptor

GABA A sehingga senyawa tersebut bersifat antiansientas (Putra dan Septa, 2018).

Senyawa apigenin dapat ditemukan pada berbagai tumbuhan, diantaranya terdapat

pada rumput tempuyung dan markisa. Tempuyung (Sonchus arvensis L.) memiliki

kandungan senyawa organik flavonoid yaitu kaempferol, luteolin-O-glukosida, dan

apigenin-7-O-glukosida (Gunarti dkk., 2021). Markisa (Passiflora edulis) dapat

memicu aktivitas anxiolytic melalui interaksi dengan GABA reseptor yang dapat

menghambat pelepasan glutamat sehingga aktivitas daerah otak yang bertanggung

jawab untuk gejala-gejala kecemasan akan berkurang (Pereira, et. al., 2019).


Tempuyung dan markisa dapat disajikan dalam bentuk tisane. Tisane merupakan

teh herbal yang terbuat dari satu bagian atau campuran bagian tanaman seperti daun,

biji, bunga, kulit batang, dan atau akar-akaran dari berbagai jenis tanaman yang

dikeringkan dan diseduh dengan air (Fitri dan Pamungkasih, 2022). Umumnya,

tisane dikemas dalam kemasan primer dan berbentuk produk utuh, sehingga pada

penyajiannya akan menghasilkan ampas (Pramestya dkk., 2020). Penyajian tisane

tanpa ampas dapat diperoleh dengan menggunakan tea bag. Penggunaan tea bag

juga menambah kepraktisan dalam penyajian tisane, sehingga tisane dapat diminum

kapan saja. Oleh karena itu, terciptalah Serenitea sebagai inovasi tisane tempuyung

dan markisa sebagai fitoterapi pada penderita GAD ringan.


II. ISI

Serenitea merupakan tisane atau teh bunga yang terbuat dari campuran bahan-bahan

lokal alami seperti bunga tempuyung dan buah markisa dengan filosofi

penggabungan kata "serenity" (ketenangan) dengan "tea" untuk menekankan

manfaat relaksasi dari tisane. Serenitea kaya akan kandungan senyawa apigenin

yang telah terbukti memiliki efek menenangkan serta anxiolitik alami (Safrina dkk.,

2020). Konsep tisane dari Serenitea berbentuk tea bag yang dapat mempermudah

konsumen untuk menikmati manfaat dari senyawa apigenin serta memberikan

kenyamanan dalam mengonsumsi dengan proses penyeduhan yang lebih praktis

dalam bentuk kemasan teh kantong. Penyeduhan Serenitea yang berbentuk tea bag

ketika diseduh dalam air panas maka nutrisi dari bunga tempuyung dan buah

markisa didalamnya akan larut dengan sempurna dan dapat menciptakan minuman

herbal yang tidak hanya enak dan sehat, tetapi juga dapat bermanfaat sebagai solusi

fitoterapi menenangkan pikiran serta meredakan gejala gangguan kecemasan.


Gangguan kecemasan menjadi salah satu masalah kejiwaan dengan peringkat

tertinggi yang sering ditandai dengan kecemasan yang berlebihan , disertai respon

perilaku emosional dan fisiologis. Generalized anxiety disorder (GAD) merupakan

salah satu gangguan kecemasan dengan rasa takut yang terjadi secara berulang dan

membutuhkan psiskoterapi serta pengobatan lebih lanjut secara medis. Akibat

masalah dari mengonsumsi obat secara berlebihan dapat menimbulkan

ketergantungan obat, efek samping dan gangguan kesadaran (Putra dan Septa,

2018). Penggunaan alternatif minuman teh herbal berupa Serenitea sebagai tisane

yang berbahan dasar dari campuran bunga tempuyung dan buah markisa memiliki

potensi yang signifikan dalam membantu penderita gangguan kecemasan salah

satunya Generalized anxiety disorder (GAD). Kandungan senyawa apigenin dari

bahan-bahan alami dalam bunga tempuyung dan buah markisa dikenal sebagai

senyawa alami yang memiliki sifat relaksan pada sistem saraf yang dapat

mengurangi tingkat kecemasan yang telah terbukti memiliki efek positif dalam

menenangkan pikiran dan mengurangi gejala gangguan kecemasan seperti rasa

takut, gelisah, dan ketegangan serta dapat menyeimbangkan hormon stress dalam

tubuh (Safrina dkk., 2020).


Serenitea berasal dari campuran bahan-bahan alami lokal seperti bunga tempuyung

dan buah markisa yang memiliki kandungan serta manfaat dari senyawa apigenin

yang bersifat menenangkan dan dapat mengurangi kecemasan. Penggunaan bahan-

bahan lokal dapat mendukung ekonomi para petani lokal dan memberikan 

kontribusi pada keberlanjutan lingkungan serta manfaat yang jelas bagi kesehatan

dan kesejahteraan individu. Penyajian yang unik dan praktis dengan menggunakan

kemasan kantong teh atau tea bag menjadikan keunggulan dari Serenitea yang lebih

ramah lingkungan. Konsumen dapat menikmati manfaat tisane sebagai teh herbal

dengan cepat dan tanpa rumit serta dapat dijadikan solusi yang efektif dan praktis

sebagai fitoterapi untuk mengatasi gangguan kecemasan dengan after taste rasa

kehangatan yang menenangkan pikiran dan tubuh setelah dikonsumsi. 

Serenitea amat baik dikonsumsi bagi orang yang memiliki gejala kecemasan ringan.

Bahan yang alami dan minim efek samping membuat Serenitea aman dikonsumsi

sekali pun dalam jangka panjang. Penggunaan bahan-bahan lokal juga membuat

Serenitea dapat diproduksi terus-menerus sehingga tidak menimbulkan

kekhawatiran bagi orang yang biasa mengkonsumsinya. Produk Serenitea

merupakan alternatif fitoterapi yang dapat diterapkan untuk memperbaiki angka

gangguan mental yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Implementasi

manfaat dari produk Serenitea dapat mengurangi angka gangguan kecemasan

karena kandungan senyawa bioaktif apigenin yang amat baik untuk mengatasi

gejala-gejala ansietas terutama pada penderita Generalized Anxiety Disorder

(GAD) ringan.


III. PENUTUP

Bahan-bahan alami yang sering ditemukan disekitar ternyata bisa dimanfaatkan

menjadi berbagai macam obat herbal untuk mengatasi berbagai gangguan

kesehatan. Daun tempuyung dan buah markisa dapat dimanfaatkan sebagai

fitoterapi untuk mengatasi gangguan kecemasan ringan. Dengan diolah menjadi

tisane, tempuyung dan markisa dapat dikonsumsi dengan cara yang praktis. Efek

relaksasi dan antiansientas pada tempuyung dan markisa membuat orang yang

mengonsumsinya menjadi tenang sehingga dampak buruk gangguan kecemasan

dapat ditangani. Pemanfaatan bahan lokal juga memberikan dampak positif bagi

konsumen dan petani. Serenitea dinilai sebagai salah satu solusi untuk menurunkan

angka gangguan kecemasan terutama pada penderita Generalized Anxiety Disorder

(GAD) di Indonesia. Dengan ide ini, penulis berharap semua elemen dapat

mendukung dan menemukan solusi lainnya untuk mengurangi permasalahan

gangguan kesehatan mental terutama pada gangguan kecemasan dengan cara yang

yang inovatif.


Sub Tema : Kesehatan

Disusun Oleh:

1. Annisa Yasmine Aulia 

2. Dea Meranda 

3. Rahma Anjani


 ---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer