1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia akan merasakan masa keemasan pada tahun 2045. Pada tahun
tersebut, Indonesia bercita-cita menjadi negara maju dan setara dengan negara
adikuasa (KEMENKO PMK, 2022). Dalam mewujudkan cita-cita Indonesia,
maka perwujudan visi Indonesia 2045 perlu didukung oleh empat pilar utama
pembangunan bangsa Indonesia, diantaranya meliputi: pembangunan sumber
daya manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tata kelola
pemerintahan, pembangunan berkelanjutan, ketahanan nasional, dan
pemerataan pembangunan (Wena, 2020). Dalam konteks pembangunan
berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals) terdapat 17 tujuan
yang harus dicapai salah satunya yaitu energi bersih dan terjangkau. Hal ini
dimaknai untuk memastikan setiap orang memiliki akses terhadap energi
modern, andal, berkelanjutan, dan terjangkau (Karyanto dan Martiana, 2020).
Menurut Sulistyono (dalam Patra, 2022) seiring dengan waktu yang berjalan
dan sektor industri yang berkembang, bahan bakar dan energi berperan
sebagai kebutuhan pokok yang pemakaiannya terus menerus mengalami
peningkatan.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang cukup melimpah namun
pemanfaatannya belum maksimal. Salah satu jenis energi terbarukan yang
layak dikembangkan di Indonesia yaitu bioenergi dalam bentuk bio liquid fuel
(biofuel) misalnya biodiesel, bioetanol, dan lain-lain (Harahap dan Azka,
2021). Bioetanol merupakan biomassa yang diolah dengan proses biologis
seperti enzimatik atau fermentasi sampai menjadi etanol. Bioetanol adalah
solusi yang dapat menurunkan tingkat pencemaran udara yang disebabkan
oleh bahan bakar fosil. Menurut Mulyono (dalam Widyastuti, 2019) bahan
baku bioetanol bisa diperoleh dari biomassa sumber pati berupa sorgum,
singkong, jagung, dan lain-lain, sumber selulosa seperti onggok. Biomassa
yang kaya akan karbohidrat berasal dari biomassa sumber pati.
Onggok singkong merupakan ampas yang dihasilkan dari pengolahan
singkong menjadi tepung tapioka. Indonesia adalah produsen singkong
terbesar keempat di dunia, dengan total produksi tahunan sebesar 19-20 juta
ton. Menurut kajian dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Provinsi Lampung memproduksi 6.719.088 ton ubi kayu atau
singkong pada tahun 2022, menjadikannya produsen utama nasional.
Masyarakat umum menggunakan singkong tersebut sebagai pengganti
makanan pokok dan sebagai sumber utama pembuatan tepung tapioka.
Onggok singkong merupakan limbah padat yang jumlahnya sangat banyak
dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Menurut Rosita (dalam Amrilia et
al., 2014) onggok adalah produk dari hasil samping yang mempunyai
kandungan pati sebesar (60-70%) sehingga memiliki potensi menjadi bahan
baku bioetanol.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia Emas 2045 mendatang,
mengenai energi bersih dan terbarukan yang berkelanjutan maka pemanfaatan
beberapa sumber energi potensial di Indonesia khususnya di Lampung berupa
limbah singkong dan air leri bisa menjadi efektif. Air leri ini digunakan
sebagai pengoptimalan kadar karbohidrat. Karbohidrat yang terkandung dalam
air leri dari kulit ari yang terkelupas masih cukup tinggi (In et al., 2021).
Penggunaan biofuel-bioetanol sebagai pengganti bahan bakar fosil melalui
SIBBOSERI yang tertuang dalam naskah merupakan alternatif dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan melalui energi bersih.
1.2 Tujuan
Adanya inovasi SIBBOSERI ini diharapkan dapat menjadi suatu terobosan
yang inovatif untuk mengatasi permasalahan dampak energi fosil, sebagai
inovasi transisi energi serta upaya peningkatan konsumsi energi bersih yang
berkelanjutan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
1.3 Manfaat
Bioetanol dari inovasi SIBBOSERI ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan yang rendah emisi.
2. PEMBAHASAN
2.1 Analisis Permasalahan
Saat ini konsumsi energi di Indonesia masih didominasi oleh Bahan Bakar
Minyak (BBM). Total konsumsi minyak nasional hingga saat ini sekitar 1,63
juta bph. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan Bauran Energi Nasional
(BEN) untuk mengurangi konsumsi energi fosil terutama minyak (Persia,
2018). Dampak dari konsumsi BBM (energi fosil) sebagai energi tak
terbarukan yaitu terjadinya perubahan iklim. Penggunaan bahan bakar fosil
merupakan sumber utama penyumbang emisi CO2 di dunia dan kontribusinya
mencapai 74% dari total emisi (Sugiyono, 2006). Hal tersebut tentunya tidak
sejalan dengan pilar Indonesia Emas 2045 khususnya pada pembangunan
berkelanjutan, sebab dalam pilar tersebut termuat adanya energi bersih dan
terbarukan, sehingga perlu adanya inovasi yang mendukung pilar tersebut
salah satunya melalui inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan
Dalam menyikapi dan mengatasi dampak dari penggunaan energi fosil
sebagai energi tak terbarukan yang banyak menyumbangkan emisi gas buang,
pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
yang termuat dalam Siaran Pers No. 223.Pers/04/SJI/2023 pada tanggal 12
Juni 2023 yang mencanangkan upaya antara lain memasifkan program no
emisi yes konversi, yakni pengkonversian motor listrik (Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi/EBTKE, 2023). Hal tersebut
diharapkan dapat mengurangi gas emisi yang dapat menyebabkan perubahan
iklim global sekaligus untuk menggantikan penggunaan motor berbahan
bakar fosil. Program tersebut dinilai belum berjalan lancar sebab berdasarkan
fakta yang dilansir dari media massa CNN Indonesia bahwa Kepala Staff
Kepresidenan (KSP) menilai program pengkonversian motor listrik belum
berjalan dengan baik (CNN Indonesia, 2023). Motor listrik juga dinilai
mudah mengalami kerusakan magnetisasi akibat panas atau reaksi armature
(Aditya dkk., 2019).
2.3 SIBBOSERI (Optimasi Biofuel-Bioetanol Berbasis Onggok Singkong dan
Leri) serta Pihak yang Terlibat
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia
sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup
manusia beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. SIBBOSERI (Optimasi
Biofuel-Bioetanol Berbasis Onggok Singkong dan Leri) hadir sebagai inovasi
dan solusi visioner dalam mengatasi permasalahan-permasalahan terkait
krisis energi di masa mendatang, perubahan iklim, dan peningkatan emisi gas
buang akibat tingginya tingkat ketergantungan terhadap konsumsi bahan
bakar fosil. SIBBOSERI merupakan inovasi yang bergerak di bidang energi
(EBT) yakni bioenergi berbasis biomassa dari limbah onggok singkong dan
leri sebagai upaya transisi energi yang menjanjikan di masa depan dan upaya
peningkatan konsumsi energi bersih dalam menyongsong Indonesia Emas
2045. SIBBOSERI memanfaatkan kandungan karbohidrat yang potensial dari
limbah onggok singkong yang belum dimaksimalkan penggunaannya sebagai
produk samping dari produksi tepung tapioka, sejalan dengan pernyataan
Asngad (2005) bahwa dari proses pengolahan tepung tapioka dihasilkan
limbah padat (onggok) sekitar 2/3 bagian atau sekitar 75% dari bahan
mentahnya dengan kandungan karbohidrat singkong mencapai 72,49%-
85,99%. Dalam proses pengoptimalan kadar karbohidrat pada inovasi
SIBBOSERI maka dimanfaatkanlah air cucian beras (air leri) dalam
pembuatan bioetanol. Air leri memiliki kandungan nutrisi yang terlarut di
dalamnya di antaranya karbohidrat berupa pati sebesar 89%-90%, protein,
glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin B yang banyak terdapat
pada ericarpus dan aleuron yang ikut terkikis (Puspitarini, 2011). Hal tersebut
menunjukkan kelayakan pada limbah onggok singkong dan air leri yang
kandungan karbohidratnya cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai
bahan alternatif pembuatan bioetanol yang ramah lingkungan.
Untuk menyukseskan energi bersih melalui inovasi SIBBOSERI ini, perlu
adanya dukungan dari institusi penting seperti pemerintah (Kementerian
Perindustrian, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, Kementerian
Lingkungan Hidup, BUMN), akademisi, badan/pelaku usaha,
msyarakat/komunitas, dan media. Pihak-pihak yang terlibat tersebut
dimaksudkan dalam konsep multipihak (pentahelix).
2.4 Proses Pembuatan Bioetanol inovasi SIBBOSERI
Bioetanol berbasis onggok singkong bukan merupakan penemuan yang
pertama kalinya. Telah dilakukan penelitian-penelitian sebelumnya terkait
pembuatan bioetanol berbasis onggok singkong tersebut. Pembaharuan inovasi
yang tertuang dalam naskah ini yakni dengan memodifikasi pembuatan
bioetanol berbasis onggok singkong dengan kombinasi air leri sebagai upaya
pengoptimalan kadar kerbohidrat yang akan diserap oleh limbah onggok
singkong secara optimal. Menurut Sukumaran (2008), secara umum proses
utama pengolahan bahan berpati dalam pembuatan bioetanol dilakukan
melalui 4 proses yaitu pretreatment, hidrolisis, fermentasi, dan distilasi.
1. Ilustrasi Proses Produksi
2. Skema / Diagram Alir Proses
2.5 SIBBOSERI Terintegrasi Tools Analysis (SWOT Analysis)
Tools analysis yang kami gunakan sebagai pertimbangan inovasi dalam karya
ini yakni menggunakan SWOT analysis.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai Indonesia
Emas pada tahun 2045. Untuk mencapai target tersebut, banyak upaya yang
perlu dilakukan, terutama dalam hal konsumsi energi ramah lingkungan.
Potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia cukup melimpah namun
pemanfaatannya belum dimanfaatkan secara optimal. Bioetanol dapat
menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil. Bioetanol berbahan dasar onggok singkong dan
leri menjadi salah satu pilihan yang dapat membantu mencapai tujuan
tersebut. Optimalisasi produksi SIBBOSERI merupakan langkah penting
dalam upaya peningkatan konsumsi energi bersih di Indonesia pada tahun
2045. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil, ramah lingkungan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Dalam mencapai hasil akhir yang sempurna memerlukan investasi, inovasi
dan perencanaan yang matang, selain itu perlu perhatian khusus dan adanya
dukungan dari berbagai intitusi penting untuk memastikan produksi
SIBBOSERI dilakukan secara masif dengan berkelanjutan dan ramah
lingkungan untuk menyukseskan Indonesia Emas 2045.
Sub Tema : Energi Terbarukan
Disusun Oleh :
1. Diva Salsabila
2. Mukhlisatun Ifah Afiari
3. Umi Mutaqoribah
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar