Apa yang terbenak dipikiran Anda setelah melihat gambar diatas? Kedua
gambar diatas berasal dari wilayah yang ada di kota Bandar Lampung. Sangat
ironis bukan melihat tumpukan sampah yang menggunung dan lautan hampir
menjadi lautan sampah.
Jumlah sampah plastik di kota Bandar Lampung dari tahun ke tahun
semakin meningkat, hal ini selaras dengan peningkatan jumlah penduduk di kota
itu sendiri. Pada umumnya setiap orang tentu tidak bisa lepas dari penggunaan
plastik, dikarenakan plastik ini memiliki kelebihan yaitu, ringan, murah, tahan
lama, dan mudah dibawa kemana-mana. Disamping kelebihan itu, sampah plastik
sendiri merupakan material yang sulit untuk diuraikan, bahkan membutuhkan
waktu ratusan tahun untuk terurai. Dengan penggunaan plastik yang terus
meningkat dan sulitnya plastik untuk terurai tentu akan menyebabkan tumpukan
sampah plastik yang menggunung. Hal ini membutuhkan suatu strategis yang bisa
menyelaraskan antara keduanya, yaitu dengan pemanfaatan kembali dari sampah
plastik itu sendiri dan juga harus didukung dengan kesadaran masyarakat akan
bahayanya dari penggunaan plastik terhadap lingkungan.
Peran pemuda pemudi zaman ini juga turut mengambil andil dalam
menangani masalah plastik ini, terutama para Generasi Z yang merupakan
generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 yang sebagian besar berstatus sebagai
pelajar dan mahasiswa (Arum et al., 2023). Mereka mempunyai potensi yang
besar dalam upaya revitalisasi lingkungan. Lalu apa saja upaya untuk revitalisasi
lingkungan? Dan bagaimana sikap kita sebagai generasi Z terhadap persoalan
sampah plastik ini?.
ISI
TPA Bakung merupakan satu-satunya TPA yang ada di Kota Bandar
Lampung. Namun, di TPA ini sampah-sampah yang telah dibuang hanya
dibiarkan saja tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pada tahun 2019 terdapat
683,48 ton/hari sampah timbulan yang dihasilkan di TPA Bakung, lalu di tahun
2020 sebanyak 757,94 ton/hari, tahun 2021 sebanyak 770,22 ton/hari, tahun 2021
sebanyak 786,46 ton/hari dan pada tahun 2023 ini sudah mencapai 800 ton/hari
(Sipsn.menlhk.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah sampah di kota Bandar Lampung semakin
meningkat. Sampah plastik menduduki posisi kedua sebagai sampah terbanyak
setelah sampah rumah tangga (Nugroho et al., 2023). Peningkatan jumlah sampah
plastik tanpa adanya tindakan lebih lanjut dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan, pencemaran lingkungan dan bahkan bencana alam. Untuk itu perlu
adanya suatu tindakan pencegahan agar terhindar dari dampak buruk penumpukan
sampah plastik.
Revitalisasi lingkungan merupakan suatu tindakan atau cara untuk
mengoptimalkan kembali suatu lingkungan yang mengalami kemunduran atau
degradasi (Martokusumo, 2008). Revitalisasi ini dapat menjadi salah satu upaya
dalam mengatasi permasalah sampah plastik, salah satunya yaitu dengan
menerapkan 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Peran generasi Z juga menjadi
salah satu faktor keberhasilan dalam upaya ini.
Karakteristik generasi Z yang terlihat santai , cuek dan cenderung apatis
ini terlihat juga tertarik terkait perubahan iklim sesuai data pada survei yang
dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI) tahun 2021 menemukan bahwa
terdapat 82% Generasi Y dan Z khawatir dengan permasalahan lingkungan yaitu
memiliki kesadaran mengenai isu perubahan iklim. Jika di detailkan, generasi Z
memiliki persentase lebih tinggi sebanyak 85% dibanding generasi Y yang hanya
79% (Sihaloho, 2021). Hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa 62%
responden (Generasi Y dan Z) menganggap isu lingkungan yang paling penting
yaitu masalah sampah (Rizaty, 2021). Tetapi tidak menutup mata bahwa keadaan
yang sebenarnya dilapangan masih banyak generasi muda ini belum memulai
tindakan serta kurangnya rasa protektif dalam mengurangi pencemaran sampah
plastik (Arsya Yanuar,dkk. 2022).
Protektif dalam KBBI yang bermakna melindungi, yang menjadi dasar
pada protektif terhadap lingkungan yakni suatu sikap dan sifat yang harus
ditanamkan pada seluruh masyarakat terkhususnya menjaga lingkungan alam
sekitar. Generasi Z sebagai satu diantara pelaku utama lainnya yang sangat
berpengaruh dalam pengurangan pencemaran sampah plastik. Dalam ikut andil
menanamkan perubahan sikap dimulai dengan menggunakan seminimal mungkin
penggunaan bahan berjenis plastik sekali pakai dan membiasakan membawa
kebutuhan yang bersifat dapat dipakai berulang kali seperti botol minum, totebag
dan kepedulian terhadap pencemaran sampah plastik.
Penggunaan media sosial dapat menjadi acuan untuk menumbuhkan sikap
protektif generasi Z. Media sosial yang tak pernah jauh dari jangkauan generasi
muda yang mayoritas sudah menjadi penghuni dunia maya menjadikan media
sosial ini yang paling cepat dan ampuh sebagai sumber hingga bertukar informasi
khususnya informasi perubahan dan pencemaran lingkungan. Media sosial yang
paling banyak digemari dan digunakan seperti Instagram, Twitter, Facebook,
dan Tiktok dapat menjadi wadah penyebaran informasi terkini tentang sampah
plastik. Perkembangan kreativitas generasi muda dalam membuat konten dan isi
postingan yang unik dan menarik, salah satunya yaitu membuat video yang berisi
tentang cara mudah mengelola sampah plastik dengan kerajinan tangan yang
bernilai ekonomis, selain itu beberapa isi postingan yang menyuarakan tentang
peduli terhadap pencemaran sampah plastik. Hal ini sangat memberikan dampak
positif pada masyarakat luas khususnya generasi Z sebagai pengguna teknologi
dan media sosial tertinggi yang dapat memicu dan memberikan informasi tentang
seberapa pentingnya pencemaran sampah plastik serta cara pengelolaannya yang
mudah dan sederhana.
Selain dari penggunaan media sosial, pendidikan juga sangat berperan
penting dalam menumbuhkan sikap protektif generasi Z. Pendidikan ini sangat
penting dalam merubah pola pikir generasi Z. Pola pikir yang sudah melekat
sedari kecil akan terus menempel hingga dewasa.. Hal inilah yang digunakan
untuk menanamkan rasa kepedulian serta meningkatkan kesadaran terhadap
penggunaan plastik di kalangan Generasi Z agar dapat memahami bagaimana
plastik dapat mencemari lingkungan. Kurikulum untuk pendidikan dasar (12
tahun) sudah ada dan hal itu perlu dikembangkannya dengan tindakan aksi. Tak
hanya teoritis, namun terdapat hal praktikal di dalam kurikulum tersebut. Jadi para
generasi Z yang sekarang duduk dibangku SD, SMP dan SMA sudah mendapat
pembekalan dari sekolah tentang bagaimana cara pengolahan sampah yang baik
dan inovasi apa yang dapat mereka buat.
Upaya yang telah dilakukan pemerintahan dalam mengontrol jumlah
sampah yaitu dengan membuat regulasi regulasi yang berkaitan dengan
pengolahan sampah, seperti Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun
2020 yang membahas tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pemerintah juga berupaya melakukan koordinasi terkait pengolahan sampah
dengan dinas tingkat kabupaten dan kota, serta melakukan sosialisasi dan
pembinaan di daerah pedesaan. Adapun upaya yang telah dilakukan masyarakat
yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (non-profit) seperti Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan social media influencer seperti
“Pandawara Group” yang sama-sama berfokus pada kampanye bahaya sampah,
diikuti dengan ajakan aksi nyata di lingkungan tercemar. Namun, upaya tersebut
tidaklah maksimal, karena terdapat 6 dari 9 program pengelolaan sampah yang
tidak terealisasikan pada capaian kinerja Dinas LIngkungan dan Hidup tahun 2020
(Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2022) dan upaya yang
berasal dari masyarakat juga tidak begitu maksimal, karena sampah yang sudah
dikumpulkan dalam aksi nyata tersebut akan disalurkan ke TPA dan sampah
hanya akan menggunung tanpa adanya pengelolaan sampah
Upaya yang diusulkan pada essay ini untuk meningkatkan sikap protektif
Generasi Z dalam revitalisasi lingkungan ialah antara lain :
● jangka waktu pendek
1. Mengadakan kompetisi pembuatan karya ilmiah dan kerajinan
yang berbahan baku sampah plastik
● jangka waktu panjang
1. Mengedukasi tentang penggunaan tas kain ata tote bag sebagai
pengganti plastik
2. Membawa tumbler ketika berpergian
3. Mensosialisasikan “ecobrick” yakni botol plastik bekas yang
dimampatkan dengan mengisi sampah plastik
4. Memberi edukasi dan cara untuk memanfaatan sampah plastik
sejak dibangku sekolah
Penutup
Kesimpulan yang dapat diambil dari esai ini adalah dengan melalui upaya
revitalisasi lingkungan kita dapat menanggulangi dampak dari penggunaan plastik
di kota Bandar Lampung yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Upaya
revitalisasi ini dapat berjalan jika kita memiliki sikap protektif terhadap
lingkungan, selain itu peranan generasi Z yang sekarang berstatus sebagai pelajar
dan mahasiswa memiliki potensi yang lebih besar dalam upaya ini. Kendati
demikian masih banyak generasi Z yang masih belum mencerminkan sikap
protektif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan beberapa upaya yang dapat
menumbuhkan sikap protektif generasi Z, yaitu dengan menerapkan 3R (Reuse,
Reduce and Recycle), mengadakan lomba pemanfaat sampah plastik,
mendapatkan edukasi tentang cara pengolahan sampah plastik di bangku sekolah,
serta memanfaatkan media sosial sebagai ajang untuk menyuarakan tentang peduli
terhadap lingkungan. Dengan semakin meningkatnya sikap protektif pada
generasi z maka ini bisa menjadi suatu awalan yang baik untuk generasi-generasi
berikutnya, Suatu sikap dapat tumbuh seiring dengan apa yang kita lihat dan
kebiasaan apa saja yang terjadi dilingkungan kita.
Sub Tema : Lingkungan
Disusun Oleh:
1. Adinda Tri Putri
2. Firman Alamsyah Lubis
3. Muhammad Rafi Muslihuddin
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar