Rabu, 23 Oktober 2024

Ruby Coral Bites: Inovasi Biskuit Bayam Merah dan Tepung Tulang Ikan sebagai Sumber Asam Folat dan Kalsium untuk Menurunkan Angka Stunting

 PENDAHULUAN 

Stunting merupakan salah satu masalah gizi utama yang dihadapi oleh banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi balita dengan status pendek dan sangat pendek di Indonesia mencapai 37,2% pada tahun 2013, dan menurun menjadi 30,8% pada tahun 2018. Selain itu, prevalensi stunting pada balita tercatat sebesar 32,8% pada tahun 2013, yang kemudian turun menjadi 29,9% pada tahun 2018 . Penurunan ini menunjukkan adanya upaya yang signifikan, meskipun stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan (Yohanes Nipa et al., 2023).

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi dan kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan. Masalah stunting merupakan isu kesehatan yang mendesak dan membutuhkan perhatian segera, karena dampaknya sangat signifikan terhadap perkembangan sosial- ekonomi dan sumber daya manusia suatu negara. Penduduk disuatu negara yang lahir dalam keadaan sehat, tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mendapatkan pendidikan berkualitas, generasi tersebut akan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa (Ramadhan & Ahmad, 2024). Sayangnya, banyak anak-anak yang kekurangan dua zat gizi ini karena terbatasnya akses terhadap sumber pangan yang kaya nutrisi. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat meningkatkan asupan gizi harian anak-anak dengan cara yang mudah diterima dan terjangkau.

Ruby Coral Bites hadir sebagai solusi inovatif dalam menghadapi tantangan stunting ini. Biskuit ini dibuat dari bahan-bahan alami yang kaya gizi, yaitu bayam merah sebagai sumber asam folat dan tepung tulang ikan sebagai sumber kalsium. Kombinasi kedua bahan ini dirancang untuk memberikan dukungan gizi yang seimbang guna membantu pertumbuhan anak secara optimal. Inovasi produk makanan ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang praktis dan bergizi bagi keluarga untuk membantu menurunkan angka stunting, khususnya di daerah- daerah dengan akses terbatas terhadap makanan bernutrisi tinggi.

ISI

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dampak stunting terbagi menjadi dua kategori, yaitu efek langsung dan jangka panjang. Konsekuensinya meliputi meningkatnya risiko kematian dan penyakit, gangguan perkembangan pada bayi, penurunan kemampuan belajar yang berakibat pada rendahnya IQ, serta prestasi akademis yang menurun. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan kampanye yang masif melalui berbagai platform media, terutama yang ditujukan kepada ibu dan ibu hamil (Ramadhan & Ahmad, 2024).

Menurut Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan gizi adalah jumlah minimum zat gizi yang diperlukan oleh setiap individu. Gizi dan nutrisi pada ibu hamil menjadi aspek penting yang harus diperhatikan selama masa kehamilan. Asupan gizi yang tepat selama kehamilan sangat berperan dalam menjaga kesehatan ibu dan janin Kebutuhan gizi selama kehamilan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita yang tidak hamil (Rosyidah et al., 2024). Selama masa kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi, seperti asam folat yang naik hingga 100%, protein meningkat 68%, kalsium meningkat sekitar 50-60%, dan kebutuhan zat besi melonjak hingga 200-300% (Studi et al., n.d.).

Bayam merah (Amaranthus gangeticus) adalah tanaman yang kaya akan vitamin C, asam folat, dan zat besi, yang sangat bermanfaat untuk mencegah anemia pada wanita hamil dan efektif untuk mendukung pertumbuhan sel dan jaringan tubuh. Peningkatan penyerapan zat besi menjadi sangat penting karena zat ini berperan krusial dalam tubuh, terutama dalam hematopoiesis (proses pembentukan darah). Zat besi diperlukan untuk sintesis hemoglobin, yang bertugas mengangkut oksigen dalam sel darah merah ke seluruh tubuh, sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. Bayam merah juga mengandung antioksidan tinggi, yang bermanfaat dalam melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mengingat kandungan gizinya yang melimpah, bayam merah merupakan bahan pangan lokal yang potensial untuk diolah menjadi produk yang mendukung kebutuhan gizi anak, khususnya bagi anak yang berisiko mengalami stunting (Ekawati et al., 2024).

Tubuh ikan yang dimanfaatkan umumnya hanya dagingnya saja sedangkan tulang sering diabaikan dan menjadi limbah.Tulang ikan mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk kalsium, fosfor, dan protein. Kalsium merupakan mineral yang sangat vital untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak, yang sangat berpengaruh dalam mencegah stunting. Proses pembentukan tulang yang optimal memerlukan kalsium yang cukup, karena mineral ini berkontribusi dalam pembentukan matriks tulang dan pengaturan mineralisasi. Anak-anak yang mengalami kekurangan kalsium berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, termasuk rendahnya tinggi badan. Kalsium juga berperan dalam fungsi otot dan sistem saraf, yang penting untuk aktivitas fisik anak. Memanfaatkan tepung tulang ikan sebagai sumber kalsium dalam makanan, diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi anak dan membantu menurunkan angka stunting secara efektif (Ridhayani et al., 2023).

Proses pembuatan biskuit dimulai dengan menyiapkan bahan baku, termasuk tepung tulang ikan tenggiri. Tulang ikan tenggiri yang telah dibersihkan dipresto selama 2 jam untuk memperlembut, lalu didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan bau amis. Setelah itu, tulang ikan diblender hingga halus dan dioven pada suhu 80°C selama 14 jam hingga kering (Ridhayani et al., 2023). Untuk membuat tepung bayam merah,yang pertama dilakukan adalah mencuci bayam merah segar hingga bersih untuk menghilangkan kotoran. Lalu, bayam direbus sebentar (blanching) selama 1-2 menit dalam air mendidih, kemudian direndam dalam air es untuk menghentikan proses pemasakan. Setelah itu, bayam dikeringkan, bisa menggunakan oven pada suhu 60-70°C selama 2-3 jam atau dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Setelah kering, bayam dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung halus. Tepung ini kemudian disaring dan disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.

Untuk membuat adonan biskuit, tepung terigu dicampur dengan tepung bayam merah dan tepung tulang ikan serta baking sebagai bahan pengembang. Di wadah terpisah, margarin dikocok bersama gula pasir hingga lembut dan berwarna pucat. Setelah itu, satu butir telur ditambahkan ke dalam campuran margarin dan gula, lalu dikocok hingga rata. Bahan kering yang sudah disiapkan kemudian dimasukkan secara bertahap ke dalam adonan margarin, gula, dan telur tersebut, diaduk hingga adonan menjadi lembut dan mudah dibentuk.

Adonan yang telah jadi kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan, biasanya dalam bentuk pipih dan bundar. Biskuit tersebut diletakkan di atas loyang yang sudah diolesi margarin atau dialasi kertas roti, kemudian dipanggang di dalam oven dengan suhu 160°C selama 20-25 menit hingga matang dan berwarna kecokelatan. Setelah dipanggang, biskuit didinginkan terlebih dahulu sebelum disimpan dalam wadah kedap udara untuk menjaga kerenyahannya.

Biskuit yang dihasilkan dari kombinasi bayam merah dan tepung tulang ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Bayam merah memberikan asam folat yang berperan penting dalam proses pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia, sementara tepung tulang ikan menyediakan kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan dan penguatan tulang. Dengan mengonsumsi biskuit ini secara rutin, anak-anak dapat memenuhi sebagian kebutuhan harian mereka akan asam folat dan kalsium, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi risiko stunting. Inovasi pangan ini memberikan solusi yang sederhana namun efektif untuk masalah stunting, terutama di daerah yang akses terhadap sumber makanan bergizi masih terbatas.

Biskuit Ruby Coral Bites menawarkan manfaat nutrisi penting bagi anak-anak, terutama dalam pencegahan stunting yang masih menjadi masalah di Indonesia. Kombinasi bahan utama, yaitu bayam merah dan tepung tulang ikan, menjadikannya sumber kaya zat besi dan kalsium, yang masing-masing dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Bayam merah mengandung zat besi yang tinggi, dengan kadar sekitar 2,8 mg per 100 gram, yang mendukung peningkatan berat dan tinggi badan serta perkembangan otak. Di sisi lain, tepung tulang ikan kaya kalsium, dengan kandungan mencapai 35-40% per 100 gram, yang berperan dalam pembentukan tulang yang kuat dan kesehatan gigi. Biskuit ini juga praktis dan mudah dikonsumsi, sehingga dapat menjadi pilihan snack sehat bagi anak-anak yang aktif. Dengan menawarkan profil gizi seimbang, Ruby Coral Bites berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dan mendukung program pengentasan stunting di Indonesia.

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer