Senin, 21 Oktober 2024

Aplikasi Smartfood : Edukasi Pengolahan serta Penyimpanan Pangan yang Sustainable dan menuju Indonesia Emas

Latar Belakang 

Masalah ketahanan pangan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia. Fenomena food waste di Indonesia mencapai 300 kg per orang setiap tahun, menjadikan negara ini berada di peringkat kedua dunia dalam hal jumlah limbah makanan. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena di satu sisi terdapat kelebihan makanan, sementara di sisi lain masih banyak masyarakat yang kekurangan. Hal ini menunjukkan adanya perilaku membuang makanan yang tidak bijaksana( Hermanu, 2022).

Secara geografis, Indonesia memiliki kekayaan lahan yang subur, menunjukkan potensi besar dalam pangan lokal. Namun, kesadaran masyarakat terhadap potensi ini masih rendah, ditambah dengan sulitnya akses terhadap pangan lokal. Sebagai bentuk kontribusi dalam bela negara nonmiliter, generasi muda yang menguasai teknologi informasi, dan merupakan kelompok terbesar di Indonesia, harus berperan sebagai agen perubahan untuk memanfaatkan potensi pangan lokal demi terciptanya kesejahteraan serta ketahanan dan kedaulatan pangan nasional (Zevic dkk., 2022). 

Oleh karena itu, aplikasi "Smartfood" hadir sebagai solusi cerdas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengolahan dan penyimpanan pangan yang benar dan berkelanjutan. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengakses informasi dan panduan praktis tentang cara memaksimalkan manfaat dari setiap bahan pangan yang mereka miliki, baik dari segi nutrisi maupun masa simpannya. Selain itu, aplikasi ini juga mendukung visi "Indonesia Emas" 2045 dengan membantu mewujudkan sistem pangan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dengan adanya edukasi digital ini, diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan pangan yang tepat, mengurangi ketergantungan pada impor, serta mendukung kemandirian pangan nasional. Aplikasi Smartfood bukan hanya menjadi alat bantu teknologi, tetapi juga langkah nyata menuju ketahanan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Masalah Umum Pangan Di Indonesia 

Banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi suatu negara terhadap berbagai macam bidang, seperti halnya negara Indonesia juga harus menghadapi kendala terhadap penurunan ketahanan pangan. Padahal menurut Food Security Aagency (2018) menyatakan bahwa ketahanan pangan ialah suatu keadaan Dimana Masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang aman baik terhadap jumlah maupun kualitas serta pangan yang serbaguna, bergizi, adil, dan murah untuk hidup sehat dan aktif. Dan menghasilkan pertimbangan yang berkelanjutan. Demi terciptanya anti kelaparan, berkurangnya Tingkat kekurangan gizi, stunting, dan Masyarakat menjadi melek informasi mengenai ketahanan pangan 

Sehingga factor yang mempengaruhi yaitu gagal panen akibat cuaca ekstrim yang semakin sering terjadi di Indonesi. Kadang hujan yang sangat deras, kadang juga kemarau yang sangat panas membuat proses pangan menjadi banyak rusak, dan gagal panen. Selain itu kurangnya kesadaran manusia untuk ikut membantu menagani proses pangan.

Fitur Canggih Aplikasi Smartfood 

Pengingat Masa Simpan : Fitur ini memantau masa simpan makanan melalui integrasi sensor atau barcode dan memberikan notifikasi kepada pengguna sebelum makanan mendekati masa kedaluwarsa. 

Pengingat Manajemen Makananmu : Fitur ini membantu pengguna mencatat stok makanan, menyarankan resep berbasis bahan yang hampir habis masa simpan, serta memberikan peringatan untuk segera mengonsumsinya. 

Panduan Pengolahan Makananmu : Fitur ini akan memberikan panduan kepada para pengguna yang mengaksesnya dalam memahami bagaimana mengolah makanan dengan baik dan benar, sesuai system pengolahan makanan yang terstruktur. Dari bantuan para ahli yang akan menyampaikan panduannya. Fitur ini juga memberikan akses ke berbagai resep dan teknik pengolahan makanan yang menekan pemborosan dan mendorong penggunaan bahan pangan lokal, serta menyediakan informasi mengenai gizi yang seimbang. 

Ayo Berdonasi : Fitur ini kami rancang untuk teman-teman pengguna aplikasi untuk berdonasi seikhlasnya, sehingga setiap donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada para petani Indonesia yang sedang berjuang menjadikan pangan di Indonesia yang berkualitas. 

History Food city : Fitur ini dirancang untuk para pengguna gunakan dalam mencari Sejarah asal-usul makanan diberbagai daerah, dan memperkenalkan kepada mereka makanan khas apa saja diberbagai daerah. 

Edukasi Lingkungan : Fitur ini memberikan informasi tentang dampak negatif pemborosan pangan terhadap lingkungan dan mengedukasi pengguna cara mengurangi jejak karbon melalui konsumsi yang lebih bijaksana.

Mekanisme Kerja Aplikasi Smartfood 

Mekanisme aplikasi smartfood diawali dengan langkah-langkah, sebagai berikut : 

Registrasi Awal Pengguna Pengguna melakukan pendaftaran dengan mengisi data diri secara lengkap dan preferensi makanan untuk menyesuaikan fitur-fitur aplikasi dengan kebutuhan mereka. 

Halaman Utama (Home) Berisi berbagai fitur utama aplikasi yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengelola makanan dan mengurangi pemborosan. Seperti fitur Pengingat Masa Simpan, Pengingat Manajemen Makananmu, Panduan Pengolahan Makanan, Ayo Berdonasi, Dan History Food City, dan Edukasi Lingkungan.

Manfaat Aplikasi Smartfood 

Manfaat yang ada di dalam aplikasi smartfood memungkinkan pengguna untuk melacak asupan kalori, protein, Karbo, dan lemak membantu mereka menjaga keseimbangan nutrisi. Smartfrood menyediakan berbagai resep lihat yang mudah diikuti, sehingga pengguna dapat memasak makanan bergizi. Aplikasi ini memiliki data informasi gizi dari berbagai makanan yang minuman sehingga pengguna mudah mengakses makanan dan minuman apa saja yang sehat dan bergizi. Beberapa aplikasi juga memiliki fitur komunitas, di mana pengguna bisa berbagi tips, resep atau pengalaman dengan pengguna lain.

Kekurangan Aplikasi Smartfood 

Aplikasi ini perlu berkolaborasi dengan Kemitraan, Pemerintah, dan pihak swasta dalam membantu mengenalkan aplikasi Smartfood kepada masyarakat melalui media digital agar aplikasi ini dapat diketahui oleh banyak orang. Lalu pemerintah perlu memberikan izin pengoperasian aplikasi Smartfood sebagai aplikasi yang membantu dan layak digunakan. Tidak hanya itu, juga memerlukan mitra-mitra yang membantu pengoperasian aplikasi Smartfood. 

Aplikasi ini perlu untuk diperkenalkan lebih luas kepada masyarakat, agar mereka bisa mengetahui pentingnya aplikasi ini dan dapat mengaksesnya. Karena banyak sekali aplikasi yang di download oleh masyarakat tapi bukan aplikasi yang memberikan edukasi buat mereka terlebih terhadap pangan.

Memperluas pengembangan fitur aplikasi yang lebih inklusif terhadap akses fitur bahasa daerah, bahasa global, mode offline saat penggunaannya serta data yang lengkap di berbagai wilayah Indonesia.

Tahap Pembuatan Aplikasi Smartfood 

Beberapa tahap yang akan dilakukan dalam perencangan pembuatan aplikasi smartfood, yaitu: 

Tahap pertama dalam pengembangan aplikasi adalah perencanaan. Pada fase ini, tim pengembang menetapkan tujuan utama aplikasi serta target pengguna. Aplikasi SmartFood dirancang untuk membantu pengguna dalam mengelola stok makanan mereka, mengurangi limbah, dan mendorong donasi makanan yang mendekati masa kedaluwarsa. Pada tahap ini, juga perlu ditentukan fitur utama yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi, seperti pengingat masa simpan, manajemen stok, panduan pengolahan makanan, teknik penyimpanan, serta sistem donasi. Setiap fitur ini harus memiliki alur pengguna yang jelas dan mudah digunakan. 

Langkah selanjutnya adalah membuat analisis kebutuhan. Pada tahap ini, pengembang mengidentifikasi secara rinci apa yang dibutuhkan untuk membangun fitur-fitur tersebut. Misalnya, fitur pengingat masa simpan membutuhkan input pengguna mengenai tanggal kedaluwarsa makanan, sedangkan fitur panduan pengolahan makanan membutuhkan database resep yang dapat diakses dengan mudah. Di sisi lain, fitur donasi makanan harus terhubung dengan platform donasi yang memungkinkan pengguna memberikan makanan yang mendekati batas masa simpan kepada yang membutuhkan. 

Tahap berikutnya yang akan dilakukan adalah desain aplikasi smartfood. Pada fase ini, desain antarmuka pengguna (UI/UX) dikembangkan. Desain yang intuitif sangat penting agar pengguna dapat dengan mudah memahami dan menggunakan aplikasi. Setiap fitur dirancang agar mudah diakses dan memberikan pengalaman yang lancar. Selain itu, database untuk menyimpan informasi seperti masa simpan makanan, resep, dan data donasi juga dirancang pada tahap ini. Desain yang baik akan membantu pengguna merasa nyaman menggunakan aplikasi dan memahami manfaat dari setiap fitur yang disediakan. 

Setelah tahap desain aplikasi, masuk ke tahap terakhir, yaitu tahap pengembangan aplikasi SmartFood atau uji coba. Sebelum aplikasi diluncurkan, setiap fitur harus diuji secara mendalam untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Uji coba ini melibatkan pengecekan apakah notifikasi pengingat masa simpan muncul tepat waktu, apakah panduan pengolahan makanan bisa diakses dengan mudah, serta apakah fitur donasi makanan terhubung dengan platform donasi yang tepat. Pengujian ini juga mencakup simulasi penggunaan aplikasi dalam skenario nyata, seperti ketika pengguna menginput makanan baru atau ketika makanan sudah mendekati masa kedaluwarsa. Selain pengujian fungsional, pengembang juga perlu memastikan bahwa aplikasi bekerja secara efisien tanpa bug atau gangguan.] 

Secara keseluruhan, proses pengembangan aplikasi SmartFood yang berakhir pada tahap uji coba sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi berfungsi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan pengujian yang menyeluruh, aplikasi siap untuk diluncurkan kepada pengguna dengan kepercayaan bahwa fitur-fitur utama, seperti pengingat makanan, manajemen stok, dan donasi, berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi pengguna dalam kehidupan sehari-hari.

Pihak yang terlibat dalam uji coba smartfood 

Pembuatan aplikasi ini membutuhkan bantuan dari masing-masing pihak yang memiliki peran penting dalam memastikan aplikasi tersebut memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini: 

Mahasiswa Pengembang 

Mahasiswa yang memiliki keahlian dalam bidang pengembangan perangkat lunak.Mereka bertanggung jawab untuk menulis kode dan mengimplementasikan fitur-fitur aplikasi, mulai dari desain antarmuka hingga pengelolaan data dan server. Pengembang mahasiswa ini dapat berasal dari berbagai jurusan teknologi seperti Teknik Informatika, Ilmu Komputer, atau Sistem Informasi. 

Mahasiswa Desainer 

UI/UX Mahasiswa yang mempelajari desain grafis atau multimedia berperan dalam merancang antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) aplikasi. Mereka bertanggung jawab agar aplikasi mudah digunakan dan memberikan pengalaman pengguna yang baik, sehingga mampu menarik perhatian dan memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan fitur aplikasi. 

Analis Bisnis Mahasiswa 

Mahasiswa yang memiliki latar belakang bisnis, manajemen, atau ekonomi dapat berperan sebagai analis bisnis. Mereka mengidentifikasi kebutuhan pasar, merancang model bisnis yang tepat, dan memastikan aplikasi memiliki dampak yang relevan dan berkelanjutan. Selain itu, mereka membantu dalam pengembangan strategi untuk memonetisasi aplikasi atau menciptakan manfaat ekonomi yang nyata. 

Komunitas Mahasiswa dan Masyarakat 

Komunitas mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, dan masyarakat lokal bisa menjadi sumber umpan balik serta pengguna awal aplikasi. Dengan melibatkan komunitas ini, pengembang aplikasi dapat melakukan uji coba (testing) dan menerima masukan langsung dari calon pengguna mengenai fitur-fitur yang diinginkan atau perlu diperbaiki. 

Pakar Bidang Terkait 

Mahasiswa atau dosen yang ahli di bidang tertentu, misalnya teknologi pangan, kesehatan, lingkungan, atau pendidikan, terlibat untuk memberikan masukan teknis mengenai konten atau layanan yang disediakan oleh aplikasi. Mereka memastikan bahwa informasi yang disampaikan melalui aplikasi akurat dan sesuai dengan standar profesional. 

Pemerintah atau Lembaga Terkait 

Untuk memastikan aplikasi dapat memberikan dampak skala besar, mahasiswa perlu bekerja sama dengan pemerintah atau lembaga terkait. Kerjasama ini membantu kelancaran legalitas aplikasi smartfood. Kolaborasi yang memungkinkan aplikasi untuk diterapkan dalam skala yang lebih luas dan sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Investor atau Sponsor

Pengembangan aplikasi smartfood butuh dukungan dari investor atau sponsor untuk mendanai pengembangan dan peluncuran aplikasi. Investor atau sponsor bisa melalui dari lembaga pemerintah, swasta, atau organisasi nirlaba yang tertarik untuk mendukung aplikasi smartfood ini. Dengan kolaborasi berbagai pihak ini, kami dapat mengembangkan aplikasi smartphone yang tidak hanya inovatif secara teknologi, tetapi juga relevan dan bermanfaat untuk masyarakat. Pembuatan aplikasi semacam ini dapat berkontribusi pada pembangunan Indonesia yang lebih maju, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun teknologi. 

Kesimpulan 

SmartFood adalah aplikasi inovatif yang bertujuan mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia melalui edukasi pengolahan dan penyimpanan pangan berkelanjutan. Kelebihan aplikasi ini termasuk panduan komprehensif tentang pengolahan dan penyimpanan pangan, fitur penghitungan dan pemanfaatan stok makanan, serta edukasi tentang dampak lingkungan. SmartFood bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan pangan yang efisien dan ramah lingkungan. Pengembangan aplikasi melibatkan berbagai pihak seperti mahasiswa pengembang, desainer UI/UX, analis bisnis, komunitas, pakar bidang terkait, pemerintah, investor, dan penyedia teknologi.

Ditulis Oleh:

Jeremy Reynold Manurung, Amay Waluyo, Agis Nurhidayah, dan Halimatun Khasanah

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer