BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa memiliki peran krusial sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Mereka adalah generasi muda yang sedang berada dalam fase pembentukan wawasan, keterampilan, serta pemahaman terhadap berbagai isu yang berkembang di sekitar mereka. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda yang memiliki akses terhadap pendidikan dan teknologi, memegang peran penting dalam menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai universitas, inisiatif kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa semakin mendapatkan perhatian, terutama karena potensi mereka dalam menciptakan dampak sosial yang positif sambil mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan (Raheem et al., 2014). Melalui inovasi dan kewirausahaan, mahasiswa dapat menjadi motor penggerak yang menciptakan solusi kreatif dan relevan untuk menjawab berbagai tantangan yang ada.
Peran mahasiswa semakin penting mengingat negara ini memiliki populasi yang besar serta beragam tantangan ekonomi. Mahasiswa dapat berperan strategis dalam mendukung pembangunan perekonomian yang berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi konsumen dari perubahan, tetapi juga sebagai produsen ide-ide baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan aspek sosial dan ekologis. Dengan demikian, kontribusi mahasiswa tidak hanya berdampak pada pengembangan ekonomi, tetapi juga pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Kewirausahaan sosial merupakan salah satu jalan yang sangat potensial dalam mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan. Berbeda dengan kewirausahaan 2 konvensional yang fokus utamanya adalah mencari keuntungan finansial, kewirausahaan sosial mengutamakan penciptaan dampak sosial positif sekaligus memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Permasalahan seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, serta kerusakan lingkungan adalah beberapa tantangan yang dapat diatasi melalui model bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan sosial menawarkan pendekatan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang, di mana keuntungan ekonomi sejalan dengan upaya pemberdayaan komunitas dan pelestarian lingkungan.Peran mahasiswa semakin penting mengingat negara ini memiliki populasi yang besar serta beragam tantangan ekonomi. Mahasiswa dapat berperan strategis dalam mendukung pembangunan perekonomian yang berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi konsumen dari perubahan, tetapi juga sebagai produsen ide-ide baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan aspek sosial dan ekologis. Dengan demikian, kontribusi mahasiswa tidak hanya berdampak pada pengembangan ekonomi, tetapi juga pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Kewirausahaan sosial merupakan salah satu jalan yang sangat potensial dalam mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan. Berbeda dengan kewirausahaan 2 konvensional yang fokus utamanya adalah mencari keuntungan finansial, kewirausahaan sosial mengutamakan penciptaan dampak sosial positif sekaligus memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Permasalahan seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, serta kerusakan lingkungan adalah beberapa tantangan yang dapat diatasi melalui model bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan sosial menawarkan pendekatan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang, di mana keuntungan ekonomi sejalan dengan upaya pemberdayaan komunitas dan pelestarian lingkungan.
Fenomena kewirausahaan sosial di Indonesia, semakin menonjol dengan munculnya berbagai startup yang fokus pada solusi sosial dan lingkungan. Dalam program- program seperti “Internet Plus” di Tiongkok, kewirausahaan sosial yang digagas mahasiswa telah terbukti berperan signifikan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial, dengan mempertemukan inovasi teknologi dengan tantangan lokal (Yan et al., 2018). Konsep ini dapat diterapkan di Indonesia untuk memberdayakan mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan dan dampak sosial. Universitas dan sektor swasta juga memainkan peran sentral dalam mendukung kewirausahaan sosial. Dengan menyediakan platform penelitian dan pengajaran yang terkait dengan inovasi sosial, universitas dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kewirausahaan mereka dan memahami pentingnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Li & Yuan Feng-Mei, 2019). Misalnya, universitas-universitas di Jerman telah berhasil memanfaatkan pendidikan kewirausahaan untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi regional secara berkelanjutan (Holzbaur, 2005).
Dalam hal ini, mahasiswa memiliki peluang besar untuk terlibat aktif dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan kreatifitas, pengetahuan, dan semangat perubahan yang dimiliki, mahasiswa 3 dapat mengembangkan inovasi sosial yang tidak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian target global untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Mahasiswa yang terlibat dalam kewirausahaan sosial cenderung memiliki pola pikir yang lebih inklusif, tangguh, serta mampu merumuskan solusi jangka panjang yang berkelanjutan (Barrera-Verdugo et al., 2024). Keterlibatan mereka dalam kewirausahaan sosial tidak hanya meningkatkan kesadaran sosial, tetapi juga mendorong pengembangan inovasi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara komprehensif.
Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana menghubungkan pendidikan kewirausahaan dengan praktik nyata dalam dunia usaha. Sering kali, mahasiswa merasa kurang percaya diri untuk memulai bisnis yang berkelanjutan karena minimnya pengalaman praktis dan kurangnya bimbingan yang memadai (Shu et al., 2020). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dalam pendidikan yang lebih memfokuskan pada kreativitas, inovasi, dan penerapan langsung dalam lingkungan kewirausahaan sosial.
Inovasi dan kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh mahasiswa tidak hanya akan memberikan dampak positif pada perekonomian, tetapi juga berpotensi mempercepat pencapaian pembangunan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan wawasan akademis dan pengalaman lapangan, mahasiswa dapat mengidentifikasi dan merespons kebutuhan masyarakat dengan lebih efektif. Selain itu, pendekatan ini memungkinkan terciptanya solusi yang lebih adaptif terhadap tantangan yang ada, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemberdayaan mahasiswa melalui inovasi sosial dan kewirausahaan bukan hanya penting untuk pengembangan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Karena topik ini menarik untuk diteliti, sehingga penulis mengangkat judul “Dari Mahasiswa Untuk Indonesia: Pemberdayaan Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Dalam Mewujudkan Perekonomian Berkelanjutan Melalui Inovasi Dan Kewirausahaan Sosial” untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana peran Universitas dalam menunjang kegiatan mahasiwa dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan?
- Bagaimana peran pihak terkait dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui peran Universitas dalam rangka mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan
- Untuk mengetahui peran pihak terkait dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan
1.4 Manfaat
Tulisan ini memberikan referensi mengenai dampak positif mahasiswa yang tertarik pada kewirausahaan dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Mahasiswa wirausaha tidak hanya menciptakan solusi bisnis yang inovatif, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Selain itu, kontribusi dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat penting untuk mendukung pengembangan kewirausahaan sosial melalui kebijakan, pendanaan, dan bimbingan yang memadai.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan pada individu. Pendidikan kewirausahaan menggabungkan teori ekonomi, manajemen, dan inovasi untuk membentuk pola pikir wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, berinovasi, serta menghadapi tantangan dalam dunia bisnis yang dinamis. Khusus untuk mahasiswa, pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membangun kesadaran akan peluang bisnis, mengembangkan keterampilan praktis, serta membentuk pola pikir inovatif dan kreatif.
Pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan dapat membekali mahasiswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan usaha yang mendukung tujuan lingkungan dan sosial. Kurikulum kewirausahaan yang berbasis keberlanjutan memberikan mahasiswa wawasan mengenai praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan dapat meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berbasis keberlanjutan membantu meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya integrasi nilai-nilai keberlanjutan dalam kegiatan bisnis mereka di masa depan (Aurellia & Puspitowati, 2023).
Di universitas, mahasiswa berpartisipasi dalam penelitian yang mendorong perkembangan solusi inovatif untuk tantangan keberlanjutan. Seperti riset di bidang teknologi hijau, energi terbarukan, manajemen limbah, dan pertanian berkelanjutan, yang sering kali melibatkan mahasiswa, memiliki dampak langsung pada peningkatan 6 metode ekonomi berkelanjutan. Melalui penelitian ini, mahasiswa membantu mengembangkan teknologi dan strategi yang dapat diadopsi oleh industri dan pemerintah untuk mendukung keberlanjutan ekonomi. beberapa pendekatan yang dapat diterapkan pada mahasiswa adalah:
- Pembelajaran Berbasis Proyek, yakni mahasiswa dilibatkan dalam proyek nyata di mana mereka dapat merancang dan menjalankan usaha kecil. Proyek ini memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana mengelola bisnis, menghadapi tantangan pasar, dan membuat keputusan bisnis strategis. Misalnya Program Pembinaan Wirausaha Mahasiswa Indonesia (P2MW) dan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K).
- Mentoring dan Bimbingan, ini dapat menghubungkan mahasiswa dengan pengusaha berpengalaman atau mentor untuk mendapatkan bimbingan dalam memulai dan mengelola bisnis. Mentor dapat memberikan nasihat praktis, berbagi pengalaman, dan membantu mahasiswa menghindari kesalahan umum dalam berwirausaha.
- Pembelajaran Kolaboratif dan Kerja Tim, mahasiswa didorong untuk bekerja dalam tim untuk mengembangkan ide bisnis. Kerja tim membantu mereka belajar keterampilan kolaborasi, kepemimpinan, serta manajemen konflik dalam konteks kewirausahaan.
- Kompetisi Kewirausahaan, kompetisi bisnis atau kewirausahaan memberikan mahasiswa kesempatan untuk menguji ide bisnis mereka di hadapan pihak swasta atau panel juri. Kompetisi ini biasanya mencakup penghargaan atau pendanaan untuk ide bisnis terbaik.
2.3 Ekonomi Berkelanjutan
- Definisi dan Konsep Ekonomi Berkelanjutan: Ekonomi berkelanjutan adalah sistem ekonomi yang tidak hanya menjelaskan pertumbuhan ekonomi tetapi juga memengaruhi dampak sosial dan lingkungan dari 7 aktivitas ekonomi. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, fluktuasi permukaan laut, dan ketidakadilan sosial. Ekonomi berkelanjutan bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan keberlanjutan ekosistem, dengan memastikan kesejahteraan sosial yang lebih adil bagi semua lapisan masyarakat. Ekonomi berkelanjutan memerlukan perubahan paradigma dari eksploitasi daya alam ke penggunaan yang lebih efisien dan bijaksana, yang menjamin keberlanjutan bagi generasi mendatang (Nababan, 2014). Dalam kerangka ekonomi berkelanjutan, penggunaan sumber daya alam harus dilakukan secara efisien dan bertanggung jawab. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan saat ini terpenuhi tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Selain aspek lingkungan, ekonomi berkelanjutan juga menyoroti pentingnya keadilan sosial. Sistem ekonomi yang berkelanjutan harus memberikan manfaat yang adil dan merata kepada semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan. Ketimpangan sosial yang semakin melebar, baik dalam hal pendapatan maupun akses terhadap sumber daya, menuntut reformasi dalam kebijakan ekonomi. Selain aspek lingkungan, ekonomi berkelanjutan juga menyoroti pentingnya keadilan sosial. Sistem ekonomi yang berkelanjutan harus memberikan manfaat yang adil dan merata kepada semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan.
- Prinsip Triple Bottom Line (Profit, People, Planet) : Prinsip triple bottom line dalam ekonomi berkelanjutan mengukur kesuksesan tidak hanya berdasarkan keuntungan finansial (profit) tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial (people) dan lingkungan (planet). Prinsip ini pertama kali diperkenalkan oleh John Elkington sebagai cara untuk mengevaluasi keseimbangan antara tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam kerangka ini, sebuah bisnis atau aktivitas ekonomi dikatakan berkelanjutan jika dapat menciptakan nilai bagi ketiga aspek tersebut tanpa mengorbankan salah satu dari yang lain (Coman, 2008). Dengan begitu manfaat dari prinsip ini yaitu:
- Keuntungan Finansial: Praktik berkelanjutan dapat mengurangi biaya operasional, misalnya melalui penghematan energi dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
- Keberlanjutan Sosial: Perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan pekerja dan masyarakat mendapatkan loyalitas dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
- Reputasi dan Citra Merek: Perusahaan yang memprioritaskan aspek lingkungan dan sosial memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan konsumen yang semakin peduli dengan keberlanjutan.
- Akses terhadap Investasi: Banyak investor sekarang lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik di ketiga pilar TBL, terutama dalam hal lingkungan dan sosial.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Definisi dari penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk menyelidiki, menggambarkan, menjelaskan, dan menemukan kualitas atau ciri-ciri pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau digambarkan dengan metode penelitian kuantitatif dianggap sebagai pengaruh kualitatif. Dalam penelitian kualitatif ini, fokus utamanya adalah mengetahui kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaannya baik di internal kampus maupun eksternal kampus yang mampu menyumbang ekonomi berkelanjutan untuk indonesia. Oleh karena itu, ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif biasanya terbatas, karena tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan generalisasi statistik dari temuan, melainkan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan mendalam. Selain itu, hasil penelitian kualitatif biasanya disajikan secara deskriptif, di mana temuan-temuannya dideskripsikan dan dijelaskan secara rinci, daripada mencoba membuat prediksi atau kesimpulan statistik.
Artikel ini menggunakan jenis penelitian library research, karena dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data pada artikel ini diambil dari studi literatur yang tertulis dan juga relevan dalam mengumpulkan data yang fokus pada kajian artikel mengenai kewirausahaan sosial sebagai wujud inovasi sosial mahasiswa. Digunakan data sekunder yaitu berupa data-data yang bersumber dari data yang tersedia, berupa dokumen, catatan-catatan, publikasi terbitan pemerintah, dan sumber lainnya. Berbagai data yang diperooleh dirangkum kemudian dipaparkan secara deskriptif dan kemudian dibuat suatu kesimpulan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Universitas memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa. Sebagai institusi pendidikan, Universitas tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan global. Dengan menyediakan pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, Universitas dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk melihat kewirausahaan dari sudut pandang yang lebih luas, di mana keuntungan ekonomi tidak menjadi satu-satunya tujuan, melainkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan turut menjadi prioritas.
Studi menunjukkan bahwa Universitas yang berfokus pada inovasi berkelanjutan dan kewirausahaan sosial berperan sebagai katalis dalam membentuk pola pikir kewirausahaan yang inovatif dan berkelanjutan di kalangan mahasiswa (Holzbaur, 2005). Dalam lingkungan akademis yang mendukung, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide-ide yang bersifat disruptif dan relevan dengan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Selain itu, melalui berbagai program, seperti inkubasi bisnis, pelatihan kewirausahaan, dan penelitian kolaboratif, Universitas dapat menciptakan ekosistem yang memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi, menguji, dan mengimplementasikan inovasi sosial yang dapat diterapkan secara luas. Dengan demikian, Universitas berperan penting dalam menyiapkan generasi wirausaha sosial yang mampu memberikan solusi berkelanjutan untuk masa depan.
Beberapa Universitas di berbagai negara telah sukses mendukung kewirausahaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dan prinsip keberlanjutan ke dalam kurikulum mereka. Langkah ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan solusi inovatif dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Contohnya, Universitas di Jerman dan Amerika Serikat telah mengadopsi pendekatan "living labs", di mana mahasiswa berpartisipasi dalam proyek-proyek nyata yang bertujuan mendorong perubahan sosial serta inovasi berkelanjutan (Purcell et al., 2019). Dengan konsep ini, mahasiswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga langsung terlibat dalam praktek lapangan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dengan memecahkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Pendekatan "living labs" ini tidak hanya memperkuat hubungan antara akademisi dan mahasiswa, tetapi juga memperluas kolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Melalui kemitraan lintas sektor ini, Universitas berperan sebagai penghubung yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi berkelanjutan yang berdampak luas. Dengan demikian, Universitas berfungsi sebagai pusat pembelajaran sekaligus laboratorium hidup bagi mahasiswa untuk mengembangkan solusi nyata yang berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan global.
4.2 Program Pemerintah dalam Mendukung Inovasi dan Kewirausahaan Mahasiswa
Program Pembinaan Wirausaha Mahasiswa Indonesia (P2MW) merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. P2MW adalah program pengembangan usaha mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek. Program ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa menjalankan wirausaha dan meningkatkan 12 ekosistem kewirausahaan di perguruan tinggi. P2MW mencakup pembinaan, pendampingan, dan pelatihan usaha mahasiswa. Berdasarkan data yang ada, jumlah proposal mahasiswa yang lolos pendanaan P2MW mengalami peningkatan signifikan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022, terdapat 888 proposal yang berhasil mendapatkan pendanaan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2023 menjadi 1.871 proposal, dan pada tahun 2024, jumlah proposal yang lolos pendanaan mencapai 2.017 proposal (Ditjen Diktiristek, 2022, 2023, 2024). Peningkatan yang signifikan ini mencerminkan minat yang semakin tinggi di kalangan mahasiswa terhadap kewirausahaan. Mahasiswa tidak hanya dilihat sebagai penerima manfaat dari ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu menciptakan solusi inovatif bagi masyarakat. Dengan dukungan pendanaan, mahasiswa lebih terdorong untuk mengembangkan ide bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan dampak sosial.
Selain P2MW, Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) juga menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan usaha sosial. Pada tahun 2022, sebanyak 293 proposal berhasil mendapatkan pendanaan melalui program PKM-K. Angka ini meningkat drastis menjadi 988 proposal pada tahun 2023, namun sedikit menurun menjadi 656 proposal pada tahun 2024(Ditjen Dikti, 2022, 2023, 2024). Penurunan jumlah proposal yang lolos pada tahun 2024 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tingkat persaingan yang semakin ketat dan peningkatan kualitas seleksi. Meskipun demikian, program PKM-K tetap menjadi wadah yang efektif bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan kewirausahaan mereka dan berkontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan melalui pengembangan usaha berbasis inovasi sosial.
Peningkatan jumlah proposal P2MW dan PKM-K yang lolos pendanaan menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswa yang berfokus pada kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial sendiri merupakan elemen penting dari ekonomi berkelanjutan karena menggabungkan tujuan ekonomi dengan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam kewirausahaan sosial 13 tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial seperti kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan, sehingga secara langsung mendukung terciptanya ekonomi berkelanjutan. Program seperti P2MW dan PKM-K mendorong mahasiswa untuk berinovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang ramah lingkungan dan inklusif. Contoh konkretnya adalah proposal-proposal yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan, bisnis berbasis komunitas, serta solusi inovatif dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa yang mengembangkan usaha berbasis kewirausahaan sosial ini berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi lokal, penyediaan pekerjaan layak, dan pelestarian lingkungan.
Banyak mahasiswa juga berperan sebagai agen perubahan melalui media digital selain melalui program formal seperti P2MW dan PKM-K. Saat ini, semakin banyak mahasiswa yang beralih menjadi influencer dan content creator, memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok untuk mengedukasi serta mempengaruhi masyarakat. Dalam konteks kewirausahaan sosial, mahasiswa yang menjadi influencer sering mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, produk ramah lingkungan, dan nilai-nilai kewirausahaan sosial. Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah mahasiswa yang memilih untuk mendirikan usaha mandiri tanpa bergantung pada program pendanaan pemerintah. Mereka memanfaatkan keterampilan digital dan jaringan sosial untuk membangun bisnis online, seperti toko daring, layanan konsultasi, dan jasa pembuatan konten. Para mahasiswa ini berperan besar dalam membentuk ekosistem kewirausahaan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan di kalangan generasi muda.
Keberhasilan mahasiswa dalam program-program ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada dampak sosial dan keberlanjutan telah 14 berhasil mendorong mahasiswa untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Program seperti P2MW dan PKM-K menyediakan ekosistem yang mendukung mahasiswa dalam mewujudkan ide bisnis mereka, dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan perubahan sosial. Selain itu, peran mahasiswa sebagai influencer dan content creator juga menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat melalui media digital. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini tidak hanya menciptakan konten yang menghibur, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan sosial dengan mempromosikan nilai-nilai keberlanjutan dan inovasi.
4.3 Peran Pihak Terkait dalam Mendorong Proses Pemberdayaan Mahasiswa
Sektor swasta juga memberikan kontribusi besar dalam mendukung pengembangan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa. Dukungan yang diberikan oleh sektor swasta termasuk dalam bentuk pendanaan, kolaborasi, serta penyediaan akses ke jaringan profesional dan pasar. Melalui kemitraan ini, sektor swasta membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide bisnis mereka, memberikan bimbingan, serta membuka peluang untuk implementasi inovasi yang berdampak sosial.Sebagai contoh, di Bulgaria, sektor swasta memimpin transformasi ekonomi berbasis keberlanjutan dengan berkolaborasi dengan Universitas lokal untuk mendorong regenerasi ekonomi dan inovasi sosial (Purcell et al., 2018). Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana kemitraan antara Universitas dan sektor swasta dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berkelanjutan.
Pihak eksternal lainnya, seperti lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan komunitas global, juga memainkan peran penting dalam mendukung pemberdayaan mahasiswa melalui kewirausahaan sosial. Lembaga-lembaga ini sering kali menyediakan program pendanaan, dukungan teknis, dan pelatihan untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan ide-ide bisnis yang berorientasi pada dampak sosial. Dalam kasus lain, Universitas di Eropa membentuk jaringan pendidikan tinggi yang berfokus pada keberlanjutan untuk mengembangkan kapasitas mahasiswa dalam 15 bidang kewirausahaan sosial. Jaringan ini berfungsi sebagai platform untuk bertukar pengalaman dan merumuskan kebijakan bersama terkait kewirausahaan berkelanjutan. Kolaborasi ini memungkinkan Universitas untuk memperluas dampaknya dalam menciptakan solusi inovatif melalui partisipasi mahasiswa.
Peran yang dimainkan oleh Universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya dalam mendukung kewirausahaan sosial dan inovasi berkelanjutan sangatlah penting. Melalui pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan, beberapa Universitas memberikan fondasi yang kuat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam konteks bisnis sosial. Sektor swasta dan pihak eksternal berkontribusi dengan menyediakan sumber daya, pengetahuan, dan jaringan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha sosial yang berkelanjutan.
Dengan adanya kolaborasi antara Universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya, mahasiswa tidak hanya dipandang sebagai pelaku pasif dalam ekosistem kewirausahaan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif. Program-program pendukung yang ada membantu mahasiswa mengubah ide-ide inovatif menjadi bisnis nyata yang berdampak sosial dan lingkungan. Keberhasilan model ini dapat dilihat dalam peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat dalam program kewirausahaan sosial dan jumlah proposal yang lolos pendanaan di berbagai program kewirausahaan mahasiswa.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Mahasiswa memainkan peran strategis sebagai agen perubahan dalam mewujudkan perekonomian berkelanjutan melalui inovasi dan kewirausahaan sosial. Dengan latar belakang pendidikan yang mereka peroleh di universitas, mahasiswa memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi inovatif yang menjawab tantangan sosial dan lingkungan. Pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan prinsip keberlanjutan memberikan bekal penting bagi mahasiswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menghadapi isu-isu global, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan degradasi lingkungan. Kolaborasi antara universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya, seperti pemerintah dan organisasi non-pemerintah, sangat penting dalam mendukung pemberdayaan mahasiswa. Dukungan dalam bentuk program pendanaan, bimbingan, serta penyediaan akses ke jaringan profesional memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ide bisnis mereka dengan fokus pada dampak sosial dan lingkungan. Melalui program seperti P2MW dan PKM-K, semakin banyak mahasiswa yang berfokus pada kewirausahaan sosial, yang berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini banyak kekurangannya, baik data yang dipaparkan ataupun hasil yang kurang mendalam. Kekurangan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya. Berikut saran dari penulis untuk penelitian ini:
- Untuk institusi pendidikan, disarankan agar universitas memperkuat kurikulum kewirausahaan yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek nyata. Ini akan memberikan pengalaman praktis yang relevan bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan.
- Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan dukungan terhadap program- program pendanaan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa, seperti P2MW dan PKM-K, guna memfasilitasi lebih banyak mahasiswa untuk memulai bisnis yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan.
- Sektor swasta diharapkan menjalin kolaborasi lebih erat dengan universitas untuk menyediakan bimbingan dan akses jaringan profesional, sehingga mahasiswa dapat lebih mudah mengimplementasikan inovasi berkelanjutan yang diciptakan dalam skala yang lebih luas.
- Mahasiswa disarankan untuk lebih aktif memanfaatkan peluang dalam kewirausahaan sosial dengan mengedepankan inovasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, baik melalui penelitian maupun keterlibatan dalam program-program inkubasi bisnis yang ada.
Ditulis Oleh:
- Wahyuni Safitri 2111021029
- Fahmi Destry Amelia 2111021065
- Desy Nur Maya 2114051017
0 comments:
Posting Komentar