PENDAHULUAN
Kesehatan mental adalah keadaan psikologis seseorang yang menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan menyelesaikan masalah, baik yang bersifat internal (dalam diri) maupun eksternal (lingkungan). Kesehatan mental mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak secara efisien dan efektif dalam menghadapi tantangan hidup dan stres (Hanurawan, 2012). Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana seseorang mampu menyadari potensi diri, mengelola stres dengan baik, beradaptasi, bekerja secara produktif, dan berkontribusi terhadap lingkungannya (Anwar & Julia, 2021). Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Gangguan ini bisa berkisar dari yang ringan hingga berat dan memerlukan perhatian serta penanganan yang tepat. Gangguan mental memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup penderitanya (Vitoasmara et al., 2024). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental. Dalam laporan yang sama, Riskesdas 2018 mencatat bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di kelompok usia tersebut menderita depresi.
Sebuah riset eksploratif yang dilakukan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa pada Oktober 2023 mengungkapkan tiga faktor utama yang menyebabkan tingginya angka gangguan mental, yaitu stigma, lingkungan yang kurang mendukung kesehatan mental, serta fenomena self-diagnosis. Stigma terkait kesehatan mental mengacu pada stereotip, prasangka, dan diskriminasi yang dialami oleh individu dengan masalah kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa stigma ini sering kali menghalangi mereka untuk mencari bantuan yang dibutuhkan. Persepsi negatif dari orang lain dapat menimbulkan rasa malu atau takut bagi individu untuk mencari dukungan, bahkan dari keluarga dan teman. Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan mental dan upaya mengurangi stigma sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka yang membutuhkan bantuan (Kesyha, et al., 2024).
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan inovasi yang dapat berfungsi sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat sekaligus menjadi wadah dukungan bagi pengidap gangguan mental. Penelitian ini bertujuan untuk merancang platform multimedia berbasis website yang interaktif dan menarik guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental. Platform ini diharapkan dapat membantu menghilangkan stigma negatif, sehingga tercipta masyarakat yang lebih mendukung kesehatan mental.
ISI
1. MentalHomies
MentalHomies merupakan platform edukasi berbasis website yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat dan juga memberi dukungan kepada masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan mental. Fitur-fitur yang tersedia dalam website ini diantaranya yaitu literasi kesehatan mental dengan komik interaktif, edukasi kuis mitos atau fakta terkait kesehatan mental, journaling, berbagi kisah terkait kesehatan mental, dan dapat terhubung ke psikolog online. Dengan berbagai fitur yang interaktif dan menarik, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kesehatan mental serta membantu mengatasi gangguan kesehatan mental yang dihadapi.
2. Fitur Utama Mental
Homies Pengguna diharuskan untuk membuat akun terlebih dahulu untuk menyimpan data aktivitas mereka di platform ini. Pengguna dapat login setelah memiliki akun di MentalHomies dan dapat mengakses fitur-fitur platform ini. Adapun penjelasan fitur yang terdapat dalam MentalHomies antara lain: A. Komik Interaktif Literasi Kesehatan Mental Peningkatan literasi terkait kesehatan mental sangat penting karena akan berdampak pada peningkatan pengetahuan umum lainnya, seperti kemampuan mengidentifikasi kondisi gangguan mental dasar, cara pencegahan, informasi mengenai layanan pertolongan, strategi penanganan mandiri untuk masalah ringan, dan keterampilan pertolongan pertama untuk mendukung orang lain yang mengalami gangguan mental (Kutcher et al., 2016). Pada platform ini, literasi kesehatan mental disajikan secara menarik melalui komik interaktif. Komik ini dibuat menggunakan bahasa sederhana dan visual yang menarik, sehingga memudahkan pengguna memahami informasi terkait kesehatan mental. Pengguna dapat memilih alur cerita dari karakter yang memiliki masalah kesehatan mental dan setiap pilihan pengguna akan memengaruhi jalan cerita karakter tersebut sebagai akibat dari respons pilihan pengguna. Komik interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna terhadap masalah kesehatan mental, baik bagi dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya.
B. Kuis Mitos atau Fakta
Fitur ini merupakan kuis interaktif tentang kesehatan mental yang berfokus pada mitos maupun fakta seputar stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat. Setelah pengguna menjawab, mereka akan mendapat penjelasan yang meluruskan kesalahpahaman terkait stigma. Fitur ini bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap kebenaran di balik stigma kesehatan mental yang umum terjadi. Dengan demikian, diharapkan kesalahpahaman dan stigma negatif dapat berkurang di kalangan masyarakat.
C. Journaling
Pengguna dapat memanfaatkan fitur journaling untuk menyalurkan perasaan yang mereka alami. Terdapat dua bentuk fitur journaling yang tersedia:
1) Audio Journaling Pengguna dapat meluapkan perasaan atau pikiran dengan berbicara melalui rekaman suara. Fitur ini dapat membantu pengguna melepaskan emosi secara pribadi tanpa melibatkan orang lain.
2) Book Journaling Dengan fitur ini, pengguna dapat mengekspresikan perasaan maupun pikiran dengan mencatat dalam bentuk tulisan. Fitur ini membantu mereka menyalurkan emosi serta memvalidasi perasaan yang sedang dialami. Menurut Dr. James Pennebaker, journaling dapat menurunkan tingkat kecemasan (anxiety) dan depresi, serta dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial.
Adapun manfaat journaling yaitu membantu menjaga kesehatan mental, membantu pengguna lebih memahami diri sendiri, mengekspresikan perasaan, dan memperbaiki perasaan negatif. Fitur journaling pada platform ini sangat penting untuk membantu pengguna menghindari dampak negatif stres yang dialami. Data journaling akan disimpan secara aman dalam akun pengguna dan tidak dapat diakses oleh publik, sehingga privasi pengguna tetap terjaga.
D. Share My Journey
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbagi kisah dan pengalaman mereka terkait kesehatan mental, seperti perjuangan melawan stigma negatif di masyarakat atau pengalaman sembuh dari gangguan mental yang pernah dialami. Melalui fitur ini, pengguna dapat saling berkomentar dan memberi dukungan satu sama lain, sehingga tercipta rasa solidaritas dan motivasi. Dengan adanya interaksi ini, diharapkan pengidap masalah mental tidak merasa sendirian dan mendapatkan dukungan moral dari orang yang memahami situasi mereka.
E. Konsultasi Online Dengan adanya fitur konsultasi online ini, pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan psikolog melalui fitur chat atau video call untuk mendapatkan bantuan profesional secara real-time.
3. Manfaat dan Urgensi
Platform edukasi MentalHomies memiliki manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan literasi kesehatan mental dan memberikan dukungan di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi depresi, gangguan emosi, dan gangguan mental berat di Indonesia berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Stigma yang keliru dalam kehidupan masyarakat terkait gangguan mental seringkali menghambat akses ke pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan penanganan menjadi tidak tepat (Haryanti et al., 2024). Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dan penanganan yang baik untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan mental di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa platform MentalHomies memiliki tingkat urgensi yang tinggi di Indonesia. Platform ini dapat berperan sebagai media edukasi yang efektif serta sebagai wadah dukungan masyarakat pengidap gangguan mental agar mereka merasa didukung dan dipahami.
4. Keunggulan MentalHomies
MentalHomies memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan platform lain karena menawarkan konten yang lebih menarik dan interaktif. Fitur komik interaktif memungkinkan pengguna lebih mudah memahami edukasi yang disampaikan, sehingga secara efektif meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat. Kuis interaktif yang tersedia juga dirancang agar pembelajaran tetap menarik dan menyenangkan, sehingga pengguna tidak merasa bosan. Fitur journaling yang disediakan platform ini unik karena tersedia dalam dua bentuk, yaitu audio journaling dan book journaling, yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna. Terdapat juga fitur Share My Journey sebagai sarana membagikan kisah kesehatan mental kepada pengguna lain sekaligus sebagai sarana pendukung sesama. Selain itu, MentalHomies menyediakan fitur konsultasi online, di mana pengguna dapat terhubung dengan psikolog secara daring dan real-time, memberikan dukungan profesional secara cepat dan mudah. Berbasis website, MentalHomies mudah diakses melalui berbagai perangkat, sehingga fleksibel dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Keunggulan ini menjadikan MentalHomies platform yang komprehensif dan unggul dalam mendukung kesehatan mental masyarakat.
PENUTUP
1. Kesimpulan
MentalHomies adalah platform edukasi berbasis website yang interaktif dan dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan mental serta menyediakan dukungan bagi pengidap gangguan mental. Platform ini menawarkan berbagai fitur menarik untuk mendukung kesehatan mental, seperti komik edukasi interaktif, kuis mitos atau fakta terkait stigma, dan journaling, yang tersedia dalam bentuk audio maupun book journaling sesuai preferensi pengguna. Fitur Share My Journey memungkinkan pengguna membagikan kisah perjuangan mereka dalam menghadapi masalah kesehatan mental, sementara fitur konsultasi online menghubungkan pengguna dengan psikolog secara real-time untuk mendapatkan dukungan profesional. MentalHomies dapat diakses dengan mudah melalui berbagai perangkat, sehingga lebih fleksibel dan menjangkau lebih banyak orang. Diharapkan platform ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental serta membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang ada.
2. Rekomendasi
Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan tujuan pengembangan MentalHomies. Selain memanfaatkan fitur yang tersedia, dukungan nyata dari orang terdekat juga sangat penting bagi pengidap gangguan kesehatan mental. Di samping itu, umpan balik dari pengguna menjadi kunci penting dalam proses penyempurnaan platform ini, sehingga MentalHomies dapat terus berkembang dan menjadi sarana edukasi serta dukungan yang lebih efektif bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F., & Julia, P. (2021). Analisis Strategi Pembinaan Kesehatan Mental oleh Guru Pengasuh Sekolah Berasrama di Aceh Besar Pada Masa Pandemi. Bimbingan Konseling, 7(1), 64-83. https://doi.org/10.22373/je.v6i2.10905
Ayuwandira, C. D., & Suprapto, R. (2022). Perancangan Komik Interaktif untuk Memberikan Pemahaman Tentang Acute Stress Disorder di Lingkungan Keluarga. Desianpedia, 1(2), 73-78.
Cpmh. (2020, September 29). Literasi Kesehatan Mental di Masyarakat: Apa Urgensinya? Center for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada. https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/09/29/literasi-kesehatan-mental-di- masyarakat-apa-urgensinya/
Direktorat Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan. (2022). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2022. Kementerian Kesehatan.
Florensa, Hidayah, N., Sari, L., Yousrihatin, F., & Litaqia, W. (2023). Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja. Kesehatan, 12(1), 112-117.
Haryanti, A. N., Putra, M. B. S., Larasati, N., Khairunnisa, V. N., & Dewi A, L. D. (2024). Analisis Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia dan Strategi Penanganannya. Student Research, 2(3), 28-40. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219
Kesyha, P., Tarigan, T. B., Wayoi, L., & Novita, E. (2024). Stigma Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa. Journal on Education, 6(2), 13206-13220.
Kutcher, S., Wei, Y., & Coniglio, C. (2016). Mental health literacy: Past, present, and future. Canadian Journal of Psychiatry, 61(3), 154-158.
Lestarina, N. N. W. (2021). Pendampingan Remaja Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja di Desa Laban Gresik. PIKAT, 2(1), 1-6.
Pennebaker, J. W. (1997). Opening up: The healing power of expressing emotions. Guilford Press.
Rumah Sakit Universitas Indonesia. (n.d.). The art of journaling for mental health. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/the-art-of-journaling- for-mental-health
Sunda, U. (2023, November 16). Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Resmi Dideklarasikan. RM.ID. https://rm.id/baca- berita/humaniora/197325/kaukus-masyarakat-peduli-kesehatan-jiwa- resmi-dideklarasikan
Suryaman, N. T., Wahjuningtijas, R., & Wulandari, W. (2024). Journaling Therapy Dalam Mengatasi Stres Guru Bimbingan dan Konseling SMK di Kabupaten Bogor. Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 10(1), 72-83. https://doi.org/10.31602/jmbkan
Swawikanti, K. (2023, October 9). 8 manfaat journaling, cara kreatif untuk stabilkan kesehatan mental. Ruangguru. https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-journaling
Vitoasmara, K., Hidayah, F. V., Purnamasari, N. I., Aprillia, R. Y., & Dewi A, L. D. (2024). Gangguan Mental (Mental Disorders). Student Research, 2(3), 57-68. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219
Winurini, S. (2023). Penanganan Kesehatan Mental di Indonesia. Info Singkat, 15(20), 21-25.
_______________
Ditulis Oleh: Kerina Bakarudin
0 comments:
Posting Komentar