Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Karya Ilmiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Karya Ilmiah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Desember 2024

Dari Mahasiswa Untuk Indonesia: Pemberdayaan Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Dalam Mewujudkan Perekonomian Berkelanjutan Melalui Inovasi Dan Kewirausahaan Sosial

BAB I PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Mahasiswa memiliki peran krusial sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Mereka adalah generasi muda yang sedang berada dalam fase pembentukan wawasan, keterampilan, serta pemahaman terhadap berbagai isu yang berkembang di sekitar mereka. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda yang memiliki akses terhadap pendidikan dan teknologi, memegang peran penting dalam menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai universitas, inisiatif kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa semakin mendapatkan perhatian, terutama karena potensi mereka dalam menciptakan dampak sosial yang positif sambil mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan (Raheem et al., 2014). Melalui inovasi dan kewirausahaan, mahasiswa dapat menjadi motor penggerak yang menciptakan solusi kreatif dan relevan untuk menjawab berbagai tantangan yang ada.

Peran mahasiswa semakin penting mengingat negara ini memiliki populasi yang besar serta beragam tantangan ekonomi. Mahasiswa dapat berperan strategis dalam mendukung pembangunan perekonomian yang berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi konsumen dari perubahan, tetapi juga sebagai produsen ide-ide baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan aspek sosial dan ekologis. Dengan demikian, kontribusi mahasiswa tidak hanya berdampak pada pengembangan ekonomi, tetapi juga pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Kewirausahaan sosial merupakan salah satu jalan yang sangat potensial dalam mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan. Berbeda dengan kewirausahaan 2 konvensional yang fokus utamanya adalah mencari keuntungan finansial, kewirausahaan sosial mengutamakan penciptaan dampak sosial positif sekaligus memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Permasalahan seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, serta kerusakan lingkungan adalah beberapa tantangan yang dapat diatasi melalui model bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. 

Kewirausahaan sosial menawarkan pendekatan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang, di mana keuntungan ekonomi sejalan dengan upaya pemberdayaan komunitas dan pelestarian lingkungan.Peran mahasiswa semakin penting mengingat negara ini memiliki populasi yang besar serta beragam tantangan ekonomi. Mahasiswa dapat berperan strategis dalam mendukung pembangunan perekonomian yang berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi konsumen dari perubahan, tetapi juga sebagai produsen ide-ide baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan aspek sosial dan ekologis. Dengan demikian, kontribusi mahasiswa tidak hanya berdampak pada pengembangan ekonomi, tetapi juga pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Kewirausahaan sosial merupakan salah satu jalan yang sangat potensial dalam mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan. Berbeda dengan kewirausahaan 2 konvensional yang fokus utamanya adalah mencari keuntungan finansial, kewirausahaan sosial mengutamakan penciptaan dampak sosial positif sekaligus memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Permasalahan seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, serta kerusakan lingkungan adalah beberapa tantangan yang dapat diatasi melalui model bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan sosial menawarkan pendekatan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang, di mana keuntungan ekonomi sejalan dengan upaya pemberdayaan komunitas dan pelestarian lingkungan.

Fenomena kewirausahaan sosial di Indonesia, semakin menonjol dengan munculnya berbagai startup yang fokus pada solusi sosial dan lingkungan. Dalam program- program seperti “Internet Plus” di Tiongkok, kewirausahaan sosial yang digagas mahasiswa telah terbukti berperan signifikan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial, dengan mempertemukan inovasi teknologi dengan tantangan lokal (Yan et al., 2018). Konsep ini dapat diterapkan di Indonesia untuk memberdayakan mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan dan dampak sosial. Universitas dan sektor swasta juga memainkan peran sentral dalam mendukung kewirausahaan sosial. Dengan menyediakan platform penelitian dan pengajaran yang terkait dengan inovasi sosial, universitas dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kewirausahaan mereka dan memahami pentingnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Li & Yuan Feng-Mei, 2019). Misalnya, universitas-universitas di Jerman telah berhasil memanfaatkan pendidikan kewirausahaan untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi regional secara berkelanjutan (Holzbaur, 2005). 

Dalam hal ini, mahasiswa memiliki peluang besar untuk terlibat aktif dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan kreatifitas, pengetahuan, dan semangat perubahan yang dimiliki, mahasiswa 3 dapat mengembangkan inovasi sosial yang tidak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian target global untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Mahasiswa yang terlibat dalam kewirausahaan sosial cenderung memiliki pola pikir yang lebih inklusif, tangguh, serta mampu merumuskan solusi jangka panjang yang berkelanjutan (Barrera-Verdugo et al., 2024). Keterlibatan mereka dalam kewirausahaan sosial tidak hanya meningkatkan kesadaran sosial, tetapi juga mendorong pengembangan inovasi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara komprehensif.

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana menghubungkan pendidikan kewirausahaan dengan praktik nyata dalam dunia usaha. Sering kali, mahasiswa merasa kurang percaya diri untuk memulai bisnis yang berkelanjutan karena minimnya pengalaman praktis dan kurangnya bimbingan yang memadai (Shu et al., 2020). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dalam pendidikan yang lebih memfokuskan pada kreativitas, inovasi, dan penerapan langsung dalam lingkungan kewirausahaan sosial. 

Inovasi dan kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh mahasiswa tidak hanya akan memberikan dampak positif pada perekonomian, tetapi juga berpotensi mempercepat pencapaian pembangunan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan wawasan akademis dan pengalaman lapangan, mahasiswa dapat mengidentifikasi dan merespons kebutuhan masyarakat dengan lebih efektif. Selain itu, pendekatan ini memungkinkan terciptanya solusi yang lebih adaptif terhadap tantangan yang ada, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemberdayaan mahasiswa melalui inovasi sosial dan kewirausahaan bukan hanya penting untuk pengembangan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Karena topik ini menarik untuk diteliti, sehingga penulis mengangkat judul “Dari Mahasiswa Untuk Indonesia: Pemberdayaan Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Dalam Mewujudkan Perekonomian Berkelanjutan Melalui Inovasi Dan Kewirausahaan Sosial” untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah 

  1. Bagaimana peran Universitas dalam menunjang kegiatan mahasiwa dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan? 
  2. Bagaimana peran pihak terkait dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan? 

1.3 Tujuan 

  1. Untuk mengetahui peran Universitas dalam rangka mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan 
  2. Untuk mengetahui peran pihak terkait dalam mendorong mahasiswa untuk mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan
1.4 Manfaat 
Tulisan ini memberikan referensi mengenai dampak positif mahasiswa yang tertarik pada kewirausahaan dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Mahasiswa wirausaha tidak hanya menciptakan solusi bisnis yang inovatif, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Selain itu, kontribusi dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta sangat penting untuk mendukung pengembangan kewirausahaan sosial melalui kebijakan, pendanaan, dan bimbingan yang memadai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 Pendidikan Kewirausahaan 
Pendidikan kewirausahaan adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan pada individu. Pendidikan kewirausahaan menggabungkan teori ekonomi, manajemen, dan inovasi untuk membentuk pola pikir wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan, berinovasi, serta menghadapi tantangan dalam dunia bisnis yang dinamis. Khusus untuk mahasiswa, pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membangun kesadaran akan peluang bisnis, mengembangkan keterampilan praktis, serta membentuk pola pikir inovatif dan kreatif. 

Pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan dapat membekali mahasiswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan usaha yang mendukung tujuan lingkungan dan sosial. Kurikulum kewirausahaan yang berbasis keberlanjutan memberikan mahasiswa wawasan mengenai praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan dapat meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berbasis keberlanjutan membantu meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya integrasi nilai-nilai keberlanjutan dalam kegiatan bisnis mereka di masa depan (Aurellia & Puspitowati, 2023). 

Di universitas, mahasiswa berpartisipasi dalam penelitian yang mendorong perkembangan solusi inovatif untuk tantangan keberlanjutan. Seperti riset di bidang teknologi hijau, energi terbarukan, manajemen limbah, dan pertanian berkelanjutan, yang sering kali melibatkan mahasiswa, memiliki dampak langsung pada peningkatan 6 metode ekonomi berkelanjutan. Melalui penelitian ini, mahasiswa membantu mengembangkan teknologi dan strategi yang dapat diadopsi oleh industri dan pemerintah untuk mendukung keberlanjutan ekonomi. beberapa pendekatan yang dapat diterapkan pada mahasiswa adalah:
  • Pembelajaran Berbasis Proyek, yakni mahasiswa dilibatkan dalam proyek nyata di mana mereka dapat merancang dan menjalankan usaha kecil. Proyek ini memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana mengelola bisnis, menghadapi tantangan pasar, dan membuat keputusan bisnis strategis. Misalnya Program Pembinaan Wirausaha Mahasiswa Indonesia (P2MW) dan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K).
  • Mentoring dan Bimbingan, ini dapat menghubungkan mahasiswa dengan pengusaha berpengalaman atau mentor untuk mendapatkan bimbingan dalam memulai dan mengelola bisnis. Mentor dapat memberikan nasihat praktis, berbagi pengalaman, dan membantu mahasiswa menghindari kesalahan umum dalam berwirausaha.
  • Pembelajaran Kolaboratif dan Kerja Tim, mahasiswa didorong untuk bekerja dalam tim untuk mengembangkan ide bisnis. Kerja tim membantu mereka belajar keterampilan kolaborasi, kepemimpinan, serta manajemen konflik dalam konteks kewirausahaan. 
  • Kompetisi Kewirausahaan, kompetisi bisnis atau kewirausahaan memberikan mahasiswa kesempatan untuk menguji ide bisnis mereka di hadapan pihak swasta atau panel juri. Kompetisi ini biasanya mencakup penghargaan atau pendanaan untuk ide bisnis terbaik.

2.3 Ekonomi Berkelanjutan 
  1. Definisi dan Konsep Ekonomi Berkelanjutan: Ekonomi berkelanjutan adalah sistem ekonomi yang tidak hanya menjelaskan pertumbuhan ekonomi tetapi juga memengaruhi dampak sosial dan lingkungan dari 7 aktivitas ekonomi. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, fluktuasi permukaan laut, dan ketidakadilan sosial. Ekonomi berkelanjutan bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan keberlanjutan ekosistem, dengan memastikan kesejahteraan sosial yang lebih adil bagi semua lapisan masyarakat. Ekonomi berkelanjutan memerlukan perubahan paradigma dari eksploitasi daya alam ke penggunaan yang lebih efisien dan bijaksana, yang menjamin keberlanjutan bagi generasi mendatang (Nababan, 2014). Dalam kerangka ekonomi berkelanjutan, penggunaan sumber daya alam harus dilakukan secara efisien dan bertanggung jawab. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan saat ini terpenuhi tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Selain aspek lingkungan, ekonomi berkelanjutan juga menyoroti pentingnya keadilan sosial. Sistem ekonomi yang berkelanjutan harus memberikan manfaat yang adil dan merata kepada semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan. Ketimpangan sosial yang semakin melebar, baik dalam hal pendapatan maupun akses terhadap sumber daya, menuntut reformasi dalam kebijakan ekonomi. Selain aspek lingkungan, ekonomi berkelanjutan juga menyoroti pentingnya keadilan sosial. Sistem ekonomi yang berkelanjutan harus memberikan manfaat yang adil dan merata kepada semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan.
  2. Prinsip Triple Bottom Line (Profit, People, Planet) : Prinsip triple bottom line dalam ekonomi berkelanjutan mengukur kesuksesan tidak hanya berdasarkan keuntungan finansial (profit) tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial (people) dan lingkungan (planet). Prinsip ini pertama kali diperkenalkan oleh John Elkington sebagai cara untuk mengevaluasi keseimbangan antara tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam kerangka ini, sebuah bisnis atau aktivitas ekonomi dikatakan berkelanjutan jika dapat menciptakan nilai bagi ketiga aspek tersebut tanpa mengorbankan salah satu dari yang lain (Coman, 2008). Dengan begitu manfaat dari prinsip ini yaitu:
    • Keuntungan Finansial: Praktik berkelanjutan dapat mengurangi biaya operasional, misalnya melalui penghematan energi dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
    • Keberlanjutan Sosial: Perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan pekerja dan masyarakat mendapatkan loyalitas dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
    • Reputasi dan Citra Merek: Perusahaan yang memprioritaskan aspek lingkungan dan sosial memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan konsumen yang semakin peduli dengan keberlanjutan. 
    • Akses terhadap Investasi: Banyak investor sekarang lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik di ketiga pilar TBL, terutama dalam hal lingkungan dan sosial.
BAB III METODE PENELITIAN 
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Definisi dari penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk menyelidiki, menggambarkan, menjelaskan, dan menemukan kualitas atau ciri-ciri pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau digambarkan dengan metode penelitian kuantitatif dianggap sebagai pengaruh kualitatif. Dalam penelitian kualitatif ini, fokus utamanya adalah mengetahui kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa dalam kegiatan kewirausahaannya baik di internal kampus maupun eksternal kampus yang mampu menyumbang ekonomi berkelanjutan untuk indonesia. Oleh karena itu, ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif biasanya terbatas, karena tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan generalisasi statistik dari temuan, melainkan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan mendalam. Selain itu, hasil penelitian kualitatif biasanya disajikan secara deskriptif, di mana temuan-temuannya dideskripsikan dan dijelaskan secara rinci, daripada mencoba membuat prediksi atau kesimpulan statistik.

Artikel ini menggunakan jenis penelitian library research, karena dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data pada artikel ini diambil dari studi literatur yang tertulis dan juga relevan dalam mengumpulkan data yang fokus pada kajian artikel mengenai kewirausahaan sosial sebagai wujud inovasi sosial mahasiswa. Digunakan data sekunder yaitu berupa data-data yang bersumber dari data yang tersedia, berupa dokumen, catatan-catatan, publikasi terbitan pemerintah, dan sumber lainnya. Berbagai data yang diperooleh dirangkum kemudian dipaparkan secara deskriptif dan kemudian dibuat suatu kesimpulan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Gambaran Umum 
Universitas memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa. Sebagai institusi pendidikan, Universitas tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan global. Dengan menyediakan pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, Universitas dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk melihat kewirausahaan dari sudut pandang yang lebih luas, di mana keuntungan ekonomi tidak menjadi satu-satunya tujuan, melainkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan turut menjadi prioritas. 

Studi menunjukkan bahwa Universitas yang berfokus pada inovasi berkelanjutan dan kewirausahaan sosial berperan sebagai katalis dalam membentuk pola pikir kewirausahaan yang inovatif dan berkelanjutan di kalangan mahasiswa (Holzbaur, 2005). Dalam lingkungan akademis yang mendukung, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide-ide yang bersifat disruptif dan relevan dengan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Selain itu, melalui berbagai program, seperti inkubasi bisnis, pelatihan kewirausahaan, dan penelitian kolaboratif, Universitas dapat menciptakan ekosistem yang memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi, menguji, dan mengimplementasikan inovasi sosial yang dapat diterapkan secara luas. Dengan demikian, Universitas berperan penting dalam menyiapkan generasi wirausaha sosial yang mampu memberikan solusi berkelanjutan untuk masa depan.

Beberapa Universitas di berbagai negara telah sukses mendukung kewirausahaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dan prinsip keberlanjutan ke dalam kurikulum mereka. Langkah ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan solusi inovatif dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Contohnya, Universitas di Jerman dan Amerika Serikat telah mengadopsi pendekatan "living labs", di mana mahasiswa berpartisipasi dalam proyek-proyek nyata yang bertujuan mendorong perubahan sosial serta inovasi berkelanjutan (Purcell et al., 2019). Dengan konsep ini, mahasiswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga langsung terlibat dalam praktek lapangan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dengan memecahkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. 

Pendekatan "living labs" ini tidak hanya memperkuat hubungan antara akademisi dan mahasiswa, tetapi juga memperluas kolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Melalui kemitraan lintas sektor ini, Universitas berperan sebagai penghubung yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi berkelanjutan yang berdampak luas. Dengan demikian, Universitas berfungsi sebagai pusat pembelajaran sekaligus laboratorium hidup bagi mahasiswa untuk mengembangkan solusi nyata yang berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan global. 

4.2 Program Pemerintah dalam Mendukung Inovasi dan Kewirausahaan Mahasiswa
Program Pembinaan Wirausaha Mahasiswa Indonesia (P2MW) merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. P2MW adalah program pengembangan usaha mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek. Program ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa menjalankan wirausaha dan meningkatkan 12 ekosistem kewirausahaan di perguruan tinggi. P2MW mencakup pembinaan, pendampingan, dan pelatihan usaha mahasiswa. Berdasarkan data yang ada, jumlah proposal mahasiswa yang lolos pendanaan P2MW mengalami peningkatan signifikan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022, terdapat 888 proposal yang berhasil mendapatkan pendanaan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2023 menjadi 1.871 proposal, dan pada tahun 2024, jumlah proposal yang lolos pendanaan mencapai 2.017 proposal (Ditjen Diktiristek, 2022, 2023, 2024). Peningkatan yang signifikan ini mencerminkan minat yang semakin tinggi di kalangan mahasiswa terhadap kewirausahaan. Mahasiswa tidak hanya dilihat sebagai penerima manfaat dari ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu menciptakan solusi inovatif bagi masyarakat. Dengan dukungan pendanaan, mahasiswa lebih terdorong untuk mengembangkan ide bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan dampak sosial. 

Selain P2MW, Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) juga menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan usaha sosial. Pada tahun 2022, sebanyak 293 proposal berhasil mendapatkan pendanaan melalui program PKM-K. Angka ini meningkat drastis menjadi 988 proposal pada tahun 2023, namun sedikit menurun menjadi 656 proposal pada tahun 2024(Ditjen Dikti, 2022, 2023, 2024). Penurunan jumlah proposal yang lolos pada tahun 2024 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tingkat persaingan yang semakin ketat dan peningkatan kualitas seleksi. Meskipun demikian, program PKM-K tetap menjadi wadah yang efektif bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan kewirausahaan mereka dan berkontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan melalui pengembangan usaha berbasis inovasi sosial. 

Peningkatan jumlah proposal P2MW dan PKM-K yang lolos pendanaan menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswa yang berfokus pada kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial sendiri merupakan elemen penting dari ekonomi berkelanjutan karena menggabungkan tujuan ekonomi dengan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam kewirausahaan sosial 13 tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial seperti kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan, sehingga secara langsung mendukung terciptanya ekonomi berkelanjutan. Program seperti P2MW dan PKM-K mendorong mahasiswa untuk berinovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang ramah lingkungan dan inklusif. Contoh konkretnya adalah proposal-proposal yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan, bisnis berbasis komunitas, serta solusi inovatif dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa yang mengembangkan usaha berbasis kewirausahaan sosial ini berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama dalam hal pemberdayaan ekonomi lokal, penyediaan pekerjaan layak, dan pelestarian lingkungan. 

Banyak mahasiswa juga berperan sebagai agen perubahan melalui media digital selain melalui program formal seperti P2MW dan PKM-K. Saat ini, semakin banyak mahasiswa yang beralih menjadi influencer dan content creator, memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok untuk mengedukasi serta mempengaruhi masyarakat. Dalam konteks kewirausahaan sosial, mahasiswa yang menjadi influencer sering mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, produk ramah lingkungan, dan nilai-nilai kewirausahaan sosial. Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah mahasiswa yang memilih untuk mendirikan usaha mandiri tanpa bergantung pada program pendanaan pemerintah. Mereka memanfaatkan keterampilan digital dan jaringan sosial untuk membangun bisnis online, seperti toko daring, layanan konsultasi, dan jasa pembuatan konten. Para mahasiswa ini berperan besar dalam membentuk ekosistem kewirausahaan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan di kalangan generasi muda. 

Keberhasilan mahasiswa dalam program-program ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada dampak sosial dan keberlanjutan telah 14 berhasil mendorong mahasiswa untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Program seperti P2MW dan PKM-K menyediakan ekosistem yang mendukung mahasiswa dalam mewujudkan ide bisnis mereka, dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan perubahan sosial. Selain itu, peran mahasiswa sebagai influencer dan content creator juga menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat melalui media digital. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini tidak hanya menciptakan konten yang menghibur, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan sosial dengan mempromosikan nilai-nilai keberlanjutan dan inovasi.

4.3 Peran Pihak Terkait dalam Mendorong Proses Pemberdayaan Mahasiswa 

Sektor swasta juga memberikan kontribusi besar dalam mendukung pengembangan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa. Dukungan yang diberikan oleh sektor swasta termasuk dalam bentuk pendanaan, kolaborasi, serta penyediaan akses ke jaringan profesional dan pasar. Melalui kemitraan ini, sektor swasta membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide bisnis mereka, memberikan bimbingan, serta membuka peluang untuk implementasi inovasi yang berdampak sosial.Sebagai contoh, di Bulgaria, sektor swasta memimpin transformasi ekonomi berbasis keberlanjutan dengan berkolaborasi dengan Universitas lokal untuk mendorong regenerasi ekonomi dan inovasi sosial (Purcell et al., 2018). Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana kemitraan antara Universitas dan sektor swasta dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam membangun ekonomi berkelanjutan. 

Pihak eksternal lainnya, seperti lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan komunitas global, juga memainkan peran penting dalam mendukung pemberdayaan mahasiswa melalui kewirausahaan sosial. Lembaga-lembaga ini sering kali menyediakan program pendanaan, dukungan teknis, dan pelatihan untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan ide-ide bisnis yang berorientasi pada dampak sosial. Dalam kasus lain, Universitas di Eropa membentuk jaringan pendidikan tinggi yang berfokus pada keberlanjutan untuk mengembangkan kapasitas mahasiswa dalam 15 bidang kewirausahaan sosial. Jaringan ini berfungsi sebagai platform untuk bertukar pengalaman dan merumuskan kebijakan bersama terkait kewirausahaan berkelanjutan. Kolaborasi ini memungkinkan Universitas untuk memperluas dampaknya dalam menciptakan solusi inovatif melalui partisipasi mahasiswa. 

Peran yang dimainkan oleh Universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya dalam mendukung kewirausahaan sosial dan inovasi berkelanjutan sangatlah penting. Melalui pendidikan kewirausahaan yang berfokus pada keberlanjutan, beberapa Universitas memberikan fondasi yang kuat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam konteks bisnis sosial. Sektor swasta dan pihak eksternal berkontribusi dengan menyediakan sumber daya, pengetahuan, dan jaringan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha sosial yang berkelanjutan. 

Dengan adanya kolaborasi antara Universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya, mahasiswa tidak hanya dipandang sebagai pelaku pasif dalam ekosistem kewirausahaan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif. Program-program pendukung yang ada membantu mahasiswa mengubah ide-ide inovatif menjadi bisnis nyata yang berdampak sosial dan lingkungan. Keberhasilan model ini dapat dilihat dalam peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat dalam program kewirausahaan sosial dan jumlah proposal yang lolos pendanaan di berbagai program kewirausahaan mahasiswa.

BAB V KESIMPULAN 

5.1 Kesimpulan 

Mahasiswa memainkan peran strategis sebagai agen perubahan dalam mewujudkan perekonomian berkelanjutan melalui inovasi dan kewirausahaan sosial. Dengan latar belakang pendidikan yang mereka peroleh di universitas, mahasiswa memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi inovatif yang menjawab tantangan sosial dan lingkungan. Pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan prinsip keberlanjutan memberikan bekal penting bagi mahasiswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menghadapi isu-isu global, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan degradasi lingkungan. Kolaborasi antara universitas, sektor swasta, dan pihak eksternal lainnya, seperti pemerintah dan organisasi non-pemerintah, sangat penting dalam mendukung pemberdayaan mahasiswa. Dukungan dalam bentuk program pendanaan, bimbingan, serta penyediaan akses ke jaringan profesional memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ide bisnis mereka dengan fokus pada dampak sosial dan lingkungan. Melalui program seperti P2MW dan PKM-K, semakin banyak mahasiswa yang berfokus pada kewirausahaan sosial, yang berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

5.2 Saran 
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini banyak kekurangannya, baik data yang dipaparkan ataupun hasil yang kurang mendalam. Kekurangan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya. Berikut saran dari penulis untuk penelitian ini: 
  1. Untuk institusi pendidikan, disarankan agar universitas memperkuat kurikulum kewirausahaan yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek nyata. Ini akan memberikan pengalaman praktis yang relevan bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan.
  2. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan dukungan terhadap program- program pendanaan kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa, seperti P2MW dan PKM-K, guna memfasilitasi lebih banyak mahasiswa untuk memulai bisnis yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan.
  3. Sektor swasta diharapkan menjalin kolaborasi lebih erat dengan universitas untuk menyediakan bimbingan dan akses jaringan profesional, sehingga mahasiswa dapat lebih mudah mengimplementasikan inovasi berkelanjutan yang diciptakan dalam skala yang lebih luas. 
  4. Mahasiswa disarankan untuk lebih aktif memanfaatkan peluang dalam kewirausahaan sosial dengan mengedepankan inovasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, baik melalui penelitian maupun keterlibatan dalam program-program inkubasi bisnis yang ada.
Ditulis Oleh:
  1. Wahyuni Safitri 2111021029 
  2. Fahmi Destry Amelia 2111021065 
  3. Desy Nur Maya 2114051017

Senin, 21 Oktober 2024

UGRACEL (Urban Green Space Lampung): Transformasi Urban Melalui Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandar Lampung Dalam Penanganan Perubahan Iklim 2030

Iklim sangat berpengaruh terhadap penurunan maupun peningkatan suhu lingkungan. Iklim menjadi salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh cuaca di suatu wilayah dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Iklim adalah keadaan standar statistik yang dilihat untuk dijadikan sebagai acuan atau parameter cuaca yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan penguapan yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana iklim yang terjadi saat ini untuk mengantisipasi pengaruh yang akan ditimbulkan (Malino et al., 2021).

Perubahan iklim tidak hanya berdampak secara global, tetapi juga di Indonesia, khususnya di tingkat kota lingkungan sekitar. Perubahan iklim menjadi masalah yang mendesak dan berdampak di tingkat kota, khususnya Bandar Lampung. Dengan adanya perubahan iklim ini menyebabkan ketidaknyamanan akibat terjadinya peningkatan suhu, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasi permasalahan ini.

Urbanisasi yang terjadi di wilayah Bandar Lampung merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur dan juga bangunan lainnya yang menyebabkan kurangnya lahan hijau, pemotongan pohon untuk wilayah pembangunan, dan pemilihan wilayah pembangunan yang kurang tepat. Inovasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) menjadi salah satu upaya dalam penanganan perubahan iklim. UGRACEL dapat menciptakan transformasi urban untuk perbaikan kualitas lingkungan perkotaan dengan melakukan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung.

Perubahan Iklim di Indonesia

Berikut merupakan proyeksi perubahan iklim suhu minimum tahunan periode 2020-2049 terhadap 1976-2005 Skenario RCP8.5.


Suhu udara minimum adalah kondisi ketika suhu udara di wilayah tertentu terjadi pada titik terendah untuk interval waktu berikutnya, biasanya terjadi setiap hari (Kahar et al., 2024). Skenario RCP8.5 ini merupakan salah satu skenario yang digunakan dalam kenaikan gas rumah kaca (BMKG, 2024). Dari proyeksi perubahan iklim di atas terlihat bahwa suhu mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan adanya kenaikan suhu secara terus menerus, bahkan kenaikan suhu mengalami pertambahan dari 2°C hingga >3°C. Kenaikan suhu ini merupakan salah satu dampak dari terjadinya perubahan iklim sehingga berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan kualitas udara.

Wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Provinsi Lampung

Berikut ini merupakan data luas wilayah dan luas RTH dibeberapa wilayah kabupaten/kota di provinsi Lampung tahun 2023.



Pada data di atas terdapat beberapa kabupaten/kota yang ada di provinsi Lampung. Dari data di atas dapat diketahui bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di beberapa kabupaten sangat sedikit, bahkan terdapat beberapa kabupaten yang tidak mempunyai atau tidak terdata dalam luas wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dapat menyebabkan pengaruh perubahan iklim di Indonesia khususnya provinsi Lampung bertambah buruk.

UGRACEL Sebagai Upaya Penanganan Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung

UGRACEL merupakan salah satu inisiatif penghijauan kota untuk meningkatkan jumlah dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui perencanaan kota hijau yang terintegritas dalam menangani perubahan iklim yang terjadi. Adanya perubahan iklim ini berdampak langsung terhadap kota Bandar Lampung dengan suhu yang terasa panas membuat kualitas udara menurun, curah hujan yang tidak menentu, dan rusaknya lingkungan sekitar akibat tidak meratanya pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dengan adanya Urban Green Space di Bandar Lampung dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik serta membuat lingkungan lebih nyaman. Pelaksanaan UGRACEL juga memerlukan perhatian pemerintah serta masyarakat dalam mendukung tercapainya pembangunan Ruang Hijau Terbuka (RTH). Melalui UGRACEL, pemerintah dapat melakukan pelatihan pentingnya pemahaman terhadap perubahan iklim dan dampaknya, mengajak masyarakat serta mahasiswa untuk berpartisipasi. Seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam langkah awal dengan melakukan penanaman pohon dan perawatan UGRACEL yang telah dibangun sebelumnya.

Mekanisme Kerja UGRACEL

Implementasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) merupakan strategi terintegrasi dan inklusif yang dirancang untuk mengatasi dampak urbanisasi dan perubahan iklim di Kota Bandar Lampung. Langkah pertama dalam pelaksanaan program ini dimulai dengan penelitian komprehensif terkait kondisi lingkungan, termasuk kualitas udara, suhu, dan kerentanan kota terhadap perubahan iklim. Survei ini berfungsi untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi strategis yang memerlukan penghijauan, seperti tepi sungai, persimpangan jalan, dan lahan kosong di pusat kota, sehingga proses penghijauan dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, regulasi yang ada seperti Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Tahun 2021-2041, dijadikan acuan dalam pengadaan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Bandar Lampung. 

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi elemen kunci dalam keberhasilan program ini. Pemerintah berperan sebagai perancang kebijakan dan penyedia regulasi, sementara masyarakat dan sektor swasta turut berperan dalam pendanaan serta implementasi. Sektor swasta berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pembiayaan dan penyediaan sumber daya yang diperlukan. Di sisi lain, masyarakat diberdayakan melalui program edukasi dan pelatihan guna meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berpartisipasi dalam penghijauan kota. Keterlibatan berbagai pihak ini memastikan bahwa koordinasi dalam pelaksanaan program berjalan efektif. Pelaksanaan UGRACEL diawali dengan penanaman tanaman di lokasi yang telah ditentukan. Jenis tanaman yang dipilih disesuaikan dengan kondisi iklim tropis dan kemampuannya dalam menyerap polutan, sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi peningkatan kualitas udara. Lahan kosong atau bekas kawasan industri juga diubah menjadi RTH, yang tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga memperindah estetika kota. Perencanaan ini memperhatikan kepadatan bangunan di sekitar zona hijau untuk memastikan ruang bagi vegetasi dan aktivitas sosial-fisik tetap tersedia, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan RTH dengan optimal.

_________

Ditulis Oleh 

  • Lamso Syawali Saputra (2316051122)
  • Jenicasari (2314191026)
  • Destryana Sitompul (2314141020)
  • Dwi Jayanti (2413022029)



Egg-cellent Solutions: Optimalisasi Tanah Pertanian dengan Pupuk Dolomit Berbasis Cangkang Telur untuk Meningkatkan Kualitas Tanah

 Pertanian modern menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kesuburan tanah. Salah satu solusi yang sering digunakan oleh petani adalah penerapan pupuk dolomit yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tanah. Pupuk dolomit dikenal karena kemampuannya meningkatkan pH tanah, yang sangat penting untuk mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme tanah. Mineral-mineral dalam pupuk dolomit juga berfungsi sebagai kation exchange capacity (CEC), yang membantu mengikat anion-anion penting seperti nitrat dan fosfat, sehingga menghindari hilangnya nutrisi tanaman melalui erosi air.

Pupuk dolomit juga efektif dalam mengurangi kadar logam berat dalam tanah, sehingga meningkatkan kesadaran lingkungan. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, muncul pertanyaan tentang alternatif bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti kapur dolomit. Salah satu solusi inovatif yang mulai menarik perhatian adalah pemanfaatan bahan limbah organik, seperti cangkang telur, sebagai pupuk dolomit.

Cangkang telur sering kali menjadi sumber limbah rumah tangga yang terabaikan, padahal kulit telur mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Tepung cangkang telur kaya akan kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3), yang meningkatkan pH tanah. Komposisi kulit telur adalah 95,1% garam organik dan 3,3% bahan organik (terutama protein), menjadikannya sumber nutrisi yang sangat baik. Penggunaan tepung cangkang telur sebagai pengganti kapur dapat menjadi alternatif ramah lingkungan yang membantu mengurangi limbah sekaligus meningkatkan kualitas tanah. Dengan cara ini, sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan (Nurjayanti dkk., 2012).

Dalam pembuatan pupuk dolamit dari cangkang telur memerlukan beberapa metode, yaitu:

Pengumpulan Cangkang Telur

Cangkang telur merupakan sumber kalsium karbonat (CaCO3) yang melimpah dan memiliki sifat yang mirip dengan dolomit (CaMg(CO3)2), mineral yang umum digunakan dalam pertanian untuk memperbaiki kualitas tanah. Dalam inovasi ini, cangkang telur yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti limbah rumah tangga dan limbah dari industri makanan. Proses pengumpulan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi juga menyediakan bahan baku yang berharga untuk diolah lebih lanjut menjadi pupuk yang bermanfaat.

Pengolahan Cangkang Telur

Setelah dikumpulkan, cangkang telur harus melalui beberapa tahap pemrosesan agar dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk. Tahap pertama adalah Pembersihan. Pembersihan cangkang telur dari sisa-sisa protein dan bagian dalam telur dibersihkan untuk memastikan cangkang steril dan bebas dari kontaminan. Cangkang telur dikeringkan secara menyeluruh untuk menghilangkan kelembapan, untuk mencegah pembusukan, dan memudahkan penggilingan. Setelah kering, cangkang telur digiling halus hingga menjadi serbuk. Hingga siap dicampur dengan bahan lain atau digunakan langsung sebagai pupuk kalsium karbonat.

Penggabungan dengan Dolomit

Serbuk cangkang telur yang telah diproses dapat dicampurkan dengan dolomit yang telah digiling menjadi serbuk. Campuran ini akan meningkatkan kandungan kalsium dan magnesium dalam tanah, dua nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman. Dolomit, yang kaya akan magnesium, bekerja secara sinergis dengan kalsium dari cangkang telur untuk memperbaiki keseimbangan pH tanah dan menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman. Jika dolomit sulit ditemukan, serbuk cangkang telur sendiri bisa digunakan sebagai sumber utama kalsium karbonat untuk memperbaiki keasaman tanah dan memperkaya kandungan kalsium tanah.


Penggunaan cangkang telur sebagai alternatif pupuk dolomit memiliki beberapa manfaat bagi kesuburan tanah, terutama pada tanah yang bersifat asam. Cangkang telur, yang mengandung sekitar 90% kalsium karbonat, berfungsi mirip dengan dolomit dalam menetralkan keasaman tanah. Aplikasi cangkang telur dapat meningkatkan pH tanah, sehingga nutrisi seperti fosfor (P) yang terikat pada kondisi asam dapat tersedia kembali untuk tanaman. Ini sangat penting karena fosfor adalah nutrisi kunci bagi perkembangan sel tanaman. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cangkang telur pada dosis tertentu dapat menaikkan pH tanah dan meningkatkan produksi tanaman, seperti pada tanaman kedelai di lahan Ultisol yang asam.

Penerapan cangkang telur sebagai bahan dasar pupuk dolomit memiliki tantangan yang harus dihadapi termasuk dalam kesadaran petani dan aksesibilitas. Banyak petani mungkin tidak mengetahui manfaat atau cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Petani sering kali lebih memilih pupuk yang sudah dikenal dan terbukti efektif. Sumber cangkang telur mungkin tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Mengembangkan sistem pengumpulan cangkang telur dari berbagai sumber bisa menjadi tantangan.

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengadakan program pelatihan untuk petani mengenai manfaat dan cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Penyuluhan ini dapat meliputi teknik pengolahan, aplikasi, dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah serta hasil pertanian dan membangun fasilitas pengolahan cangkang telur menjadi pupuk dolomit di tingkat lokal untuk memudahkan aksesibilitas. Fasilitas ini dapat dikelola secara bersama oleh kelompok tani.

Jumat, 03 Februari 2017

TEKNOLOGI PENGUSIR TIKUS (SANGAT PENTING UNTUK PETANI)

By: Toni Chanigia
Sumber: Kabartani.com

Teknologi Ampuh Pengusir Tikus (Sangat Penting Untuk Petani)


PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Keanekaragaman alam, budaya dan suku bangsa menjadi ciri khas di Indonesia. Namun selain itu, Indonesia juga disebut sebagai agraris. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani pada umumnya (Sugiati,2004). Hasil pertanian yang dihasilkan banyak sekali contohnya, seperti padi, jagung, singkong, sagu dan lain-lain. Dari sekian aneka ragam produk pertanian, padi adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Tentu tidak heran karena beras berperan menjadi makan pokok rakyat Indonesia. Maka produksi padi di Indonesia harus dipertahankan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Apalagi dengan profesi sebagian besar sebagai petani, maka tingkat konsumsinya cukup tinggi karena membutuhkan energi yang sangat banyak.

Tanaman padi di Indonesia sangat bergantung dengan musim. Jadi, membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk menunggu atau menuliskan usia panen (Sunarto, 2007). Dalam proses penanaman padi membutuhkan beberapa tahap atau proses hingga pemanenan. Pertama adalah membuat bibit padi dengan proses penyemaian. Seiring dengan masa pembibitan, dibuat lahan tempat penanaman padi. Setelah bibit padi siap tanam, maka bibit padi siap ditanam (Wikipedia, 2009). Tentu tidak hanya menunggu begitu saja untuk menunggu hasil panen. Membutuhkan perawatan supaya hasil padi yang diperoleh maksimal. Banyak gulma ataupun hama yang mengganggu proses pertumbuhan padi yang dapat menurunkan tingkat produksi padi. Tindakan seperti penyemprotan atau mencabut gulma sangat penting dalam tahap ini. Selain itu, hama padi seperti wereng, walang sangit, kepik, burung, tikus dan lain-lain menjadi hama pemakan padi yang mulai tua (Supriyadi, 2009). Untuk menangani masalah tersebut, para petani perlu melakukan penyemprotan padi menggunakan obat hama atau membuat jebakan racun untuk memberantas hama-hama tersebut. Untuk hal ini, tikus menjadi hama yang paling sulit untuk diberantas.

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara (Wikipedia, 2011). Tikus sawah (Rattus argentiventer) sendiri adalah hama penting yang menyerang seluruh bagian tanaman padi (Winarti, 2007). Cara menyerangnya yaitu merusak tanaman padi pada semua fase tumbuh dari semai hingga panen, bahkan sampai penyimpanan. Serangan tikus di sawah sudah dimulai sejak benih disemai di pesemaian (Sukamto, 2007). Di sini tikus memakan biji-biji yang sedang berkecambah, akibatnya petani terpaksa menyemai ulang. Serangan kedua terjadi pada saat tanaman padi dalam fase anakan (vegetatif). Pada saat ini tikus mengerat anakan pada bagian pangkalnya untuk memakan bagian dalam (titik tumbuh). Serangan ketiga terjadi pada fase generatif, dimana serangan ini merupakan yang paling parah hingga dapat menyebabkan puso atau gagal panen, karena saat itu pembentukan anakan sudah berhenti dan dimulainya pembentukan bakal biji sampai panen sehingga tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru (Wikipedia, 2006).

Tikus menyerang padi malam hari, pada siang hari tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampunagn dekat sawah. Pada periode sawah bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang generatif (Irianto, 2007). Sebagai hewan pengerat (rodent) tikus sawah sering merusak tanaman padi dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan makannya. Hal itu disebabkan tikus perlu "mengasah" gigi serinya yang selalu tumbuh agar senantiasa dalam ukuran yang pas (Irianto, 2000). Hal ini tentu meresahkan para petani. Hama pengerat ini muncul sebagai dampak dari terjadinya anomally iklim dengan cuaca tahun yang cenderung basah. Jika kawanan tikus sawah tidak segera dibasmi, maka kualitas padi yang dihasilkan menjadi buruk dan akan berimbas pada kuantitasnya pula sehingga menurunkan tingkat produksi padi oleh para petani karena pertumbuhannya terganggu.

TIKUS DI LAHAN PERTANIAN

Tikus sawah sebagian besar tinggal di persawahan dan lingkungan sekitar sawah. Daya adaptasi tinggi, sehingga mudah tersebar di dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka suka menggali liang untuk berlindung dan berkembangbiak, membuat terowongan atau jalur sepanjang pematang dan tanggul irigasi.

Tikus sawah termasuk omnivora (pemakan segala jenis makanan). Apabila makanan berlimpah mereka cenderung memilih yang paling disukai, yaitu biji-bijian/padi yang tersedia di sawah. Pada kondisi bera, tikus sering berada di pemukiman, mereka menyerang semua stadium tanaman padi, sejak pesemaian sampai panen. Tingkat kerusakan yang diakibatkan bervariasi tergantung stadium tanaman.
Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal.

Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina terjadi cepat, yaitu pada umur 40 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.

Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang (Maspary,2010).

TEKNOLOGI STICK REGURATOR SPRAY

Perangkat teknologi Stick Regurstor Spray terdiri atas stick penyemprot, selang regulator, regurator gas, dan tabung gas LPG. Semua perangkat ini akan bekerja ketika gas mengalir melewati selang regulator, regurator gas, dan stick penyemprot sehingga akan menghasilkan api ketika terkena percikan api. Setiap perangkat yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda-beda dan akan berfungsi sesuai dengan kebutuhan yang digunakan.

Tabung gas LPG merupakan tabung yang berfungsi untuk menampung gas hasil kilang gas sehingga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak (Wikipedia, 2009). Komponen utama dalam gas LPG adalah gas propana (C3H8) dan gas butana (C4H10) kurang lebih 99 % serta selebihnya gas pentana (C5H10) yang dicairkan. Gas LPG memiliki karateristik lebih berat dari pada udara dengan berat jenis sekitar 2,01 (dibandingkan dengan udara) dan memiliki tekanan uap dalam tabung sekitar 5,0 – 6,2 Kg/cm2 (Sainti, 2010). Tabung gas yang digunakan dalam teknologi stick regurator spray adalah tabung gas LPG ukuran 3 Kg. Fungsi tabung gas LPG dalam teknologi ini adalag sebagai penyedia sumber energi dalam bentuk gas yang nantinya akan dikonversikan menjadi nyala api sehingga dapat digunakan untuk membakar belerang dalam membrantas hama tikus di area persawahan.

Pengertian regurator adalah alat pengatur tekanan yang berfungsi sebagai penyalur dan mengatur serta menstabilkan tekanan gas yang keluar dari tabung supaya aliran gas menjadi konstan (Rudianto, 2010). Jeni-jenis regurator cukup banyaka diantaranya regurator oxygen, regurator LPG, regurator acetylene, dan regurator CO2 (Supriyadi, 2006). Pada teknologi stick regurator spray menggunakan jenis regurator gas LPG. Untuk inovasi ini regurator gas LPG memiliki fungsi sebagai pengatur keluarnya gas dari tabung gas LPG. Regurator gas LPG fungsinya bersamaan dengan selang regulator. Gas yang keluar dari  regurator akan dihubungkan ke stick penyemprot menggunakan selang regulator sehingga gas akan keluar secara aman tanpa ada kebocoran. http://www.indonesiastudent.com/pengertian-karya-tulis-ilmiah-kriteria-contoh-menurut-ahli/

Stick penyemprot sendiri akan berfungsi sebagai pengarah atau penempat posisi keluarnya gas di lubang tikus. Stick penyemprot dapat dibuat dengan menggunakan besi silinder berongga dengan diameter rongga ± 0,5 cm dengan memberikan kran pengatur untuk mengatur gas keluar dan memberikan corong di ujung stick yang berfungsi sebagai penghalang angin supaya ketika api menyala tidak mati. Selain stick penyemprot dapat dibuat, stick  penyemprot dapat menggunakan barang bekas dari stick bekas tabung penyemprot yang banyak digunakan oleh petani. Namun stick bekas tabung penyemprot perlu dimodifikasi dengan memberikan corong penghalang angin di ujung stick.

PRINSIP KERJA STICK REGURATOR SPRAY

Teknologi stick regulator spray bekerja jika terdapat gas LPG yang bertindak sebagai sumber energi. Gas yang ada di dalam tabung gas LPG akan keluar karena ada tekanan dari regulator. Selanjutnya gas akan masuk kedalam selang regulator dan akan disalurkan ke stick penyemprot. Di stick penyemprot terdapat kran yang berfungsi sebagai pengatur keluarnya gas supaya dapat menimbulkan api. Ketika kran dalam keadaan off maka gas tidak dapat keluar dan ketika dalam keadaan on gas akan keluar menuju ujung stick yang dipasang corong penghalang angin. Kemudian gas yang keluar dipicu menggunakan korek api sehingga akan terbentuk kobaran api. Kobaran api tidak akan padam karena angin terhalang oleh corong dan api akan padam ketika kran dalam keadaan of. Ketika api sudah muncul dari stick penyemprot, letakan belerang di muka lubang rumah tikus  dan selanjutnya bakar belerang dengan meletakan corong stick di muka lubang rumah tikus. Belerang yang terbakar  akan membentuk gas CO dan gas racun lainnya sehingga tikus yang berada didalam lubang akan mati ketika menghirup gas hasil pembakaran belerang.

PENERAPAN TEKNOLOGI STICK REGURATOR SPRAY

Beras adalah makanan pokok seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Lampung Tengah. Oleh karena itu, tingkat konsumsi beras cukup tinggi. Banyak petani yang menanam padi pada lahan persawahannya. Hal ini dapat dilihat dari potensi lahan sawah yang setiap tahun dapat ditanami padi di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2005 mencapai luas areal total 68.489 ha meningkat tajam dibandingkan pada tahun 2003 (45.435 ha).  Total lahan sawah irigasi tehnis PU dan irigasi tehnis Non PU yang dapat ditanami dalam satu tahun pada tahun 2005, masing-masing adalah seluas 48.237 ha (di 23 Kecamatan) dan 2.379 ha (di 9 Kecamatan).  Sementara luas lahan sawah irigasi tehnis dan semi tehnis yang diusahakan dan dapat ditanami padi pada 2005, masing-masing adalah 41.727 ha (di 19 kecamatan) dan 2.843 ha (di 7 Kecamatan).  Luas lahan sawah tadah hujan, sawah pasang surut, sawah irigasi sederhana, dan sawah lebak yang diusahakan dan dapat ditanami padi pada tahun 2005, masing-masing mencapai 9.325 ha (ada di 19 Kecamatan), 711 ha (Kec. Way Sepitih dan Seputih Banyak), 3.667 ha (10 Kecamatan, terutama Kec. Sendang Agung, Padang Ratu, Anak Tuha, Kalirejo, dan Pubian) dan 7.837 ha (9 Kecamatan, terutama di Kecamatan Rumbia dan Seputih Surabaya) (Pertanian Lampung Tengah , 2013).  

Teknologi Stick Regulator Spray adalah teknologi inovasi dengan bahan berupa gas LPG dan belerang (batu gamping) sebagai pemberantas hama tikus sawah pada areal penanaman padi. Dengan teknologi ini, individu dapat memberantas hama tikus di area sawah ± 2 ha yang membutuhkan bahan gas LPG 3 Kg dan belerang secukupnya. Tentu dengan adanya teknologi tersebut sangat membantu petani padi dalam mengoptimalkan hasil panen sehingga meminimalkan tingkat kerugian. Teknologi ini dapat bekerja ketika regulator memberikan tekanan pada tabung gas. Kemudian gas yang keluar dari tabung akan menyalur pada selang regulator. Pada ujung selang regulator juga dipasang stick penyemprot yang dilengkapi dengan kran pengatur keluarnya gas. Kran ini dapat diposisikan off ataupun on. Jadi, setelah gas berada pada selang regulator, gas akan dilanjutkan pada stick tersebut. ketika kran berada pada keadaan off, maka gas tidak keluar dan ketika pada posisi on maka gas akan keluar. Teknologi Stick Regulator Spray tidak hanya dapat digunakan pada lahan persawahan, tetapi dapat digunakan pada area lain yang terserang hama tikus.

Individu yang sudah melakukan pemberantasan hama tikus dengan teknologi Stick Regulator Spray sebanyak satu kali, diharapkan mengobservasi keadaan lahan setelah dilakukan pemberantasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pemberantasan terhadap hama tikus. Jika masih terdapat tikus yang lolos dari pemberantasan pertama, maka individu dianjurkan untuk pemberantasan kedua hingga tidak ditemukan hama tikus lagi. Dengan prinsip teknologi Stick Regulator Spray, individu tidak perlu bersusah payah mengejar-ngejar tikus untuk dibunuh. Maka teknologi Stick Regulator Spray memiliki beberapa kelebihan, yaitu efisiensi waktu dalam proses pemberantasan, pembuatan teknologi tersebut lebih mudah, dapat digunakan berkali-kali, dana yang dikeluarkan lebih murah karena dapat menggunakan beberapa barang bekas, hasil pemberantasan hama tikus lebih optimal, dan efisiensi  tenaga untuk memberantas hama tikus. http://www.indonesiastudent.com/pengertian-karya-tulis-ilmiah-kriteria-contoh-menurut-ahli/

Terciptanya inovasi teknologi Stick Regulator Spray memberikan pengaruh yang sangat besar dalam dunia pertanian, khususnya petani padi. Karena dengan adanya teknologi tersebut, individu dapat mengoptimalkan hasil panen serta meminimalkan kerugian gagal panen akibat hama tikus yang merajalela pada area penanaman padi. Sehingga tingkat ketersediaan beras sebagai makanan pokok masyarakat Kabupaten Lampung Tengah dapat mengimbangi jumlah penduduk dikabupaten tersebut. Dan kelangkaan ataupun harga beras yang cukup tinggi dapat diatasi di Kabupaten Lampung Tengah. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa keberadaan teknologi Stick Regulator Spray sebagai pemberantas hama tikus sangat berpengaruh terhadap tingkat ketersediaan beras dan keberhasilan petani padi ketika panen. 

Salep Cangkang Keong Sebagai Pembeku Darah

By: Toni Chanigia

Fungsi Salep Cangkang Keong Sebagai Pembeku Darah



PENDAHULUAN

Hemofilia adalah suatu penyakit yang membuat darah seorang penderitanya sukar membeku ketika mengalami luka. Ini terjadi karena jumlah zat pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Pada orang normal, pembekuan darah memerlukan waktu ± 5–7 menit. Sementara, pada penderita hemofilia darah akan membeku dalam waktu 50 menit sampai 2 jam. Jika hal tersebut terjadi, maka penderita akan meninggal akibat kehabisan darah. Hemofilia disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut pada kromosom-X. Gen H mengakibatkan sifat normal pada darah dan gen h merupakan penyebab hemofilia. Penderita hemofilia mayoritas adalah laki-laki, sangat jarang ditemukan penderita hemofilia perempuan karena bersifat semi-letal (Buku Sekolah Elektronik SMA XII, 2009).

Perlu dilakukan penanganan yang cepat kepada seorang penderita Hemofilia yang terluka, supaya orang tersebut tidak kehabisan darah. Penanganan luka pada penderita hemofilia yang terkenal adalah Replacement Therapy, yaitu pemberian zat atau faktor pembeku darah yang dibutuhkan penderitanya dalam bentuk tranfusi plasma. Proses terapi ini memerlukan biaya mahal untuk melakukannya,  dan dalam pemberian dosis serta jadwal terapi juga harus dibawah pengawasan dokter hematologi. Selain Replacement Therapy, penanganan luka dapat dilakukan dengan cara pemberian alkohol dengan menekan luka dalam waktu yang lama, namun hal ini tentu belum dapat menghentikan penderita hemofilia secara cepat. Penanganan menggunakan alkohol hanya membutuhkan sedikit biaya dan cara penanganannya mudah, tetapi penanganan ini hanya digunakan untuk pertolongan pertama dan tidak bisa dipastikan mutlak dapat menghentikan darah penderita hemophilia (World Federation of Hemophilia, 1998)

Selain permasalahan penghentian luka pada penderita hemofilia, saat ini keong mas ( Pomacea canaliculata L.) yang mayoritas berhabitat di persawahan ataupun lingkungan rawa sangat melimpah tetapi pemanfaatan hewan ini masih sangat kurang, sebagian besar petani menganggap keong mas hanya kumpulan hama yang menyerang tanaman mereka, dan petani banyak menggunakan moluscisida (bahan kimia pembunuh keong) untuk memusnahkannya. Hanya sebagian kecil masyarakat yang memanfaatkannya, misalkan dagingnya untuk pakan ternak seperti bebek, dan memanfaatkan daging keong itu untuk dijadikan lauk makan. Akan tetapi cangkang keong mas sampai saat ini sangat jarang dimanfaatkan, bahkan belum termanfaatkan dan hanya terbuang sia-sia. Cangkang keong mas memiliki kandungan nutrisi per 100 gram cangkang yaitu protein 2,94%, lemak 0,12 %, kalsium (dalam bentuk kapur atau kalsium karbonat) 30,35%, fosfor 0,19 % serta mineral lain (Bahrul Mahdi, 2013).

Selain cangkang keong mas, tanaman genjer atau yang bernama latin (Limnocharis flava) berhabitat di lingkungan rawa biasa dimanfaatkan sebagai sayur oleh masyarakat, tetapi dengan rasa yang sedikit pahit sebagian masyarakat enggan untuk memasaknya menjadi lauk. Tanaman genjer ini mengandung vitamin K atau yang dikenal juga dengan vitamin Koagulasi. Vitamin K ini juga berperan dalam proses pembekuan darah (Wikipedia, 2009)


Cangkang keong mas yang mengandung banyak kalsium dalam bentuk kalsium karbonat dan genjer yang mengandung vitamin K, zat-zat tersebut memiliki sifat koagulan dalam proses pembekuan darah saat terjadi luka, apabila manusia kekurangan ion Ca2+ dan vitamin K ini, maka akan terjadi gangguan dalam proses pembekuan darahnya. Sistematika jalannya pembekuan darah saat terluka yaitu darah keluar jika terjadi luka sehingga darah berhubungan dengan udara. Trombosit yang keluar bersama darah akan pecah karena bergesekan dengan luka dan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Dengan bantuan ion ion Ca2+, tromboplastin mengubah protrombin (Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma dan dibuat di hati dengan bantuan vitamin K. Kalau kekurangan vitamin K, pembentukan protrombin terganggu. Dengan demikian, proses pembekuan darah juga terganggu) dalam darah menjadi trombin. Trombin akan mengubah fibrinogen yang ada dalam darah menjadi benang-benang fibrin, yaitu berupa benang-benang halus yang menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi (Buku Sekolah Elektronik SMA XI, 2009)

MEKANISME KERJA SALEP KEONG

Luka bukan suatu hal yang asing bagi manusia. Luka terjadi karena akibat dari sesuatu hal, akibat terkena goresan pisau misalnya. Luka yang terjadi pada manusia memiliki spesifikasi yaitu luka ringan seperti luka akibat goresan kecil dan luka berat seperti luka yang diakibatkan oleh kebakaran hebat. Luka yang terjadi biasanya akan mengakibatkan darah keluar dari dalam tubuh, intensitas banyaknya darah yang keluar tergantung dari luka yang terjadi pada manusia. Darah yang keluar dari tubuh ini akan memicu trombosit untuk segera membekukan darah tersebut, yaitu pada saat  darah keluar dan darah berhubungan dengan udara luar, trombosit yang keluar bersama darah akan pecah karena bergesekan dengan luka dan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Dengan bantuan ion ion Ca2+, tromboplastin mengubah protrombin (Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma dan dibuat di hati dengan bantuan vitamin K. Kalau kekurangan vitamin K, pembentukan protrombin terganggu. Dengan demikian, proses pembekuan darah juga terganggu) dalam darah menjadi trombin. Trombin akan mengubah fibrinogen yang ada dalam darah menjadi benang-benang fibrin, yaitu berupa benang-benang halus yang menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi (Buku Sekolah Elektronik SMA XI, 2009).

Dalam proses pembekuan darah tidak hanya membutuhkan trombosit untuk membekukannya, tetapi juga membutuhkan unsur zat yang berasal luar tubuh, seperti ion Ca2+ dan vitamin K. Lama waktu dalam pembekuan darah luka ini berbeda-beda untuk setiap orangnya, karena tidak semua manusia memiliki zat pembeku atau koagulan dengan konsentrasi normal dalam darahnya. Beberapa manusia penderita penyakit yang terpaut kromosom seks, yaitu hemofilia. Hemofilia disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut pada kromosom-X. Gen H mengakibatkan sifat normal pada darah dan gen h merupakan penyebab hemofilia. (Buku Sekolah Elektronik SMA XII, 2009).  tentu akan mengalami masalah yang besar jika manusia penderita hemofilia ini mengalami luka yang mengeluarkan darah. Penderita hemofilia yang terluka jika tidak segera dihentikan lukanya akan mengakibatkan kekurangan sel darah merah dalam jumlah yang besar, dampak buruk dari kejadian ini yaitu dapat mengakibatkan kematian bagi penderita. Contoh penanganan luka pada penderita hemofilia adalah Replacement Therapy, yaitu pemberian zat atau faktor pembeku darah yang dibutuhkan penderita hemofilia dalam bentuk tranfusi plasma. Proses terapi ini memerlukan biaya mahal untuk melakukannya,  dan dalam pemberian dosis serta jadwal terapi juga harus dibawah pengawasan dokter hematologi. Selain dengan terapi ini biasanya dalam penanganan luka juga dilakukan dengan cara pemberian alkohol seraya menekan luka dengan waktu yang lama, namun tentu saja hal ini belum tentu dapat menghentikan penderita hemofilia dengan cepat. Penanganan yang dengan alkohol ini hanya membutuhkan sedikit biaya dan cara penanganannya mudah, tetapi penanganan ini hanya digunakan untuk pertolongan pertama dan tidak bisa dipastikan mutlak dapat menghentikan darah penderita hemofilia. (World Federation of Hemophilia, 1998).

Di sisi lain saat ini cangkang keong mas, dimana mengandung kapur kalsium karbonat yang dapat digunakan untuk membekukan darah belum termanfaatkan. Kalsium yang terkandung dalam cangkang dapat dimanfaatkan untuk membantu mempercepat pembekuan darah dengan cara merubah protrombin menjadi thrombin (Wikipedia, 2010). Tanaman genjer yang pemanfaatannya hanya sebatas untuk sayur dan kurang diminati ternyata mengandung vitamin K (Rudianto, 2004). Vitamin K ini juga disebut vitamin koagulan yang berperan dalam pembentukan protrombin dan juga membantu mengubahnya menjadi thrombin (Wikipedia, 2010). Untuk menambah nilai daya guna dari cangkang keong mas dan tanaman genjer ini, penulis menciptakan suatu produk yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi luka.

Cara pembuatan salep dari cangkang keong mas dan tanaman genjer cukup sederhana, yaitu dengan membuat serbuk cangkang keong mas dengan cara menumbuknya dan membuat estrak tanaman genjer dengan cara di blender. Setelah itu mencampurkan serbuk cangkang keong mas dan estrak tanaman genjer ke dalam vaselin. Kemudian campuran ini dipanaskan selama kurang dari 5 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk melunakan serbuk cangkang keong mas supaya tidak kasar saat dioleskan ke luka dan pemanasan ini juga bertujuan mencampurkan semua bahan secara sempurna.

Fungsi kerja dari salep ini adalah mempercepat proses pembekuan darah yang dialami saat terjadi luka. Prinsipnya kalsium karbonat yang terdapat pada cangkang keong ini bersifat koagulan atau pembeku. Kalsium yang terkandung dalam cangkang ini cukup besar dan bertugas dalam pengubahan protrombin yang berfungsi untuk pembekuan darah menjadi trombin. Thrombin ini akan mengubah fibrinogen dalam darah menjadi benang-benang fibrin yang dapat menutup luka dan menggumpalkan darah sehingga darah tidak terus-menerus keluar dari luka tersebut (Buku Sekolah Elektronik SMA XII, 2009). Genjer yang digunakan dalam salep ini juga berfungsi dalam proses pembekuan darahnya. Vitamin K yang sebenarnya berfungsi membentuk protrombin dalam hati, dalam konsep salep ini, vitamin K dalam genjer ditambahkan untuk mempercepat pembekuan darah dengan cara membantu mengubah protrombin menjadi thrombin (Wikipedia, 2010), dengan penambahan kalsium dan vitamin K ini didapatkan hasil penyingkatan waktu dalam proses pembekuan darah luka.

Dalam pembuatan salep ini digunakan vaselin yang berfungsi sebagai lotion supaya salep mudah untuk dioleskan di kulit. Vaselin ini bersifat hidrofilik (bersifat suka air), sehingga selain salep ini mudah dioleskan di kulit, juga mudah untuk membersihkannya dengan menggunakan air, tidak seperti salep yang menggunakan bahan dasar zat yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) seperti lemak hewan dan minyak (Bahrul, 2012). Tujuan dari pemanasan saat pembuatan salep ini yaitu agar partikel-partikel zat yang dicampurkan dapat menyatu dengan baik.

Dari segi ekonomis, pembuatan salep cangkang keong mas dan tanaman genjer ini hanya membutuhkan biaya produksi kurang lebih Rp 5.800,- per 400 gram salep ( 100 gram cangkang keong mas, 100 gram genjer, 200 gram vaselin ), tentu saja apabila diperuntukan untuk penghentian darah luka penderita hemofilia yang darahnya sukar membeku atau mungkin membutuhkan waktu yang lama dalam pembekuan darahnya  yang biasanya menggunakan Replacement Therapy untuk menghentikan darahnya dan dilakukan oleh dokter ahli hematologi tentu akan lebih murah apabila menggunakan treatment salep keong mas dan genjer untuk menghentikan pendarahan lukanya. Dalam segi efisiensi waktu, pembuatan salep ini hanya memerlukan waktu yang relatif singkat, dan cara pembuatannya yang sederhana dapat diimplementasikan di ruang lingkup masyarakat luas.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, diharapkan supaya masyarakat sadar untuk dapat memanfaatkan benda-benda yang terbuang dan dianggap kurang  berguna seperti cangkang keong mas dan tanaman genjer menjadi sesuatu produk yang bernilai lebih dan dapat digunakan sebagai pemercepat  penggumpal darah luka dengan cara diproduksi menjadi salep dengan bahan tambahan vaselin. Untuk prospek kedepan, salep ini dapat diproduksi secara masal supaya masyarakat penderita hemofilia pada khususnya dapat memperoleh cara untuk mempercepat pembekuan darahnya jika terjadi luka  dan tidak berujung pada akibat fatal akibat kehabisan banyak sel darah merah yaitu kematian. 

Versi full disini

Postingan Populer