BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker menduduki peringkat kedua sebagai penyebab utama kematian dan hambatan penting dalam meningkatkan harapan hidup di setiap negara di dunia, padahal penyakit ini termasuk dalam kelompok penyakit yang tidak menular (NonCommunicable diseases atau NCD). Menurut WHO (2020), kanker merupakan penyebab kematian pertama atau kedua sebelum usia 70 tahun di 112 dari 183 negara dan menempati urutan ketiga atau keempat di 23 negara, salah satunya Indonesia. Data Global Cancer Observatory (2021) menunjukkan angka penderita kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dengan 234.511 kasus kematian, tingginya angka penderita dan kasus kematian akibat kanker ini dapat terjadi karena kurangnya awareness terhadap faktor penyebab kanker. Kanker disebabkan oleh zat karsinogenik dengan merusak genom atau melalui gangguan proses metabolisme sel. Zat karsinogenik dapat ditemukan pada makanan (Kobets et al., 2022) dan paparan asap rokok yang berkontribusi menyebabkan berbagai penyakit termasuk kanker (Sara dan Hanriko, 2017). WHO menyatakan bahwa 3050% kasus kanker dapat dicegah. Pola makan dan asupan makanan yang masuk ke tubuh menjadi salah satu faktor terpenting dalam mencegah kanker.
Dewasa ini, tingkat konsumsi makanan cepat saji banyak diminati oleh berbagai kalangan tanpa memandang usia. Berbagai makanan cepat saji seperti burger dan pizza banyak diminati karena rasanya yang enak, mudah dijumpai, dan harga yang cukup bersahabat. Kudapan ini biasanya dimakan sekitar 2-3 jam sebelum makan utama untuk menunda rasa lapar sementara (Kusumastuti et al., 2022). Makanan cepat saji yang sering dijumpai umumnya minim nutrisi dan kurang sehat untuk dikonsumsi. Konsumsi makanan sejenis ini tanpa disadari dapat meningkatkan risiko kanker karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga lambat laun akan memicu ketidaknormalan perkembangan sel jaringan tubuh menjadi sel kanker (Kementerian Kesehatan RI, 2023). Perubahan gaya hidup sehat dalam hal ini diperlukan sebagai bentuk upaya pencegahan kanker. Salah satunya dengan mengganti kudapan yang tidak sehat menjadi kudapan yang sehat dan memiliki nilai fungsional lebih untuk mencegah kanker.
Snack bar dikenal sebagai kudapan dapat dikonsumsi ready to eat dan diformulasikan memiliki nilai gizi yang tinggi. Snack bar adalah produk pangan padat berbentuk batang yang terbuat dari serealia, kacang-kacangan, dan buahan kering yang digabungkan dengan bantuan binder (Winiastri, 2021). Snack bar dapat diformulasikan dengan bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi kelompok tertentu. Salah satu zat khusus yang dapat ditambahkan pada snack bar adalah formula antioksidan yang penting dalam melindung sel dari kanker (Mareta, 2020). Snack bar tinggi antioksidan dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung antioksidan seperti sorgum dan pegagan dengan tambahan biji-bijian sebagai sumber protein serta buah kering sebagai tambahan serat untuk melengkapi kandungan nutrisi dari snack bar.
Sorgum adalah salah satu jenis serealia yang pemanfaatannya belum maksimal di Indonesia. Sorgum menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan karena di dalamnya terkandung gizi yang memadai sebagai bahan pangan, yaitu 73 g karbohidrat, 3,3 g lemak, 11 g protein, 28 mg kalsium, 287 mg fosfor, 4,4 mg zat besi, dan 0,38 vitamin B per 100 g bahan pangan (Mustika et al., 2019). Biji sorgum memiliki komponen antioksidan berupa senyawa fenol seperti flavonoid yang mampu menghambat pertumbuhan tumor dan kanker. Komponen gula dalam sorgum juga dapat dicerna lebih lama daripada kandungan gula pada golongan serealia lainnya, karakteristik ini membuat sorgum cocok untuk diolah sebagai kudapan penunda lapar seperti snack bar (Winiastri, 2021). Pembuatan sorgum snack bar tinggi antioksidan sebagai upaya preventif kanker dapat diperkaya dengan bubuk pegagan sebagai sumber tambahan antioksidan. Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang mudah dijumpai di daerah sub tropis dan tropis termasuk Indonesia dan sudah lama dimanfaatkan sebagai obat herbal. Hal ini didukung oleh Singh et al. (2014) yang melaporkan pada 100 g daun pegagan terkandung 120-318 mg fenolik, 111.8-260.6 mg flavonoid, 206.6-856.6 mg tannin, dan 36.6-96.6 mg vitamin C. Idris et al. (2022) mencatat bahwa ekstrak Centella asiatica memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 pada 0,06 mg/mL yang efektif mereduksi 50% radikal DPPH (1,1 Difenil-2-picryhidrazil) atau senyawa radikal bebas yang stabil pada suhu ruang. Menurut Rhomah dan Fitriyah (2021), pegagan tidak memiliki rasa dan tidak berbau sehingga dapat dijadikan bahan tambahan makanan yang tidak mengganggu rasa asli dari makanan tersebut.
Produk Sigmafo menggunakan bahan tambahan lain sebagai campuran untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang disukai, campuran yang digunakan adalah kurma, biji labu kuning, dan kismis. Kurma sebagai pemanis yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik dan aman untuk dikonsumsi (Fadilla et al., 2022). Biji labu kuning berfungsi sebagai penambah tekstur crunchy yang juga mengandung protein dan antioksidan (Ananda et al., 2022). Rasa manis asam dari kismis menambah cita rasa dari produk Sigmafo. Oleh karena itu, dipasarkannya produk Sigmafo dapat menjadi solusi camilan sehat sebagai upaya preventif kanker bagi orang yang memiliki aktivitas padat dan menginginkan gaya hidup lebih sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada gagasan ini didasari pada tingginya angka kanker di Indonesia, pola hidup masyarakat yang biasa mengonsumsi junk food sebagai penunda lapar, tingginya paparan zat karsinogenik yang bersumber dari makanan dan aktivitas sehari-hari, serta kurangnya pemanfaatan sorgum dan pegagan sebagai bahan olahan makanan di Indonesia.
1.3 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan menghasilkan inovasi snack bar tinggi antioksidan sebagai upaya preventif kanker dan berkontribusi terhadap penurunan angka kanker di Indonesia dengan mengolah sorgum dan pegagan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan olahan pangan.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang akan dihasilkan yaitu produk wirausaha inovatif snack bar tinggi antioksidan sebagai camilan sehat pencegah kanker dan aktivitas wirausaha, publikasi digital sehingga produk dapat dikenal luas, media sosial, logbook kegiatan wirausaha, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
1.5 Manfaat Program
Manfaat kegiatan ini adalah menciptakan produk inovasi yang memaksimalkan potensi sorgum dan pegagan yang kaya antioksidan sebagai pencegah kanker. Produk ini menjadi solusi bagi masyarakat dengan aktivitas padat, berisiko terpapar zat karsinogenik, dan menginginkan gaya hidup yang lebih sehat. Kegiatan ini juga dapat mengasah skill kewirausahaan mahasiswa.
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Visi Misi Perusahaan
Sigmafuture Company merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan berbahan dasar tepung sorgum terfortifikasi Centella asiatica. Produk yang dihasilkan berupa snack bar yang menjadi inovasi pengolahan makanan dari segi manfaatnya untuk kesehatan, komposisi, aroma, dan rasa yang unik untuk memberikan manfaat dan kepuasan bagi konsumen. Sebagai upaya optimalisasi profit, Sigmafuture Company memanfaatkan Internet of Things (IoT) dalam kegiatan promosi dan pemasaran produk di berbagai platform media sosial dan e-commerce yang ada. Sigmafuture Company menerapkan kerja efisien dengan menspesifikasikan tugas dan memiliki kepala pelaksana sebagai koordinator dalam menjalankan dan mengembangkan usaha sehingga perusahaan memiliki keberlanjutan usaha.
Visi: Menjadi perusahaan makanan dengan produk yang sehat, berkualitas, inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Misi:
- Mengutamakan kandungan gizi produk yang bermanfaat bagi kesehatan konsumen.
- Melakukan inovasi produk dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang belum dikenal secara luas oleh konsumen.
- Meningkatkan penggunaan bahan pangan yang berkualitas dengan bermitra dengan petani.
2.2 Kondisi Umum Lingkungan
Berdasarkan data dari “Survei Pengetahuan dan Riset Pasar Produk Snack Bar Tinggi Antioksidan” yang telah kami lakukan pada 22-26 Desember 2023 memperoleh total responden 58 orang pada rentang usia 15-25 tahun. Hasil survei menyatakan bahwa 94,8% responden tidak pernah menemukan produk snack bar preventif kanker. Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 87,9% responden menunjukkan ketertarikannya terhadap produk snack bar preventif kanker. Hal tersebut menunjukkan adanya peluang usaha yang tinggi untuk mengembangkan Sigmafo sebagai sorgum snack bar terfortifikasi Centella asiatica tinggi antioksidan preventif kanker agar dapat dikenal oleh masyarakat. Keberlangsungan bisnis ini didukung oleh tersedianya bahan baku sorgum yang diproduksi oleh petani dalam negeri. Ketersediaan pegagan yang belum banyak dimanfaatkan karena masih dianggap sebagai gulma, biji labu kuning, kismis, dan kurma membuat supply chain management dari usaha ini dapat tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan terhadap healthy snack dan dapat menjadi usaha yang berkelanjutan.
2.4 STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
2.4.1 Segmentation
Segmentasi pasar produk Sigmafo berdasarkan demografis adalah laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 15-25 tahun yang memiliki aktivitas cukup padat seperti pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Segmentasi kriteria pendapatan yaitu pendapatan menengah ke atas. Berdasarkan psikografis dan behavior adalah masyarakat yang memiliki pola gaya hidup yang kurang sehat seperti perokok aktif yang berdampak pada orang-orang sekitar sebagai perokok pasif.
2.4.2 Targeting
Target pasar produk Sigmafo adalah orang yang berisiko terpapar zat karsinogenik, masyarakat dalam rentang usia 15-25 tahun dengan aktivitas yang cukup padat, serta perokok aktif dan perokok pasif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022), di Provinsi Lampung terdapat 1.457.064 jiwa warga berusia 15-24 tahun. Target penjualan Sigmafo yaitu dapat menjangkau 10% konsumen dari angka tersebut.
2.4.3 Positioning
Produk Sigmafo merupakan diversifikasi soft cookies dalam bentuk bar yang memiliki rasa manis dan gurih dari kurma, kismis, dan biji labu kuning. Sigmafo merupakan usaha tahap awal dari Sigmafuture Company yang berfokus menciptakan inovasi snack bar dengan manfaat kesehatan khususnya untuk mencegah zat karsinogenik pencegah kanker.
2.5 Bauran Pemasaran
2.5.1 Product
Sigmafo adalah inovasi snack bar berbahan dasar tepung sorgum terfortifikasi Centella asiatica tinggi antioksidan sehingga dapat mengurangi risiko kanker. Sigmafo dengan estimasi berat 30 g per kemasan memiliki kandungan antioksidan sebesar 31 mg/g mengungguli produk kompetitor yang kandungan antioksidannya hanya 14 mg/g dengan estimasi berat yang sama. Cara penyajian yang praktis membuat Sigmafo dapat dikonsumsi kapan saja dan di mana saja. Penambahan kurma, biji labu kuning, dan kismis yang ada pada varian original dari produk Sigmafo yang dapat menambah daya tarik produk Sigmafo karena kombinasinya menghasilkan rasa yang gurih dan sedikit manis.
2.5.2 Price
Produk Sigmafo memiliki harga produksi per kemasan dengan estimasi berat 30 g sebesar Rp 5.827,00 dan harga jual Rp 11.000,00 per kemasan dengan 6 keuntungan Rp 5.173,00 sehingga Break Even Point (BEP) adalah 250 unit. Produk Sigmafo berisi 6 potong produk ukuran bite dalam 1 kemasan. Tingginya kandungan antioksidan dalam Sigmafo yaitu 31 mg/g membuat Sigmafo unggul dibandingkan produk sejenis yang kandungan antioksidannya hanya 14 mg/g. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diberikan baik dari segi rasa maupun manfaat yang unggul dibandingkan produk sejenis lainnya dalam mencegah kanker.
2.5.3 Place
Produksi Sigmafo dilakukan di Bumi Manti, Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung. Tempat penjualan produk ini yaitu bekerja sama dengan kantin universitas, bazar, minimarket, serta penjualan melalui e-commerce. 2.5.4 Promotion Promosi produk Sigmafo dilakukan secara online maupun offline. Promosi online dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, Youtube, Facebook, WhatsApp, dan X dengan menampilkan konten yang menarik dan testimoni dari pelanggan. Pengiklanan berbayar melalui media sosial seperti Instagram ads, TikTok ads, Youtube ads, dan X ads yang dilakukan untuk menciptakan brand awareness sehingga dapat menjangkau lebih banyak konsumen. Promosi secara offline akan dilakukan secara langsung oleh tim Sigmafuture sendiri khususnya di lingkungan Universitas Lampung dengan model brosur yang dibagikan pada event tertentu dan ditempel di tempat umum.
2.6 Analisi Kelayakan Usaha
Sigmafo memiliki nilai R/C yang lebih besar dari satu, sehingga usaha ini Penambahan minyak kelapa, ekstrak vanilla, dan Perendaman kurma dengan air Mixing sea salt Penambahan tepung sorgum, bubuk pegagan, dan bubuk kayu manis Mixing Penambahan roasted pumpkin seed dan kismis Pencetakan adonan Pengovenan Pengemasan Sigmafo layak untuk dijalankan. Payback period modal dari penjualan produk Sigmafo adalah 1 bulan 4 hari. Cash flow serta perhitungan analisis di atas menunjukkan bahwa usaha Sigmafo berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki keberlanjutan.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Praproduksi
Pada tahap praproduksi dilakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pasar, dan kualitas bahan baku yang akan digunakan. Pada tahap ini dilakukan survei pasar, lokasi bahan baku, dan persiapan peralatan yang akan digunakan. Segala jenis persiapan produksi hingga pemasaran diselesaikan pada tahap ini.
3.2 Produksi
Proses produksi Sigmafo dilakukan dengan memperhatikan hygiene dan sanitasi secara ketat baik dari pekerja maupun lingkungan. Sebelum proses produksi dimulai, dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dengan cara pencucian alat dan pembersihan lingkungan produksi dan penyemprotan dengan desinfektan.
3.3 Pengemasan Produk
Produk Sigmafo dikemas menggunakan kemasan yang menarik, informatif, dan praktis sehingga dapat lebih mudah untuk memasuki dan menarik target pasar yaitu kalangan remaja awal dan usia produktif. Kemasan yang dipilih adalah kemasan plastik ukuran 15 cm x 5 cm berbahan plastik aluminium sehingga aman untuk produk pangan dan dapat menjaga ketahanan produk. Sigmafo didesain sesuai dengan pedoman label pangan olahan BPOM tahun 2020, yaitu mencantumkan nama produk, informasi nilai gizi, komposisi, berat bersih, tanggal kedaluwarsa, nama dan alamat produsen, saran serta cara penyajian. Kemasan Sigmafo dilengkapi dengan QR-Code yang dapat dipindai oleh konsumen untuk langsung terhubung pada tautan berisi edukasi dan informasi menarik mengenai 8 produk Sigmafuture Company, voucher discount, media sosial, saluran pemasaran, dan sebaran distribusi produk sehingga dapat lebih mudah ditemui.
3.4 Pemasaran
Sigmafo dipasarkan secara online dan offline dengan mengutamakan pemasaran secara online melalui platform seperti Instagram, TikTok, WhatsApp, Facebook, dan X, serta menggunakan marketplace seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Promosi Sigmafo mengutamakan Instagram dan TikTok dalam bentuk publikasi konten secara periodik 1 kali seminggu untuk meningkatkan potensi penjualan. Pada penjualan offline, dilakukan penitipan pada minimarket, koperasi universitas, dan koperasi sekolah di sekitar Bandar Lampung.
3.5 Pascaproduksi
Tahap pascaproduksi dengan dilakukannya evaluasi terhadap setiap proses rencana usaha pada produk Sigmafo, termasuk praproduksi, produksi, pengemasan, serta pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya dengan cara pendataan beberapa customer untuk memberikan feedback terkait kepuasan, manfaat yang dirasakan, dan kekurangan produk Sigmafo. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan tujuan dan sasaran serta apakah berkaitan dengan target keuntungan dan pendapatannya. Selanjutnya adalah pembuatan laporan yang bertujuan untuk menjelaskan secara detail mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan diperbaiki dalam pengembangan usaha.
Ditulis Oleh:
- Annisa Yasmine Aulia (2214051092)