Tampilkan postingan dengan label kumpulan essay. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kumpulan essay. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Desember 2024

Cochar : Briket Kulit Kakao dan Zeolit Sebagai Sumber Energi Zero Emission di Provinsi Lampung Dengan Terintegrasi Internet of Things (IoT) Dalam Upaya Mewujudkan SDGs 2030

Pendahuluan

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah komitmen masyarakat dunia untuk mencapai tujuan berkelanjutan dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan negara-negara di dunia. Orientasi tersebut mengacu kepada 17 tujuan dalam kerangka SDGs yang telah diadaptasi oleh negara anggota PBB hingga tahun 2030 (Saputri dkk., 2021). Salah satu tujuan SDGs yang ke-13 yaitu penanganan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai kondisi suhu dan pola cuaca dalam jangka waktu tertentu. Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan negara-negara di dunia tanpa terkecuali Indonesia. Berdasarkan data analisis BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, 2024) pada bulan September 2024 tercatat suhu udara rata-rata sebesar 27,4 C. Hal ini tergolong meningkat jika dibandingkan dengan normal suhu udara pada periode tahun 1991-2020 yaitu 26,56 C.

Peningkatan suhu udara (pemanasan global) diperkiran karena aktivitas manusia terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil sehingga emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer mengalami peningkatan. Konsumsi bahan bakar fosil akan meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang secara global 72% berasal dari emisi CO2, 18 % berasal dari emisi CH4, 9% berasal dari emisi N2O, dan 1% berasal dari emisi gas lainnya (Susan dkk., 2023). Emisi di Indonesia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1990 yaitu mencapai angka 581 MtCO2 pada tahun 2019. Terdapat beberapa sektor yang berkontribusi sebagai penyumbang emisi CO2 antara lain, sektor industri 37%, transportasi 27%, dan pembangkit listrik dan panas 27%. Berdasarkan data laporan CO2 di Asia Tenggara, Indonesia memiliki jumlah angka paling tinggi dibandingkan dengan negara lainnya dalam interval tahun 2015-2019.

Masalah yang dihadapi saat ini yaitu timbul akibat tingginya angka gas emisi CO2 sehingga terjadi pemanasan global. Upaya pemerintah dalam mengatasi jumlah CO2 yang tinggi salah satunya dengan menggunakan sumber energi rendah emisi (Gamatara dan Kusumawardani., 2024). Sumber daya rendah emisi mengacu pada energi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi lainnya seperti fosil. Penggunaan sumber daya yang rendah emisi tentunya sangat penting sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan (Pahlevi dkk., 2024). Terdapat beberapa alternatif sumber energi yang dapat dikembangkan salah satunya berupa briket. Briket adalah bahan bakar dalam bentuk padat yang terbuat dari limbah organik (Mutiara dkk., 2024). Limbah organik umumnya merupakan limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu limbah organik yang belum termanfaatkan secara optimal yaitu adalah kulit buah kakao. Buah kakao terdiri dari ± 74% kulit buah, 2% plasenta, dan 24% biji (Mutiara dkk., 2024). Pada tahun 2022 produksi buah kakao di Provinsi Lampung mencapai 53.991 ton (Badan Pusat Statistika, 2022). Angka produksi buah kakao yang cukup tinggi ini tentunya dapat menjadi peluang potensi untuk pengembangan briket yang berasal dari kulit kakao. Selain itu juga, dengan persentase kulit buah kakao sebesar 74% maka apabila kulit buah ini dibuang di sekitar kebun akan menjadi masalah lingkungan (Barus dkk., 2022).

Zeolit merupakan polimer anorganik yang tersusun dari unit berulang terkecil berupa tetrahedra SiO4 dan AlO4. Zeolit alam menjadi senyawa alumina silikat terhidrasi yang secara fisik dan kimia mempunyai kemampuan sebagai penyerap (adsorpsi), penukar kation dan sebagai katalis. Dalam implementasinya zeolit sudah banyak digunakan sebagai adsorben CO2 maupun zat lainnya. Komponen zeolit mampu menyerap CO2 mencapai 75,5% bergantung pada ukuran partikel dan laju aliran CO2 (Utami, 2017). Berdasarkan pemaparan masalah dan potensi TON/TAHUN Jumlah Produksi Kakao kulit buah kakao serta zeolit sebagai upaya menurunkan gas emisi CO2, penulis menarik solusi yang dapat diterapkan yakni pembuatan cochar berupa briket dari kulit kakao dan zeolit sebagai sumber energi rendah emisi. Skema cochar ini terintegrasi dengan dengan IoT (Internet of Things) untuk meningkatkan efisiensi dan monitoring dalam penggunaan cochar. Melalui solusi ini, akan membantu dalam mengembangkan Provinsi Lampung dalam pengolahan produk inovasi berkelanjutan dan tentunya sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) tahun 2030.

Pembahasan 

Cochar merupakan inovasi briket yang terbuat dari kulit buah kakao dan zeolit sebagai upaya menurunkan emisi gas CO2. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai briket menjadi salah satu optimalisasi limbah kulit buah kakao supaya tidak menumpuk di lahan dan mengganggu lingkungan. Proses ini diawali dengan pengumpulan kulit kakao, diikuti oleh tahap pengeringan, karbonisasi, penggerusan, dan pengayakan (Saputra dkk., 2023). Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit kakao, yang dilakukan dengan oven pada suhu 120°C selama 4 jam. Selanjutnya, proses karbonisasi berlangsung dalam furnace pada suhu 400°C selama 1 jam. Kemudian, kulit kakao yang telah dikarbonisasi digerus menggunakan mortar dan disaring dengan ayakan 40 mesh untuk memperoleh arang halus (Virgiwan, 2022).

etelah arang halus berhasil diproduksi, langkah berikutnya yaitu menggabungkan dengan zeolit dan perekat. Namun, zeolit terlebih dahulu diaktivasi. Aktivasi zeolit dilakukan dengan mencampurkan H2SO4 sebanyak 25% dan dilanjutkan proses kalsinasi pada suhu 500 C selama 4 jam menggunakan furnace (Utami, 2017). Zeolit berukuran 60 mesh dipilih karena memiliki efektivitas penyerapan CO₂ yang cukup tinggi, mencapai 75,5% (Utami, 2017). Zeolit yang telah diaktifkan dicampur dengan arang halus dan bahan perekat berupa tepung tapioka sebesar 20% dari berat kulit kakao. Tepung tapioka dilarutkan dalam 50 ml air, lalu dipanaskan hingga membentuk lem perekat. Selanjutnya, lem perekat dicampurkan dengan arang kulit kakao, dan adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan briket berbentuk kubus berukuran 5 cm. Briket yang telah dicetak kemudian dikeringkan dalam oven selama dua hari, dengan pemanasan empat jam per hari pada suhu 120ºC agar kadar air briket rendah, sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah padam saat digunakan (Saputra dkk., 2023). Dengan demikian, produk akhir berupa cochar siap digunakan sebagai sumber energi.

Briket kulit buah kakao (cochar) memiliki nilai kalor sebesar 5.273 kal/g dan kadar air sebesar 2,98% (Saputra dkk., 2023). Pembuatan cochar dikombinasikan dengan bahan zeolit untuk meningkatkan densitas briket, menyerap kelembaban sehingga menjaga briket dalam penyimpanan, dan menurunkan gas emisi CO2 yang dihasilkan oleh cochar (Badri dan Bahri, 2024).

Cochar sebagai briket menjadi salah satu supply bahan bakar energi rumah tangga maupun industri yang dapat dikembangkan secara luas. Penggunaan Cochar sebagai briket dapat menggantikan penggunaan bahan bakar kayu, sisa gergajian, ataupun bahan bakar yang berasal dari fosil yang lebih efisien dan rendah emisi. Penggunaan bahan bakar fosil secara terus menerus tentunya akan berdampak buruk bagi lingkungan terutama produksi emisi gas CO2 yang tinggi sehingga dapat berpengaruh terhadap perubahan iklim. Selain itu juga cochar dalam proses pembakarannya lebih efisien karena minim menghasilkan asap dan jelaga, sehingga mengurangi polusi udara.

Integrasi IoT (Internet of Things) dalam pengembangan inovasi cochar ini perlu diterapkan. Hal ini bertujuan agar proses monitoring dapat berjalan dengan lebih optimal dan meningkatkan efisiensi inovasi. Penggunaan IoT (Internet of Things) ini dirancang untuk mendeteksi jumlah CO2 yang dihasilkan oleh cochar dan langsung terhubung degan perangkat digital melalui aplikasi yaitu My Cochar.

enjelasan skema kerja Cochar terintegrasi IoT (Internet of Things) yaitu dimulai dengan udara akan mengenai sensor MQ-2. Sensor MQ-2 ini nantinya akan mendeteksi gas CO2 dari hasil pembakaran (Amsar dkk., 2020). Hasil baca sensor selanjutnya akan dihantarkan ke mikrokontroler untuk diproses. Mikrokontroler yang digunakan yaitu jenis mikrokontroler PIC16F877 untuk mengoptimalisasi pengolahan data dari hasil baca sensor (Pelawi dan Yulianto., 2023). Selanjutnya, hasil proses data pada mikrokontroler akan masuk ke server untuk diolah dan diberikan respon. Apabila emisi gas CO2 lebih dari 1000 ppm (Awal, 2019), maka akan langsung muncul peringatan melalui notifikasi pada aplikasi My Cochar dan ditampilkan juga hasil baca data gas CO2 melalui fitur yang ada pada aplikasi My Cochar.

Strategi Implementasi yang dapat dilakukan terkait inovasi cochar dengan terintegrasi IoT (Internet of Things) ini yaitu sebagai berikut: 

  1. Sosialisasi; Sosialisasi dilakukan sebagai langkah awal untuk pengenalan dan edukasi proses pembuatan cochar serta penggunaan aplikasi dengan melibatkan perangkat desa untuk mempermudah dalam mengumpulkan masyarakat. 
  2. Uji Coba; Praktik secara langsung pembuatan cochar dan sistem IoT (Internet of  Things) yang terhubung dengan aplikasi My Cochar. 
  3. Implementasi dan Monitoring; Produksi dan penggunaan cochar secara masal serta launching aplikasi sebagai monitoring produk cochar. Melalui strategi implementasi diatasi diharapkan inovasi cochar yang terintegrasi IoT (Internet of  Things) dan terhubung dengan aplikasi My Cochar mampu menjadi produk diversifikasi kulit buah kakao yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan serta sebagai optimasi sumber daya yang ada di Provinsi Lampung.

Penutup 

Penanganan perubahan iklim merupakan salah satu tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs). Dampak perubahan iklim dapat berupa pemanasan global dengan suhu udara yang ekstrim. Perubahan iklim disebabkan salah satunya oleh gas rumah kaca (GRK) terutama emisi CO2 baik dari industri maupun rumah tangga. Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi masalah limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama di Provinsi Lampung yaitu berupa kulit buah kakao. Dampak penumpukan kulit buah kakao di lahan tentunya akan menghambat pertumbuhan tanaman kakao dan merusak lingkungan. Dalam upaya mengatasi kedua masalah tersebut, kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai briket dengan penambahan zeolit untuk optimasi menurunkan emisi CO2 pada bahan bakar briket cochar. Inovasi cochar juga diintegrasikan dengan sistem IoT (Internet of  Things) sebagai upaya meningkatkan efisiensi dalam kegiatan monitoring cochar. Solusi ini tentunya dapat memberikan manfaat dalam pencegahan bencana pemanasan global dan secara tidak langsung mendukung terwujudnya SDGs 2030.

____

Ditulis Oleh:

  1. Muhammad Agung Saputra (2114231008/2021) 
  2. Reni Widi Astuti (2114231045/2021)


KONTRIBUSI KEPADA INDONESIA

Sejak kecil, saya selalu yakin bahwa kesempatan tidak datang begitu saja. Kesempatan harus dijemput dengan langkah yang berani dan hati yang siap. Saya berani mengambil kesempatan tersebut dengan segenap kesiapan hati untuk menjadi delegasi 100% Fully-Funded Leadership Trip to Japan di SejutaCita Future Leaders Chapter 7: Japan. 

Saya, Putri Suspita Dewi, lahir di Lampung 20 Februari 2004 usia 20 tahun. Anak perempuan pertama dari tiga bersaudara. Saya seorang muslimah yang masih berprogres untuk menjadi insan yang baik dan benar di dunia maupun akhirat. Sejak kecil tinggal dengan nenek dan paman sementara orangtua merantau ke Palembang. “Nak, jadi anak sholehah, cerdas, dan berakhlak mulia ya” pesan ayah atau ibu di HP jadul paman dan otomatis semangat juang hidup saya semakin membara ditengah keterbatasan ekonomi. Alhasil sejak SD sampai SMA saya selalu masuk 3 besar ranking dikelas, dan sudah menjadi guru bimbel les Bahasa Inggris dan Komputer di Brain Communication Lampung serta menjadi lulusan terbaik dan termuda disana. 

Setelah lulus SMA, tantangan hidup semakin terasa dan tentu saya akan terus berusaha karna yakin Allah menjadi backingan saya semua akan berhasil. Saya gagal di SNMPTN dan berhasil di SBMPTN S1 Pendidikan Sejarah UNILA. Saya sekarang awardee Bright Scholarsip Lampung dan langsung menjadi leader. Hari-hari saya sebagai mahasiwa, mengabdi pada masyarakat, dan berprestasi akademik serta non-akademik tingkat nasional maupun internasional berhasil menjadi Mapres Pendidikan Sejarah UNILA 2023. Setiap hari saya terus mengupdate versi terbaik saya seperti cleanfood (kesehatan fisik), skill, dan spiritual. Saya sekarang pun menjadi National Ambassador di Indonesia National Job-Expo 2024. Sebelumnya saya diterima sebagai top 100 delegasi Leadership Jepang di Global Goals Youth, tapi saya gagal karena event tersebut self funded. Meski demikian, saya yakin akan berhasil menjadi delegasi 100% Fully-Funded Leadership Trip to Japan di SejutaCita Future Leaders Chapter 7: Japan dibulan Juni! Bismillah!

Ditulis Oleh:

Putri Suspita Dewi

Histopedia (Local History Explorer): Media Pembelajaran Sejarah Lokal Untuk Meningkatkan Kesadaran Siswa Dalam Melestarikan Budaya Lampung

Tujuan Rancangan Media 

Tujuan dari pembuatan media ini adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam melestarikan budaya lokal dengan basis teknologi android yang di dalamnya memuat terkait aspek berbagai budaya Lampung yang semestinya senantiasa dilestarikan. 

Langkah-Langkah Rancangan Media 

Pada langkah-langkah rancangan media perlu adanya prosedur dalam penelitian pengembangan dan adapun tahapan-tahapan yang dilalui oleh peneliti dalam mengembangkan suatu produk. Penyusunan naskah dan materi dilakukan dengan menggunakan storyboard. Materi digunakan sebagai informasi yang akan dituliskan atau digambarkan ke dalam storyboard agar berurutan dan mudah dipahami. Desain storyboard pada pengembangan game edukasi berisi terkait percancangan interface meliputi penentuan tata letak, dan isi pada pada game edukasi yang akan dikembangkan, seperti tombol navigasi, teks, layout, dan fitur-fitur lainnya.

Cara Penggunaan dalam Pembelajaran 

Penggunaan media pembelajaran dimulai dengan membuka aplikasi Histopedia (Local History Explorer) dan memilih materi yang terkait dengan sejarah lokal Lampung. Kemudian, guru dapat menggunakan fitur eksplorasi interaktif di aplikasi untuk memperkenalkan siswa pada berbagai aspek sejarah, budaya, dan warisan Lampung, termasuk tokoh-tokoh, peristiwa bersejarah, dan adat istiadat lokal. Dengan menggunakan fitur multimedia seperti video, gambar, dan narasi, siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dan memahami konten. Guru dapat mengukur tingkat pemahaman siswa setelah siswa mengeksplorasi materi dengan menggunakan kuis atau evaluasi yang tersedia. Salah satu fitur aplikasi yang memungkinkan diskusi kelompok adalah forum diskusi. Fitur ini memungkinkan siswa untuk berbagi hasil penelitian mereka dan membahas cara mereka dapat membantu melestarikan budaya Lampung. Selain itu, aplikasi ini mendukung kegiatan proyek di mana siswa dapat melakukan penelitian mini tentang sejarah lokal dan mempresentasikan hasilnya menggunakan media digital yang disediakan oleh aplikasi. Hal ini, membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan konteks lokal mereka.

Link Simulasi 

https://youtu.be/F9HbVkwo32o 

_____

Ditulis Oleh:

  1. Nur Febri Putranto (2213033070) 
  2. Anindita Nuurii Nabiilah (2213033042) 
  3. Zalfa Izzati Hadini (2213033078)

Jumat, 06 Desember 2024

PENGEMBANGAN BIOFOAM BERBASIS PATI LIMBAH KULIT SINGKONG TERINKORPORASI NANOSELULOSA SERAT DAUN NANAS DAN KITOSAN GUNA MENDUKUNG SUSTAINABILITY AGROINDUSTRI

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan potensi pengembangan pertanian terbesar di Asia Tenggara. Kegiatan agroindustri telah berkembang pesat dalam mengolah hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi ataupun produk akhir yang bernilai ekonomis (Istiyanti dkk., 2018). Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor produk olahan hasil pertanian yang mencapai US$ 33 miliar di tahun 2021 (Maimunah dkk., 2021). Namun, kegiatan agroindustri memiliki permasalahan dalam jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga, pelaku kegiatan agroindustri harus memiliki komitmen dalam penanganan dan pengolahan limbah untuk menjaga lingkungan hidup dan menerapkan sustainability agroindustri. Limbah agroindustri masih memiliki komposisi karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, protein, lignin, abu, air, nitrogen, dan karbon yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan (Sadh et al., 2018).

Agroindustri pengolahan tepung tapioka merupakan jenis agroindustri yang banyak berkembang di Indonesia. Produksi rata-rata tepung tapioka di Indonesia mencapai 15-16 juta ton per tahun. Tingkat produksi tepung tapioka yang tinggi akan berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan. Tercatat sebanyak lebih dari 1 juta ton limbah kulit singkong yang dihasilkan di setiap tahun (Indrianeu dan Sinkawijaya, 2019). Pemanfaatan limbah kulit singkong selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak, kompos, dan bioenergi. Namun, jika melihat lebih jauh, limbah kulit singkong memiliki kandungan pati yang cukup tinggi hingga mencapai 44-59%. Sehingga, pati kulit singkong sangat menarik untuk dikembangkan secara lebih lanjut (Fauziyah dkk., 2024).

Dikutip dari Databoks (2023), Lampung merupakan produsen nanas terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai 861.706 ton pada tahun 2022. Hal tersebut menyebabkan adanya permasalahan pada tingginya limbah yang dihasilkan. Limbah daun nanas merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari pengolahan nanas. Pemanfaatan limbah daun nanas bisanya hanya sebatas dijadikan sebagai pakan ternak atau pupuk (Natalia dkk., 2019). Padahal, daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi mencapai 81%. Sehingga, serat daun nanas masih memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi bahan polimer alami (Karim et al., 2024). 

Kandungan limbah kulit singkong dan daun nanas memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi kombinasi biomaterial pembuatan biofoam. Hal ini dikarenakan pati kulit singkong memiliki kelemahan pada sifat fisiknya dan memerlukan bahan pengisi dari serat daun nanas (Dewi dkk., 2023). Upaya lain yang dilakukan untuk memperbaiki karakteristik biofoam adalah dengan menambahan kitosan untuk meningkatkan ketahanan air dan sifat antimikroba pada biofoam (Yustinah dkk., 2023). Penelitian mengenai inovasi pengolahan biofoam sudah banyak dilakukan dari segi bahan yang digunakan. Namun, peningkatan ketahanan fisik dan material dengan penambahan nanoselulosa dan kitosan sebagai bahan pengisi dan senyawa antimikroba alami masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan biofoam berbasis pati kulit singkong terinkorporasi nanoselulosa serat daun nanas dan kitosan sangat diperlukan untuk meningkatkan karakteristik biofoam.

ISI 

Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Sifatnya yang praktis dan tahan air membuat penggunaannya meningkat di setiap tahun. Namun, styrofoam tergolong sebagai material yang sulit terurai di alam. Hal ini membuat styrofoam menduduki urutan kelima sebagai limbah yang paling membahayakan lingkungan (Dewi dkk., 2023). Dikutip dari Citarum Harum (2024), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan kegiatan penelitian di 18 kota di Indonesia. Hasilnya, pada tahun 2018 tercatat sebanyak 270.000-590.000 ton sampah yang didominasi styrofoam mencemari laut Indonesia. Tingginya dampak negative penggunaan styrofoam membuat banyak orang mulai sadar akan pentingnya produk ramah lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan data survei yang dikutip dari Databoks (2022), yang menunjukan bahwa 56,2% responden memilih produk ramah lingkungan dan sebesar 45,2% responden memilih produk yang terbuat dari bahan alam.

Biodegradable foam atau biofoam merupakan inovasi kemasan ramah lingkungan yang dapat menjadi alternatif dari penggunaan styrofoam. Biofoam bersifat biodegradable yang dapat terurai secara alami karena sifatnya terbuat dari bahan organik dan renewable (Febriani et al., 2021). Oleh karena itu, biofoam dapat dijadikan kemasan produk pangan yang aman untuk kesehatan maupun lingkungan. Umumnya, biofoam terbuat dari pati yang berasal dari bahan organik dengan tambahan selulosa untuk memperkuat strukturnya. Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biofoam adalah limbah agroindustri. Hal tersebut dilakukan karena kebanyakan limbah agroindustri masih dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk turunan untuk mencapai sustainability agroindustri (Coniwanti dkk., 2018). 

Limbah kulit singkong merupakan hasil samping pengolahan tepung tapioka pengolahan tepung tapioka yang masih dapat dimanfaatkan. Tingginya kandungan pati pada kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai biomaterial pembuatan produk ramah lingkungan seperti biofoam (Mudaffar, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Sumardiono et al. (2021), menunjukkan bahwa pati yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biofoam memiliki keunggulan yang mudah terurai dan ketersediaan bahan baku yang melimpah. Namun, biofoam yang terbuat dari pati memiliki kelemahan yang tidak tahan air dan membutuhkan bahan pengisi lain untuk meningkatkan karakteristik produk biofoam (Luna et al., 2021). 

Selulosa serat daun nanas dapat digunakan sebagai bahan pengisi biofoam untuk memperbaiki karakteristik biofoam yang terbuat dari pati. Penambahan serat daun nanas mampu meningkatkan sifat fisik, mekanik, dan sifat barrier biofoam agar setara dengan styrofoam. Sehingga, biofoam akan memiliki kuat tarik yang tinggi dalam menahan beban dan tidak rapuh saat dipakai sebagai wadah makanan (Dewi dkk., 2023). Penggunaan serat daun nanas didasari oleh kandungan selulosanya yang tinggi dan keberadaannya yang cukup melimpah. Provinsi Lampung merupakan daerah dengan produksi nanas terbesar di Indonesia. Sehingga, dalam pengolahan produknya menghasilkan limbah daun nanas yang cukup melimpah dengan potensi mencapai 66.456 ton pertahun (Djazman, 2018).

Biofoam dari pati dan selulosa memiliki karakteristik yang masih rendah dibandingkan styrofoam. Sehingga, dilakukan pengembangan material penyusun dengan mengubah selulosa menjadi nanoselulosa. Nanoselulosa dipilih karena kemampuannya yang lebih baik dibandingkan selulosa dalam meningkatkan daya tarik, elastisitas, dan menstabilkan sifat mekanik biofoam (Phaodee et al., 2015). Selain itu, ditambahkan juga kitosan untuk memperbaiki sifat biofoam agar dapat diterima oleh masyarakat. Penambahan kitosan akan memperbaiki karakteristik biofoam karena sifatnya yang hidrofobik, mampu menahan air, dan mudah membentuk gel. Kitosan juga dapat digunakan sebagai agen antimikroba alami pada biofoam karena memiliki sifat antimikroba yang diharapkan mampu melindungi produk yang dikemas dalam biofoam (Muharram, 2020). 

Proses pembuatan biofoam yang terbuat dari pati kulit singkong terinkorporasi nanoselulosa serat daun nanas dan kitosan terbagi menjadi tiga tahap utama. Tahap yang pertama adalah proses isolasi pati kulit singkong yang didasari oleh penelitian Prameswari dkk. (2022), yang dimulai dengan memisahkan kulit luar dengan kulit bagian dalam yang berwarna putih. Kemudian, dilakukan pencucian dan penghalusan kulit singkong dengan chopper untuk proses ekstraksi. Ekstraksi pati dilakukan dengan menambahkan air dengan perbandingan 1 kg bahan : 2 liter air. Selanjutnya, campuran diperas dan hasil perasan diendapkan selama 24 jam agar terbentuk suspensi. Lalu, suspensi dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60o C selama 13 jam. Setelah itu, dilakukan penghalusan dan pengayakan pati yang dihasilkan (Yudiyanti dan Matsjeh, 2020). 

Tahap kedua pembuatan biofoam dilakukan dengan membuat nanoselulosa dari serat daun nanas. Selulosa dalam daun nanas diisolasi menggunakan teknik penghilangan lignin dengan bantuan natrium klorida. Lalu, dihidrolisis hasil isolasi menggunakan larutan asam sulfat (64% b/b) pada suhu 45o C selama 60 dan 90 menit sambil diaduk. Selanjutnya, hasil hidrolisis dicuci menggunakan air deionisasi dan dipisahkan menggunakan sentrifus. Selulosa yang telah diperoleh kemudian didialisis dan disonikasi selama 20 menit supaya selulosa terdispersi ke dalam air (Wahyuningsih et al., 2016).

Pembuatan nanoselulosa serat daun nanas menggunakan teknik Ultra-Fine Grinder. Proses ini diawali dengan pengenceran serat selulosa daun nanas menggunakan air suling (konsentrasi 2%). Kemudian, suspensi dimasukan dalam Ultra-Fine Grinder pada kecepatan 1500 rpm pada tingkat celah 0, -3, -5, dan -10. Proses ini diulangi selama 10-20 kali sampai terbentuk suspensi yang cukup banyak. Suspensi nanoselulosa serat daun nanas yang diperoleh kemudian dianalisis dengan instrumen PSA (Wahyuningsih et al., 2016). 

Tahap ketiga pembuatan biofoam adalah pembuatan adonan dan pencetakan. Proses ini dilakukan dengan mencampurkan nanoselulosa serat daun nanas dengan pati kulit singkong. Lalu, ditambahkan 5% magnesium stearat sebanyak dan 10% polivinil alkohol (PVA) dari total berat adonan. Kemudian, dilakukan pencampuran dan penambahan aquadest sebanyak 40%. Setelah itu, ditambahkan 10% kitosan ke dalam adonan dan dicampur hingga merata (Cahyani et al., 2023). Selanjutnya, dicetak adonan biofoam menggunakan teknik thermopressing selama 4 menit pada suhu mesin atas 177o C dan suhu bawah 166o C untuk setiap 50 adonan yang dicetak (Etikaningrum dkk., 2016). 

PENUTUP 

Pengembangan produk biofoam merupakan usaha dalam memanfaatkan ketersediaan limbah-limbah hasil agroindustri menjadi produk yang inovatif. Kombinasi antara pati kulit singkong, nanoselulosa serat daun nanas, dan kitosan diharapkan mampu menghasilkan kemasan biofoam pengganti styrofoam. Penggunaan biofoam sebagai kemasan ramah lingkungan dapat berkontribusi dalam mengurangi peningkatan jumlah sampah styrofoam yang selama ini berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular yang mengutamakan pengurangan penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan serta mendukung 5 poin program SDGs Indonesia Emas Tahun 2045 yaitu poin 9 Industry, Innovation, and Infrastructure, poin 12 Responsible, Consumption, and Production, poin 13 Climate Action, poin 14 Life Below Water, dan poin 15 Life on Land.

____

Ditulis Oleh:

  • Wulan Nur Aisyah 2214051089 
  • Dea Meranda 2264051001 
  • Fitri Nuraini Fadila 2314051028

HEALFOOD: APLIKASI PENGHITUNG KALORI DAN GIZI GUNA MENEKAN MALNUTRISI DAN TERWUJUDNYA SDGS POIN 3 DAN 10 MENUJU INDONESIA SEHAT 2045

Pendahuluan 

Kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia masih tergolong kategori rendah.  Berdasarkan indeks  keamanan kesehatan global,  pada 2021  Indonesia berada di peringkat ke-13 dari 20 negara yang tergabung dalam G20. Perlu diketahui bahwa penilaian indeks keamanan kesehatan global didasarkan pada enam kategori, yakni pencegahan, deteksi dan pelaporan, kecepatan merespons, sistem   kesehatan, pemenuhan   terhadap   standar   internasional,   dan   risiko lingkungan (Jessica dkk, 2021). Oleh karena itu, berada di peringkat ke-13 seharusnya menjadi catatan untuk segera dicarikan solusinya dalam mengimplementasikan keenam aspek tersebut sehingga meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. 

Salah satu penyakit yang saat ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia yaitu penyakit terkait gizi, dikenal dengan malnutrisi. Malnutrisi merupakan suatu keadaan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan kalori dan zat gizi baik gizi makro maupun mikro yang berdampak pada bentuk dan fungsi tubuh (Sari dan Septiani, 2019). Malnutrisi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kekurangan gizi contohnya stunting, kelebihan gizi contohnya obesitas, dan defisiensi gizi mikro contohnya anemia (Maharani, 2023). Malnutrisi merupakan penyakit tidak menular (PTM), tetapi walaupun tidak menular menurut Badan Pusat Statistik mencatat PTM menjadi penyebab kematian terbanyak dengan mampu membunuh  sekitar  7,04  juta  orang  sejak  2017-2022  sehingga  sangat krusial dan dikatakan sebagai sumber masalah penyakit degeneratif seperti serangan jantung, jantung koroner, dan diabetes (Santika, 2023).

Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan solusi guna menekan malnutrisi.    Usaha    yang    saat    ini    tengah    dilakukan    pemerintah    di antaranya  pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi remaja putri,  melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan bergizi pada ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan (Kemenkes, 2022). Usaha tersebut berjalan cukup baik dibuktikan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan yang menyatakan prevalensi stunting mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022 (Rokom, 2023). Namun, dengan melihat faktanya bahwa penyakit malnutrisi  bukan  hanya  stunting  saja,  tetapi  juga  terdapat  penyakit lainnya seperti obesitas dan anemia yang menimpa berbagai kalangan usia, jumlah penderitanya terus meningkat secara signifikan Maka dari  itu  diperlukan  usaha  dan  solusi  yang  lebih  efisien  dan  inovatif  dalam mengatasi malnutrisi.

Berbagai permasalahan Kesehatan di Indonesia terus mengalami peningkatan terutama penyakit tak menular, di Provinsi Jawa dan Bali, 30 persen kematian terjadi  diakibatkan  oleh  penyakit  jantung  (World  bank,  2015).  Hal tersebut tidak sejalan dengan salah satu poin SDGs yakni poin ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan di semua kalangan usia. Kesulitan  dalam  meningkatkan kualitas kesehatan  di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan karena biaya yang mahal, penyebaran tenaga kesehatan yang tidak merata, sulitnya akses pelayanan kesehatan, dan fasilitas pelayanan yang tidak memadai (Kusumastuti, 2020). Perbedaan daerah tempat tinggal suatu masyarakat mempengaruhi kemudahan akses kesehatan, misalnya di daerah perkotaan umumnya memiliki layanan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik dalam segi kualitas karena dekat dengan pemerintahan daripada di daerah pelosok. Selain tempat tinggal, keadaan finansial juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan suatu masyarakat yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang tersebut dalam memenuhi harga jasa layanan kesehatan. Mereka cenderung lebih memilih untuk mengabaikan kondisi kesehatan karena mengutamakan kebutuhan sehari-hari, sebaliknya, kaum menengah ke atas yang tinggal di perkotaan memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan medical check up (MCU) secara rutin, melakukan konsultasi gizi, serta uji kesehatan lainnya.

Akses Layanan dan Fasilitas Kesehatan di Indonesia Selain kesulitan akses layanan dan fasilitas kesehatan, tantangan kesehatan di Indonesia adalah gaya hidup yang terpengaruh arus globalisasi yang menyebabkan perilaku konsumtif pada masyarakat seperti mengonsumsi junk food. Pola   makan yang   buruk   diikuti   dengan   kurangnya   aktivitas   fisik   akan memperbesar risiko terjadinya malnutrisi (Purwanto, 2022). Arus globalisasi meskipun membawa pengaruh negatif tetapi juga memiliki dampak positif yang cukup berperan penting, misalnya pada aspek kesehatan kini ada yang dikenal dengan digital health. Digital health yaitu pelayanan kesehatan yang dilakukan secara digital. Penerapan digital health sudah mulai digunakan contohnya yaitu chatbot yang diluncurkan oleh WHO untuk mengatasi disinformasi terkait Covid- 19 pada saat pandemi (WHO, 2020).

Menurut Badan Pusat Statistik (2020), jumlah penduduk Indonesia pada 2020 adalah 270 juta jiwa dengan 27,94% atau setara dengan 74,93 juta jiwanya merupakan Gen Z dan 25,87% atau 69,9 juta jiwanya merupakan Gen Milenial. Di  tahun  2021  tercatat  sebanyak  57%  warga  Indonesia  telah  menggunakan aplikasi kesehatan digital. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran akan  kesehatan  di Indonesia  perlahan  mulai meningkat,  terutama  di  kalangan Milenial  dan  Gen  Z  (Kemkes,  2022).  Potensi  aplikasi  kesehatan  digital  di Indonesia semakin berkembang dengan target utama generasi milenial dan Gen Z berjumlah lebih dari 50% dari total penduduk di Indonesia. Saat ini telah banyak tersedia aplikasi kesehatan digital dengan berbagai macam fitur, tetapi masih terdapat  beberapa  kelemahan  yang perlu  untuk  ditingkatkan.  Contohnya,  fitur yang kurang lengkap, belum terdapat informasi gizi pada beberapa bahan atau produk pangan, serta beberapa aplikasi masih memerlukan pembayaran dalam penggunaanya.

Healfood: Aplikasi Penghitung Kalori dan Nutrisi Perkembangan digital health mempermudah akses pelayanan kesehatan dengan biaya yang relatif minim. Maka, kami sebagai Gen Z Indonesia turut menyuarakan digital health melalui gagasan dalam bentuk inovasi aplikasi kesehatan digital yang disebut “Healfood”.  Healfood merupakan inovasi aplikasi yang dapat digunakan dalam menghitung serta menginformasikan kalori dan gizi suatu bahan atau produk pangan. Healfood juga memiliki fitur-fitur unggulan yang dapat membantu penggunanya untuk menjaga asupan dan porsi tubuh yang ideal.   Keunggulan   tersebut   diantaranya:   (1)   pengguna   akan   mendapatkan informasi kalori dan gizi yang lebih lengkap hanya dengan bermodalkan kuota internet; (2) Healfood memiliki fitur sinkronisasi yang dapat terhubung dengan fitur aplikasi mitra seperti shopeefood, gofood, grabfood, dan aplikasi lainnya yang akan menampilkan informasi gizi pada menu yang akan dipesan oleh pengguna; (3) Healfood memiliki   fungsi lebih beragam yang bisa disesuaikan dengan   tujuan pengguna;   (4)   Healfood   memiliki   fitur   scan   yang   dapat memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi gizi dan kalori dari pangan yang sedang dikonsumsinya. 

Dalam penerapannya aplikasi Healfood akan melalui tahapan-tahapan perencanaan, pengembangan, hingga siap diluncurkan. Penerapan Healfood bertujuan untuk mewujudkan SDGs terutama poin ketiga dan kesepuluh di Indonesia. Healfood berperan dalam menekan malnutrisi dengan cara memberikan kemudahan akses informasi terkait kalori dan gizi yang sejalan dengan poin 3 SDGs good health and well-being. Dalam penggunaannya aplikasi Healfood tidak memerlukan biaya yang tinggi sehingga bisa digunakan oleh semua kalangan dan mengurangi kesenjangan kualitas kesehatan di Indonesia sesuai dengan poin 10 SDGs reduced inequalities.

Strategi Langkah Implementasi 

  1. Tahap Analisis dan Perancangan: Pada tahap ini dilakukan analisis informasi, identifikasi kebutuhan pengguna, penentuan jadwal, sumber daya, dan risiko yang mungkin terjadi selama pengembangan sistem, kemudian dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan perencanaan proyek secara menyeluruh. 
  2. Tahap Implementasi: Pada tahap ini secara teknis melibatkan Infrastructure Engineer dalam proses pembuatan dan pengembangan aplikasi Healfood. 
  3. Tahap Uji Coba: Tahap uji coba bertujuan untuk memverifikasi efektivitas, durabilitas, dan kesesuaian aplikasi dengan kebutuhan pengguna. Jika semua hal tersebut terpenuhi, maka akan dilakukan tahap selanjutnya. Namun, jika terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian, maka akan dilakukan tahap pengembangan untuk memperbarui aplikasi. 
  4. Tahap Sosialisasi: Tahap sosialisasi dilakukan dengan memberikan instruksi penggunaan aplikasi Healfood kepada masyarakat baik dari pemerintah maupun lembaga yang bergerak di bidang kesehatan lainnya. 
  5. Monitoring dan Evaluasi: Tahap peninjauan kembali kendala yang terjadi di lapangan serta konsistensi dan efektivitas penggunaan aplikasi Healfood di masyarakat
Fitur-Fitur Unggulan Healfood 
  1. Beranda, merupakan halaman utama dari aplikasi Healfood yang berisi konten seperti foto, video atau resep masakan yang diunggah oleh pengguna, kemudian terdapat   fitur scan untuk mempermudah informasi mengenai pangan yang dikonsumsi pengguna, pada beranda juga menampilkan fitur lainnya. 
  2. Profil,  yang  merupakan  fitur  berisi  informasi  pengguna  Healfood  termasuk setting  tinggi  badan,  berat  badan  dan  jumlah  kalori  yang  dibutuhkan  serta pilihan tujuan pengguna yaitu untuk menurunkan, menaikkan atau mempertahankan berat badan. 
  3. Pencarian, fitur pencarian berfungsi untuk mencari bahan atau produk pangan lalu menampilkan informasi kandungan gizi makro dan mikronya, 
  4. Konsumsi Harian, Fitur ini akan menampilkan jumlah kalori yang dibutuhkan pengguna  serta  mencatat  seluruh  asupan  harian  pengguna  dan menginformasikan apakah kalori dan nutrisi pengguna sudah cukup, kurang atau berlebih. 
  5. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan fitur unggulan untuk menghubungkan Healfood dengan aplikasi   lain   berbasis   makanan   atau   kuliner   kemudian   akan   otomatis menghitung seluruh nutrisi dan kalori lalu menampilkannya pada menu di aplikasi mitra. Hal ini sangat membantu terutama bagi masyarakat dengan gaya hidup konsumtif. 
  6. Diet Fitur   ini   digunakan   sesuai   dengan   tujuan   pengguna   untuk   menaikan, menurunkan atau mempertahankan berat badan melalui empat fitur bantuan yaitu yang disediakan yaitu workout, pelacak diet, kalkulator IMT dan puasa.
Mekanisme penggunaa aplikasi Healfood 
Pengguna mendaftarkan diri terlebih dahulu, lalu melakukan setting tinggi dan berat badan menyesuaikan tujuan pengguna menggunakan aplikasi, kemudian pengguna sudah dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia.

Kesimpulan 
Guna menekan malnutrisi di Indonesia, aplikasi Healfood dapat menjadi solusi sebagai alat yang berfungsi mempermudah akses informasi mengenai gizi. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan yang sangat berguna dalam mengontrol konsumsi gizi serta pola hidup bagi penggunanya. Healfood memiliki manfaat dan berkontribusi di 3 aspek yaitu aspek kesehatan, sosial, dan berkelanjutan. Berdasarkan manfaat yang diberikan, aplikasi Healfood diharapkan dapat  mengatasi  dan  menekan  malnutrisi  melalui  pengontrolan  gizi  berbasis digital. Diharapkan Healfood dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat demi mewujudkan SDGs poin ketiga Good Health and Well-Being dan menghilangkan ketimpangan kesehatan di Indonesia yang dapat mewujudkan SDGs poin kesepuluh Reduced Inequalities.

Ditulis Oleh:
  • Annisa Lidya Maharani (2217021010) 
  • Febiyona Karinsa (2217021082) 
  • Maritsa Husna Amanati (2217011079) 
  • Riska Aulia Putri (2215041107) 
  • Sabrina Musyarrafah Putrianti (2215041116)

MENTALHOMIES : PLATFORM MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI SARANA EDUKASI DAN DUKUNGAN KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

 PENDAHULUAN 

Kesehatan mental adalah keadaan psikologis seseorang yang menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan menyelesaikan masalah, baik yang bersifat internal (dalam diri) maupun eksternal (lingkungan). Kesehatan mental mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak secara efisien dan efektif dalam menghadapi tantangan hidup dan stres (Hanurawan, 2012). Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana seseorang mampu menyadari potensi diri, mengelola stres dengan baik, beradaptasi, bekerja secara produktif, dan berkontribusi terhadap lingkungannya (Anwar & Julia, 2021). Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Gangguan ini bisa berkisar dari yang ringan hingga berat dan memerlukan perhatian serta penanganan yang tepat. Gangguan mental memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup penderitanya (Vitoasmara et al., 2024). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental. Dalam laporan yang sama, Riskesdas 2018 mencatat bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di kelompok usia tersebut menderita depresi. 

Sebuah riset eksploratif yang dilakukan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa pada Oktober 2023 mengungkapkan tiga faktor utama yang menyebabkan tingginya angka gangguan mental, yaitu stigma, lingkungan yang kurang mendukung kesehatan mental, serta fenomena self-diagnosis. Stigma terkait kesehatan mental mengacu pada stereotip, prasangka, dan diskriminasi yang dialami oleh individu dengan masalah kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa stigma ini sering kali menghalangi mereka untuk mencari bantuan yang dibutuhkan. Persepsi negatif dari orang lain dapat menimbulkan rasa malu atau takut bagi individu untuk mencari dukungan, bahkan dari keluarga dan teman. Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan mental dan upaya mengurangi stigma sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka yang membutuhkan bantuan (Kesyha, et al., 2024). 

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan inovasi yang dapat berfungsi sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat sekaligus menjadi wadah dukungan bagi pengidap gangguan mental. Penelitian ini bertujuan untuk merancang platform multimedia berbasis website yang interaktif dan menarik guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental. Platform ini diharapkan dapat membantu menghilangkan stigma negatif, sehingga tercipta masyarakat yang lebih mendukung kesehatan mental.

ISI 

1. MentalHomies 

MentalHomies merupakan platform edukasi berbasis website yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat dan juga memberi dukungan kepada masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan mental. Fitur-fitur yang tersedia dalam website ini diantaranya yaitu literasi kesehatan mental dengan komik interaktif, edukasi kuis mitos atau fakta terkait kesehatan mental, journaling, berbagi kisah terkait kesehatan mental, dan dapat terhubung ke psikolog online. Dengan berbagai fitur yang interaktif dan menarik, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kesehatan mental serta membantu mengatasi gangguan kesehatan mental yang dihadapi.

2. Fitur Utama Mental

Homies Pengguna diharuskan untuk membuat akun terlebih dahulu untuk menyimpan data aktivitas mereka di platform ini. Pengguna dapat login setelah memiliki akun di MentalHomies dan dapat mengakses fitur-fitur platform ini. Adapun penjelasan fitur yang terdapat dalam MentalHomies antara lain: A. Komik Interaktif Literasi Kesehatan Mental Peningkatan literasi terkait kesehatan mental sangat penting karena akan berdampak pada peningkatan pengetahuan umum lainnya, seperti kemampuan mengidentifikasi kondisi gangguan mental dasar, cara pencegahan, informasi mengenai layanan pertolongan, strategi penanganan mandiri untuk masalah ringan, dan keterampilan pertolongan pertama untuk mendukung orang lain yang mengalami gangguan mental (Kutcher et al., 2016). Pada platform ini, literasi kesehatan mental disajikan secara menarik melalui komik interaktif. Komik ini dibuat menggunakan bahasa sederhana dan visual yang menarik, sehingga memudahkan pengguna memahami informasi terkait kesehatan mental. Pengguna dapat memilih alur cerita dari karakter yang memiliki masalah kesehatan mental dan setiap pilihan pengguna akan memengaruhi jalan cerita karakter tersebut sebagai akibat dari respons pilihan pengguna. Komik interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna terhadap masalah kesehatan mental, baik bagi dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya.

B. Kuis Mitos atau Fakta 

Fitur ini merupakan kuis interaktif tentang kesehatan mental yang berfokus pada mitos maupun fakta seputar stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat. Setelah pengguna menjawab, mereka akan mendapat penjelasan yang meluruskan kesalahpahaman terkait stigma. Fitur ini bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap kebenaran di balik stigma kesehatan mental yang umum terjadi. Dengan demikian, diharapkan kesalahpahaman dan stigma negatif dapat berkurang di kalangan masyarakat.

C. Journaling 

Pengguna dapat memanfaatkan fitur journaling untuk menyalurkan perasaan yang mereka alami. Terdapat dua bentuk fitur journaling yang tersedia: 

1) Audio Journaling Pengguna dapat meluapkan perasaan atau pikiran dengan berbicara melalui rekaman suara. Fitur ini dapat membantu pengguna melepaskan emosi secara pribadi tanpa melibatkan orang lain. 

2) Book Journaling Dengan fitur ini, pengguna dapat mengekspresikan perasaan maupun pikiran dengan mencatat dalam bentuk tulisan. Fitur ini membantu mereka menyalurkan emosi serta memvalidasi perasaan yang sedang dialami. Menurut Dr. James Pennebaker, journaling dapat menurunkan tingkat kecemasan (anxiety) dan depresi, serta dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial. 

Adapun manfaat journaling yaitu membantu menjaga kesehatan mental, membantu pengguna lebih memahami diri sendiri, mengekspresikan perasaan, dan memperbaiki perasaan negatif. Fitur journaling pada platform ini sangat penting untuk membantu pengguna menghindari dampak negatif stres yang dialami. Data journaling akan disimpan secara aman dalam akun pengguna dan tidak dapat diakses oleh publik, sehingga privasi pengguna tetap terjaga.

D. Share My Journey 

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbagi kisah dan pengalaman mereka terkait kesehatan mental, seperti perjuangan melawan stigma negatif di masyarakat atau pengalaman sembuh dari gangguan mental yang pernah dialami. Melalui fitur ini, pengguna dapat saling berkomentar dan memberi dukungan satu sama lain, sehingga tercipta rasa solidaritas dan motivasi. Dengan adanya interaksi ini, diharapkan pengidap masalah mental tidak merasa sendirian dan mendapatkan dukungan moral dari orang yang memahami situasi mereka.

E. Konsultasi Online Dengan adanya fitur konsultasi online ini, pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan psikolog melalui fitur chat atau video call untuk mendapatkan bantuan profesional secara real-time.

3. Manfaat dan Urgensi 

Platform edukasi MentalHomies memiliki manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan literasi kesehatan mental dan memberikan dukungan di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi depresi, gangguan emosi, dan gangguan mental berat di Indonesia berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Stigma yang keliru dalam kehidupan masyarakat terkait gangguan mental seringkali menghambat akses ke pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan penanganan menjadi tidak tepat (Haryanti et al., 2024). Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dan penanganan yang baik untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan mental di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa platform MentalHomies memiliki tingkat urgensi yang tinggi di Indonesia. Platform ini dapat berperan sebagai media edukasi yang efektif serta sebagai wadah dukungan masyarakat pengidap gangguan mental agar mereka merasa didukung dan dipahami.

4. Keunggulan MentalHomies 

MentalHomies memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan platform lain karena menawarkan konten yang lebih menarik dan interaktif. Fitur komik interaktif memungkinkan pengguna lebih mudah memahami edukasi yang disampaikan, sehingga secara efektif meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat. Kuis interaktif yang tersedia juga dirancang agar pembelajaran tetap menarik dan menyenangkan, sehingga pengguna tidak merasa bosan. Fitur journaling yang disediakan platform ini unik karena tersedia dalam dua bentuk, yaitu audio journaling dan book journaling, yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna. Terdapat juga fitur Share My Journey sebagai sarana membagikan kisah kesehatan mental kepada pengguna lain sekaligus sebagai sarana pendukung sesama. Selain itu, MentalHomies menyediakan fitur konsultasi online, di mana pengguna dapat terhubung dengan psikolog secara daring dan real-time, memberikan dukungan profesional secara cepat dan mudah. Berbasis website, MentalHomies mudah diakses melalui berbagai perangkat, sehingga fleksibel dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Keunggulan ini menjadikan MentalHomies platform yang komprehensif dan unggul dalam mendukung kesehatan mental masyarakat.

PENUTUP 

1. Kesimpulan 

MentalHomies adalah platform edukasi berbasis website yang interaktif dan dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan mental serta menyediakan dukungan bagi pengidap gangguan mental. Platform ini menawarkan berbagai fitur menarik untuk mendukung kesehatan mental, seperti komik edukasi interaktif, kuis mitos atau fakta terkait stigma, dan journaling, yang tersedia dalam bentuk audio maupun book journaling sesuai preferensi pengguna. Fitur Share My Journey memungkinkan pengguna membagikan kisah perjuangan mereka dalam menghadapi masalah kesehatan mental, sementara fitur konsultasi online menghubungkan pengguna dengan psikolog secara real-time untuk mendapatkan dukungan profesional. MentalHomies dapat diakses dengan mudah melalui berbagai perangkat, sehingga lebih fleksibel dan menjangkau lebih banyak orang. Diharapkan platform ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental serta membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang ada. 

2. Rekomendasi 

Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan tujuan pengembangan MentalHomies. Selain memanfaatkan fitur yang tersedia, dukungan nyata dari orang terdekat juga sangat penting bagi pengidap gangguan kesehatan mental. Di samping itu, umpan balik dari pengguna menjadi kunci penting dalam proses penyempurnaan platform ini, sehingga MentalHomies dapat terus berkembang dan menjadi sarana edukasi serta dukungan yang lebih efektif bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA 

Anwar, F., & Julia, P. (2021). Analisis Strategi Pembinaan Kesehatan Mental oleh Guru Pengasuh Sekolah Berasrama di Aceh Besar Pada Masa Pandemi. Bimbingan Konseling, 7(1), 64-83. https://doi.org/10.22373/je.v6i2.10905 

Ayuwandira, C. D., & Suprapto, R. (2022). Perancangan Komik Interaktif untuk Memberikan Pemahaman Tentang Acute Stress Disorder di Lingkungan Keluarga. Desianpedia, 1(2), 73-78. 

Cpmh. (2020, September 29). Literasi Kesehatan Mental di Masyarakat: Apa Urgensinya? Center for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada. https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/09/29/literasi-kesehatan-mental-di- masyarakat-apa-urgensinya/ 

Direktorat Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan. (2022). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2022. Kementerian Kesehatan. 

Florensa, Hidayah, N., Sari, L., Yousrihatin, F., & Litaqia, W. (2023). Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja. Kesehatan, 12(1), 112-117. 

Haryanti, A. N., Putra, M. B. S., Larasati, N., Khairunnisa, V. N., & Dewi A, L. D. (2024). Analisis Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia dan Strategi Penanganannya. Student Research, 2(3), 28-40. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219 

Kesyha, P., Tarigan, T. B., Wayoi, L., & Novita, E. (2024). Stigma Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa. Journal on Education, 6(2), 13206-13220. 

Kutcher, S., Wei, Y., & Coniglio, C. (2016). Mental health literacy: Past, present, and future. Canadian Journal of Psychiatry, 61(3), 154-158. 

Lestarina, N. N. W. (2021). Pendampingan Remaja Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja di Desa Laban Gresik. PIKAT, 2(1), 1-6. 

Pennebaker, J. W. (1997). Opening up: The healing power of expressing emotions. Guilford Press. 

Rumah Sakit Universitas Indonesia. (n.d.). The art of journaling for mental health. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/the-art-of-journaling- for-mental-health 

Sunda, U. (2023, November 16). Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Resmi Dideklarasikan. RM.ID. https://rm.id/baca- berita/humaniora/197325/kaukus-masyarakat-peduli-kesehatan-jiwa- resmi-dideklarasikan 

Suryaman, N. T., Wahjuningtijas, R., & Wulandari, W. (2024). Journaling Therapy Dalam Mengatasi Stres Guru Bimbingan dan Konseling SMK di Kabupaten Bogor. Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 10(1), 72-83. https://doi.org/10.31602/jmbkan 

Swawikanti, K. (2023, October 9). 8 manfaat journaling, cara kreatif untuk stabilkan kesehatan mental. Ruangguru. https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-journaling 

Vitoasmara, K., Hidayah, F. V., Purnamasari, N. I., Aprillia, R. Y., & Dewi A, L. D. (2024). Gangguan Mental (Mental Disorders). Student Research, 2(3), 57-68. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219 

Winurini, S. (2023). Penanganan Kesehatan Mental di Indonesia. Info Singkat, 15(20), 21-25.

_______________

Ditulis Oleh: Kerina Bakarudin

Mentalku: Digital Platform to Overcome Stress Problems in An Effort to Support Youth’s Mental Health

 Abstract 

The increasing prevalence of mental health disorders in Indonesia, especially among adolescents, calls for innovative solutions to address these issues. This paper introduces "Mentalku," a digital application designed to reduce stress and mental health problems, particularly those associated with excessive social media use. "Mentalku" provides features such as online counseling, discussion forums, mental health articles, tips and tricks for maintaining mental well-being, and mental health monitoring tools. The research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing literature reviews and analyzing existing media applications to enhance mental health interventions. The study emphasizes the critical role of "Mentalku" in promoting healthier social media practices and providing easy access to mental health support. To ensure the successful implementation of the application, the involvement of various stakeholders including the Ministry of Health, mental health professionals, app developers, local communities, NGOs, and the general public is essential. Through collaborative efforts, "Mentalku" has the potential to be a vital tool in reducing mental health disorders among adolescents and supporting national mental health initiatives.

1. Introduction 1.

1. Research Background 

based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2021) there were around 19.7 million individuals in Indonesia who experienced mental health disorders, showing a significant increase from 14.7 million in 2020. Of that number, around 10.7 million people experienced anxiety disorders, 5.3 million experienced depression, and 1.8 million experienced bipolar disorder. The prevalence of anxiety disorders among adolescents reached 9.8%, while the prevalence of depressive disorders reached 8.5%. A survey conducted by the Health Research and Development Agency of the Ministry of Health in 2019 indicated that 25.4% of adolescents in Indonesia experienced mental health disorders [1]. Research by the University of Indonesia (2018) found that 69.3% of adolescents experience mental health disorders due to excessive use of social media, which is associated with stress, anxiety, depression, and feelings of loneliness [4].
Research by Putri et al. (2018) also identified that women are more susceptible to symptoms of depression due to social media use, especially when experiencing online harassment, lack of sleep, low self-esteem, and negative body image. Projections in 2024 show that the number of people with mental disorders in Indonesia will reach 3.24 million people, showing a significant increase from previous years. This increase is influenced by various factors, including social, economic, and environmental pressures [11].
In Lampung Province, mental health problems are also a serious issue. Data from the Lampung Provincial Health Office shows a high need for intervention for people with severe mental disorders (ODGJ) in various districts/cities [8]. The high suicide rate, such as the case of a student in Rajabasa, Bandar Lampung who was found hanging, reflects a critical mental health condition due to life pressures, economic difficulties, lack of social support, and stress that is not handled properly [7]. Barriers to access to mental health services, including limited facilities, social stigma, and lack of resources, also worsen this condition [2].
Until now, there have been no concrete policies or significant actions taken by the Lampung Provincial Government to adequately address these escalating mental health issues. Therefore, there is an urgent need for more targeted and strategic interventions that can effectively mitigate the problem. The "Mentalku" application emerges as an innovative and practical solution to help alleviate stress, particularly among teenagers, and plays a crucial role in the larger framework of efforts to address mental health concerns across Lampung Province.

1.2. Problem Formulation 

1) What is the best practice in reduce mental health cases in adolescents? 

2) How do mental health apps reduce mental health cases in adolescents? 

1.3. Research Objective 

1) To find the best practices in preventing mental health cases in adolescents. 

2) To find out how mental health applications can reduce the prevention of mental health cases in adolescents


2. Material and Methods

The type of research method used in this paper is qualitative descriptive research method. This method is often used in qualitative research, especially for descriptive studies. This kind of approach is widely applied in the field of Social Phenomenology. This research also utilizes the library study method, which is an approach that involves collecting data from various written sources. The data is obtained through the process of reading, recording, and processing relevant research materials. The data sources used include academic journals, textbooks, websites, scientific articles, and other literature related to mental health issues. In addition, in this writing, an analysis of various media applications that have the potential to be developed as partners in developing applications that focus on mental health is carried out. 

The steps taken include data collection, data processing, to compiling a concept that integrates all findings into a coherent whole. Furthermore, an analysis of the research results that have been obtained is carried out, focusing on adolescents as the community that is the target user of the application.

3. Result and Discussion 

The "Mentalku" application is designed to address the rising prevalence of stress, particularly linked to the excessive use of social media among the general public, with a specific focus on teenagers and the younger generation. As a technological solution, "Mentalku" is tailored to help manage and reduce stress levels, offering an accessible platform for mental health support. The goal of this application is to provide users with a digital tool that allows them to seek mental health assistance quickly and easily, while also promoting more balanced and responsible social media usage. Through its features, "Mentalku" aims to empower individuals to adopt healthier habits and better cope with the emotional challenges posed by the digital world.

3.1. Features of Mentalku

The "Mentalku" application is equipped with superior features that are easy to use. These superior features are as follows: 

1) Home Home is the main page of the "Mentalku" application which contains a list of other features and is equipped with a homepage. 

2) Online Counseling Services This application can offer online counseling services with trained and certified mental health experts. Users can make appointments with counselors and conduct counseling sessions online through the application. 

3) Discussion Forum This application can provide a discussion forum for users to talk to other users who are experiencing similar mental health problems. Users can share experiences, provide support, and get advice from other users. 

4) Mental Health Articles This application can offer articles about mental health and related problems, such as anxiety, depression, and stress. These articles can help users gain a better understanding of their condition and get advice on how to manage their mental health. 

5) Tips and Tricks This application can provide tips and tricks on how to maintain mental health, such as meditation, relaxation, exercise, and adequate sleep. Users can use these tips and tricks to improve their mental health. 

6) Emotional and Psychological Support This application can offer emotional and psychological support from mental health experts and other users. Users can get the support they need from people who understand and care about their condition. 

7) Education Education is a feature used by users of the "Mentalku" application to learn about what mental health is, its various categories, symptoms, causes, and how to treat it. 

8) Meditation The meditation feature in the Mentalku application is designed to help users relax, improve focus, and maintain mental health. In the Mentalku application, it facilitates users in terms of mediation, namely Relaxation with music is one effective way to calm the mind and body. 

3.2. Work Mechanism 

The Mentalku application is designed to be accessible to all levels of society, especially teenagers, with the main goal of supporting their mental health. This application offers an easily accessible and interactive approach, so that users can experience a comfortable and effective experience in maintaining mental well-being. To be able to utilize the features available in the Mentalku application, users need to register first via the sign-up menu. After registration, they will get full access to the various services provided. A more detailed explanation of how the Mentalku application works as a whole can be seen in the following scheme:

Users who have registered on the "Mentalku" application can take advantage of the various superior features offered. Users can access online counseling services with certified mental health experts to conduct virtual counseling sessions. In addition, there is a discussion forum where users can share experiences and get support from fellow users who are experiencing similar mental health problems. Users can also read the mental health articles provided, which discuss related problems such as stress, anxiety, and depression. Other features include tips and tricks for maintaining mental health, such as meditation, exercise, and getting enough sleep. This application is also equipped with mental health monitoring features such as mood trackers and mental health journals, which help users monitor their condition. For users who need further education, there is educational material about mental health, symptoms, and how to handle it. The "Mentalku" application also offers emotional support from counselors and fellow users, so that users get comprehensive support. 

3.3. Implementation Strategy 

1) Preparation Stage This stage is the stage for collecting information, observation, and cooperation with related parties and preparing facilities and infrastructure. 

2) Design Stage At this stage, the "Mentalku" application is designed and realized by related parties with various superior features that are easy to use. 

3) Trial Stage. The trial aims to ensure that the "Mentalku" application can work as expected. 

4) Socialization Stage This socialization is carried out by providing instructions for use and how the "Mentalku" application works and introducing the features it has. 

5) Monitoring and Evaluation Stage The monitoring stage aims to review the obstacles that occur when operating the "Mentalku" application.

3.4. Parties Involved 

In implementing this idea, a collective effort is needed from various parties in a synergistic and comprehensive manner. The parties involved in the implementation of the "Mentalku" application are: 

1) Ministry of Health Monitoring and evaluating the implementation of the "Mentalku" application and conducting socialization to psychologists, the general public and other parties. 

2) Application Developer The party responsible for creating the application, starting from planning, design, development, testing, and launching the application. Preparation Design Trial Socialization Monitoring 

3) Mental Health and Psychologist Team The party responsible for providing information and support to application users who need help in maintaining their mental health and as a partner to make it easier for users to consult regarding their mental health conditions. 

4) Marketing Team The party in charge of promoting the application so that it can be known andused by the public. 

5) Health Service Providers Parties tasked with providing mental health support and care to application users who need more intensive assistance. 

6) Local Communities and Non- Governmental Organizations (NGOs) Local communities and Non- Governmental Organizations play a role in promoting the "Mentalku" application through mental health education and campaigns, expanding the application's reach, and supporting stress reduction in the community 

7) The Community Plays an active role in developing the "Mentalku" application by becoming active users and promoting the "Mentalku" application to other communities. 

4. Conclusion 

"Mentalku" is an innovative digital solution designed to reduce stress and mental health issues, particularly among teenagers affected by excessive social media use. With features such as online counseling, discussion forums, and mental health monitoring, the app provides easily accessible support and promotes healthier social media habits. To ensure successful implementation, it is crucial for the government to integrate and support this app within the national mental health programs, while developers should focus on improving features and being responsive to users' needs. Local communities and NGOs should increase promotion and education about the app and mental health, while society is encouraged to actively utilize the app and contribute to creating a supportive environment for mental well- being.

5. Acknowledgment 

The author would like to express his deepest gratitude to Intan Fitri Meutia, S.A.N., M.A., Ph.D, as the supervisor in conducting this research, especially for her patience, enthusiasm, and criticism that were beneficial to this research. We dedicate this research entirely to the advancement of education in Indonesia and the development of social ideas in reducing the number of cases of adolescent mental health. Nothing is more important to the author in completing this project than the people who played a major role in this work. Therefore, the author would like to thank all parties who have contributed and been involved in the preparation of this work.

6. Reference 

[1] Ayuningtyas, D., & Rayhani, M. (2018). Analisis situasi kesehatan mental pada masyarakat di Indonesia dan strategi penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1-10. 

[2] BPS Provinsi Lampung (2024). 66,06 Persen Penduduk Tidak Melakukan Rawat Jalan Meskipun Mengalami Keluhan Kesehatan. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://lampung.bps.go.id/n ews/2024/03/21/284/66- 06-persen-penduduk-tidak- melakukan-rawat-jalan- meskipun-mengalami- keluhan-kesehatan.html 

[3] Detik Sumbagsel (2024). Marak Aksi Bunuh Diri di Lampung, Ini Kata Psikolog. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.detik.com/sum bagsel/berita/d- 7456700/marak-aksi- bunuh-diri-di-lampung-ini- kata-psikolog 

[4] Fauziyyah, R., Awinda, R. C., & Besral, B. (2021). Dampak pembelajaran jarak jauh terhadap tingkat stres dan kecemasan mahasiswa selama pandemi COVID- 19. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan, 1(2), 113-123. 

[5] Goma, E. I. (2021). Dampak Covid-19 terhadap isu kependudukan di Indonesia. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 5(1), 33-42. Ivey, J. (2020). Mental Health Screening for Children and Adolescents. Pediatric Nursing, 46(1). 

[6] Kompas.id (2024). Kasus Bunuh Diri “Alarm” urgensi Mengatasi Problem Kesehatan Mental. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.kompas.id/bac a/riset/2024/03/14/kasus- bunuh-diri-alarm-urgensi- mengatasi-problem-kesehatan-mental 

[7] Kupastuntas.co (2024). Kasus Bunuh Diri Lagi, Mahasiswa Ditemukan Tewas Gantung Diri di Gubuk Rajabasa. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://kupastuntas.co/202 4/07/28/kasus-bunuh-diri-lagi-mahasiswa-ditemukan-tewas-gantung-diri-di-gubuk-rajabasa 

[8] Lampung Open Data (2024). Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Kabupaten/Kota Se- Provinsi Lampung Tahun 2022. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://opendata.lampungp rov.go.id/dataset/pelayana n-kesehatan-orang- dengan-gangguan-jiwa- odgj-berat-kabupatenkota- seprovinsi-lampung-tahun- 2022 

[9] MBP, R. L., & Saputra, W. T. (2020). Penggunaan media sosial sehat untuk mencegah gangguan mental. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(3), 189-197. 

[10] Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2). 

[11] umm.ac.id (2024). Kasus Mental Health Meningkat, Dosen UMM Jelaskan Penyebab dan Solusinya. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.umm.ac.id/id/b erita/kasus-mental-health- meningkat-dosen-umm- jelaskan-penyebab-dan- solusinya.html 

[12] Yunanto, T. A. R. (2019). Perlukah kesehatan mental remaja? Menyelisik peranan regulasi emosi dan dukungan sosial teman sebaya dalam diri remaja. Jurnal Ilmu Perilaku, 2(2), 75-88. 

[13] Yunita, Y. (2019). Gambaran kesehatan mental siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Palembang tahun 2018. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 6(2), 223-230.


______

Ditulis Oleh

Muhammad Shafwan Assalam Sofia Tasya Ade Kurnia Febiyona Karinsa Muhammad Abdul Fattah Al Haffizh

Kamis, 05 Desember 2024

AISINDO APP (ARTIFICIAL INTELLIGENCE BISINDO APPLICATION) : INOVASI PLATFORM EDUKASI BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) BERBASIS ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK MENDUKUNG KOMUNIKASI INKLUSIF DI INDONESIA

PENDAHULUAN 

Komunikasi merupakan salah satu proses interaksi antar manusia yang sangat penting dalam kegiatan bersosialisasi (Muzakki et al., 2022). Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami (KBBI, 2016). Kita hidup berdampingan dengan penyandang disabilitas, termasuk penyandang tunarungu dan tunawicara. tunarungu atau tuli adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik untuk mendengar (Pratiwi et al., 2018). Sedangkan tunawicara atau bisu diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketidakmampuan dalam berbicara. Hal ini disebabkan kurang atau tidak berfungsinya organ-organ untuk berbicara, seperti rongga mulut, lidah dan pita suara (Wiranda & Putro, 2019). Kendala berkomunikasi antara penyandang tunarungu maupun tunawicara dengan masyarakat normal adalah penguasaan bahasa isyarat yang masih minim sehingga terjadi celah dan kegagalan komunikasi (Amin & Pribadi, 2022).

Menurut KBBI, bahasa isyarat merupakan bahasa yang sistem perlambangannya tidak menggunakan bunyi ucapan manusia maupun tulisan. Bahasa isyarat lebih menggunakan anggota tubuh khususnya gerakan tangan, lengan, dan ekspresi wajah untuk mengutarakan pikiran (Huda & Saputri, 2018). Salah satu jenis bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia yaitu BISINDO yang akan digunakan sebagai objek penelitian ini. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) menggunakan gerakan dua tangan yang digunakan oleh tunarungu atau tunawicara sebagai bentuk komunikasi antar pengguna bahasa isyarat (Nasha & Zul, 2021). BISINDO lebih umum digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh penyandang disabilitas. 

Minimnya penguasaan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di kalangan masyarakat mengakibatkan penyandang tunarungu dan tunawicara kesulitan memahami informasi dengan akurat, sehingga menciptakan komunikasi yang tidak inklusif. Mengingat urgensi ini, diperlukan inovasi yang mendukung terciptanya komunikasi inklusif serta edukasi mengenai penggunaan BISINDO. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi mobile yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas dan sebagai jembatan komunikasi antara penyandang disabilitas dengan masyarakat umum. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih inklusif dan responsif, sesuai dengan perkembangan Society 5.0.

ISI 

1. AISINDO 

App AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) merupakan inovasi aplikasi pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Aplikasi ini dirancang untuk membantu masyarakat Indonesia menguasai bahasa isyarat, sehingga mendukung pendidikan inklusif, kesetaraan dalam komunikasi, serta menciptakan masyarakat yang lebih responsif terhadap kebutuhan komunitas tuli. Dengan berbagai fitur seperti kamus BISINDO, kuis interaktif, video call berbasis AI, penerjemah BISINDO, dan notifikasi pengingat, aplikasi ini memudahkan pengguna dalam belajar dan mempraktikkan bahasa isyarat serta meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan penyandang tunarungu dan tunawicara.

2. Cara Kerja Aplikasi 

Saat membuka aplikasi, pengguna akan diarahkan untuk membuat akun dan melengkapi data diri pada menu Profil. Pengguna dapat login setelah memiliki akun di AISINDO App dan mengakses fitur-fitur utama aplikasi. Fitur-fitur dalam aplikasi ini sudah terintegrasi dengan Artificial Intelligence (AI), sehingga memudahkan pengguna untuk belajar bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Adapun penjelasan fitur yang terdapat dalam aplikasi ini antara lain:

Kamus BISINDO 

Fitur ini bertujuan untuk menambah perbendaharaan kosakata pengguna dalam bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Kamus ini dilengkapi dengan visual animasi yang memperagakan isyarat untuk setiap kosakata, sehingga memudahkan pengguna memahami dan mengingat gerakan isyarat tersebut. Kamus BISINDO memiliki koleksi kosakata yang lengkap, mencakup berbagai situasi dan kebutuhan komunikasi. Selain itu, terdapat fungsi pencarian yang memudahkan pengguna menemukan kosakata yang mereka butuhkan dengan cepat dan efisien. 

Kuis 

Fitur kuis bertujuan untuk mengetes kemampuan pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Terdapat dua macam tipe soal pada fitur kuis ini, yaitu:

  1. Tipe soal pilihan ganda Soal ini menggunakan animasi yang mempraktikkan gestur isyarat sebuah kata. Pengguna kemudian diminta untuk memilih jawaban kata yang tepat dari isyarat yang dipraktikkan. 
  2. Tipe soal praktik Aplikasi akan menampilkan sebuah kata dalam bentuk tulisan, dan pengguna diminta untuk mempraktikkan gerakan isyarat dari kata tersebut di depan kamera. Kamera yang sudah menyala akan menangkap gerakan isyarat pengguna, dan aplikasi akan melakukan pengenalan gerakan tangan menggunakan teknologi Artificial Intelligence yaitu Convolutional Neural Networks (CNNs) untuk memeriksa ketepatan jawaban pengguna. 

Dengan fitur kuis ini, pengguna dapat mengukur seberapa jauh pemahaman dan kemampuan mereka dalam menggunakan BISINDO, sekaligus mendapatkan feedback yang membantu meningkatkan keterampilan mereka.

Video Call 

Fitur video call memungkinkan pengguna berkomunikasi secara virtual dengan karakter tiga dimensi yang terlatih menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan mahir berbahasa isyarat. Pengguna dapat menggunakan bahasa isyarat di depan kamera, dan karakter AI akan langsung membalas dengan gerakan bahasa isyarat secara real-time. Fitur ini juga menyediakan opsi untuk mengaktifkan terjemahan isyarat berupa tulisan, yang membantu pengguna memvalidasi arti dari isyarat yang dilakukan oleh karakter AI. Setelah video call selesai, aplikasi akan menampilkan evaluasi kinerja komunikasi pengguna selama sesi video call. Evaluasi ini berfungsi sebagai tolak ukur pembelajaran, memberikan feedback yang konstruktif untuk membantu pengguna meningkatkan keterampilan berbahasa isyarat mereka. Dengan fitur ini, pengguna dapat melatih kemampuan berbahasa isyarat mereka secara nyata dan mendapatkan pengalaman interaktif yang mendukung pembelajaran efektif.

Penerjemah BISINDO 

Fitur ini digunakan untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke tulisan dan sebaliknya. Pengguna dapat berbicara atau memasukkan teks dalam bahasa Indonesia, kemudian karakter AI akan menerjemahkannya ke dalam bentuk animasi bahasa isyarat. Selain itu, pengguna juga dapat memanfaatkan fitur pengenalan gerakan melalui kamera yang untuk mempraktikkan bahasa isyarat di depan kamera, yang kemudian akan diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan. Fitur ini sangat berguna untuk memudahkan pengguna dalam belajar dan berkomunikasi dengan teman tuli. Dengan adanya fitur penerjemah BISINDO yang sudah terintegrasi AI, pengguna dapat lebih mudah memahami bahasa isyarat serta dapat membantu mengurangi kesenjangan komunikasi antara pengguna yang tidak terbiasa dengan bahasa isyarat dan mereka yang menggunakan bahasa isyarat sebagai alat utama komunikasi.

Notifikasi Pengingat 

Fitur ini berguna untuk mengingatkan pengguna untuk menambah proses belajar bahasa isyarat mereka setiap hari. Notifikasi pengingat ini berfungsi untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam mencapai target belajar bahasa isyarat mereka. Dengan adanya pengingat ini, pengguna akan lebih disiplin dan konsisten dalam belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

3. Kebermanfaatan dan Tingkat Urgensi Aplikasi 

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) memberikan manfaat besar bagi masyarakat sebagai alat edukasi dan sarana untuk mewujudkan inklusivitas dalam komunikasi. Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum familiar atau bahkan tidak mengetahui bahasa isyarat, sehingga menghambat komunikasi dengan teman Tuli atau penyandang disabilitas sejenis (Fauzi, 2019). Berdasarkan fakta tersebut, menunjukkan bahwa AISINDO App memiliki tingkat urgensi yang tinggi di Indonesia. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai media edukasi yang efektif dan sebagai jembatan antara komunitas Tuli dan masyarakat non-disabilitas serta membantu mengurangi kesenjangan komunikasi.

4. Keunggulan AISINDO App

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) memiliki keunggulan dibandingkan dengan aplikasi belajar bahasa isyarat lainnya karena terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence dan memiliki fitur yang lebih lengkap untuk meningkatkan pemahaman pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Fungsi utama aplikasi ini yaitu untuk mengenalkan pengguna pada kosakata bahasa isyarat (Kamus BISINDO), mengukur pemahaman pengguna melalui berbagai tipe soal (Kuis), melatih praktik bahasa isyarat dengan karakter AI yang responsif (Video Call berbasis AI), dan juga sebagai sarana penghubung komunikasi inklusif antara masyarakat awam dan penutur bahasa isyarat (Penerjemah BISINDO). Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan notifikasi pengingat belajar untuk mendorong semangat pengguna dalam mencapai target belajar bahasa isyarat. Berbentuk aplikasi mobile, AISINDO App cukup efektif untuk menjangkau pengguna secara luas dan efisien, mengingat tingginya persentase pengguna telepon genggam di Indonesia yang mencapai 67,88% (BPS, 2022) di tengah era digital ini.

5. Strategi Pengimplementasian AISINDO App 

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian AISINDO App Untuk mencapai keberhasilan pengimplementasian AISINDO App, penting adanya keterlibatan berbagai pihak. Adapun pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pengimplementasian aplikasi ini antara lain:

  1. Juru Bahasa Isyarat Indonesia, yang diperlukan untuk menyusun konten pembelajaran dan memastikan keakuratan bahasa isyarat yang digunakan dalam aplikasi.
  2. Akademisi, diperlukan kerja sama dengan akademisi untuk melakukan penelitian mengembangkan dan menerapkan teknologi baru dalam aplikasi. 
  3. Penyandang tunarungu dan tunawicara serta masyarakat umum, diperlukan untuk memberikan feedback dan masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan aplikasi. 
  4. Pemerintah, diperlukan kerjasama dengan pemerintah pusat hingga daerah untuk membantu mendukung regulasi terkait penggunaan aplikasi dan membantu dalam sosialisasi penggunaan aplikasi. 
  5. Lembaga pendidikan, diperlukan kerja sama sebagai sarana sosialisasi dan implementasi aplikasi di tingkat lembaga pendidikan. 
  6. Pengembang aplikasi, diperlukan untuk merealisasikan rancangan ke dalam bentuk aplikasi yang siap digunakan oleh masyarakat Indonesia.

PENUTUP 

Kesimpulan 

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) adalah sebuah inovasi yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mempelajari dan menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dengan integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI), aplikasi ini menawarkan berbagai fitur edukatif seperti kamus BISINDO, kuis interaktif, video call berbasis AI, penerjemah BISINDO, dan notifikasi pengingat belajar. Fitur-fitur ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat tetapi juga berperan penting dalam menciptakan komunikasi yang lebih inklusif antara penyandang disabilitas, khususnya tunarungu dan tunawicara dengan masyarakat umum. Keunggulan aplikasi ini, baik dari segi teknologi maupun fungsionalitas, menjadikannya sebagai alat edukasi yang sangat diperlukan untuk mendukung pendidikan dan meningkatkan inklusivitas komunikasi di era Society 5.0. 

Rekomendasi 

Untuk memaksimalkan pengembangan AISINDO App, diperlukan kerjasama erat dengan berbagai pihak terkait. Penelitian lebih lanjut mengenai teknologi Artificial Intelligence yang akan digunakan juga sangat diperlukan, guna memastikan aplikasi ini dapat berfungsi sesuai dengan desain dan tujuannya. Selain itu, feedback dari pengguna menjadi kunci penting dalam proses penyempurnaan aplikasi, sehingga AISINDO App dapat terus berkembang menjadi sarana edukasi dan komunikasi yang efektif.

_____

Ditulis:
Kerina Bakarudin 2217051027

Kamis, 24 Oktober 2024

DARI HALTE KE SMARTPHONE: MODERNISASI TRANSPORTASI KAMPUS UNILA DENGAN TAYO CAMPUSGO

PENDAHULUAN 

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam mendukung mobilitas manusia. Mobilitas tersebut bisa melalui jalan kaki, sepeda, sepeda motor, mobil, maupun bus. Bus menjadi salah satu transportasi umum yang banyak digunakan karena kapasitasnya yang besar dalam mengangkut penumpang. Bus merupakan salah satu transportasi umum yang banyak digunakan. Bus sering ditemukan di kota-kota besar di Indonesia sebagai angkutan umum untuk berpergian. Bus dapat digunakan untuk menimalisir kemacetan karena bus dapat mengangkut banyak penumpang dalam satu kali jalan (Dharmawan, Mutiara, & Meisaroh, 2023). Namun, peran bus tidak hanya terbatas pada transportasi umum saja, bus juga dapat ditemukan di lingkungan kampus sebagai alat transportasi untuk mobilitas bagi mahasiswa, dosen, dan staf. Salah satu kampus yang menyediakan fasilitas bus kampus adalah Universitas Lampung (Unila).

Universitas Lampung memiliki luas lahan mencapai 66 hektar dengan 8 fakultas yang tersebar di berbagai gedung. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk berpindah dari satu fakultas ke fakultas lainnya. Unila menyediakan layanan bus kampus yang merupakan aplikasi "Bus Tayo" untuk membantu mahasiswa mengakses berbagai fasilitas kampus. Saat ini, ada empat bus Tayo yang beroperasi secara rutin di halte-halte yang tersebar di area kampus.

Bus Tayo diharapkan bisa membantu mengatasi kebutuhan transportasi di kampus. Namun, mahasiswa masih menghadapi masalah dengan bus tayo ini, ketidakpastian dan keterlambatan jadwal bus merupakan masalah utamanya. Mahasiswa seringkali mengalami kesulitan karena tidak ada informasi pasti mengenai jadwal keberangkatan bus. Masalah ini menyebabkan keterlambatan masuk kelas dan timbulnya kebosanan saat menunggu bus datang. Selain itu, terkadang bus tidak berhenti meskipun mahasiswa telah memberi tanda dengan lambaian tangan karena bus sudah penuh atau sedang dalam jadwal istirahat. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi mahasiswa yang telah menunggu hingga setengah hingga satu jam.

Perkembangan era digital saat ini menyebabkan perkembangan teknologi yang membuka peluang besar bagi inovasi dalam berbagai sektor, termasuk transportasi. Penerapan konsep smart transportation atau transportasi pintar ini adalah pengintegrasian antara layanan transportasi publik dengan aplikasi sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keberadaan bus, jadwal keberangkatan, serta estimasi waktu tiba. Melihat tantangan yang ada pada layanan bus Tayo, modernisasi layanan transportasi di Unila melalui pengembangan aplikasi menjadi sebuah solusi yang tepat untuk diimplementasikan.

mahasiswa terkait dengan posisi, jadwal, dan rute bus Tayo. Informasi yang diberikan adalah informasi yang akurat dan diperbarui secara berkala oleh aplikasi sehingga akan memudahkan mahasiswa dalam merencanakan perjalanan mereka. Adanya informasi yang lebih transparan dan mudah diakses, diharapkan masalah keterlambatan dan ketidakpastian jadwal dapat diatasi dengan lebih baik. Selain itu, aplikasi ini juga berguna untuk mengurangi kebingungan karena terdapat sistem di aplikasi yang dapat menentukan rute bus paling efisien. Untuk itu kami membuat essay ini dengan harapan dapat mempermudah mahasiswa Universitas Lampung.

ISI 

Kurang jelasnya jadwal dan info keberangkatan bus tayo dan solusinya Banyaknya faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pelayanan fasilitas Bus Tayo berdampak pada kenyamanan mahasiswa, kami merencanakan pengembangan sistem smart transportation berupa aplikasi khusus untuk Bus Tayo di kampus. Aplikasi ini bernama “Tayo CampusGo” yang merupakan aplikasi transportasi real-time yang dirancang khusus untuk mahasiswa Universitas Lampung. Aplikasi ini memberikan informasi terkini sehingga memudahkan mahasiswa dalam merencanakan perjalanan mereka. Tayo CampusGo memastikan bahwa mahasiswa dapat mengakses layanan transportasi kampus dengan lebih efisien dan tepat waktu.

Aplikasi ini dirancang untuk membantu mahasiswa dan pengemudi bus melalui sejumlah fitur yang berguna. Fitur pertama adalah jadwal operasional bus, termasuk waktu istirahat dan libur, adanya fitur ini akan mempermudah mahasiswa untuk mengetahui jadwal bus dan bisa merencanakan perjalanan sesuai operasional bus. Fitur kedua adalah integrasi GPS yang memungkinkan mahasiswa melacak lokasi bus secara real-time sehingga mahasiswa dapat mengetahui arah dan lokasi bus, serta kapan bus akan tiba di halte terdekat, sehingga mereka tidak perlu menunggu lama atau menunggu di bawah terik matahari. Pendapat menurut (Wijaya dan Sanjaya, 2024) menjelaskan bahwa penggunaan GPS tracking dapat meningkatkan pelayanan transportasi umum. Hasil kuesioner mengungkapkan bahwa 82% pengguna merasa system tracking sangat bermanfaat. Namun, masih ada keluhan terkait waktu tunggu bus, yang membutuhkan ketepatan waktu. Oleh karena itu, pengembangan aplikasi Android yang mengintegrasikan data lokasi bus dan jumlah penumpang memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi bus secara real- time dan membantu mereka merencanakan perjalanan dengan lebih baik

Fitur ketiga adalah notifikasi permintaan penjemputan oleh mahasiswa sehingga mereka dapat meminta bus datang ke lokasi mereka berada. Pengemudi bus juga dapat menolak permintaan jika rute tidak memungkinkan, sehingga operasional tetap efisien. Fitur keempat di aplikasi ini adalah kode warna yang menunjukkan seberapa banyak tempat duduk yang tersedia di bus. Warna merah menunjukkan bahwa bus penuh, sedangkan warna hijau menunjukkan bahwa masih ada tempat kosong. keberadaan aplikasi Bus Tayo ini akan meningkatkan kualitas layanan bus di Unila. Pengemudi akan lebih mudah menemukan penumpang yang akan naik, dan mahasiswa tidak perlu menunggu lama karena mereka dapat mendapatkan informasi dan kepastian yang akurat melalui aplikasi.

PENUTUP 

Modernisasi layanan transportasi di Universitas Lampung dalam era digital yang semakin maju melalui pengembangan aplikasi bus Tayo merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam beraktivitas di kampus. Dengan adanya fitur-fitur canggih yang dirancang untuk memberikan informasi real-time, diharapkan masalah keterlambatan dan ketidakpastian jadwal bus dapat teratasi, serta pengalaman penggunaan transportasi kampus menjadi lebih menyenangkan.

Namun, implementasi dari aplikasi ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Pihak-pihak tersebut harus bisa bekerja sama dan mendukung satu sama lain. Pihak pertama yang harus terlibat secara aktif adalah pihak universitas, terutama dalam hal pendanaan, pengawasan, dan penyediaan infrastruktur teknologi yang baik untuk pengembangan aplikasi. Pihak kedua adalah penyedia layanan transportasi, seperti operator bus kampus, mereka harus bekerja sama untuk memberikan data akurat tentang jadwal, rute, dan posisi bus secara real-time. Pihak ketiga adalah departemen keamanan kampus, mereka berperan penting untuk memastikan keselamatan operasional bus serta membantu koordinasi dalam penyesuaian rute atau jadwal jika diperlukan.. Selain itu, perlu juga diadakan sosialisasi untuk mahasiswa mengenai cara kerja aplikasi, baik melalui daring atau offline, hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan aplikasi dengan benar dan sesuai aturan

Oleh karena itu, inovasi dalam bentuk aplikasi Bus Tayo tidak hanya berpotensi menjadi solusi untuk masalah transportasi di kampus, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas layanan yang ada. Harapan penulis, pengembangan aplikasi ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, sehingga mampu mendukung mobilitas mahasiswa dengan lebih optimal. Selain itu, Aplikasi ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju transformasi digital dalam sistem transportasi kampus, serta memperkenalkan teknologi sebagai bagian dari keseharian mahasiswa sehingga tidak hanya efisiensi yang tercapai, tetapi juga peningkatan pengalaman pengguna yang lebih baik dalam jangka panjang. Oleh karena itu essay ini dibuat guna mempermudah dan memfasilitasi mahasiswa dalam penggunaan tayo dengan mengggunakan aplikasi Tayo CampusGo.

____

Ditulis

  1. Luky Armaya Sitohang/2213031059/Pendidikan Ekonomi/2022
  2. Nurti Laban Ponjot/2213031067/Pendidikan Ekonomi/2022
  3. Nuraini Indrawati/2255041011/Teknik Kimia/2022
  4. Anisa Tri Muria/2311031096/Akuntansi/2023

Rabu, 23 Oktober 2024

SMARTWAY: INOVASI BERKELANJUTAN MEMANFAATKAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN UTAMA PEMBUATAN ASPAL JALANAN

 PENDAHULUAN 

Masalah sampah plastik telah menjadi isu global yang mendesak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik dihasilkan, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir, mencemari lingkungan dan membahayakan ekosistem. Jumlah sampah di Indonesia merupakan masalah serius yang terus berkembang. Pada tahun 2023, total timbunan sampah nasional mencapai 69,9 juta ton, dengan sekitar 33,72% dari jumlah tersebut belum terkelola dengan baik. Dari total produksi sampah ini, sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, yang menyumbang sekitar 48% dari total timbunan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2023).

Dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara, mendorong perlunya inovasi dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang kini sedang mendapat perhatian adalah pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan campuran aspal. Teknologi ini menawarkan cara baru untuk mengatasi dua masalah besar sekaligus, yaitu penumpukan sampah plastik dan kebutuhan material yang lebih kuat dan tahan lama untuk infrastruktur jalan. Melalui proses pencampuran yang tepat, sampah plastik dapat diubah menjadi bahan tambahan untuk memperbaiki kualitas aspal, menghasilkan permukaan jalan yang lebih tahan lama terhadap perubahan cuaca ekstrem dan beban kendaraan.

Penggunaan sampah sebagai material konstruksi tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menawarkan peluang ekonomi baru. Dengan inovasi ini, pemerintah dan industri dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional dan menciptakan solusi berbasis sirkular ekonomi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih dalam bagaimana teknologi pengolahan sampah menjadi aspal dapat diimplementasikan secara efektif, serta dampaknya terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial di Indonesia.

ISI

Sampah di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling kompleks. Komposisi sampah terdiri dari berbagai jenis, termasuk organik, plastik, dan anorganik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton, dengan 17% atau sekitar 11,6 juta ton merupakan sampah plastik (BPS, 2021). Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan, termasuk polusi udara dan pencemaran tanah serta air. Polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan kanker, sedangkan pencemaran tanah dan air dapat mengganggu ekosistem dan menyebabkan kerusakan pada sumber daya air (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2022).

Pengelolaan sampah yang tidak efektif juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit, seperti penyakit kulit dan infeksi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Edukasi masyarakat tentang cara daur ulang dan penggunaan kembali bahan baku dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2023).

Aspal konvensional dibuat menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku utama. Proses pembuatannya melibatkan pengolahan minyak bumi menjadi aspal yang kemudian dicampur dengan agregat batu. Namun, produksi aspal konvensional memiliki dampak negatif yang signifikan, seperti emisi karbon tinggi, polusi udara, dan konsumsi energi yang besar. Emisi karbon yang dihasilkan oleh produksi aspal konvensional berkontribusi pada perubahan iklim global, sedangkan polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan kanker (Dinas Pekerjaan Umum, 2023).

Selain itu, produksi aspal konvensional juga menghabiskan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang terbatas dan dapat habis dalam waktu singkat jika tidak diolah dengan baik dan bijak. Oleh karena itu, diperlukan inovasi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan dari produksi aspal (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2023).

Inovasi aspal dari sampah plastik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah limbah plastik dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan. Teknologi ini melibatkan penggunaan plastik dan limbah lainnya dalam produksi aspal. Misalnya, daur ulang plastik PET (Polyethylene terephthalate) dapat digunakan sebagai campuran penguat aspal beton untuk infrastruktur jalan. Daur ulang plastik PET dapat mengurangi volume limbah plastik yang dibuang ke TPA dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan (Rahmad Pribadi, 2022).

Studi kasus atau penelitian tentang pemanfaatan sampah untuk aspal telah dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, beberapa kota telah mengimplementasikan teknologi aspal berbasis sampah, seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makassar, dan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspal berbasis sampah memiliki kualitas yang setara dengan aspal konvensional dan dapat mengurangi volume limbah plastik yang dibuang ke TPA (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2023). 

Teknologi SmartWay merupakan inovasi yang memanfaatkan plastik dalam produksi aspal. Prosesnya dimulai dengan pengumpulan sampah plastik dari berbagai sumber, yang kemudian diolah menjadi biji plastik bersih siap digunakan. Selanjutnya, biji plastik dicampur dengan agregat batu dan aspal panas, menghasilkan campuran aspal plastik yang siap dihamparkan di lokasi konstruksi. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah plastik, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan (Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, 2023).

Aspal berbasis sampah menawarkan sejumlah kelebihan, seperti mengurangi volume limbah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Selain itu, penggunaan plastik daur ulang sebagai bahan baku berpotensi menghemat biaya produksi, menjadikannya alternatif menarik untuk infrastruktur ramah lingkungan (Edi Rivai, 2023). Namun, tantangan dalam implementasinya mencakup kesulitan teknis dalam pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik yang berkualitas dan biaya awal pengadaan teknologi yang tinggi. Kebijakan pemerintah yang mendukung serta keterlibatan aktif masyarakat dalam daur ulang juga diperlukan agar teknologi ini dapat diterapkan secara efektif.

Dampak penggunaan aspal berbasis sampah sangat positif, terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi tanah dan air. Konsep ini mendukung ekonomi sirkular dengan prinsip penggunaan kembali dan daur ulang bahan baku (Rahmad Pribadi, 2022). Selain itu, dampak sosial dan ekonomi mencakup peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor daur ulang, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Universitas Indonesia, 2023).

Kedepannya, prospek aspal berbasis sampah sangat cerah. Pengembangan teknologi yang lebih efisien diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengolahan sampah plastik dan mengurangi biaya produksi. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan peneliti juga penting untuk memperluas penerapan teknologi ini, sementara eksplorasi penggunaan material sampah lain dapat meningkatkan efektivitas proses daur ulang, mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam infrastruktur berbasis sampah (Kementerian PUPR, 2023; Rahmad Pribadi, 2022).

PENUTUP 

Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan dasar aspal melalui inovasi SmartWay menawarkan solusi berkelanjutan yang signifikan dalam menangani masalah sampah sekaligus memenuhi kebutuhan infrastruktur di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya volume sampah, khususnya sampah plastik, teknologi ini mampu mengurangi penumpukan limbah di TPA serta mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari produksi aspal berbasis minyak bumi. Selain dari manfaat lingkungan, inovasi ini juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru di sektor daur ulang dan pengolahan limbah, serta mengurangi biaya konstruksi infrastruktur. Untuk memaksimalkan dampak positif dari teknologi ini, dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi dan insentif bagi industri daur ulang menjadi penting, bersama dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah guna mendukung proses daur ulang. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, industri, dan masyarakat, SmartWay dapat berperan penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.


Postingan Populer