Latar Belakang
Kakao adalah salah satu komoditas ekspor dari subsektor perkebunan yang merupakan komoditas unggulan nasional. Kakao juga menempati luas areal keempat terbesar untuk subsektor perkebunan setelah kelapa sawit, kelapa dan karet. Hal ini menunjukkan bahwa kakao merupakan komoditas yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan hasil estimasi, produksi kakao di Indonesia selama 2022-2026 diproyeksikan turun sedikit secara rata-rata sebesar -0,16% per tahun. Produksi kakao tahun 2022 diprediksi mencapai 706 ribu ton, tahun 2023 turun -1,94% menjadi 692 ribu ton. Tahun 2024 produksi kakao naik menjadi 703 ribu ton (1,53%), tahun 2025 turun kembali -1,17% menjadi 695 ribu ton dan 2026 naik kembali 701 ribu ton atau 0,92%. Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman perkebunan yang cukup banyak dikembangkan di Indonesia. Indonesia memiliki areal perkebunan yang sangat luas. Luas areal perkebunan kakao di Indonesia mencapai 959.000 ha (Rohmah, 2022).
Produksi kakao di Indonesia dalam dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2009 meningkat yaitu 67,602 ton dan pada tahun 2010 terjadi kenaikan menjadi 70,919 ton. Sedangkan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia adalah Sulawesi Selatan dengan produktifitas 184.000 ton setiap tahunnya, Sulawesi Tengah 137.000 ton, Sulawesi Tenggara 111.000 ton, Sumatera Utara 51.000 ton, Lampung 26.046 ton, Kalimantan Timur 25.000 ton dan daerah lainnya 122.000 ton.Sedangkan di Provinsi Lampung mencapai 22.009 ton. Sedangkan di Provinsi Lampung mencapai 22.009 ton. Kabupaten Tanggamus merupakan Kabupaten penghasil kakao terbanyak pertama, dengan produksi kakao sebanyak 7.180 ton serta menghasilkan limbah kulit kakao sebanyak 4.308 ton. Jumlah kulit buah kakao di Lampung setiap tahunnya sangat melimpah terutama di Kabupaten Tanggamus yang merupakan daerah penghasil kakao terbesar di Provinsi Lampung. Berdasarkan survei di lapangan Dusun Sumber Sari terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sumberjo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Salah satu hasil tani unggulan di Dusun ini adalah buah kakao (Thebroma cacao L.) (Pasaribu, dkk 2016).
Potensi kakao di Desa Sidomulyo cukup melimpah, mengingat tumbuhan kakao selalu berbuah pada setiap musim. Tingginya produksi kakao di Desa Sidomulyo menyebabkan meningkatnya limbah kulit kakao dimana masyarakat hanya mengambil biji dari kulit kakao dan kulitnya di buang. Umumnya masyarakat memelihara hewan ternak sapi, kambing, ayam, dan bebek. Sedangkan yang memelihara entok semakin berkurang, hal ini dikarenakan semakin mahalnya harga pakan seperti dedak dan pellet. Apalagi, entok memiliki nafsu makan yang lebih tinggi dibandingkan ayam dan bebek sehingga membutuhkan banyak makanan. Oleh karena itu, masyarakat perlu alternatif bahan pakan buatan yang lebih murah dan gampang membuatnya (Evizal dan Prasmatiwati, 2023).
Berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya permasalahan limbah kulit kakao yang terbuang dan melihat manfaat dari kulit kakao, maka kami berinisiatif untuk membantu masyarakat untuk mengurangi limbah kulit kakao dengan memanfaatkan dalam olahan pakan ternak sebagai solusi masalah yang diharapkan dapat membantu masyarakat memiliki pakan ternak sendiri serta dapat diperjualbelikan untuk menambah perekonomian yang ada di Desa Sidomulyo.
CaoCy (Cacao Recycle Economic)
CaoCy merupakan sebuah inovasi berbasis ekonomi sirkular yang bertujuan untuk mengolah limbah kakao menjadi pakan ternak yang bernilai ekonomis. Di wilayah Tanggamus, kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang menghasilkan banyak limbah dari proses pengolahannya, seperti kulit buah kakao dan cangkang biji. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah lingkungan dan kehilangan potensi ekonomisnya.
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tersebut melalui proses inovatif yang mengubahnya menjadi pakan ternak berkualitas. Dengan pendekatan ini, CaoCy bertujuan menciptakan solusi yang mendukung sektor peternakan lokal sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah Tanggamus. Selain mengatasi masalah limbah, program ini diharapkan dapat memotong biaya produksi pakan ternak dan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat.
Mekanisme Kerja CaoCy (Cacao Recycle Economic)
Program CaoCy (Cacao Recycle Economic) dimulai dengan pengumpulan limbah kakao dari petani di daerah Tanggamus. Limbah tersebut kemudian diolah melalui proses yang efisien untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas. Pakan yang dihasilkan disalurkan kepada peternak lokal, yang akan meningkatkan produktivitas ternak mereka. Dengan demikian, program ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat
Strategi Implementasi
Pengimplementasian program CaoCy (Cacao Recycle Economic) terdiri dari lima tahap yaitu:
Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan pengumpulan informasi, melakukan observasi dan kerjasama pada pihak-pihak terkait.
Tahap Perancangan
Pada tahap ini program CaoCy (Cacao Recycle Economic) dirancang dan direalisasikan oleh pihak yang terkait.
Tahap Uji Coba
Uji coba ini bertujuan untuk memastikan bahwa program CaoCy (Cacao Recycle Economic) diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan limbah kakao dan pengembangan ekonomi lokal.
Tahap Sosialisasi
Sosialisasi untuk menginformasikan masyarakat tentang tujuan, manfaat, dan cara berpartisipasi dalam program ini melalui media sosial.
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap monitoring dan evaluasi bertujuan meninjau kembali kendala yang terjadi selama pelaksanaan program CaoCy (Cacao Recycle Economic).
Pihak yang Terlibat dalam Pengimplentasian Gagasan
Pemerintah Daerah
Memberikan dukungan kebijakan, regulasi, dan pendanaan untuk membantu pelaksanaan program CaoCy (Cacao Recycle Economic).
Koperasi Pertanian dan Peternakan
Menjadi jembatan antara petani kakao, peternak, dan tim pengelola program, selain itu mengelola pengumpulan limbah, distribusi pakan, serta melakukan pelatihan bagi anggota koperasi.
Tim Pelaksana Program
Menjadi penanggung jawab untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program secara keseluruhan.
Pihak Perguruan Tinggi
Menyelenggarakan program pelatihan untuk petani dan peternak mengenai teknik pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan pakan ternak serta menyiapkan mentor.
Media
Membantu untuk menyebarluaskan program CaoCy (Cacao Recycle Economic).
Kesimpulan
Program CaoCy (Cacao Recycle Economic) merupakan program berbasis ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular berfokus pada pengelolaan sumber daya yang efisien dan berkelanjutan, dengan cara mengurangi limbah, memanfaatkan kembali bahan yang ada, dan menciptakan nilai tambah dari limbah. Program ini tidak hanya mengubah limbah kakao menjadi pakan ternak berkualitas, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dengan meningkatkan pendapatan petani dan peternak, manfaat sosial melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi limbah dan mempromosikan praktik pengelolaan sumber daya yang efisien.
Saran
Perlu diadakan penyuluhan berkala untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat limbah kakao dan praktik pengelolaan berkelanjutan. Selain itu, sediakan insentif untuk petani dan peternak, platform berbagi pengalaman, serta lakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak pakan limbah kakao terhadap kesehatan ternak untuk memastikan kualitas dan manfaatnya.
____
Ditulis Oleh:
- Resti Amalia
- Bunga Valentine Gea
- Gisella Oktavia