Kamis, 05 Desember 2024

Menciptakan Lingkungan Restoratif: Peran Kearifan Lokal Nengah Nyappur dalam Pencegahan Kasus Kriminalitas Anak di Kota Bandar Lampung

BAB 1. PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Kasus kriminalitas yang melibatkan anak dibawah umur mengalami peningkatan, seperti kasus yang terjadi baru-baru ini di Kota Bandar Lampung, terdapat seorang anak berinisial “L” yang berusia 12 tahun melakukan pencurian bersama teman sebayanya dan menggunakan uang hasil curian tersebut untuk membeli minuman keras dan judi online. Salah satu peristiwa ini merupakan suatu permasalahan yang serius dan berdamapak luas bagi masyarakat. Permasalahan ini harus ditindaklanjuti dengan tegas, dikarenakan dapat mengancam generasi bangsa dan negara di masa yang akan datang. Menurut Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Lampung mencatat bahwasanya terdapat 53 anak yang menjadi pelaku tindak kriminalitas sejak awal tahun 2022. Sedangkan Menurut data BPS Kota Bandar Lampung ditahun 2021 terdapat 63 kasus perkara pidana anak, kemudian pada tahun 2022 meningkat menjadi 74 kasus. Sejumlah kasus kriminalitas yang dilakukan oleh anak di bawah umur meliputi pencurian, penganiayaan, asusila, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kasus kriminalitas anak meningkat dalam setiap tahunnya. Terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi anak di bawah umur untuk melakukan tindak kejahatan: 1) Faktor internal berasal dari dalam diri anak, seperti kondisi psikologi, kesalahan didikan dari orang tua. 2) Faktor eksternal, berasal dari luar anak misalnya lingkungan sekolah, pergaulan, media masa, dan lain sebagainya (Emi & Hariawan, 2019). 

Perilaku menyimpang yang ditunjukan oleh anak-anak saat berinteraksi di masyarakat sangat berdampak pada kualitas generasi penerus bangsa. Perilaku menyimpang ini disebut dengan kenakalan yang didorong oleh keinginan atau motivasi anak yang muncul secara tidak sadar untuk melakukan tindakan tertentu. Oleh karena itu, setiap anak sebagai individu pasti memiliki perasaan dan emosi yang kuat dalam dirinya. Ini sudah ada sejak anak belajar tentang kondisi internal dan eksternal yang melingkupi anak tersebut (self circumstances) (Prasetyo, 2020).

Terdapat berbagai cara yang digunakan dalam mencegah dan menanggulangi kasus kriminalitas anak di bawah umur, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu dengan cara menanamkan pendidikan karakter yang termuat dalam pelajaran umum dan lokal (Suryadin, 2020). Sedangkan untuk anak yang sudah melakukan tindak kriminal akan dikirim oleh lembaga pengadilan ke lembaga permasyarakatan berupa sel tahanan anak (LAPAS Anak) sampai anak tersebut berusia 18 tahun (Afifah, 2014). Saat anak mencapai batas usia 18 tahun akan diserahkan kembali kepada pihak keluarga untuk tetap berada di bawah pengawasan oang tua. Namun ketika selesai masanya di LAPAS, anak tersebut dapat mengalami gangguan psikologi dan mental. Jadi upaya tersebut belum mampu dalam mencegah kasus kriminalitas anak. Dan untuk mengatasi permasalahan ini terdapat nilai kearifan lokal Lampung yang dapat di jadikan upaya dalam mencegah kriminalitas anak yaitu Nengah Nyappur.

Nengah Nyappur merupakan keharusan untuk bergaul, bermusyawarah dan mengemukakan pendapat untuk mencapai mufakat dalam mengatasi permasalahan di masyarakat (Erni, 2022). Nilai yang terkandung di dalam Nengah Nyappur ini dapat membantu dan memperkuat upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya dengan tinjauan yang lebih mendalam untuk menciptakan lingkungan restoratif. Peran lingkungan restoratif dapat memulihkan sumber daya pada individu, baik secara psikologis, biologis, maupun sosial dalam pencegahan kasus kriminalitas anak (Wahyudhi, 2015).

Nilai-nilai moral yang terkandung di dalam kearifan lokal Nengah Nyappur di yakini dapat mencegah dan mengatasi kasus kriminalitas anak dengan memberikan pemahaman yang mendalam, sehingga terciptanya suatu lingkungan yang aman. Maka dari itu Tim PKM-RSH kami menginisiasikan sebuah program untuk mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut dengan “Menciptakan Lingkungan Restoratif: Peran Kearifan Lokal Nengah Nyappur dalam Pencegahan Kasus Kriminalitas Anak di Kota Bandar Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas yaitu bagaimana cara mencegah kasus kriminalitas anak dengan menggunakan nilai moral Nengah Nyappur dalam menciptakan lingkungan restoratif di Kota Bandar Lampung

1.3 Tujuan Riset 

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai eksistensi kearifan lokal Nengah Nyappur yang dapat berperan dalam menciptakan lingkungan restoratif untuk upaya dalam mencegah kasus kriminalitas anak di Kota Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Riset 

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 

  1. Manfaat Teoritis: sebagai ilmu pengetahuan dan referensi yang membantu peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait dengan pemanfaatan kearifan lokal Nengah Nyappur dalam mencegah kasus kriminalitas anak di Kota Bandar Lampung 
  2. Manfaat Praktis: menambah wawasan serta menambah ilmu pengetahuan terkait dengan kearifan lokal Nengah Nyappur dalam mencegah kasus kriminalitas anak supaya terbentuk suatu lingkungan restoratif. Selain itu, untuk membantu 3 membangun kesadaran terhadap pentingnya penerapan dan penggunaan kebudayaan yang kian menurun.

1.5 Keutamaan Riset

Nilai moral kearifan lokal Nengah Nyappur dapat dimanfaatkan sebagai upayadalam mencegah kasus kriminalitas anak, dengan harapan dapat terciptanya lingkungan restoratif dan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

1.6 Temuan yang Ditargetkan 

Temuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah pemahaman mendalam mengenai bagaimana nilai moral yang terkandung dalam Nengah Nyappur dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan kasus kriminalitas anak, dan menganalisis nilai moral Nengah Nyappur untuk digunakan dalam membuat rencana pencegahan yang efektif. Selain itu, guna menghasilkan informasi tentang bagaimana masyarakat dapat mendukung konsep lingkungan restoratif yang berbasis kearifan lokal untuk mencegah kasus kriminalitas anak di Kota Bandar Lampung.

1.7 Kontribusi Riset Terhadap Ilmu Pengetahuan 

Adapun kontribusi pada penelitian ini adalah: 

  1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam pencegahan kasus kriminalitas anak melalui kearifan lokal Nengah Nyappur agar terciptanya lingkungan restoratif di Kota Bandar Lampung 
  2. Memberikan informasi dan pemahaman mendalam bagi anak di bawah umur mengenai bahaya, jika terlibat dalam kasus kriminalitas dan mampu dalam mencegah perilaku tersebut.
1.8 Luaran 
  1. Laporan kemajuan penelitian 
  2. Laporan akhir penelitian 
  3. Publikasi di jurnal JSHP (Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan) terakreditasi SINTA 4. 
  4. Publikasi media sosial melalui Instagram, You Tube, Twiter, Tik Tok dan Facebook
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 

2.1 KAJIAN TEORI 
2.1.1 Kriminalitas Anak 
Kriminalitas merupakan suatu perbuatan atau perilaku yang melanggar hukum dan dapat merugikan masyarakat dari berbagai kota yang ada di Indonesia, termasuk di Kota Bandar Lampung yang mengalami tingkat kriminalitas cukup tinggi. Kriminalitas yang dilakukan oleh anak dibawah umur merupakan suatu ancaman yang serius dikarenakan dapat membahayakan stabilitas sosial dalam kehidupan anak-anak secara keseluruhan. Anak-anak yang terlibat dalam kejahatan, baik sebagai pelaku maupun korban, rentan terhadap efek jangka panjang seperti gangguan psikologis, kesulitan terhadap rehabilitasi, dan kurangnya peluang untuk masa depan yang produktif. Keterlibatan anak dalam kriminalitas juga dapat menjadi awal dari lingkaran kriminalitas yang berkelanjutan di usia dewasa. Terdapat berbagai jenis tindakan kriminalitas anak di bawah umur yaitu seperti pengedaran narkoba, pencurian, penganiayaan hingga pembunuhan  (Rosyid dkk., 2019).

Di Kota Bandar Lampung, banyak terjadi kasus kriminalitas anak yang tidak sesuai dengan perilaku yang seharusnya dilakukan pada anak seusianya. Hal tersebut berdampak bagi generasi mendatang jikalau tidak ada tindakan dan kesadaran dari masyarakat sendiri. Berdasarkan persoalan tersebut nilai moral Nengah Nyappur mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan kasus kriminalitas anak dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang restoratif (Robiansyah, 2019).

2.1.2 Nengah Nyappur 
Masyarakat Lampung mempunyai falsafah hidup yang sampai saat ini tetap dijalankan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, yaitu “Nengah Nyappur”. Nengah Nyappur menunjukan rasa sosial yang tinggi dari masyarakat Lampung, yang selalu bergaul, bersahabat, dan mengutamakan rasa kekeluargaan kepada semua orang, tidak peduli suku, tingkatan, asal-usul, atau agama mereka (Erni, 2022). Kata ”nengah” berarti selalu bersedia berada di antara orang lain untuk membantu secara sukarela dan secara langsung dalam menyelesaikan masalah yang ada. Sedangkan, “nyappur” berarti membaur di dalam masyarakat guna menyelesaikan masalah (Wibisono dkk., 2021).

Masyarakat Lampung memiliki nilai intelektual dalam bermasyarakat, dimana ilmu pengetahuan yang mempunyai kualitas tinggi dapat memberikan ide-ide dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, hal tersebut menjadikan Nengah Nyappur sebagai landasan dalam interaksi bermasyarakat untuk mewujudkan kehidupan multikultural yang harmonis. Prinsip-prinsip utama Nengah Nyappur harus dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan seharihari. Nengah Nyappur dapat dimaknai sebagai proses interaksi sosial untuk mencapai suatu kebaikan (Masitoh, 2019).

2.1.3 Konsep Lingkungan Restoratif
Lingkungan yang dimaksud disini adalah upaya dalam menciptakan suatu lingkungan yang restoratif, yaitu suatu istilah yang berarti perbaikan. Lingkungan restoratif menekankan pada pemulihan sumber daya dan pengembangan individu, baik secara psikologis, biologis maupun sosial (Setyawan dkk., 2017). Lingkungan restoratif yang menerapkan nilai moral Nengah Nyappur dengan pendekatan berbasis budaya, dapat dijadikan sebagai strategi untuk menciptakan suatu lingkungan masyarakat yang bebas dari adanya tindak perilaku kriminal yang melibatkan anak dibawah umur.

Dengan memadukan konsep lingkungan restoratif dan nilai moral Nengah Nayappur dapat dijadikan upaya dalam mencegah kasus kriminalitas anak serta dapat membentuk suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak kearah yang lebih positif. Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak hanya mencela perilaku negatif saja, tetapi juga berusaha memahami penyebabnya kemudian memberikan solusi yang dapat memperbaiki persoalan yang  ditimbulkan. Dengan melibatkan masyarakat, tokoh adat, dan pemimpin desa, konsep lingkungan restoratif yang dipadukan dengan kearifan lokal Nengah Nyappur ini dapat dijadikan dalam menciptakan suatu lingkungan yang berdaya dan mendukung pertumbuhan positif bagi anak.

BAB 3. METODE PENELITIAN 
3.1 Tempat dan Waktu 
Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2024 selama 4 bulan di Kota Bandar Lampung, sebagai lokasi utama dikarenakan mengalami tingkat kasus kriminalitas anak yang cukup tinggi. Wilayah ini juga memiliki potensi dalam mengintegrasikan konsep nilai kearifan lokal Nengah Nyappur sebagai upaya dalam mencegah dan menanggulangi kasus kriminalitas anak dengan menciptakan lingkungan yang restoratif. 

3.2 Metode Penelitian 
Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Methods) yang berfokus pada pengumpulan, analisis, dan pencampuran data kualitatif dan kuantitatif (Hermawan, 2019). Tahapan penelitian yang dilakukan menggunakan data kualitatif dengan pendekatan deskripsi argumentatif kemudian dilanjutkan dengan metode kuantitatif survei. Metode kualitatif dengan pendekatan deskripsi argumentatif menggabungkan kekuatan analisis kualitatif dengan pendekatan argumentatif dalam penyusunan dan presentasi hasil penelitian. Metode ini menekankan kemampuan untuk merinci hasil penelitian secara sistematis dan persuasif, kemudian hasilnya disertakan dalam narasi yang mendukung kesimpulan (Siregar, 2022). Sementara itu, Metode kuantitatif survei yaitu proses sistematis untuk menginterpretasikan data yang dikumpulkan dari survei yang bertujuan untuk menghasilkan hasil yang terukur, dapat diulang dan objektif (Sare dkk, 2023).

Metode survei yang dilakukan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pelajar hingga orang tua. Kuesioner tersebut mencangkup pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan kriminalitas anak. 

3.3 Teknik Pengumpulan 
Data Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas oleh peneliti, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data: 

3.3.1 Teknik Kepustakaan 
Teknik kepustakaan yaitu teknik mengumpulkan informasi menggunakan berbagai macam bahan kepustakaan, seperti jurnal, buku, majalah dan lain sebagainya (Sari & Asmendri, 2020). Hasil yang diperoleh dari teknik kepustakaan diantaranya; buku “Kajian Pi’il Pesenggiri” yang memuat nilai moral Nengah Nyappur sebagai referensi untuk digunakan dalam mencegah kasus kriminalitas. Serta Jurnal Syahputra “Nilai-nilai Pendidikan Dalam Budaya Nengah Nyappur”. 

3.3.2 Teknik Wawancara 
Menurut Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan lisan antara peneliti dengan responden yang berhadapan langsung untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang sedang di teliti (Setiawan, 2023). Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti akan mengadakan wawancara mendalam dan terstruktur kepada beberapa informan yaitu:  Bapak Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. dan Ibu Dr. Farida Ariyani, M. Pd. Selaku tokoh adat Lampung dan selaku dosen FKIP Universitas Lampung. Serta masyarakat Kota Bandar Lampung untuk mengetahui nilai moral Nengah Nyappur dapat dijadikan dalam mencegah kasus kriminalitas anak 

3.3.3 Teknik Survei 
Teknik survei yaitu menyebarkan pertanyaan atau skala kepada sekelompok orang atau sampel, dengan tujuan untuk memahami sikap, pendapat mereka. Hasil survei memungkinkan peneliti untuk membuat kesimpulan tentang kecenderungan yang ada didalam populasi tersebut (Hasnunidah, 2017). Teknik survei yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan kuesioner melalui Google Formulir kepada masyarakat, dari kalangan pelajar hingga orang tua yang ada di Kota Bandar Lampung. 

3.4 Populasi dan Sampel 
3.4.1 Populasi 
Populasi merupakan suatu wilayah yang generalisasinya terdiri dari objek atau subjek dengan jumlah dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan (Nugroho, 2018). Populasi dari penelitian ini yaitu masyarakat Kota Bandar Lampung dengan maksud memberikan pengertian serta arahan khususnya para orang tua yang mempunyai anak remaja.

3.4.2 Sampel 
Sampel adalah prosedur yang digunakan dalam penelitian untuk memilih sejumlah individu atau populasi yang lebih kecil (Firmansyah, 2022). Dalam penelitian ini sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan karakteristik dan populasi. Sampel penelitian terdiri dari 150 responden yang mencangkup usia 12-50 tahun. 

3.5 Teknik Analisis Data 
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 
  • Kualitatif Argumentasi Deskriptif: Analisis tematik yang dikombinasikan dengan triangulasi data, memungkinkan data dari berbagai sumber seperti observasi, wawancara, atau dokumen kemudian dikelompokan menjadi tema utama. Triangulasi data adalah proses yang melibatkan penggunaan berbagai metode, sumber atau teori untuk memvalidasi hasil analis (Rukajat, 2018). Dengan kombinasi analisis tematik dan triangulasi data peneliti dapat menggabungkan dari berbagai jenis data untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, dan terverifikasi tentang topik atau fenomena yang diteliti. Metode ini memungkinkan peneliti untuk merangkai kembali potonganpotongan informasi yang berasal dari berbagai sumber. 
  • Kuantitatif: Survei dengan penggunaan persentase yaitu analisis data yang digunakan untuk mengukur persentase tanggapan terhadap pertanyaan atau persoalan tertentu (Hermawan, 2019). Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari berbagai responden yang terkait dalam upaya pencegahan kasus kriminalitas anak. Setelah data survei terkumpul, dilakukan analisis presentase guna mendapatkan gambaran yang jelas dan dapat diukur dengan langkahlangkah sebagai berikut: 
  1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek 
  2. Merekap nilai 
  3. Menghitung rata-rata 
  4. Menghitung persentasi dengan rumus
  5. Menentukan tingkat kriteria 
  6. Menentukan angka presentase terendah: Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya sekor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Untuk menentukan jenis deskriptif presentase yang diperoleh masingmasing indikator dalam variabel, dan penghitungan deskriptif presentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat
Ditulis Oleh:
- Deviana (2213033090)



Kamis, 24 Oktober 2024

DARI HALTE KE SMARTPHONE: MODERNISASI TRANSPORTASI KAMPUS UNILA DENGAN TAYO CAMPUSGO

PENDAHULUAN 

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam mendukung mobilitas manusia. Mobilitas tersebut bisa melalui jalan kaki, sepeda, sepeda motor, mobil, maupun bus. Bus menjadi salah satu transportasi umum yang banyak digunakan karena kapasitasnya yang besar dalam mengangkut penumpang. Bus merupakan salah satu transportasi umum yang banyak digunakan. Bus sering ditemukan di kota-kota besar di Indonesia sebagai angkutan umum untuk berpergian. Bus dapat digunakan untuk menimalisir kemacetan karena bus dapat mengangkut banyak penumpang dalam satu kali jalan (Dharmawan, Mutiara, & Meisaroh, 2023). Namun, peran bus tidak hanya terbatas pada transportasi umum saja, bus juga dapat ditemukan di lingkungan kampus sebagai alat transportasi untuk mobilitas bagi mahasiswa, dosen, dan staf. Salah satu kampus yang menyediakan fasilitas bus kampus adalah Universitas Lampung (Unila).

Universitas Lampung memiliki luas lahan mencapai 66 hektar dengan 8 fakultas yang tersebar di berbagai gedung. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk berpindah dari satu fakultas ke fakultas lainnya. Unila menyediakan layanan bus kampus yang merupakan aplikasi "Bus Tayo" untuk membantu mahasiswa mengakses berbagai fasilitas kampus. Saat ini, ada empat bus Tayo yang beroperasi secara rutin di halte-halte yang tersebar di area kampus.

Bus Tayo diharapkan bisa membantu mengatasi kebutuhan transportasi di kampus. Namun, mahasiswa masih menghadapi masalah dengan bus tayo ini, ketidakpastian dan keterlambatan jadwal bus merupakan masalah utamanya. Mahasiswa seringkali mengalami kesulitan karena tidak ada informasi pasti mengenai jadwal keberangkatan bus. Masalah ini menyebabkan keterlambatan masuk kelas dan timbulnya kebosanan saat menunggu bus datang. Selain itu, terkadang bus tidak berhenti meskipun mahasiswa telah memberi tanda dengan lambaian tangan karena bus sudah penuh atau sedang dalam jadwal istirahat. Hal ini menimbulkan kekecewaan bagi mahasiswa yang telah menunggu hingga setengah hingga satu jam.

Perkembangan era digital saat ini menyebabkan perkembangan teknologi yang membuka peluang besar bagi inovasi dalam berbagai sektor, termasuk transportasi. Penerapan konsep smart transportation atau transportasi pintar ini adalah pengintegrasian antara layanan transportasi publik dengan aplikasi sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keberadaan bus, jadwal keberangkatan, serta estimasi waktu tiba. Melihat tantangan yang ada pada layanan bus Tayo, modernisasi layanan transportasi di Unila melalui pengembangan aplikasi menjadi sebuah solusi yang tepat untuk diimplementasikan.

mahasiswa terkait dengan posisi, jadwal, dan rute bus Tayo. Informasi yang diberikan adalah informasi yang akurat dan diperbarui secara berkala oleh aplikasi sehingga akan memudahkan mahasiswa dalam merencanakan perjalanan mereka. Adanya informasi yang lebih transparan dan mudah diakses, diharapkan masalah keterlambatan dan ketidakpastian jadwal dapat diatasi dengan lebih baik. Selain itu, aplikasi ini juga berguna untuk mengurangi kebingungan karena terdapat sistem di aplikasi yang dapat menentukan rute bus paling efisien. Untuk itu kami membuat essay ini dengan harapan dapat mempermudah mahasiswa Universitas Lampung.

ISI 

Kurang jelasnya jadwal dan info keberangkatan bus tayo dan solusinya Banyaknya faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pelayanan fasilitas Bus Tayo berdampak pada kenyamanan mahasiswa, kami merencanakan pengembangan sistem smart transportation berupa aplikasi khusus untuk Bus Tayo di kampus. Aplikasi ini bernama “Tayo CampusGo” yang merupakan aplikasi transportasi real-time yang dirancang khusus untuk mahasiswa Universitas Lampung. Aplikasi ini memberikan informasi terkini sehingga memudahkan mahasiswa dalam merencanakan perjalanan mereka. Tayo CampusGo memastikan bahwa mahasiswa dapat mengakses layanan transportasi kampus dengan lebih efisien dan tepat waktu.

Aplikasi ini dirancang untuk membantu mahasiswa dan pengemudi bus melalui sejumlah fitur yang berguna. Fitur pertama adalah jadwal operasional bus, termasuk waktu istirahat dan libur, adanya fitur ini akan mempermudah mahasiswa untuk mengetahui jadwal bus dan bisa merencanakan perjalanan sesuai operasional bus. Fitur kedua adalah integrasi GPS yang memungkinkan mahasiswa melacak lokasi bus secara real-time sehingga mahasiswa dapat mengetahui arah dan lokasi bus, serta kapan bus akan tiba di halte terdekat, sehingga mereka tidak perlu menunggu lama atau menunggu di bawah terik matahari. Pendapat menurut (Wijaya dan Sanjaya, 2024) menjelaskan bahwa penggunaan GPS tracking dapat meningkatkan pelayanan transportasi umum. Hasil kuesioner mengungkapkan bahwa 82% pengguna merasa system tracking sangat bermanfaat. Namun, masih ada keluhan terkait waktu tunggu bus, yang membutuhkan ketepatan waktu. Oleh karena itu, pengembangan aplikasi Android yang mengintegrasikan data lokasi bus dan jumlah penumpang memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi bus secara real- time dan membantu mereka merencanakan perjalanan dengan lebih baik

Fitur ketiga adalah notifikasi permintaan penjemputan oleh mahasiswa sehingga mereka dapat meminta bus datang ke lokasi mereka berada. Pengemudi bus juga dapat menolak permintaan jika rute tidak memungkinkan, sehingga operasional tetap efisien. Fitur keempat di aplikasi ini adalah kode warna yang menunjukkan seberapa banyak tempat duduk yang tersedia di bus. Warna merah menunjukkan bahwa bus penuh, sedangkan warna hijau menunjukkan bahwa masih ada tempat kosong. keberadaan aplikasi Bus Tayo ini akan meningkatkan kualitas layanan bus di Unila. Pengemudi akan lebih mudah menemukan penumpang yang akan naik, dan mahasiswa tidak perlu menunggu lama karena mereka dapat mendapatkan informasi dan kepastian yang akurat melalui aplikasi.

PENUTUP 

Modernisasi layanan transportasi di Universitas Lampung dalam era digital yang semakin maju melalui pengembangan aplikasi bus Tayo merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam beraktivitas di kampus. Dengan adanya fitur-fitur canggih yang dirancang untuk memberikan informasi real-time, diharapkan masalah keterlambatan dan ketidakpastian jadwal bus dapat teratasi, serta pengalaman penggunaan transportasi kampus menjadi lebih menyenangkan.

Namun, implementasi dari aplikasi ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Pihak-pihak tersebut harus bisa bekerja sama dan mendukung satu sama lain. Pihak pertama yang harus terlibat secara aktif adalah pihak universitas, terutama dalam hal pendanaan, pengawasan, dan penyediaan infrastruktur teknologi yang baik untuk pengembangan aplikasi. Pihak kedua adalah penyedia layanan transportasi, seperti operator bus kampus, mereka harus bekerja sama untuk memberikan data akurat tentang jadwal, rute, dan posisi bus secara real-time. Pihak ketiga adalah departemen keamanan kampus, mereka berperan penting untuk memastikan keselamatan operasional bus serta membantu koordinasi dalam penyesuaian rute atau jadwal jika diperlukan.. Selain itu, perlu juga diadakan sosialisasi untuk mahasiswa mengenai cara kerja aplikasi, baik melalui daring atau offline, hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan aplikasi dengan benar dan sesuai aturan

Oleh karena itu, inovasi dalam bentuk aplikasi Bus Tayo tidak hanya berpotensi menjadi solusi untuk masalah transportasi di kampus, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas layanan yang ada. Harapan penulis, pengembangan aplikasi ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, sehingga mampu mendukung mobilitas mahasiswa dengan lebih optimal. Selain itu, Aplikasi ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju transformasi digital dalam sistem transportasi kampus, serta memperkenalkan teknologi sebagai bagian dari keseharian mahasiswa sehingga tidak hanya efisiensi yang tercapai, tetapi juga peningkatan pengalaman pengguna yang lebih baik dalam jangka panjang. Oleh karena itu essay ini dibuat guna mempermudah dan memfasilitasi mahasiswa dalam penggunaan tayo dengan mengggunakan aplikasi Tayo CampusGo.

____

Ditulis

  1. Luky Armaya Sitohang/2213031059/Pendidikan Ekonomi/2022
  2. Nurti Laban Ponjot/2213031067/Pendidikan Ekonomi/2022
  3. Nuraini Indrawati/2255041011/Teknik Kimia/2022
  4. Anisa Tri Muria/2311031096/Akuntansi/2023

Rabu, 23 Oktober 2024

SMARTWAY: INOVASI BERKELANJUTAN MEMANFAATKAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN UTAMA PEMBUATAN ASPAL JALANAN

 PENDAHULUAN 

Masalah sampah plastik telah menjadi isu global yang mendesak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik dihasilkan, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir, mencemari lingkungan dan membahayakan ekosistem. Jumlah sampah di Indonesia merupakan masalah serius yang terus berkembang. Pada tahun 2023, total timbunan sampah nasional mencapai 69,9 juta ton, dengan sekitar 33,72% dari jumlah tersebut belum terkelola dengan baik. Dari total produksi sampah ini, sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, yang menyumbang sekitar 48% dari total timbunan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2023).

Dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara, mendorong perlunya inovasi dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang kini sedang mendapat perhatian adalah pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan campuran aspal. Teknologi ini menawarkan cara baru untuk mengatasi dua masalah besar sekaligus, yaitu penumpukan sampah plastik dan kebutuhan material yang lebih kuat dan tahan lama untuk infrastruktur jalan. Melalui proses pencampuran yang tepat, sampah plastik dapat diubah menjadi bahan tambahan untuk memperbaiki kualitas aspal, menghasilkan permukaan jalan yang lebih tahan lama terhadap perubahan cuaca ekstrem dan beban kendaraan.

Penggunaan sampah sebagai material konstruksi tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menawarkan peluang ekonomi baru. Dengan inovasi ini, pemerintah dan industri dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional dan menciptakan solusi berbasis sirkular ekonomi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih dalam bagaimana teknologi pengolahan sampah menjadi aspal dapat diimplementasikan secara efektif, serta dampaknya terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial di Indonesia.

ISI

Sampah di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling kompleks. Komposisi sampah terdiri dari berbagai jenis, termasuk organik, plastik, dan anorganik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton, dengan 17% atau sekitar 11,6 juta ton merupakan sampah plastik (BPS, 2021). Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan, termasuk polusi udara dan pencemaran tanah serta air. Polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan kanker, sedangkan pencemaran tanah dan air dapat mengganggu ekosistem dan menyebabkan kerusakan pada sumber daya air (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2022).

Pengelolaan sampah yang tidak efektif juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit, seperti penyakit kulit dan infeksi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Edukasi masyarakat tentang cara daur ulang dan penggunaan kembali bahan baku dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2023).

Aspal konvensional dibuat menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku utama. Proses pembuatannya melibatkan pengolahan minyak bumi menjadi aspal yang kemudian dicampur dengan agregat batu. Namun, produksi aspal konvensional memiliki dampak negatif yang signifikan, seperti emisi karbon tinggi, polusi udara, dan konsumsi energi yang besar. Emisi karbon yang dihasilkan oleh produksi aspal konvensional berkontribusi pada perubahan iklim global, sedangkan polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan kanker (Dinas Pekerjaan Umum, 2023).

Selain itu, produksi aspal konvensional juga menghabiskan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang terbatas dan dapat habis dalam waktu singkat jika tidak diolah dengan baik dan bijak. Oleh karena itu, diperlukan inovasi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan dari produksi aspal (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2023).

Inovasi aspal dari sampah plastik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah limbah plastik dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan. Teknologi ini melibatkan penggunaan plastik dan limbah lainnya dalam produksi aspal. Misalnya, daur ulang plastik PET (Polyethylene terephthalate) dapat digunakan sebagai campuran penguat aspal beton untuk infrastruktur jalan. Daur ulang plastik PET dapat mengurangi volume limbah plastik yang dibuang ke TPA dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan (Rahmad Pribadi, 2022).

Studi kasus atau penelitian tentang pemanfaatan sampah untuk aspal telah dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, beberapa kota telah mengimplementasikan teknologi aspal berbasis sampah, seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makassar, dan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspal berbasis sampah memiliki kualitas yang setara dengan aspal konvensional dan dapat mengurangi volume limbah plastik yang dibuang ke TPA (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2023). 

Teknologi SmartWay merupakan inovasi yang memanfaatkan plastik dalam produksi aspal. Prosesnya dimulai dengan pengumpulan sampah plastik dari berbagai sumber, yang kemudian diolah menjadi biji plastik bersih siap digunakan. Selanjutnya, biji plastik dicampur dengan agregat batu dan aspal panas, menghasilkan campuran aspal plastik yang siap dihamparkan di lokasi konstruksi. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah plastik, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan (Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, 2023).

Aspal berbasis sampah menawarkan sejumlah kelebihan, seperti mengurangi volume limbah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Selain itu, penggunaan plastik daur ulang sebagai bahan baku berpotensi menghemat biaya produksi, menjadikannya alternatif menarik untuk infrastruktur ramah lingkungan (Edi Rivai, 2023). Namun, tantangan dalam implementasinya mencakup kesulitan teknis dalam pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik yang berkualitas dan biaya awal pengadaan teknologi yang tinggi. Kebijakan pemerintah yang mendukung serta keterlibatan aktif masyarakat dalam daur ulang juga diperlukan agar teknologi ini dapat diterapkan secara efektif.

Dampak penggunaan aspal berbasis sampah sangat positif, terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi tanah dan air. Konsep ini mendukung ekonomi sirkular dengan prinsip penggunaan kembali dan daur ulang bahan baku (Rahmad Pribadi, 2022). Selain itu, dampak sosial dan ekonomi mencakup peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor daur ulang, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Universitas Indonesia, 2023).

Kedepannya, prospek aspal berbasis sampah sangat cerah. Pengembangan teknologi yang lebih efisien diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengolahan sampah plastik dan mengurangi biaya produksi. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan peneliti juga penting untuk memperluas penerapan teknologi ini, sementara eksplorasi penggunaan material sampah lain dapat meningkatkan efektivitas proses daur ulang, mendukung keberlanjutan dan inovasi dalam infrastruktur berbasis sampah (Kementerian PUPR, 2023; Rahmad Pribadi, 2022).

PENUTUP 

Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan dasar aspal melalui inovasi SmartWay menawarkan solusi berkelanjutan yang signifikan dalam menangani masalah sampah sekaligus memenuhi kebutuhan infrastruktur di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya volume sampah, khususnya sampah plastik, teknologi ini mampu mengurangi penumpukan limbah di TPA serta mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari produksi aspal berbasis minyak bumi. Selain dari manfaat lingkungan, inovasi ini juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru di sektor daur ulang dan pengolahan limbah, serta mengurangi biaya konstruksi infrastruktur. Untuk memaksimalkan dampak positif dari teknologi ini, dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi dan insentif bagi industri daur ulang menjadi penting, bersama dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah guna mendukung proses daur ulang. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, industri, dan masyarakat, SmartWay dapat berperan penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.


CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl): MINUMAN HERBAL UNTUK MENGATASI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

PENDAHULUAN 

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki nilai manfaat tinggi. Tanaman ini tersebar di berbagai wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Thailand. Buah cabe jawa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan obat tradisional jenis fitofarmaka. Pengobatan tradisional yang menggunakan cabe jawa diketahui memiliki efek farmakologis yang bermanfaat bagi manusia. Permintaan global terhadap cabe Jawa mencapai 6 juta unit per tahun. Pada industri obat tradisional Indonesia, cabe Jawa menjadi salah satu bahan baku yang paling penting, menyumbang sekitar 9,5% dari total simplisia. Buah cabe Jawa berbentuk bulat dengan variasi warna mulai dari hijau, hijau gelap, hingga cokelat. Ukuran buah ini bervariasi, dengan panjang antara 2,20 hingga 8,24 cm. Buah terpendek yang tercatat berasal dari Sangeh, Bali, sementara buah terpanjang ditemukan di Bluto, Sumenep, dan Madura.

Cabai jawa (Piper retrofractum Vahl) telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat, terutama dalam mendukung kesehatan sistem pernapasan. Sifatnya yang hangat dan pedas dipercaya membantu melonggarkan saluran pernapasan dan meredakan gejala-gejala gangguan pernapasan seperti batuk, asma, serta sesak napas. Kandungan piperin, senyawa aktif utama dalam cabai Jawa, berfungsi sebagai ekspektoran yang membantu mengeluarkan lendir dari paru-paru, sehingga saluran pernapasan menjadi lebih lega. Selain itu, cabai jawa juga memiliki sifat anti- inflamasi yang membantu meredakan peradangan pada saluran pernapasan, yang sering menjadi penyebab batuk dan kesulitan bernapas. Penggunaan cabai jawa secara teratur dalam bentuk ramuan herbal dipercaya dapat memperbaiki kapasitas paru-paru serta meningkatkan sirkulasi oksigen dalam tubuh. Hal ini menjadikan cabai jawa sebagai salah satu pilihan alami dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah pernapasan ringan hingga sedang.

Tidak hanya itu, cabai jawa juga dikenal memiliki efek antimikroba yang dapat melawan infeksi bakteri atau virus penyebab gangguan pernapasan seperti flu atau bronkitis. Penggunaan cabai jawa sebagai obat pernapasan sering dikombinasikan dengan rempah- rempah lain seperti jahe atau kunyit untuk meningkatkan efektivitasnya dalam meredakan gejala dan mempercepat pemulihan. Selain membantu meredakan batuk dan sesak napas, cabai jawa juga dipercaya mampu memperkuat sistem imun, sehingga tubuh lebih tahan terhadap serangan penyakit pernapasan. Ramuan cabai jawa yang dikonsumsi secara rutin tidak hanya mengurangi gejala, tetapi juga membantu menjaga kesehatan saluran pernapasan dalam jangka panjang. Dengan potensi herbal ini, cabai jawa menjadi pilihan alami yang populer di berbagai pengobatan tradisional untuk kesehatan pernapasan.

ISI 

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang mengganggu fungsi pernapasan seseorang. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (saluran pernapasan), dan paru-paru. ISPA dapat mengganggu proses pernapasan, dan jika tidak segera diobati, infeksi ini bisa menyebar ke seluruh sistem pernapasan, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Ramuan dari cabe jawa sangat efektif untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan karna cabe jawa mengandung senyawa kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti stomakik, karminatif, ekspektoran, piperin, minyak atsiri, dan antioksida berikut penjelasannya : 

  1. Stomakik : Senyawa ini dapat merangsang produksi enzim pencernaan sehingga meningkatkan nafsu makan, yang sangat berguna dalam mengobati anemia dan membantu meningkatkan nafsu makan, serta berperan dalam mencapai berat badan ideal. 
  2. Karminatif : Senyawa karminatif berfungsi mengurangi perut kembung, meredakan sakit perut, dan dapat mengobati kolik pada bayi maupun orang dewasa.
  3. Ekspektoran : Senyawa ini membantu mengencerkan lendir di tenggorokan dan saluran bronkus, meredakan iritasi yang menyebabkan batuk, serta membantu mengatasi masalah pernapasan seperti asma, sesak napas, batuk, dan pilek. 
  4. Piperin : Merupakan senyawa alkaloid utama dalam cabe jawa yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antimikroba. Piperin mampu membantu mengurangi peradangan di saluran pernapasan dan melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
  5. Minyak Atsiri : Kandungan minyak atsiri dalam cabe jawa memiliki sifat antiseptik dan ekspektoran, yang membantu mengencerkan lendir, mempermudah pengeluaran dahak, dan membuka jalan napas yang tersumbat. 
  6. Antioksidan : Senyawa fenolik dan flavonoid dalam cabe jawa berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif yang sering terjadi saat tubuh melawan infeksi.
Dalam pengobatan tradisional Indonesia cabe jawa sering diolah menjadi ramuan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan akut, ramuan tradisional ini biasanya dicampur dengan bahan-bahan herbal lain seperti jahe dan madu untuk meningkatkan efektivitasnya. Kombinasi cabe jawa dengan bahan-bahan lain bisa memberikan efek sinergis, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mempercepat proses penyembuhan. Cabe jawa juga dikenal mampu memperkuat sistem imun tubuh karena sangat penting dalam melawan ini terutama bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang lemah. Untuk membuat ramuan ini bahan dan juga langkah-langkah yang harus dilakukan sebagi berikut :

  • 5 gram cabe jawa
  • 1 gram biji pala
  • 8 gram jahe
  • 6 gram lempuyang
  • 6 gram kencur segar
  • 5 gram kunyit segar
  • 0,5 gram lada
  • 20 gram gula aren
  • Garam secukupnya.
Langkah-langkah pembuatannya: 
  1. Iris tipis semua bahan tersebut. 
  2. Masukkan bahan-bahan yang sudah diiris ke dalam 150 ml air mendidih. 
  3. Tambahkan cabe jawa dan biji pala.
  4. Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diaduk.
  5. Matikan api, lalu tambahkan gula aren dan garam secukupnya. 
  6. Saring ramuan, dan minum dua kali sehari, pagi dan sore
Cabe jawa tidak hanya berkhasiat dalam bentuk tradisionalnya sebagai tanaman obat tetapi juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk yang lebih efisien dan praktis dalam penggunaannya terutama untuk mengobati Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Pengembangan cabe jawa menjadi produk olahan minuman serbuk bertujuan untuk meningkatkan kemudahan penggunaannya dan kenyamanan bagi konsumen, terutama di dunia modern yang lebih mengutamakan efisiensi berikut cara pembuatan produk cabe jawa menjadi produk minuman serbuk :

  1. Langkah awal adalah menyiapkan bahan baku, yaitu: 100 gram cabe jawa, 300 gram puyang, 150 gram jahe, 100 gram kencur, 250 gram kunyit, 50 gram serai, dan 25 gram alang-alang, kemudian semuanya dicuci hingga bersih. 
  2. Setelah mencuci bahan-bahan, dilanjutkan dengan proses penggilingan untuk bahan seperti puyang, jahe, kencur, dan kunyit. Proses ini dilakukan untuk mempermudah ekstraksi sari yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman serbuk. 
  3. Bahan-bahan yang telah digiling seperti puyang, jahe, kencur, dan kunyit kemudian dicampur dengan 1000 ml air, lalu diperas untuk memperoleh sarinya. Sari yang diperoleh kemudian dibiarkan selama 30 menit agar endapannya mengendap. 
  4. Sementara menunggu sari mengendap, siapkan bahan rebusan, yaitu cabe jamu, serai, alang-alang, kayu manis, dan kapulaga. Bahan-bahan tersebut direbus dengan 1000 ml air hingga air berkurang menjadi setengahnya. 
  5. Setelah sari mengendap selama 30 menit, ambil sarinya dan buang endapannya. Campurkan sari dari bahan giling dan bahan rebusan yang telah disaring ke dalam wadah pengkristalan. Kemudian rebus campuran sari ini sambil menambahkan gula pasir dan gula batu sesuai takaran, aduk hingga mengkristal. 
  6. Pada tahap pembuatan inti minuman serbuk bahan hasil kristalisasi dihaluskan hingga benar-benar halus kemudian dilakukan pengayakan untuk mendapatkan serbuk yang lebih lembut dan terakhir, bahan serbuk yang telah halus ditimbang dan dikemas.
Minuman serbuk dari cabe jawa dapat dikonsumsi kapan saja, baik di pagi, siang, sore, maupun malam hari, dan sebaiknya diminum secara rutin setiap hari selama mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga sembuh. Mengonsumsi ramuan serbuk cabe jawa setiap hari dapat membantu penyembuhan secara cepat karena cabe jawa mengandung banyak senyawa kimia yang penting untuk pengobatan penderita penyakit ISPA. Berikut adalah panduan cara penggunaan minuman serbuk cabe jawa untuk masyarakat yang menderita infeksi saluran pernafasan angkut (ISPA):

  1. Ambil serbuk pada kemasan sesuai dosis yang tertera : Dewasa: 1 sendok teh (sekitar 3-5 gram) serbuk cabe jawa, diminum 2-3 kali sehari. Anak-anak (di atas 12 tahun): 1⁄2 hingga 1 sendok teh serbuk cabe jawa, diminum 1-2 kali sehari
  2. Seduh dengan 150-200 ml air panas dan aduk hingga larut. 
  3. Tunggu sekitar 5-10 menit sampai suhu minuman sedikit menurun dan lebih mudah diminum.
  4. Tambahkan madu atau gula batu jika menginginkan rasa yang lebih manis, tetapi hindari terlalu banyak gula agar manfaat herbalnya tetap optimal.
  5. Minumlah perlahan ketika masih hangat, karena suhu hangat dapat membantu meredakan iritasi tenggorokan dan memperlancar pernapasan.
Cabe jawa untuk infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dikonsumsi dengan dua cara utama secara tradisional dengan menggunakan bahan alami, atau melalui produk jadi seperti minuman serbuk yang lebih praktis. Penggunaan secara tradisional melibatkan pengolahan cabe jawa bersama bahan-bahan herbal lainnya, ramuan ini biasanya dibuat dengan cara direbus atau diseduh, sehingga semua kandungan aktif dari cabe jawa dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meredakan gejala ISPA. Sementara itu, produk jadi berbasis cabe memberikan manfaat cabe jawa dalam bentuk yang lebih praktis dan sesuai untuk orang yang memiliki jadwal sibuk atau tidak ingin repot mengolah bahan alami sendiri karena pemilihan cara konsumsi tergantung pada kebutuhan penggunanya.

KESIMPULAN 
Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang memiliki potensi besar dalam pengobatan tradisional, khususnya untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tanaman ini mengandung berbagai senyawa bermanfaat seperti piperin, minyak atsiri, dan antioksidan, yang membantu melonggarkan saluran pernapasan, mengurangi peradangan, serta melawan infeksi. Selain dikonsumsi secara tradisional cabe jawa juga dapat diolah menjadi produk minuman serbuk yang lebih praktis untuk mendukung kesehatan pernapasan. Produk herbal ini menawarkan solusi alami yang efektif dan efisien dalam meredakan infeksi saluran pernafasan angkut (ISPA) pada seseorang mempunyai penyakit tersebut.

Ruby Coral Bites: Inovasi Biskuit Bayam Merah dan Tepung Tulang Ikan sebagai Sumber Asam Folat dan Kalsium untuk Menurunkan Angka Stunting

 PENDAHULUAN 

Stunting merupakan salah satu masalah gizi utama yang dihadapi oleh banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi balita dengan status pendek dan sangat pendek di Indonesia mencapai 37,2% pada tahun 2013, dan menurun menjadi 30,8% pada tahun 2018. Selain itu, prevalensi stunting pada balita tercatat sebesar 32,8% pada tahun 2013, yang kemudian turun menjadi 29,9% pada tahun 2018 . Penurunan ini menunjukkan adanya upaya yang signifikan, meskipun stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan (Yohanes Nipa et al., 2023).

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi dan kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan. Masalah stunting merupakan isu kesehatan yang mendesak dan membutuhkan perhatian segera, karena dampaknya sangat signifikan terhadap perkembangan sosial- ekonomi dan sumber daya manusia suatu negara. Penduduk disuatu negara yang lahir dalam keadaan sehat, tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mendapatkan pendidikan berkualitas, generasi tersebut akan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa (Ramadhan & Ahmad, 2024). Sayangnya, banyak anak-anak yang kekurangan dua zat gizi ini karena terbatasnya akses terhadap sumber pangan yang kaya nutrisi. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang dapat meningkatkan asupan gizi harian anak-anak dengan cara yang mudah diterima dan terjangkau.

Ruby Coral Bites hadir sebagai solusi inovatif dalam menghadapi tantangan stunting ini. Biskuit ini dibuat dari bahan-bahan alami yang kaya gizi, yaitu bayam merah sebagai sumber asam folat dan tepung tulang ikan sebagai sumber kalsium. Kombinasi kedua bahan ini dirancang untuk memberikan dukungan gizi yang seimbang guna membantu pertumbuhan anak secara optimal. Inovasi produk makanan ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang praktis dan bergizi bagi keluarga untuk membantu menurunkan angka stunting, khususnya di daerah- daerah dengan akses terbatas terhadap makanan bernutrisi tinggi.

ISI

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dampak stunting terbagi menjadi dua kategori, yaitu efek langsung dan jangka panjang. Konsekuensinya meliputi meningkatnya risiko kematian dan penyakit, gangguan perkembangan pada bayi, penurunan kemampuan belajar yang berakibat pada rendahnya IQ, serta prestasi akademis yang menurun. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan kampanye yang masif melalui berbagai platform media, terutama yang ditujukan kepada ibu dan ibu hamil (Ramadhan & Ahmad, 2024).

Menurut Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan gizi adalah jumlah minimum zat gizi yang diperlukan oleh setiap individu. Gizi dan nutrisi pada ibu hamil menjadi aspek penting yang harus diperhatikan selama masa kehamilan. Asupan gizi yang tepat selama kehamilan sangat berperan dalam menjaga kesehatan ibu dan janin Kebutuhan gizi selama kehamilan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita yang tidak hamil (Rosyidah et al., 2024). Selama masa kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi, seperti asam folat yang naik hingga 100%, protein meningkat 68%, kalsium meningkat sekitar 50-60%, dan kebutuhan zat besi melonjak hingga 200-300% (Studi et al., n.d.).

Bayam merah (Amaranthus gangeticus) adalah tanaman yang kaya akan vitamin C, asam folat, dan zat besi, yang sangat bermanfaat untuk mencegah anemia pada wanita hamil dan efektif untuk mendukung pertumbuhan sel dan jaringan tubuh. Peningkatan penyerapan zat besi menjadi sangat penting karena zat ini berperan krusial dalam tubuh, terutama dalam hematopoiesis (proses pembentukan darah). Zat besi diperlukan untuk sintesis hemoglobin, yang bertugas mengangkut oksigen dalam sel darah merah ke seluruh tubuh, sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. Bayam merah juga mengandung antioksidan tinggi, yang bermanfaat dalam melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mengingat kandungan gizinya yang melimpah, bayam merah merupakan bahan pangan lokal yang potensial untuk diolah menjadi produk yang mendukung kebutuhan gizi anak, khususnya bagi anak yang berisiko mengalami stunting (Ekawati et al., 2024).

Tubuh ikan yang dimanfaatkan umumnya hanya dagingnya saja sedangkan tulang sering diabaikan dan menjadi limbah.Tulang ikan mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk kalsium, fosfor, dan protein. Kalsium merupakan mineral yang sangat vital untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak, yang sangat berpengaruh dalam mencegah stunting. Proses pembentukan tulang yang optimal memerlukan kalsium yang cukup, karena mineral ini berkontribusi dalam pembentukan matriks tulang dan pengaturan mineralisasi. Anak-anak yang mengalami kekurangan kalsium berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, termasuk rendahnya tinggi badan. Kalsium juga berperan dalam fungsi otot dan sistem saraf, yang penting untuk aktivitas fisik anak. Memanfaatkan tepung tulang ikan sebagai sumber kalsium dalam makanan, diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi anak dan membantu menurunkan angka stunting secara efektif (Ridhayani et al., 2023).

Proses pembuatan biskuit dimulai dengan menyiapkan bahan baku, termasuk tepung tulang ikan tenggiri. Tulang ikan tenggiri yang telah dibersihkan dipresto selama 2 jam untuk memperlembut, lalu didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan bau amis. Setelah itu, tulang ikan diblender hingga halus dan dioven pada suhu 80°C selama 14 jam hingga kering (Ridhayani et al., 2023). Untuk membuat tepung bayam merah,yang pertama dilakukan adalah mencuci bayam merah segar hingga bersih untuk menghilangkan kotoran. Lalu, bayam direbus sebentar (blanching) selama 1-2 menit dalam air mendidih, kemudian direndam dalam air es untuk menghentikan proses pemasakan. Setelah itu, bayam dikeringkan, bisa menggunakan oven pada suhu 60-70°C selama 2-3 jam atau dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Setelah kering, bayam dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung halus. Tepung ini kemudian disaring dan disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.

Untuk membuat adonan biskuit, tepung terigu dicampur dengan tepung bayam merah dan tepung tulang ikan serta baking sebagai bahan pengembang. Di wadah terpisah, margarin dikocok bersama gula pasir hingga lembut dan berwarna pucat. Setelah itu, satu butir telur ditambahkan ke dalam campuran margarin dan gula, lalu dikocok hingga rata. Bahan kering yang sudah disiapkan kemudian dimasukkan secara bertahap ke dalam adonan margarin, gula, dan telur tersebut, diaduk hingga adonan menjadi lembut dan mudah dibentuk.

Adonan yang telah jadi kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan, biasanya dalam bentuk pipih dan bundar. Biskuit tersebut diletakkan di atas loyang yang sudah diolesi margarin atau dialasi kertas roti, kemudian dipanggang di dalam oven dengan suhu 160°C selama 20-25 menit hingga matang dan berwarna kecokelatan. Setelah dipanggang, biskuit didinginkan terlebih dahulu sebelum disimpan dalam wadah kedap udara untuk menjaga kerenyahannya.

Biskuit yang dihasilkan dari kombinasi bayam merah dan tepung tulang ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Bayam merah memberikan asam folat yang berperan penting dalam proses pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia, sementara tepung tulang ikan menyediakan kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan dan penguatan tulang. Dengan mengonsumsi biskuit ini secara rutin, anak-anak dapat memenuhi sebagian kebutuhan harian mereka akan asam folat dan kalsium, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi risiko stunting. Inovasi pangan ini memberikan solusi yang sederhana namun efektif untuk masalah stunting, terutama di daerah yang akses terhadap sumber makanan bergizi masih terbatas.

Biskuit Ruby Coral Bites menawarkan manfaat nutrisi penting bagi anak-anak, terutama dalam pencegahan stunting yang masih menjadi masalah di Indonesia. Kombinasi bahan utama, yaitu bayam merah dan tepung tulang ikan, menjadikannya sumber kaya zat besi dan kalsium, yang masing-masing dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Bayam merah mengandung zat besi yang tinggi, dengan kadar sekitar 2,8 mg per 100 gram, yang mendukung peningkatan berat dan tinggi badan serta perkembangan otak. Di sisi lain, tepung tulang ikan kaya kalsium, dengan kandungan mencapai 35-40% per 100 gram, yang berperan dalam pembentukan tulang yang kuat dan kesehatan gigi. Biskuit ini juga praktis dan mudah dikonsumsi, sehingga dapat menjadi pilihan snack sehat bagi anak-anak yang aktif. Dengan menawarkan profil gizi seimbang, Ruby Coral Bites berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dan mendukung program pengentasan stunting di Indonesia.

Perbedaan Infrastruktur dan Sumber Daya sebagai Tantangan Penerapan Sistem Pendidikan Finlandia di Indonesia

PENDAHULUAN 

Nelson Mandela (membuat pernyataan yang sangat populer yaitu "Education is the most powerful weapon we can use to change the world and for self-enlightenment" (Ratcliffe, 2017). Di mana makna dari statemen tersebut adalah dengan memperoleh pendidikan, dapat digunakan sebagai senjata yang sangat tepat untuk mengubah keadaan yang ada di dunia. Dengan membekali diri dengan pendidikan, membuat individu dapat selektif dalam menyelsaikan masalah. Selain itu, mempengaruhi pola pikir setiap individu dalam mencari solusi dari setiap masalah. Tujuan pendidikan akan selalu untuk memberdayakan dan memberikan keterampilan dan pengetahuan pada peserta didik. Mengenai pendidikan, negara yang menjadi satu-satunya negara yang dimana siswanya memiliki kemampuan literasi dan tingkat harapan hidup yang tinggi, menurut Programme for International Student Assessment (PISA) adalah negara Finlandia.

Finlandia telah dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan yang unggul, menciptakan lingkungan belajar yang merangsang, inklusif, dan berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, yaitu : character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Melalui pendekatan yang holistik dan kolaboratif, Finlandia berhasil meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperhatikan aspek seperti kurikulum yang relevan, pelatihan guru yang berkualitas, serta dukungan terhadap siswa dengan kebutuhan khusus. Salah satu aspek kunci dari kesuksesan sistem pendidikan Finlandia adalah pendekatan kurikulum yang fleksibel dan berbasis kompetensi. Menurut Kupiainen (2020), kurikulum Finlandia memberikan kebebasan kepada guru untuk merancang pengalaman belajar yang relevan dan menarik bagi siswa, menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan responsif terhadapkebutuhan siswa.

Namun, meskipun praktik-praktik ini terbukti berhasil di Finlandia, tidak selalu mudah untuk mentransfernya ke konteks pendidikan Indonesia. Perbedaan dalam struktur sosial, budaya, infastruktur dan dan sumber daya menimbulkan tantangan tersendiri dalam menerapkan praktik-praktik tersebut secara efektif di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sendiri menghadapi tantangan kompleks yang mencerminkan keragaman geografis, sosial, dan budaya negara (Madekhan, 2021). Meskipun telah ada kemajuan dalam mengurangi buta huruf dan putus sekolah, masih terdapat kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan, pedesaan, dan terpencil (Madekhan, 2021). Sistem pendidikan Indonesia merupakan sistem yang rumit, terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi pada berbagai tingkatan organisasi (Saefuddin, 2018).

Kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara Asia lainnya, dengan daya saing yang rendah (Zubaidi, 2011). Hal ini tercermin dari rendahnya mutu lulusan dan kurangnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat (Musyaddad, 2013). Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan identifikasi ulang terhadap problematika pendidikan Indonesia dan solusinya (Musyaddad, 2013). Namun, sampai saat ini tantangan pembaruan pendidikan setidaknya berada pada 3 aspek besar. Pertama, aspek geografi dimana beragamnya kondisi geografis, dan jarak yang memisahkan antar pulau di Indonesia. Kedua, keragaman sosial dimana meski terjadi penurunan drastis buta huruf dan tingkat putus sekolah selama 50 tahun terakhir, namun masih terdapat disparitas kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan, pedesaan dan daerah terpencil. Ketiga, kultur pengajaran yang lebih berorientasi pada asumsi target pengetahuan yang seharusnya dikuasai peserta didik.

Pada essai ini penulis menganalisis perbedaan infastruktur dan sumber daya antara Finlandia dan Indonesia serta dampaknya pada kegagalan dalam mengadopsi sistem pendidikan Finlandia di Indonesia. Perbedaan infastruktur Pendidikan Finlandia dan Indonesia salah satu faktor utama yang menghambat adalah perbedaan infrastruktur pendidikan yang sangat mencolok. Keterbatasan infrastruktur ini secara langsung mempengaruhi kualitas pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mengakses materi pendidikan yang beragam. Selain infrastruktur, perbedaan sumber daya manusia juga menjadi faktor penting. Finlandia memiliki sistem pendidikan guru yang sangat kuat, dengan seleksi yang ketat dan program pelatihan yang komprehensif. Guru-guru di Finlandia umumnya memiliki kualifikasi akademik yang tinggi dan diberikan kebebasan yang cukup besar dalam merancang pembelajaran.

PEMBAHASAN 

Pembangunan infrastruktur, terutama jalan, memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah (Sagala, 2019; Sari et al., 2022). Keterpaduan infrastruktur antar sektor diperlukan untuk mengurangi disparitas wilayah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Sari et al., 2022). Dalam konteks pendidikan, Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan unggul yang menerapkan prinsip kesetaraan, keadilan, dan keberagaman, serta desentralisasi (Hailitik, 2024). Pembiayaan infrastruktur di daerah dapat bersumber dari berbagai sumber, termasuk Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, pinjaman daerah, kerjasama pemerintah- swasta, dan dana CSR (Buditiawan & Santoso, 2022). Meskipun demikian, rasio kemandirian daerah masih menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap transfer dari pemerintah pusat, dan pengeluaran masih lebih banyak digunakan untuk belanja operasional dibandingkan belanja modal untuk infrastruktur (Buditiawan & Santoso, 2022). Selain itu, pada sumber dayanya, Pemerintah Finlandia memberikan dukungan luar biasa dalam penyediaan fasilitas sekolah, kualifikasi guru, dan pemerataan pendidikan (Elise Muryanti & Yulia Herman, 2021).

Sistem pendidikan Finlandia menerapkan metode problem solving, jam belajar yang lebih sedikit, dan tidak membebani siswa dengan tugas berlebihan (Afrina Andriana. FA & Delfi Eliza, 2021). Finlandia juga menciptakan lingkungan belajar yang merangsang, inklusif, dan berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 (I. W. Aryawan & I. B. Rai, 2024). Indonesia berupaya mengadopsi beberapa praktik pendidikan Finlandia, seperti memberikan kebebasan guru untuk berinovasi dan berkreasi (Elise Muryanti & Yulia Herman, 2021). Namun, penerapan praktik-praktik tersebut di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan sumber daya pendidikan yang kompleks (M. Heryati, 2014). Berdasarkan hasil yang diperoleh Finlandia memiliki dukungan yang luar biasa dari pemerintah berupa adanya penyediaan fasilitas sekolah, kualifikasi guru, kesetaraan dan pemerataan pendidikan dibandingkan Indonesia. Disisi lain Indonesia dan Finlandia memiliki keunikan sistem pendidikan masing-masing dan telah menerapkan sistem pendidikan yang terbaik sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing negara.

Perbedaan kualitas guru ini berdampak pada kemampuan mereka dalam menerapkan kurikulum yang kompleks seperti kurikulum Finlandia. Padahal menurut website Kementerian keuangan pada tahun 2024 pemerintah akan mempersiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun atau 20 persen pada APBN 2024. Anggaran itu terbagi atas alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp237,3 triliun, Transfer ke Daerah Rp346,6 triliun, dan pembiayaan investasi Rp77,0 triliun. Anggaran pendidikan sebesar itu meningkat dibanding anggaran pendidikan tahun 2023 yang mencapai Rp612,2 triliun. Dari anggran yang sudah diberikan Indonesia belum mengatasi masalah infastruktur dan sumber daya guru dalam hal pendidikan.

Namun, studi yang dilakukan World Bank dan PROSPERA menunjukkan beberapa permasalahan yang menjadi muara dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. World Bank menemukan paling tidak ada empat aspek masalah yaitu kewenangan pemerintah pusat dan daerah, kualitas guru yang belum memadai, akuntabilitas yang rendah dan kualitas monitoring evaluasi yang belum optimal. Sedangkan PROSPERA menyoroti kinerja, belanja pemerintah daerah, kualitas guru, dan SMK. Dari studi tersebut, permasalahan yang paling menonjol adalah adanya disparitas kualitas pendidikan antar daerah dan rendahnya kualitas guru.

World Bank menemukan distribusi alokasi per siswa yang tidak merata. Sebagai contoh, provinsi Jawa Barat menerima alokasi sebesar Rp29 triliun atau Rp4,4 juta per siswa, dibandingkan dengan provinsi Papua Barat yang menerima alokasi sebesar Rp3 triliun atau Rp19 juta per siswa. Kondisi lainnya adalah transfer DAK fisik yang tidak sesuai dengan infrastrukur yang dibutuhkan. Hal senada juga menjadi temuan PROSPERA. PROSPERA menemukan bahwa terdapat variasi belanja dan kinerja pendidikan antar daerah, belanja yang belum efisien, kontribusi belanja pendidikan dari PAD yang makin menurun, serta masih perlunya sinergi antara belanja pemerintah pusat dan daerah.

Dari data-data tersebut, dapat dimaknai bahwasanya anggaran selalu tidak tepat sasaran. Banyak yang tidak kesesuain yang telah dikeluarkan sehingga terdapat kesenjangan infasturktur dan sumber daya guru. Selain itu, Ketidaktepatan sasaran anggaran infrastruktur dan sumber daya dalam pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang berkelanjutan, dan menunjukkan bahwa kesenjangan yang signifikan masih ada. Menurut laporan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meskipun anggaran pendidikan Indonesia mencapai lebih dari 20% dari total anggaran negara sesuai amanat UUD 1945, distribusi anggaran tersebut sering kali tidak proporsional. Sebagian besar dana dialokasikan untuk infrastruktur di daerah perkotaan, sementara banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas dasar seperti gedung layak, laboratorium, dan akses internet. Misalnya, lebih dari 60% sekolah di Papua dan Nusa Tenggara Timur dilaporkan tidak memiliki akses listrik yang memadai, menyebabkan kesulitan dalam mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran.

Selain infrastruktur fisik, distribusi anggaran untuk sumber daya manusia juga menunjukkan ketidaktepatan sasaran. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa mayoritas guru di daerah terpencil masih kurang mendapat pelatihan dan kesejahteraan yang memadai. Meskipun pemerintah telah meluncurkan program untuk peningkatan kompetensi guru, seperti Program Guru Penggerak, banyak dari pelatihan ini terpusat di kota-kota besar dan sulit diakses oleh guru di daerah terpencil. Akibatnya, kualitas pengajaran di daerah tertinggal masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di perkotaan. Berdasarkan laporan Bank Dunia, kurang dari 40% guru di daerah-daerah tersebut memiliki akses rutin ke program pelatihan profesional, yang berdampak langsung pada rendahnya kualitas pendidikan di wilayah tersebut.

Faktor lain yang memperparah masalah ini adalah lemahnya pengawasan terhadap penggunaan anggaran di tingkat daerah. Berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada awal tahun 2024, banyak anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur justru tidak tepat sasaran, dengan kasus penyalahgunaan dana yang mencakup pembangunan sekolah-sekolah fiktif atau penggunaan dana untuk proyek non-pendidikan. Hal ini memperburuk kesenjangan akses pendidikan yang berkualitas, di mana hanya 30% sekolah di pedesaan memiliki fasilitas yang layak dibandingkan dengan 80% sekolah di daerah perkotaan. Tanpa perbaikan dalam pengelolaan dan distribusi anggaran, permasalahan infrastruktur dan sumber daya dalam pendidikan akan terus menjadi penghambat kemajuan pendidikan di Indonesia.

Untuk mengatasi ketidaktepatan sasaran anggaran infrastruktur dan sumber daya pendidikan, solusi secara general dimulai dari peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran pendidikan. Pemerintah harus memperkuat sistem pengawasan, baik di tingkat pusat maupun daerah, dengan menerapkan mekanisme audit yang lebih ketat dan melibatkan lembaga independen untuk memantau alokasi dana. Sistem digitalisasi pelaporan anggaran yang lebih transparan juga dapat diterapkan untuk memudahkan pemantauan oleh masyarakat. Dengan ini, penyelewengan anggaran dan penggunaan yang tidak tepat dapat diminimalisir, sehingga dana dapat digunakan sesuai peruntukannya.

Selain itu, pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada peningkatan infrastruktur di daerah-daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah program pembangunan infrastruktur sekolah berbasis kebutuhan, di mana daerah yang paling membutuhkan diberi prioritas utama. Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah di daerah 3T mendapatkan fasilitas dasar seperti listrik, akses internet, dan bangunan layak. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti pembelajaran daring harus diperluas ke wilayah-wilayah ini untuk menjembatani kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Dari segi sumber daya manusia, pemerintah harus fokus pada pemerataan pelatihan guru dan peningkatan kesejahteraan mereka, terutama di daerah-daerah terpencil. Program pelatihan seperti Guru Penggerak perlu disesuaikan agar lebih fleksibel dan dapat diakses oleh guru-guru di wilayah yang sulit dijangkau. Solusi lainnya adalah memperluas insentif bagi guru yang bersedia mengajar di daerah 3T, seperti peningkatan tunjangan atau pengadaan fasilitas perumahan bagi mereka. Program beasiswa pendidikan untuk calon guru dari daerah terpencil juga dapat diperkuat, sehingga mereka dapat kembali dan mengajar di daerah asal mereka dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan lokal.

KESIMPULAN 

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan infrastruktur dan sumber daya manusia antara Finlandia dan Indonesia dalam menerapkan sistem pendidikan Finlandia di Indonesia. Finlandia dikenal dengan sistem pendidikannya yang komprehensif, yang berfokus pada karakter, kewarganegaraan, pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Namun, negara ini menghadapi tantangan dalam menerapkan praktik-praktik ini secara efektif di Indonesia karena masalah sosial-budaya, infrastruktur, dan sumber daya. Studi ini mengidentifikasi tiga faktor utama yang memengaruhi kemajuan sistem pendidikan Finlandia di Indonesia yaitu geografi, kondisi sosial ekonomi, dan sumber daya manusia. Masalah infrastruktur meliputi infrastruktur yang tidak memadai, yang berdampak negatif pada kualitas pendidikan dan kemampuan siswa untuk mengakses materi pendidikan yang diperlukan. Masalah sumber daya manusia meliputi pelatihan guru yang tidak memadai, pelatihan yang tidak memadai, dan infrastruktur yang tidak memadai bagi guru. Studi ini juga memperlihatkan pentingnya infrastruktur dalam pengembangan sistem pendidikan Finlandia di Indonesia. Dari analisis yang telah dilakulan, menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Finlandia perlu ditingkatkan untuk mengatasi tantangan tersebut dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa Indonesia.

Grow Academy: PEMANFAATAN NATURAL LANGUAGE PROCESSING DALAM PENGEMBANGAN PLATFORM PEMBELAJARAN ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN 2030

PENDAHULUAN 

Latar belakang Natural Language Processing (NLP) adalah suatu teknologi yang memungkinkan komputer untuk memahami, menafsirkan, dan memanipulasi bahasa atau perintah manusia. NLP mengintegrasikan berbagai teknologi, seperti computational linguistics, statistik, machine learning, dan deep learning yang memungkinkan komputer untuk memahami bahasa dalam bentuk teks maupun pesan suara. Dalam era digital yang semakin berkembang, NLP semakin populer karena mampu mengolah data teks dan suara dari berbagai sumber komunikasi seperti email, pesan teks, media sosial, video, dan lainnya. Banyak organisasi menggunakan teknologi NLP untuk memproses data secara otomatis, menganalisis sentimen, dan merespons komunikasi manusia. NLP memiliki beragam aplikasi dalam bisnis, seperti pengelolaan data sensitif, interaksi pelanggan melalui chatbot, analitik bisnis, dan banyak lagi. Proses implementasi NLP melibatkan prapemrosesan data, pelatihan model, deployment, dan inferensi (Cambria and White, 2014).

NLP memiliki berbagai tugas, termasuk penandaan bagian ucapan, disambiguasi makna kata, pengenalan suara, terjemahan mesin, pengenalan entitas bernama, dan analisis sentimen. Salah satu implementasi yang dapat digunakan NLP adalah klasifikasi.Klasifikasi dalam pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing, NLP) merujuk pada tugas di mana teks atau data bahasa manusia diberikan kepada sebuahmodel komputer, yang kemudian mengkategorikan atau mengelompokkannya ke dalam kategori atau label yang sesuai. Tugas klasifikasi ini adalah salah satu dari banyak tugas NLP yang umum dilakukan dan sangat penting. Tugas klasifikasi yang dapat dilakukan adalah klasifikasi motivasi. Program pelatihan IT dirancang sebagai suatu lingkungan untuk pelatihan Manfaat NLP dalam Pendidikan: NLP dapat membantu dalam pemrosesan bahasa alami yang digunakan dalam interaksi antara manusia dan mesin, serta dapat mempermudah pemahaman dan analisis data besar dari respon siswa untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dengan platform adaptif berbasis NLP, pengajaran dapat menjadi lebih personal dan interaktif (Fuchs, 2023).

Gambaran Umum Grow Academy 

Natural Language Processing (NLP) menggabungkan ilmu komputer dan linguistik, menghadapi tantangan dalam memahami ambiguitas dan kompleksitas bahasa manusia. Banyak aplikasi NLP sudah diterapkan, seperti text extraction menggunakan OCR untuk analisis dokumen hasil scan, yang berguna dalam otomatisasi administrasi, analisis sentimen, dan pencarian data. Grow Academy dapat mengembangkan potensi ini lebih jauh dengan menghadirkan fitur NLP yang lebih personal dan terintegrasi, meningkatkan efisiensi pembelajaran dan kolaborasi di bidang pendidikan serta perkantoran, yang belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh AI lain.

Untuk pengembangan Grow Academy, beberapa fitur dan aspek dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mengajar secara keseluruhan. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan multimodal learning. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya belajar melalui teks, tetapi juga dengan memanfaatkan gambar, video, dan suara dalam satu alur pembelajaran yang lebih interaktif. Ini akan memperkaya pengalaman belajar dan memungkinkan siswa memahami materi dengan lebih baik melalui berbagai cara penyampaian informasi.

Pengembangan juga bisa dilakukan pada eksekusi proyek kolaboratif secara real-time. Grow Academy dapat menyediakan platform di mana siswa dapat bekerja sama dalam proyek, mengedit dokumen, atau melakukan coding secara langsung dengan bantuan AI. Ini akan memfasilitasi proses pembelajaran praktis sekaligus mengajarkan keterampilan kolaborasi yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Yang terakhir, menjaga privasi siswa dan guru dalam proses akses data real-time juga menjadi aspek penting dalam pengembangan platform. Dengan memadukan keamanan data yang ketat dengan kemampuan AI yang dapat memberikan informasi real-time, Grow Academy dapat menjadi platform yang tidak hanya cerdas, tetapi juga aman dan terpercaya untuk digunakan dalam lingkungan pendidikan.

PEMBAHASAN 

Fitur-fitur Grow Academy 

Grow Academy hadir sebagai platform pembelajaran berbasis AI yang tidak hanya memberikan akses pada materi berkualitas tinggi, tetapi juga mengembangkan fitur- fitur canggih yang dapat menjawab berbagai tantangan dalam dunia pendidikan saat ini. Dengan menggabungkan teknologi terbaru dan pendekatan yang adaptif, Grow Academy dirancang untuk mendukung siswa dalam mencapai potensi terbaik mereka, sambil menciptakan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif, aman, dan personal. Berikut penjelasan terkait fitur- fitur di website Grow Academy:

  1. Smart Learning : Fitur ini menyediakan pengalaman belajar interaktif yang menggabungkan berbagai media, seperti teks, gambar, video, dan audio, sehingga siswa dapat mempelajari materi dari berbagai sudut pandang. Dengan metode ini, siswa dapat memahami konsep lebih baik karena mereka bisa memilih cara penyampaian yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka. 
  2. Progress Tracker : Sistem yang memonitor dan mencatat kemajuan belajar setiap siswa secara otomatis. Progress Tracker akan mengingat apa yang sudah dipelajari, materi apa yang masih perlu ditingkatkan, serta memberikan rekomendasi materi selanjutnya. Dengan fitur ini, pengalaman belajar dapat dipersonalisasi berdasarkan perkembangan individu. 
  3. Team Workspace : Alat kolaborasi real-time yang memungkinkan siswa dan pengajar bekerja sama dalam sebuah proyek atau tugas secara bersamaan. Siswa bisa berbagi ide, mengedit dokumen, atau melakukan coding dengan dukungan AI yang memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki hasil kerja. Fitur ini sangat membantu dalam tugas kelompok atau proyek penelitian. 
  4. Doc Scanner & Analyzer : Fitur ini memanfaatkan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk mengekstrak teks dari dokumen gambar atau hasil scan, lalu menggunakan Natural Language Processing (NLP) untuk menganalisis konten tersebut. Fitur ini berguna untuk mengotomatisasi pencarian informasi penting dalam dokumen yang besar, memudahkan tugas-tugas administrasi, dan memproses data dengan cepat. 
  5. Learning Insights : Laporan analitik yang memberikan gambaran tentang kemajuan belajar siswa, termasuk area kekuatan dan kelemahan. Fitur ini dirancang untuk membantu siswa dan pengajar memahami pola belajar, memberikan umpan balik yang berguna, serta memberikan rekomendasi yang tepat untuk perbaikan. 
  6. Emotion Feedback : Fitur cerdas yang memungkinkan AI menyesuaikan respons berdasarkan emosi siswa. Misalnya, ketika siswa menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau frustrasi, AI dapat memberikan bantuan tambahan atau penjelasan lebih detail untuk membantu siswa melewati kesulitan dalam pembelajaran. 
  7. Flexible Learning : Sistem yang menyesuaikan metode pengajaran dengan gaya belajar siswa, seperti visual, auditori, atau kinestetik. Dengan fitur ini, setiap siswa dapat memilih format belajar yang paling nyaman, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran dan retensi informasi. 
  8. DataGuard : Fitur keamanan yang dirancang untuk melindungi data pribadi siswa dan pengajar. Dengan enkripsi dan kontrol akses yang ketat, DataGuard memastikan bahwa informasi sensitif seperti kemajuan belajar, data pribadi, dan dokumen tidak jatuh ke tangan yang salah. Ini memberikan rasa aman bagi pengguna dalam menggunakan platform.

Mekanisme kerja Natural Language Processing ( NLP )
Mekanisme kerja dari website Grow Academy dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif, personal, dan aman dengan memanfaatkan teknologi AI dan alat digital canggih. Berikut adalah bagaimana Grow Academy bekerja dalam setiap tahapannya:

  1. Pendaftaran dan Profil : Siswa Pengguna baru, baik siswa maupun pengajar, dapat membuat akun dengan memasukkan informasi dasar dan preferensi belajar. Profil siswa berfungsi sebagai pusat data pribadi yang melacak kemajuan belajar, gaya belajar, dan materi yang sudah dipelajari. Informasi ini membantu sistem dalam memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu.
  2. Pemberian Materi dan Kurikulum Dinamis : Setelah mendaftar, siswa akan diberikan akses ke berbagai materi pelajaran yang tersedia di platform. Grow Academy menggunakan sistem kurikulum dinamis yang dapat menyesuaikan materi berdasarkan kemajuan siswa, preferensi belajar, dan gaya pengajaran yang diinginkan. Siswa juga dapat memilih format penyampaian (teks, video, atau audio) yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. 
  3. Multimodal Learning Dengan AI : Sistem Smart Learning menggunakan teknologi Multimodal yang memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar (teks, gambar, video, dan audio) yang dirancang untuk mendukung gaya belajar yang beragam. AI di belakang sistem ini membantu memproses dan menyesuaikan konten secara real-time, memastikan siswa mendapatkan informasi yang relevan dalam format yang mereka pilih.
  4. Penggunaan Fitur Kolaboratif : Fitur Team Workspace memungkinkan kolaborasi proyek secara langsung di dalam platform. Siswa dapat bekerja sama dalam tugas kelompok atau proyek melalui editor dokumen, coding, atau platform interaktif lainnya, di mana AI akan memberikan saran atau masukan sesuai dengan konteks pekerjaan. Mekanisme kerja ini menciptakan lingkungan belajar kolaboratif yang mendukung diskusi dan penyelesaian masalah secara bersama.
  5. Proses Analisis Teks dan Dokumen : Fitur Doc Scanner & Analyzer menggunakan OCR (Optical Character Recognition) untuk mengekstrak teks dari gambar atau dokumen yang diunggah oleh pengguna. Setelah teks diekstrak, system Natural Language Processing (NLP) akan menganalisis konten untuk memberikan wawasan penting, seperti ringkasan, pencarian kata kunci, dan analisis sentimen. Mekanisme ini memungkinkan otomatisasi tugas administratif dan pemrosesan dokumen yang lebih efisien. 
  6. Tracking dan Personalisasi Pembelajaran : Sistem Progress Tracker akan memonitor kemajuan siswa secara otomatis. Setiap kali siswa menyelesaikan sebuah materi atau tugas, sistem akan menyimpan data tersebut dan memperbarui profil siswa. Dengan informasi ini, AI dapat memberikan saran yang dipersonalisasi untuk pelajaran selanjutnya, serta laporan kemajuan melalui fitur Learning Insights yang dapat diakses oleh siswa dan pengajar.
  7. Respon Adaptif Terhadap Emosi Sistem Emotion : Feedback memungkinkan AI untuk membaca respons emosional siswa melalui analisis teks atau interaksi yang dilakukan di platform. Jika AI mendeteksi tanda-tanda kebingungan atau frustrasi, sistem akan secara otomatis menyesuaikan tingkat kesulitan materi atau memberikan penjelasan tambahan untuk membantu siswa tetap termotivasi. 
  8. Keamanan Data dan Privasi : Melalui fitur DataGuard, semua data pengguna disimpan dengan standar keamanan yang tinggi, termasuk enkripsi dan kontrol akses. Data siswa seperti kemajuan belajar, hasil tugas, dan informasi pribadi hanya bisa diakses oleh pengguna yang berwenang, memastikan privasi terjaga selama penggunaannya. 
  9. Rapor dan Evaluasi Otomatis : Setiap siswa akan menerima laporan evaluasi berkala yang dihasilkan oleh sistem AI berdasarkan performa mereka di platform. Evaluasi ini mencakup area kekuatan dan kelemahan, serta saran perbaikan yang bisa diimplementasikan oleh siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Ditulis oleh:
  1. Renita sihombing 2315041121
  2. Fatimah az-zahra 2413033050
  3. Ilham Agmi 2314141074


FOODSAVER: INOVASI DIGITAL UNTUK MENGURANGI SAMPAH MAKANAN DI ERA MODERN

PENDAHULUAN 

Latar Belakang 

Permasalahan Dalam era digital yang semakin pesat berkembang di abad ke-21, permasalahan sampah makanan tetap menjadi tantangan global yang membutuhkan solusi inovatif dan berkelanjutan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia dengan populasi yang besar dan konsumsi makanan yang tinggi. Di tengah kemajuan teknologi dan peningkatan standar hidup, fenomena pembuangan makanan justru telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari rumah tangga hingga industri makanan skala besar. Indonesia pada tahun 2016 memiliki tumpukan sampah sebesar 65,2 juta ton pertahun dengan jumlah penduduk sebanyak 261.115.456 orang (Anggoro et al. 2019). Jumlah yang fantastis ini menduduki peringkat kedua penghasil sampah terbesar dunia setelah China.

Menurut penelitian oleh Suko et al. (2022) dari Institut Pertanian Bogor, "Sekitar 48-63 juta ton makanan terbuang sia-sia setiap tahunnya di Indonesia, setara dengan 300 kg per orang per tahun." Angka yang mencengangkan ini tidak hanya mencerminkan pemborosan sumber daya yang signifikan, tetapi juga menimbulkan dampak lingkungan yang serius, mulai dari peningkatan emisi gas rumah kaca akibat pembusukan makanan hingga pemborosan air dan lahan yang digunakan untuk memproduksi makanan yang akhirnya terbuang.

Permasalahan sampah makanan di Indonesia semakin diperparah oleh berbagai faktor kompleks yang saling berkaitan, termasuk kurangnya kesadaran masyarakat, sistem pengelolaan yang belum optimal, dan infrastruktur yang tidak memadai untuk menangani volume sampah makanan yang terus meningkat. Dalam sebuah studi longitudinal yang dilakukan oleh Djaini et al. (2023), pakar teknologi pangan dari Universitas Indonesia, menegaskan bahwa "Sekitar 60% sampah makanan di Indonesia berasal dari rumah tangga, dengan penyebab utama adalah perilaku konsumsi yang tidak bertanggung jawab dan ketidakmampuan dalam mengelola stok makanan." Lebih lanjut, penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti perencanaan belanja yang buruk, kesalahpahaman tentang tanggal kedaluwarsa, dan kurangnya pengetahuan tentang penyimpanan makanan yang tepat berkontribusi signifikan terhadap tingginya tingkat pemborosan makanan di tingkat rumah tangga. Kondisi yang memprihatinkan ini telah mendorong munculnya berbagai inisiatif teknologi, termasuk pengembangan aplikasi mobile yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah sampah makanan secara sistematis dan terukur.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, muncul peluang- peluang baru yang menjanjikan dalam upaya pengurangan sampah makanan melalui pendekatan digital yang inovatif. Menurut Bau et al. (2023), peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam studinya yang dipublikasikan pada tahun 2023 menyatakan, "Pemanfaatan aplikasi digital dalam manajemen sampah makanan dapat menurunkan tingkat pemborosan hingga 25% melalui sistem pemantauan dan distribusi yang lebih efisien." Penelitian ini, yang melibatkan lebih dari 1000 rumah tangga di lima kota besar di Indonesia selama periode dua tahun, menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi pintar tidak hanya membantu pengguna dalam merencanakan pembelian dan penyimpanan makanan dengan lebih baik, tetapi juga memfasilitasi redistribusi kelebihan makanan kepada mereka yang membutuhkan, menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya pangan.

Dalam konteks yang lebih luas, pengembangan dan implementasi aplikasi pengurangan sampah makanan menjadi langkah strategis yang mendesak untuk diimplementasikan secara masif di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian kolaboratif yang dilakukan oleh Tarmidzi et al. (2023), ahli sistem informasi dari Institut Teknologi Bandung, menggarisbawahi bahwa "Integrasi teknologi dalam pengelolaan sampah makanan bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga pembangunan kesadaran kolektif melalui platform yang interaktif dan mudah digunakan." Studinya, yang didukung oleh data dari 50 startup teknologi di bidang manajemen sampah, menunjukkan bahwa aplikasi yang berhasil tidak hanya menyediakan fitur teknis untuk melacak dan mengurangi sampah makanan, tetapi juga mengintegrasikan elemen edukasi, gamifikasi, dan jejaring sosial yang mendorong perubahan perilaku jangka panjang. Melalui pendekatan yang komprehensif dan multidimensi, aplikasi pengurangan sampah makanan tidak hanya berfungsi sebagai alat praktis untuk mengurangi pemborosan, tetapi juga sebagai katalis perubahan sosial yang mendorong terbentuknya masyarakat yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan dan dampaknya terhadap lingkungan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan multi-dimensi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Beberapa solusi yang dapat diterapkan yaitu pertama, pengembangan dan penggunaan aplikasi berbasis teknologi dapat menjadi solusi efektif. Dr. Rini Setiawati, peneliti teknologi pangan dari Institut Teknologi Bandung, menyatakan, "Aplikasi yang menghubungkan surplus makanan dari restoran atau supermarket dengan bank makanan atau organisasi amal telah terbukti mengurangi sampah makanan hingga 35% di beberapa kota besar di Indonesia." Aplikasi semacam ini tidak hanya mengurangi sampah makanan tetapi juga membantu mengatasi masalah kerawanan pangan.

Kedua, edukasi dan kampanye kesadaran program edukasi yang berkelanjutan tentang dampak sampah makanan dan cara pengelolaannya sangat penting. Dr. Ahmad Safrudin, sosiolog dari Universitas Indonesia, menjelaskan, "Perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola makanan harus dimulai dari pemahaman yang mendalam tentang dampak sampah makanan. Kampanye edukasi yang efektif telah menunjukkan penurunan sampah makanan hingga 25% di tingkat rumah tangga." Ketiga, perbaikan sistem rantai pasok implementasi teknologi dan praktik terbaik dalam pengelolaan rantai pasok makanan dapat secara signifikan mengurangi kehilangan makanan. Prof. Dr. Bambang Sugiharto, ahli logistik dari Universitas Padjadjaran, menekankan, "Penggunaan teknologi blockchain dan IoT dalam rantai pasok makanan dapat meningkatkan efisiensi distribusi dan mengurangi kerusakan makanan hingga 40%."

Solusi pengurangan sampah dapat diimplementasikan melalui berbagai aplikasi teknologi yang dirancang untuk memudahkan pengelolaan sampah secara efisien. Salah satu solusinya adalah aplikasi daur ulang dan pemilahan sampah, yang membantu masyarakat memilah sampah sesuai jenisnya, seperti organik, anorganik, dan limbah berbahaya, serta memberikan informasi mengenai lokasi fasilitas daur ulang terdekat. Selain itu, ada platform pengelolaan sampah terintegrasi yang memungkinkan warga melaporkan jumlah sampah yang dihasilkan, memesan layanan pengangkutan, dan memantau proses pengolahan limbah. Aplikasi khusus untuk pengelolaan sampah organik juga bisa digunakan untuk mengubah limbah dapur menjadi kompos, sehingga mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

Selain itu, ada aplikasi yang mendorong pengurangan plastik sekali pakai dengan memberikan alternatif ramah lingkungan serta penghargaan bagi pengguna yang berhasil mengurangi konsumsi plastik. Di sisi lain, aplikasi pertukaran barang bekas memungkinkan masyarakat menukar atau mendonasikan barang yang masih layak pakai, menghindari barang-barang tersebut dibuang sebagai sampah. Dengan penerapan solusi-solusi ini, pengelolaan sampah menjadi lebih efektif, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta mendukung upaya daur ulang dan pengurangan sampah.

Masalah sampah makanan di Indonesia memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata dari semua pihak. Dengan mengintegrasikan teknologi, edukasi, dan perbaikan sistem, kita dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan. Melalui implementasi solusi-solusi yang telah dijabarkan, disertai dengan komitmen dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat mengambil langkah signifikan dalam mengatasi tantangan sampah makanan. Perubahan ini tidak hanya akan berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

PEMBAHASAN 

FoodSaver merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan dengan tujuan utama untuk mengatasi masalah limbah makanan yang sering kali diabaikan. Melalui pengelolaan stok makanan yang lebih cerdas, aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melacak bahan pangan yang mereka miliki, termasuk memonitor tanggal kedaluwarsa dari setiap produk. Dengan fitur Food Tracker, pengguna tidak perlu lagi secara manual mencatat semua bahan makanan yang ada.

Aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi OCR (Optical Character Recognition) dan pengenalan gambar (image recognition), yang memudahkan pengguna untuk hanya memotret kemasan makanan. Aplikasi secara otomatis akan mengenali nama produk, jenis makanan, serta tanggal kedaluwarsa dari label kemasan. Teknologi ini sangat membantu dalam memberikan pengingat bagi pengguna saat makanan mendekati tanggal kedaluwarsa, sehingga makanan tersebut dapat digunakan atau didonasikan sebelum rusak.

Selain itu, FoodSaver dilengkapi dengan fitur Recipe Maker, yang menawarkan solusi kreatif untuk memanfaatkan sisa bahan makanan yang ada di dapur. Pengguna cukup memasukkan bahan makanan yang mereka miliki, dan aplikasi akan secara otomatis menghasilkan rekomendasi resep-resep sederhana yang dapat dibuat dari bahan tersebut. Teknologi AI yang mendukung fitur ini memastikan bahwa resep yang diusulkan relevan dengan preferensi rasa dan diet pengguna. Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak hanya dapat mengurangi limbah makanan, tetapi juga mendapatkan ide-ide kuliner baru yang menyenangkan.

Lebih jauh lagi, FoodSaver menawarkan fitur Donasi Makanan untuk pengguna yang memiliki makanan berlebih dan tidak dapat menggunakannya sebelum kedaluwarsa. Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk mendonasikan makanan tersebut ke lembaga donasi makanan terdekat. Dengan fitur ini, pengguna cukup melihat lokasi donasi terdekat yang terintegrasi dengan peta di dalam aplikasi, dan makanan yang tidak terpakai bisa didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan. Ini tidak hanya mengurangi jumlah makanan yang terbuang, tetapi juga berkontribusi pada penyelesaian masalah ketimpangan pangan di masyarakat.

Fitur yang menarik lainnya adalah EcoScore, yang memberikan penilaian kepada pengguna berdasarkan seberapa efektif mereka dalam mengelola bahan makanan dan mengurangi sampah. Setiap kali pengguna berhasil memanfaatkan makanan sebelum kedaluwarsa atau mendonasikannya, mereka akan mendapatkan poin yang dapat meningkatkan skor mereka. Melalui sistem gamifikasi ini, pengguna didorong untuk terus meningkatkan kebiasaan mereka dalam konsumsi makanan secara berkelanjutan. EcoScore memberikan motivasi dan kesadaran lebih dalam mengenai pentingnya pengelolaan makanan yang baik, sekaligus menambahkan elemen interaktif dan menyenangkan dalam pengalaman menggunakan aplikasi.

Secara keseluruhan, FoodSaver memberikan solusi yang lengkap untuk mengatasi masalah limbah makanan. Dengan kombinasi fitur Food Tracker, Recipe Maker, Donasi Makanan, dan EcoScore, aplikasi ini membantu pengguna tidak hanya dalam pengelolaan makanan yang lebih bijak, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah global dan peningkatan kesadaran lingkungan. Dengan teknologi yang canggih dan user-friendly, FoodSaver menjadi alat yang praktis untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat luas.

PENUTUP 

Di era digital, tantangan global pengelolaan sampah makanan menjadi semakin penting, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pesatnya pertumbuhan teknologi dan meningkatnya jumlah penduduk telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam jumlah sampah makanan, dengan fakta Indonesia memiliki jumlah sampah makanan per kapita tertinggi di dunia. Masalah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling keterkaitan seperti kesehatan masyarakat yang buruk, sistem produksi pangan yang tidak memadai, dan infrastruktur yang tidak memadai.

Perkembangan teknologi digital telah menghasilkan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah makanan, seperti aplikasi seluler dan kecerdikan digital dalam bentuk aplikasi FoodSaver. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi sampah makanan, tetapi juga berkontribusi pada distribusi makanan yang lebih baik dan keberlanjutan lingkungan. Dalam jangka panjang, FoodSaver dapat menjadi alat strategis untuk mengurangi sampah makanan di Indonesia. Dengan mengintegrasikan pendidikan, gamifikasi, dan pembelajaran sosial, aplikasi digital dapat membantu mengurangi sampah makanan dan mendorong konsumsi berkelanjutan.

Kesimpulannya, inovasi digital sangat penting untuk mengatasi sampah makanan di era modern. Dengan mengintegrasikan teknologi, mempromosikan konsumsi berkelanjutan, dan menerapkan solusi digital, Indonesia dapat mencapai tujuan pengurangan sampah makanannya.

____


Ditulis Oleh:

  1. HARIS SETIAWAN
  2. GHITA MELIA AUFA ZAHRAH
  3. RISMA AMINATUN ROHMA
  4. KHOIRUNNISAA’STIANI

HELPU:MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MELALUI APLIKASI MANAJEMEN BERBASIS TEKNOLOGI

Pendahuluan 

Di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi, tantangan dalam manajemen waktu menjadi semakin kompleks. Orang-orang mengalami kesulitan ketika mencoba menyeimbangkan berbagai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Manajemen waktu masih menjadi masalah besar bagi banyak orang hingga saat ini (Gea, 2014). Keterampilan yang kurang dalam penerapan dan pengembangan manajemen waktu menjadi salah satu penyebab sulitnya melakukan implementasi manajemen waktu (Fischer, 2001). Menurut penelitian, manajemen waktu yang buruk dapat mengakibatkan stres, penurunan produktivitas, dan bahkan masalah kesehatan mental. Ketika seseorang tidak memiliki sistem yang baik untuk mengelola waktu, mereka cenderung terjebak dalam lingkaran ketidakefisienan (Mackenzie, 2022).

Berdasarkan Pertiwi, 2020 hasil penelitian yang dilakukan pada sejumlah mahasiswa menunjukan bahwa semakin rendah kemampuan manajemen waktu maka akan meningkatkan prokrastinasi atau penunda-nundaan akademik. Tugas-tugas kecil dan mendesak sering kali mengalihkan perhatian dari tugas-tugas yang lebih penting dan strategis. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang kesulitan mengatur waktu mengalami penurunan produktivitas sebesar 20-30% karena ketidakmampuan mereka untuk fokus pada tugas-tugas inti (Smith & Johnson, 2020). Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan solusi efektif guna meningkatkan waktu yang efektif dan efisien.

Untuk mengatasi masalah ini, solusi yang dapat diimplementasikan adalah pengembangan aplikasi manajemen waktu berbasis teknologi. Alat manajemen digital memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas melalui penjadwalan yang cerdas dan penentuan prioritas yang lebih baik (Cooper & Miller , 2021). Aplikasi ini dirancang untuk membantu pengguna mengatur jadwal, memprioritaskan tugas-tugas yang urgent, dan menyediakan alat evaluasi untuk mengukur produktivitas secara berkala. Aplikasi perencanaan waktu menjadi alat yang sangat berguna. Salah satu aplikasi yang benar-benar menarik perhatian adalah HelpU. HelpU lebih dari sekadar aplikasi perencanan tugas sederhana, aplikasi ini disempurnakan dengan fitur-fitur inovatif yang membantu pengguna dalam menetapkan prioritas dan mengevaluasi ulang semua tugas-tugas.

HelpU: Solusi Inovatif untuk Manajemen Waktu 

Aplikasi HelpU dirancang untuk membantu pengguna mengelola jadwal, tugas, dan prioritas secara efektif. Aplikasi ini memiliki fitur-fitur cerdas seperti penjadwalan otomatis, pengingat, dan alat pemantau produktivitas. HelpU didesain untuk individu dan tim yang ingin meningkatkan efisiensi dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Fungsi utama HelpU meliputi penjadwalan otomatis untuk menyusun jadwal berdasarkan prioritas dan tenggat waktu. Selain itu fitur penentuan prioritas membantu fokus pada tugas-tugas yang lebih penting. Aplikasi ini juga punya pengingat tugas untuk hindari kelalaian dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan fitur pelacakan produktivitas yang bisa mengevaluasi kemajuan pengguna. Aplikasi ini juga mendukung kolaborasi tim dan menyediakan alat untuk berbagi tugas. HelpU mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas penggunanya dengan memanfaatkan teknologi untuk mengelola waktu dan tugas secara lebih efisien serta mengurangi stres yang disebabkan oleh beban kerja yang menumpuk, sehingga pengguna dapat fokus pada pekerjaan yang paling penting.

Keunggulan HelpU 

Teknologi memainkan peran penting dalam mengubah cara kerja manusia (Brown, 2019). Dengan kemajuan perangkat lunak manajemen seperti HelpU, produktivitas tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tenaga manusia atau interaksi fisik, tetapi lebih pada kemampuan untuk memaksimalkan waktu dan sumber daya melalui otomasi. Aplikasi HelpU memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan aplikasi manajemen waktu lainnya. Aplikasi ini memberikan efisiensi tinggi dalam manajemen jadwal dan tugas, membantu pengguna untuk fokus pada prioritas. Selain itu, HelpU mengurangi risiko kelalaian, memastikan bahwa tugas-tugas penting tidak terabaikan. Dengan dukungan kolaborasi tim yang lebih baik, HelpU memfasilitasi kerja sama yang lebih efektif. Dan terakhir yaitu desain pada aplikasi HelpU yang dirancang secara sederhana namun fungsional sehingga mudah dipahami dan pengguna bisa langsung merasa nyaman saat mengakses fitur-fitur di dalamnya.

Fitur-Fitur HelpU 

  1. Fitur Penjadwalan Cerdas : Fitur yang memungkinkan pengguna untuk menyusun jadwal secara efisien. HelpU secara otomatis menganalisis tugas-tugas yang ada, memperhitungkan tenggat waktu, dan menyusun waktu berdasarkan prioritas yang ditentukan. Dengan demikian, pengguna dapat menghindari bentrokan jadwal dan memastikan bahwa semua tugas penting mendapatkan perhatian yang sesuai. 
  2. Fitur Prioritas : Tugas Fitur ini membantu pengguna menentukan mana tugas yang harus dilakukan terlebih dahulu. Pengguna dapat menandai tugas-tugas yang lebih mendesak atau penting, sehingga mereka dapat fokus pada pekerjaan yang benar-benar membutuhkan perhatian segera. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengelola waktu dengan lebih baik dan meningkatkan efisiensi kerja. 
  3. Fitur Pengingat dan Notifikasi Otomatis : HelpU menyediakan pengingat untuk tugas-tugas penting dengan notifikasi otomatis yang dapat disesuaikan. Pengguna dapat mengatur pengingat untuk setiap tugas, sehingga mereka tidak melewatkan tenggat waktu. Fitur ini membantu pengguna merasa lebih terorganisir dan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mengurangi stres akibat tugas yang menumpuk. 
  4. Fitur Pelacakan Produktivitas : Fitur pelacakan produktivitas memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi kemajuan mereka dalam menyelesaikan tugas. HelpU memberikan analisis mendetail tentang waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas serta berapa banyak tugas yang telah diselesaikan. Informasi ini membantu pengguna mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memaksimalkan efisiensi kerja mereka. 
  5. Fitur Kolaborasi dan Integrasi : Fitur ini mendukung kolaborasi tim dengan menyediakan alat untuk berbagi tugas dan memperbarui progres secara real-time. Anggota tim dapat tetap terinformasi mengenai perkembangan proyek, meningkatkan koordinasi dan efisiensi kerja. Selain itu, aplikasi ini dapat terintegrasi dengan alat lain yang sering digunakan, seperti kalender digital dan aplikasi komunikasi, menciptakan ekosistem kerja yang lebih terhubung.
Mekanisme Penggunaan HelpU 
  1. Unduh dan Instal Aplikasi: Pengguna mengunduh dan menginstal HelpU dari toko aplikasi yang sesuai (Google Play Store atau Apple App Store). 
  2. Buat Akun: Setelah instalasi, pengguna diminta untuk membuat akun dengan memasukkan informasi dasar, seperti nama, email, dan kata sandi. Pengguna juga dapat mendaftar menggunakan akun media sosial. 
  3. Setel Profil dan Preferensi : Pengguna dapat mengatur profil dengan menambahkan preferensi pribadi, seperti waktu kerja, jenis tugas yang biasa dikerjakan, dan tenggat waktu yang umum. 
  4. Tambahkan Tugas: Pengguna mulai menambahkan tugas ke dalam aplikasi dengan mengisi detail seperti nama tugas, deskripsi, tenggat waktu, dan prioritas. 
  5. Pengaturan Penjadwalan Setelah menambahkan tugas, pengguna dapat menggunakan fitur penjadwalan cerdas untuk mengatur waktu penyelesaian. Aplikasi akan merekomendasikan jadwal berdasarkan prioritas dan tenggat waktu yang telah ditentukan. 
  6. Gunakan Fitur Prioritas Pengguna dapat menandai tugas dengan prioritas yang sesuai (tinggi, sedang, atau rendah) untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih mendesak. 
  7. Aktifkan Pengingat dan Notifikasi Pengguna dapat mengatur pengingat untuk setiap tugas dengan memilih waktu notifikasi yang diinginkan, membantu mereka tetap pada jalur penyelesaian tugas.
  8. Monitor Progres Pengguna dapat memantau kemajuan tugas melalui fitur pelacakan produktivitas yang menunjukkan berapa banyak tugas yang telah diselesaikan dan waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas. 
  9. Kolaborasi dengan Tim Jika pengguna bekerja dalam tim, mereka dapat menggunakan fitur kolaborasi untuk berbagi tugas, memperbarui status, dan berkomunikasi dengan anggota tim secara real- time. 10 Evaluasi dan Penyesuaian Pengguna dapat secara berkala mengevaluasi produktivitas mereka dan membuat penyesuaian pada penjadwalan atau prioritas tugas berdasarkan analisis yang diberikan oleh aplikasi.
Strategi Implementasi 
  1. Analisis Kebutuhan : Lakukan analisis mendalam mengenai kebutuhan pengguna atau tim. Identifikasi area mana yang memerlukan perbaikan dalam manajemen waktu dan produktivitas.
  2. Perancangan Aplikasi Perancangan aplikasi melibatkan beberapa pihak seperti infrastructure engineer misalnya software developer. 
  3. Uji Coba dan Feedback : Ajak pengguna untuk melakukan uji coba aplikasi selama periode tertentu. Kumpulkan umpan balik mengenai fitur-fitur yang digunakan dan kesulitan yang dialami untuk perbaikan lebih lanjut.
  4. Integrasi dengan beberapa aplikasi lain : Pastikan HelpU terintegrasi dengan alat lain yang sering digunakan oleh pengguna atau tim, seperti kalender digital dan aplikasi komunikasi. Ini akan mempermudah transisi dan meningkatkan efisiensi. 
  5. Monitoring dan Evaluasi : Lakukan pemantauan secara berkala melaui forum diskusi, pusat bantuan, atau layanan pelanggan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan HelpU. Analisis data penggunaan, seperti frekuensi penggunaan fitur dan tingkat penyelesaian tugas, untuk mengidentifikasi potensi peningkatan.
Pihak-Pihak yang Terkait 
  1. Infrastructure Engineer : Pihak yang bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan memelihara aplikasi. Mereka mencakup tim software developer, UI/UX designer, dan product manager, yang bersama-sama menciptakan aplikasi dengan fitur-fitur yang dapat memecahkan masalah manajemen waktu. 
  2. Pengguna (End User) : Individu atau kelompok yang akan menggunakan aplikasi ini untuk mengelola waktu dan produktivitas mereka. Ini termasuk profesional, manajer, karyawan, serta tim kerja yang memanfaatkan aplikasi untuk menjadwalkan tugas, memprioritaskan pekerjaan, dan melacak kemajuan. 
  3. Investor : Investor sebagai penyedia modal awal dalam proses pembuatan hingga peluncuran aplikasi HelpU 
  4. Pemerintah : Pihak yang meregulasi kebijakan dalam pelegalitasan HelpU.
Kesimpulan 
Aplikasi HelpU menjadi solusi inovatif dalam mempermudah pengguna untuk memanajemen waktu dengan mengelola jadwal dan tugas yang diprioritaskan. Hal tersebut dapat mendukung pengguna agar tetap produktif dan terorganisir sehingga mengurangi resiko stress berlebih. HelU dapat digunakan oleh semua kalangan namun target utamanya ialah masyarakat remaja hingga dewasa yang sudah memiliki jadwal atau kegiatan yang padat, tugas yang banyak maupun digunakan bagi organisasi untuk mempermudah koordinasi tim.

Postingan Populer