Jumat, 06 Desember 2024

PENGEMBANGAN BIOFOAM BERBASIS PATI LIMBAH KULIT SINGKONG TERINKORPORASI NANOSELULOSA SERAT DAUN NANAS DAN KITOSAN GUNA MENDUKUNG SUSTAINABILITY AGROINDUSTRI

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan potensi pengembangan pertanian terbesar di Asia Tenggara. Kegiatan agroindustri telah berkembang pesat dalam mengolah hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi ataupun produk akhir yang bernilai ekonomis (Istiyanti dkk., 2018). Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor produk olahan hasil pertanian yang mencapai US$ 33 miliar di tahun 2021 (Maimunah dkk., 2021). Namun, kegiatan agroindustri memiliki permasalahan dalam jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga, pelaku kegiatan agroindustri harus memiliki komitmen dalam penanganan dan pengolahan limbah untuk menjaga lingkungan hidup dan menerapkan sustainability agroindustri. Limbah agroindustri masih memiliki komposisi karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, protein, lignin, abu, air, nitrogen, dan karbon yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan (Sadh et al., 2018).

Agroindustri pengolahan tepung tapioka merupakan jenis agroindustri yang banyak berkembang di Indonesia. Produksi rata-rata tepung tapioka di Indonesia mencapai 15-16 juta ton per tahun. Tingkat produksi tepung tapioka yang tinggi akan berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan. Tercatat sebanyak lebih dari 1 juta ton limbah kulit singkong yang dihasilkan di setiap tahun (Indrianeu dan Sinkawijaya, 2019). Pemanfaatan limbah kulit singkong selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak, kompos, dan bioenergi. Namun, jika melihat lebih jauh, limbah kulit singkong memiliki kandungan pati yang cukup tinggi hingga mencapai 44-59%. Sehingga, pati kulit singkong sangat menarik untuk dikembangkan secara lebih lanjut (Fauziyah dkk., 2024).

Dikutip dari Databoks (2023), Lampung merupakan produsen nanas terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai 861.706 ton pada tahun 2022. Hal tersebut menyebabkan adanya permasalahan pada tingginya limbah yang dihasilkan. Limbah daun nanas merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari pengolahan nanas. Pemanfaatan limbah daun nanas bisanya hanya sebatas dijadikan sebagai pakan ternak atau pupuk (Natalia dkk., 2019). Padahal, daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi mencapai 81%. Sehingga, serat daun nanas masih memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi bahan polimer alami (Karim et al., 2024). 

Kandungan limbah kulit singkong dan daun nanas memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi kombinasi biomaterial pembuatan biofoam. Hal ini dikarenakan pati kulit singkong memiliki kelemahan pada sifat fisiknya dan memerlukan bahan pengisi dari serat daun nanas (Dewi dkk., 2023). Upaya lain yang dilakukan untuk memperbaiki karakteristik biofoam adalah dengan menambahan kitosan untuk meningkatkan ketahanan air dan sifat antimikroba pada biofoam (Yustinah dkk., 2023). Penelitian mengenai inovasi pengolahan biofoam sudah banyak dilakukan dari segi bahan yang digunakan. Namun, peningkatan ketahanan fisik dan material dengan penambahan nanoselulosa dan kitosan sebagai bahan pengisi dan senyawa antimikroba alami masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan biofoam berbasis pati kulit singkong terinkorporasi nanoselulosa serat daun nanas dan kitosan sangat diperlukan untuk meningkatkan karakteristik biofoam.

ISI 

Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Sifatnya yang praktis dan tahan air membuat penggunaannya meningkat di setiap tahun. Namun, styrofoam tergolong sebagai material yang sulit terurai di alam. Hal ini membuat styrofoam menduduki urutan kelima sebagai limbah yang paling membahayakan lingkungan (Dewi dkk., 2023). Dikutip dari Citarum Harum (2024), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan kegiatan penelitian di 18 kota di Indonesia. Hasilnya, pada tahun 2018 tercatat sebanyak 270.000-590.000 ton sampah yang didominasi styrofoam mencemari laut Indonesia. Tingginya dampak negative penggunaan styrofoam membuat banyak orang mulai sadar akan pentingnya produk ramah lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan data survei yang dikutip dari Databoks (2022), yang menunjukan bahwa 56,2% responden memilih produk ramah lingkungan dan sebesar 45,2% responden memilih produk yang terbuat dari bahan alam.

Biodegradable foam atau biofoam merupakan inovasi kemasan ramah lingkungan yang dapat menjadi alternatif dari penggunaan styrofoam. Biofoam bersifat biodegradable yang dapat terurai secara alami karena sifatnya terbuat dari bahan organik dan renewable (Febriani et al., 2021). Oleh karena itu, biofoam dapat dijadikan kemasan produk pangan yang aman untuk kesehatan maupun lingkungan. Umumnya, biofoam terbuat dari pati yang berasal dari bahan organik dengan tambahan selulosa untuk memperkuat strukturnya. Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biofoam adalah limbah agroindustri. Hal tersebut dilakukan karena kebanyakan limbah agroindustri masih dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk turunan untuk mencapai sustainability agroindustri (Coniwanti dkk., 2018). 

Limbah kulit singkong merupakan hasil samping pengolahan tepung tapioka pengolahan tepung tapioka yang masih dapat dimanfaatkan. Tingginya kandungan pati pada kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai biomaterial pembuatan produk ramah lingkungan seperti biofoam (Mudaffar, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Sumardiono et al. (2021), menunjukkan bahwa pati yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biofoam memiliki keunggulan yang mudah terurai dan ketersediaan bahan baku yang melimpah. Namun, biofoam yang terbuat dari pati memiliki kelemahan yang tidak tahan air dan membutuhkan bahan pengisi lain untuk meningkatkan karakteristik produk biofoam (Luna et al., 2021). 

Selulosa serat daun nanas dapat digunakan sebagai bahan pengisi biofoam untuk memperbaiki karakteristik biofoam yang terbuat dari pati. Penambahan serat daun nanas mampu meningkatkan sifat fisik, mekanik, dan sifat barrier biofoam agar setara dengan styrofoam. Sehingga, biofoam akan memiliki kuat tarik yang tinggi dalam menahan beban dan tidak rapuh saat dipakai sebagai wadah makanan (Dewi dkk., 2023). Penggunaan serat daun nanas didasari oleh kandungan selulosanya yang tinggi dan keberadaannya yang cukup melimpah. Provinsi Lampung merupakan daerah dengan produksi nanas terbesar di Indonesia. Sehingga, dalam pengolahan produknya menghasilkan limbah daun nanas yang cukup melimpah dengan potensi mencapai 66.456 ton pertahun (Djazman, 2018).

Biofoam dari pati dan selulosa memiliki karakteristik yang masih rendah dibandingkan styrofoam. Sehingga, dilakukan pengembangan material penyusun dengan mengubah selulosa menjadi nanoselulosa. Nanoselulosa dipilih karena kemampuannya yang lebih baik dibandingkan selulosa dalam meningkatkan daya tarik, elastisitas, dan menstabilkan sifat mekanik biofoam (Phaodee et al., 2015). Selain itu, ditambahkan juga kitosan untuk memperbaiki sifat biofoam agar dapat diterima oleh masyarakat. Penambahan kitosan akan memperbaiki karakteristik biofoam karena sifatnya yang hidrofobik, mampu menahan air, dan mudah membentuk gel. Kitosan juga dapat digunakan sebagai agen antimikroba alami pada biofoam karena memiliki sifat antimikroba yang diharapkan mampu melindungi produk yang dikemas dalam biofoam (Muharram, 2020). 

Proses pembuatan biofoam yang terbuat dari pati kulit singkong terinkorporasi nanoselulosa serat daun nanas dan kitosan terbagi menjadi tiga tahap utama. Tahap yang pertama adalah proses isolasi pati kulit singkong yang didasari oleh penelitian Prameswari dkk. (2022), yang dimulai dengan memisahkan kulit luar dengan kulit bagian dalam yang berwarna putih. Kemudian, dilakukan pencucian dan penghalusan kulit singkong dengan chopper untuk proses ekstraksi. Ekstraksi pati dilakukan dengan menambahkan air dengan perbandingan 1 kg bahan : 2 liter air. Selanjutnya, campuran diperas dan hasil perasan diendapkan selama 24 jam agar terbentuk suspensi. Lalu, suspensi dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60o C selama 13 jam. Setelah itu, dilakukan penghalusan dan pengayakan pati yang dihasilkan (Yudiyanti dan Matsjeh, 2020). 

Tahap kedua pembuatan biofoam dilakukan dengan membuat nanoselulosa dari serat daun nanas. Selulosa dalam daun nanas diisolasi menggunakan teknik penghilangan lignin dengan bantuan natrium klorida. Lalu, dihidrolisis hasil isolasi menggunakan larutan asam sulfat (64% b/b) pada suhu 45o C selama 60 dan 90 menit sambil diaduk. Selanjutnya, hasil hidrolisis dicuci menggunakan air deionisasi dan dipisahkan menggunakan sentrifus. Selulosa yang telah diperoleh kemudian didialisis dan disonikasi selama 20 menit supaya selulosa terdispersi ke dalam air (Wahyuningsih et al., 2016).

Pembuatan nanoselulosa serat daun nanas menggunakan teknik Ultra-Fine Grinder. Proses ini diawali dengan pengenceran serat selulosa daun nanas menggunakan air suling (konsentrasi 2%). Kemudian, suspensi dimasukan dalam Ultra-Fine Grinder pada kecepatan 1500 rpm pada tingkat celah 0, -3, -5, dan -10. Proses ini diulangi selama 10-20 kali sampai terbentuk suspensi yang cukup banyak. Suspensi nanoselulosa serat daun nanas yang diperoleh kemudian dianalisis dengan instrumen PSA (Wahyuningsih et al., 2016). 

Tahap ketiga pembuatan biofoam adalah pembuatan adonan dan pencetakan. Proses ini dilakukan dengan mencampurkan nanoselulosa serat daun nanas dengan pati kulit singkong. Lalu, ditambahkan 5% magnesium stearat sebanyak dan 10% polivinil alkohol (PVA) dari total berat adonan. Kemudian, dilakukan pencampuran dan penambahan aquadest sebanyak 40%. Setelah itu, ditambahkan 10% kitosan ke dalam adonan dan dicampur hingga merata (Cahyani et al., 2023). Selanjutnya, dicetak adonan biofoam menggunakan teknik thermopressing selama 4 menit pada suhu mesin atas 177o C dan suhu bawah 166o C untuk setiap 50 adonan yang dicetak (Etikaningrum dkk., 2016). 

PENUTUP 

Pengembangan produk biofoam merupakan usaha dalam memanfaatkan ketersediaan limbah-limbah hasil agroindustri menjadi produk yang inovatif. Kombinasi antara pati kulit singkong, nanoselulosa serat daun nanas, dan kitosan diharapkan mampu menghasilkan kemasan biofoam pengganti styrofoam. Penggunaan biofoam sebagai kemasan ramah lingkungan dapat berkontribusi dalam mengurangi peningkatan jumlah sampah styrofoam yang selama ini berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular yang mengutamakan pengurangan penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan serta mendukung 5 poin program SDGs Indonesia Emas Tahun 2045 yaitu poin 9 Industry, Innovation, and Infrastructure, poin 12 Responsible, Consumption, and Production, poin 13 Climate Action, poin 14 Life Below Water, dan poin 15 Life on Land.

____

Ditulis Oleh:

  • Wulan Nur Aisyah 2214051089 
  • Dea Meranda 2264051001 
  • Fitri Nuraini Fadila 2314051028

HEALFOOD: APLIKASI PENGHITUNG KALORI DAN GIZI GUNA MENEKAN MALNUTRISI DAN TERWUJUDNYA SDGS POIN 3 DAN 10 MENUJU INDONESIA SEHAT 2045

Pendahuluan 

Kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia masih tergolong kategori rendah.  Berdasarkan indeks  keamanan kesehatan global,  pada 2021  Indonesia berada di peringkat ke-13 dari 20 negara yang tergabung dalam G20. Perlu diketahui bahwa penilaian indeks keamanan kesehatan global didasarkan pada enam kategori, yakni pencegahan, deteksi dan pelaporan, kecepatan merespons, sistem   kesehatan, pemenuhan   terhadap   standar   internasional,   dan   risiko lingkungan (Jessica dkk, 2021). Oleh karena itu, berada di peringkat ke-13 seharusnya menjadi catatan untuk segera dicarikan solusinya dalam mengimplementasikan keenam aspek tersebut sehingga meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. 

Salah satu penyakit yang saat ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia yaitu penyakit terkait gizi, dikenal dengan malnutrisi. Malnutrisi merupakan suatu keadaan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan kalori dan zat gizi baik gizi makro maupun mikro yang berdampak pada bentuk dan fungsi tubuh (Sari dan Septiani, 2019). Malnutrisi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kekurangan gizi contohnya stunting, kelebihan gizi contohnya obesitas, dan defisiensi gizi mikro contohnya anemia (Maharani, 2023). Malnutrisi merupakan penyakit tidak menular (PTM), tetapi walaupun tidak menular menurut Badan Pusat Statistik mencatat PTM menjadi penyebab kematian terbanyak dengan mampu membunuh  sekitar  7,04  juta  orang  sejak  2017-2022  sehingga  sangat krusial dan dikatakan sebagai sumber masalah penyakit degeneratif seperti serangan jantung, jantung koroner, dan diabetes (Santika, 2023).

Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan solusi guna menekan malnutrisi.    Usaha    yang    saat    ini    tengah    dilakukan    pemerintah    di antaranya  pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi remaja putri,  melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan bergizi pada ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan (Kemenkes, 2022). Usaha tersebut berjalan cukup baik dibuktikan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan yang menyatakan prevalensi stunting mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022 (Rokom, 2023). Namun, dengan melihat faktanya bahwa penyakit malnutrisi  bukan  hanya  stunting  saja,  tetapi  juga  terdapat  penyakit lainnya seperti obesitas dan anemia yang menimpa berbagai kalangan usia, jumlah penderitanya terus meningkat secara signifikan Maka dari  itu  diperlukan  usaha  dan  solusi  yang  lebih  efisien  dan  inovatif  dalam mengatasi malnutrisi.

Berbagai permasalahan Kesehatan di Indonesia terus mengalami peningkatan terutama penyakit tak menular, di Provinsi Jawa dan Bali, 30 persen kematian terjadi  diakibatkan  oleh  penyakit  jantung  (World  bank,  2015).  Hal tersebut tidak sejalan dengan salah satu poin SDGs yakni poin ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan di semua kalangan usia. Kesulitan  dalam  meningkatkan kualitas kesehatan  di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan karena biaya yang mahal, penyebaran tenaga kesehatan yang tidak merata, sulitnya akses pelayanan kesehatan, dan fasilitas pelayanan yang tidak memadai (Kusumastuti, 2020). Perbedaan daerah tempat tinggal suatu masyarakat mempengaruhi kemudahan akses kesehatan, misalnya di daerah perkotaan umumnya memiliki layanan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik dalam segi kualitas karena dekat dengan pemerintahan daripada di daerah pelosok. Selain tempat tinggal, keadaan finansial juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan suatu masyarakat yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang tersebut dalam memenuhi harga jasa layanan kesehatan. Mereka cenderung lebih memilih untuk mengabaikan kondisi kesehatan karena mengutamakan kebutuhan sehari-hari, sebaliknya, kaum menengah ke atas yang tinggal di perkotaan memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan medical check up (MCU) secara rutin, melakukan konsultasi gizi, serta uji kesehatan lainnya.

Akses Layanan dan Fasilitas Kesehatan di Indonesia Selain kesulitan akses layanan dan fasilitas kesehatan, tantangan kesehatan di Indonesia adalah gaya hidup yang terpengaruh arus globalisasi yang menyebabkan perilaku konsumtif pada masyarakat seperti mengonsumsi junk food. Pola   makan yang   buruk   diikuti   dengan   kurangnya   aktivitas   fisik   akan memperbesar risiko terjadinya malnutrisi (Purwanto, 2022). Arus globalisasi meskipun membawa pengaruh negatif tetapi juga memiliki dampak positif yang cukup berperan penting, misalnya pada aspek kesehatan kini ada yang dikenal dengan digital health. Digital health yaitu pelayanan kesehatan yang dilakukan secara digital. Penerapan digital health sudah mulai digunakan contohnya yaitu chatbot yang diluncurkan oleh WHO untuk mengatasi disinformasi terkait Covid- 19 pada saat pandemi (WHO, 2020).

Menurut Badan Pusat Statistik (2020), jumlah penduduk Indonesia pada 2020 adalah 270 juta jiwa dengan 27,94% atau setara dengan 74,93 juta jiwanya merupakan Gen Z dan 25,87% atau 69,9 juta jiwanya merupakan Gen Milenial. Di  tahun  2021  tercatat  sebanyak  57%  warga  Indonesia  telah  menggunakan aplikasi kesehatan digital. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran akan  kesehatan  di Indonesia  perlahan  mulai meningkat,  terutama  di  kalangan Milenial  dan  Gen  Z  (Kemkes,  2022).  Potensi  aplikasi  kesehatan  digital  di Indonesia semakin berkembang dengan target utama generasi milenial dan Gen Z berjumlah lebih dari 50% dari total penduduk di Indonesia. Saat ini telah banyak tersedia aplikasi kesehatan digital dengan berbagai macam fitur, tetapi masih terdapat  beberapa  kelemahan  yang perlu  untuk  ditingkatkan.  Contohnya,  fitur yang kurang lengkap, belum terdapat informasi gizi pada beberapa bahan atau produk pangan, serta beberapa aplikasi masih memerlukan pembayaran dalam penggunaanya.

Healfood: Aplikasi Penghitung Kalori dan Nutrisi Perkembangan digital health mempermudah akses pelayanan kesehatan dengan biaya yang relatif minim. Maka, kami sebagai Gen Z Indonesia turut menyuarakan digital health melalui gagasan dalam bentuk inovasi aplikasi kesehatan digital yang disebut “Healfood”.  Healfood merupakan inovasi aplikasi yang dapat digunakan dalam menghitung serta menginformasikan kalori dan gizi suatu bahan atau produk pangan. Healfood juga memiliki fitur-fitur unggulan yang dapat membantu penggunanya untuk menjaga asupan dan porsi tubuh yang ideal.   Keunggulan   tersebut   diantaranya:   (1)   pengguna   akan   mendapatkan informasi kalori dan gizi yang lebih lengkap hanya dengan bermodalkan kuota internet; (2) Healfood memiliki fitur sinkronisasi yang dapat terhubung dengan fitur aplikasi mitra seperti shopeefood, gofood, grabfood, dan aplikasi lainnya yang akan menampilkan informasi gizi pada menu yang akan dipesan oleh pengguna; (3) Healfood memiliki   fungsi lebih beragam yang bisa disesuaikan dengan   tujuan pengguna;   (4)   Healfood   memiliki   fitur   scan   yang   dapat memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi gizi dan kalori dari pangan yang sedang dikonsumsinya. 

Dalam penerapannya aplikasi Healfood akan melalui tahapan-tahapan perencanaan, pengembangan, hingga siap diluncurkan. Penerapan Healfood bertujuan untuk mewujudkan SDGs terutama poin ketiga dan kesepuluh di Indonesia. Healfood berperan dalam menekan malnutrisi dengan cara memberikan kemudahan akses informasi terkait kalori dan gizi yang sejalan dengan poin 3 SDGs good health and well-being. Dalam penggunaannya aplikasi Healfood tidak memerlukan biaya yang tinggi sehingga bisa digunakan oleh semua kalangan dan mengurangi kesenjangan kualitas kesehatan di Indonesia sesuai dengan poin 10 SDGs reduced inequalities.

Strategi Langkah Implementasi 

  1. Tahap Analisis dan Perancangan: Pada tahap ini dilakukan analisis informasi, identifikasi kebutuhan pengguna, penentuan jadwal, sumber daya, dan risiko yang mungkin terjadi selama pengembangan sistem, kemudian dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan perencanaan proyek secara menyeluruh. 
  2. Tahap Implementasi: Pada tahap ini secara teknis melibatkan Infrastructure Engineer dalam proses pembuatan dan pengembangan aplikasi Healfood. 
  3. Tahap Uji Coba: Tahap uji coba bertujuan untuk memverifikasi efektivitas, durabilitas, dan kesesuaian aplikasi dengan kebutuhan pengguna. Jika semua hal tersebut terpenuhi, maka akan dilakukan tahap selanjutnya. Namun, jika terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian, maka akan dilakukan tahap pengembangan untuk memperbarui aplikasi. 
  4. Tahap Sosialisasi: Tahap sosialisasi dilakukan dengan memberikan instruksi penggunaan aplikasi Healfood kepada masyarakat baik dari pemerintah maupun lembaga yang bergerak di bidang kesehatan lainnya. 
  5. Monitoring dan Evaluasi: Tahap peninjauan kembali kendala yang terjadi di lapangan serta konsistensi dan efektivitas penggunaan aplikasi Healfood di masyarakat
Fitur-Fitur Unggulan Healfood 
  1. Beranda, merupakan halaman utama dari aplikasi Healfood yang berisi konten seperti foto, video atau resep masakan yang diunggah oleh pengguna, kemudian terdapat   fitur scan untuk mempermudah informasi mengenai pangan yang dikonsumsi pengguna, pada beranda juga menampilkan fitur lainnya. 
  2. Profil,  yang  merupakan  fitur  berisi  informasi  pengguna  Healfood  termasuk setting  tinggi  badan,  berat  badan  dan  jumlah  kalori  yang  dibutuhkan  serta pilihan tujuan pengguna yaitu untuk menurunkan, menaikkan atau mempertahankan berat badan. 
  3. Pencarian, fitur pencarian berfungsi untuk mencari bahan atau produk pangan lalu menampilkan informasi kandungan gizi makro dan mikronya, 
  4. Konsumsi Harian, Fitur ini akan menampilkan jumlah kalori yang dibutuhkan pengguna  serta  mencatat  seluruh  asupan  harian  pengguna  dan menginformasikan apakah kalori dan nutrisi pengguna sudah cukup, kurang atau berlebih. 
  5. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan fitur unggulan untuk menghubungkan Healfood dengan aplikasi   lain   berbasis   makanan   atau   kuliner   kemudian   akan   otomatis menghitung seluruh nutrisi dan kalori lalu menampilkannya pada menu di aplikasi mitra. Hal ini sangat membantu terutama bagi masyarakat dengan gaya hidup konsumtif. 
  6. Diet Fitur   ini   digunakan   sesuai   dengan   tujuan   pengguna   untuk   menaikan, menurunkan atau mempertahankan berat badan melalui empat fitur bantuan yaitu yang disediakan yaitu workout, pelacak diet, kalkulator IMT dan puasa.
Mekanisme penggunaa aplikasi Healfood 
Pengguna mendaftarkan diri terlebih dahulu, lalu melakukan setting tinggi dan berat badan menyesuaikan tujuan pengguna menggunakan aplikasi, kemudian pengguna sudah dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia.

Kesimpulan 
Guna menekan malnutrisi di Indonesia, aplikasi Healfood dapat menjadi solusi sebagai alat yang berfungsi mempermudah akses informasi mengenai gizi. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan yang sangat berguna dalam mengontrol konsumsi gizi serta pola hidup bagi penggunanya. Healfood memiliki manfaat dan berkontribusi di 3 aspek yaitu aspek kesehatan, sosial, dan berkelanjutan. Berdasarkan manfaat yang diberikan, aplikasi Healfood diharapkan dapat  mengatasi  dan  menekan  malnutrisi  melalui  pengontrolan  gizi  berbasis digital. Diharapkan Healfood dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat demi mewujudkan SDGs poin ketiga Good Health and Well-Being dan menghilangkan ketimpangan kesehatan di Indonesia yang dapat mewujudkan SDGs poin kesepuluh Reduced Inequalities.

Ditulis Oleh:
  • Annisa Lidya Maharani (2217021010) 
  • Febiyona Karinsa (2217021082) 
  • Maritsa Husna Amanati (2217011079) 
  • Riska Aulia Putri (2215041107) 
  • Sabrina Musyarrafah Putrianti (2215041116)

MENTALHOMIES : PLATFORM MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI SARANA EDUKASI DAN DUKUNGAN KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

 PENDAHULUAN 

Kesehatan mental adalah keadaan psikologis seseorang yang menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan menyelesaikan masalah, baik yang bersifat internal (dalam diri) maupun eksternal (lingkungan). Kesehatan mental mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak secara efisien dan efektif dalam menghadapi tantangan hidup dan stres (Hanurawan, 2012). Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana seseorang mampu menyadari potensi diri, mengelola stres dengan baik, beradaptasi, bekerja secara produktif, dan berkontribusi terhadap lingkungannya (Anwar & Julia, 2021). Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Gangguan ini bisa berkisar dari yang ringan hingga berat dan memerlukan perhatian serta penanganan yang tepat. Gangguan mental memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup penderitanya (Vitoasmara et al., 2024). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental. Dalam laporan yang sama, Riskesdas 2018 mencatat bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di kelompok usia tersebut menderita depresi. 

Sebuah riset eksploratif yang dilakukan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa pada Oktober 2023 mengungkapkan tiga faktor utama yang menyebabkan tingginya angka gangguan mental, yaitu stigma, lingkungan yang kurang mendukung kesehatan mental, serta fenomena self-diagnosis. Stigma terkait kesehatan mental mengacu pada stereotip, prasangka, dan diskriminasi yang dialami oleh individu dengan masalah kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa stigma ini sering kali menghalangi mereka untuk mencari bantuan yang dibutuhkan. Persepsi negatif dari orang lain dapat menimbulkan rasa malu atau takut bagi individu untuk mencari dukungan, bahkan dari keluarga dan teman. Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan mental dan upaya mengurangi stigma sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka yang membutuhkan bantuan (Kesyha, et al., 2024). 

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan inovasi yang dapat berfungsi sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat sekaligus menjadi wadah dukungan bagi pengidap gangguan mental. Penelitian ini bertujuan untuk merancang platform multimedia berbasis website yang interaktif dan menarik guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental. Platform ini diharapkan dapat membantu menghilangkan stigma negatif, sehingga tercipta masyarakat yang lebih mendukung kesehatan mental.

ISI 

1. MentalHomies 

MentalHomies merupakan platform edukasi berbasis website yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat dan juga memberi dukungan kepada masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan mental. Fitur-fitur yang tersedia dalam website ini diantaranya yaitu literasi kesehatan mental dengan komik interaktif, edukasi kuis mitos atau fakta terkait kesehatan mental, journaling, berbagi kisah terkait kesehatan mental, dan dapat terhubung ke psikolog online. Dengan berbagai fitur yang interaktif dan menarik, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kesehatan mental serta membantu mengatasi gangguan kesehatan mental yang dihadapi.

2. Fitur Utama Mental

Homies Pengguna diharuskan untuk membuat akun terlebih dahulu untuk menyimpan data aktivitas mereka di platform ini. Pengguna dapat login setelah memiliki akun di MentalHomies dan dapat mengakses fitur-fitur platform ini. Adapun penjelasan fitur yang terdapat dalam MentalHomies antara lain: A. Komik Interaktif Literasi Kesehatan Mental Peningkatan literasi terkait kesehatan mental sangat penting karena akan berdampak pada peningkatan pengetahuan umum lainnya, seperti kemampuan mengidentifikasi kondisi gangguan mental dasar, cara pencegahan, informasi mengenai layanan pertolongan, strategi penanganan mandiri untuk masalah ringan, dan keterampilan pertolongan pertama untuk mendukung orang lain yang mengalami gangguan mental (Kutcher et al., 2016). Pada platform ini, literasi kesehatan mental disajikan secara menarik melalui komik interaktif. Komik ini dibuat menggunakan bahasa sederhana dan visual yang menarik, sehingga memudahkan pengguna memahami informasi terkait kesehatan mental. Pengguna dapat memilih alur cerita dari karakter yang memiliki masalah kesehatan mental dan setiap pilihan pengguna akan memengaruhi jalan cerita karakter tersebut sebagai akibat dari respons pilihan pengguna. Komik interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna terhadap masalah kesehatan mental, baik bagi dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya.

B. Kuis Mitos atau Fakta 

Fitur ini merupakan kuis interaktif tentang kesehatan mental yang berfokus pada mitos maupun fakta seputar stigma kesehatan mental yang beredar di masyarakat. Setelah pengguna menjawab, mereka akan mendapat penjelasan yang meluruskan kesalahpahaman terkait stigma. Fitur ini bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap kebenaran di balik stigma kesehatan mental yang umum terjadi. Dengan demikian, diharapkan kesalahpahaman dan stigma negatif dapat berkurang di kalangan masyarakat.

C. Journaling 

Pengguna dapat memanfaatkan fitur journaling untuk menyalurkan perasaan yang mereka alami. Terdapat dua bentuk fitur journaling yang tersedia: 

1) Audio Journaling Pengguna dapat meluapkan perasaan atau pikiran dengan berbicara melalui rekaman suara. Fitur ini dapat membantu pengguna melepaskan emosi secara pribadi tanpa melibatkan orang lain. 

2) Book Journaling Dengan fitur ini, pengguna dapat mengekspresikan perasaan maupun pikiran dengan mencatat dalam bentuk tulisan. Fitur ini membantu mereka menyalurkan emosi serta memvalidasi perasaan yang sedang dialami. Menurut Dr. James Pennebaker, journaling dapat menurunkan tingkat kecemasan (anxiety) dan depresi, serta dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial. 

Adapun manfaat journaling yaitu membantu menjaga kesehatan mental, membantu pengguna lebih memahami diri sendiri, mengekspresikan perasaan, dan memperbaiki perasaan negatif. Fitur journaling pada platform ini sangat penting untuk membantu pengguna menghindari dampak negatif stres yang dialami. Data journaling akan disimpan secara aman dalam akun pengguna dan tidak dapat diakses oleh publik, sehingga privasi pengguna tetap terjaga.

D. Share My Journey 

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbagi kisah dan pengalaman mereka terkait kesehatan mental, seperti perjuangan melawan stigma negatif di masyarakat atau pengalaman sembuh dari gangguan mental yang pernah dialami. Melalui fitur ini, pengguna dapat saling berkomentar dan memberi dukungan satu sama lain, sehingga tercipta rasa solidaritas dan motivasi. Dengan adanya interaksi ini, diharapkan pengidap masalah mental tidak merasa sendirian dan mendapatkan dukungan moral dari orang yang memahami situasi mereka.

E. Konsultasi Online Dengan adanya fitur konsultasi online ini, pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan psikolog melalui fitur chat atau video call untuk mendapatkan bantuan profesional secara real-time.

3. Manfaat dan Urgensi 

Platform edukasi MentalHomies memiliki manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan literasi kesehatan mental dan memberikan dukungan di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi depresi, gangguan emosi, dan gangguan mental berat di Indonesia berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Stigma yang keliru dalam kehidupan masyarakat terkait gangguan mental seringkali menghambat akses ke pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan penanganan menjadi tidak tepat (Haryanti et al., 2024). Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dan penanganan yang baik untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan mental di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa platform MentalHomies memiliki tingkat urgensi yang tinggi di Indonesia. Platform ini dapat berperan sebagai media edukasi yang efektif serta sebagai wadah dukungan masyarakat pengidap gangguan mental agar mereka merasa didukung dan dipahami.

4. Keunggulan MentalHomies 

MentalHomies memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan platform lain karena menawarkan konten yang lebih menarik dan interaktif. Fitur komik interaktif memungkinkan pengguna lebih mudah memahami edukasi yang disampaikan, sehingga secara efektif meningkatkan literasi kesehatan mental di masyarakat. Kuis interaktif yang tersedia juga dirancang agar pembelajaran tetap menarik dan menyenangkan, sehingga pengguna tidak merasa bosan. Fitur journaling yang disediakan platform ini unik karena tersedia dalam dua bentuk, yaitu audio journaling dan book journaling, yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna. Terdapat juga fitur Share My Journey sebagai sarana membagikan kisah kesehatan mental kepada pengguna lain sekaligus sebagai sarana pendukung sesama. Selain itu, MentalHomies menyediakan fitur konsultasi online, di mana pengguna dapat terhubung dengan psikolog secara daring dan real-time, memberikan dukungan profesional secara cepat dan mudah. Berbasis website, MentalHomies mudah diakses melalui berbagai perangkat, sehingga fleksibel dan dapat diakses oleh lebih banyak orang. Keunggulan ini menjadikan MentalHomies platform yang komprehensif dan unggul dalam mendukung kesehatan mental masyarakat.

PENUTUP 

1. Kesimpulan 

MentalHomies adalah platform edukasi berbasis website yang interaktif dan dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan mental serta menyediakan dukungan bagi pengidap gangguan mental. Platform ini menawarkan berbagai fitur menarik untuk mendukung kesehatan mental, seperti komik edukasi interaktif, kuis mitos atau fakta terkait stigma, dan journaling, yang tersedia dalam bentuk audio maupun book journaling sesuai preferensi pengguna. Fitur Share My Journey memungkinkan pengguna membagikan kisah perjuangan mereka dalam menghadapi masalah kesehatan mental, sementara fitur konsultasi online menghubungkan pengguna dengan psikolog secara real-time untuk mendapatkan dukungan profesional. MentalHomies dapat diakses dengan mudah melalui berbagai perangkat, sehingga lebih fleksibel dan menjangkau lebih banyak orang. Diharapkan platform ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental serta membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang ada. 

2. Rekomendasi 

Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan tujuan pengembangan MentalHomies. Selain memanfaatkan fitur yang tersedia, dukungan nyata dari orang terdekat juga sangat penting bagi pengidap gangguan kesehatan mental. Di samping itu, umpan balik dari pengguna menjadi kunci penting dalam proses penyempurnaan platform ini, sehingga MentalHomies dapat terus berkembang dan menjadi sarana edukasi serta dukungan yang lebih efektif bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA 

Anwar, F., & Julia, P. (2021). Analisis Strategi Pembinaan Kesehatan Mental oleh Guru Pengasuh Sekolah Berasrama di Aceh Besar Pada Masa Pandemi. Bimbingan Konseling, 7(1), 64-83. https://doi.org/10.22373/je.v6i2.10905 

Ayuwandira, C. D., & Suprapto, R. (2022). Perancangan Komik Interaktif untuk Memberikan Pemahaman Tentang Acute Stress Disorder di Lingkungan Keluarga. Desianpedia, 1(2), 73-78. 

Cpmh. (2020, September 29). Literasi Kesehatan Mental di Masyarakat: Apa Urgensinya? Center for Public Mental Health, Universitas Gadjah Mada. https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/09/29/literasi-kesehatan-mental-di- masyarakat-apa-urgensinya/ 

Direktorat Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan. (2022). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2022. Kementerian Kesehatan. 

Florensa, Hidayah, N., Sari, L., Yousrihatin, F., & Litaqia, W. (2023). Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja. Kesehatan, 12(1), 112-117. 

Haryanti, A. N., Putra, M. B. S., Larasati, N., Khairunnisa, V. N., & Dewi A, L. D. (2024). Analisis Kondisi Kesehatan Mental di Indonesia dan Strategi Penanganannya. Student Research, 2(3), 28-40. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219 

Kesyha, P., Tarigan, T. B., Wayoi, L., & Novita, E. (2024). Stigma Kesehatan Mental di Kalangan Mahasiswa. Journal on Education, 6(2), 13206-13220. 

Kutcher, S., Wei, Y., & Coniglio, C. (2016). Mental health literacy: Past, present, and future. Canadian Journal of Psychiatry, 61(3), 154-158. 

Lestarina, N. N. W. (2021). Pendampingan Remaja Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja di Desa Laban Gresik. PIKAT, 2(1), 1-6. 

Pennebaker, J. W. (1997). Opening up: The healing power of expressing emotions. Guilford Press. 

Rumah Sakit Universitas Indonesia. (n.d.). The art of journaling for mental health. https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/the-art-of-journaling- for-mental-health 

Sunda, U. (2023, November 16). Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Resmi Dideklarasikan. RM.ID. https://rm.id/baca- berita/humaniora/197325/kaukus-masyarakat-peduli-kesehatan-jiwa- resmi-dideklarasikan 

Suryaman, N. T., Wahjuningtijas, R., & Wulandari, W. (2024). Journaling Therapy Dalam Mengatasi Stres Guru Bimbingan dan Konseling SMK di Kabupaten Bogor. Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 10(1), 72-83. https://doi.org/10.31602/jmbkan 

Swawikanti, K. (2023, October 9). 8 manfaat journaling, cara kreatif untuk stabilkan kesehatan mental. Ruangguru. https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-journaling 

Vitoasmara, K., Hidayah, F. V., Purnamasari, N. I., Aprillia, R. Y., & Dewi A, L. D. (2024). Gangguan Mental (Mental Disorders). Student Research, 2(3), 57-68. https://doi.org/10.55606/srjyappi.v2i3.1219 

Winurini, S. (2023). Penanganan Kesehatan Mental di Indonesia. Info Singkat, 15(20), 21-25.

_______________

Ditulis Oleh: Kerina Bakarudin

Mentalku: Digital Platform to Overcome Stress Problems in An Effort to Support Youth’s Mental Health

 Abstract 

The increasing prevalence of mental health disorders in Indonesia, especially among adolescents, calls for innovative solutions to address these issues. This paper introduces "Mentalku," a digital application designed to reduce stress and mental health problems, particularly those associated with excessive social media use. "Mentalku" provides features such as online counseling, discussion forums, mental health articles, tips and tricks for maintaining mental well-being, and mental health monitoring tools. The research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing literature reviews and analyzing existing media applications to enhance mental health interventions. The study emphasizes the critical role of "Mentalku" in promoting healthier social media practices and providing easy access to mental health support. To ensure the successful implementation of the application, the involvement of various stakeholders including the Ministry of Health, mental health professionals, app developers, local communities, NGOs, and the general public is essential. Through collaborative efforts, "Mentalku" has the potential to be a vital tool in reducing mental health disorders among adolescents and supporting national mental health initiatives.

1. Introduction 1.

1. Research Background 

based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2021) there were around 19.7 million individuals in Indonesia who experienced mental health disorders, showing a significant increase from 14.7 million in 2020. Of that number, around 10.7 million people experienced anxiety disorders, 5.3 million experienced depression, and 1.8 million experienced bipolar disorder. The prevalence of anxiety disorders among adolescents reached 9.8%, while the prevalence of depressive disorders reached 8.5%. A survey conducted by the Health Research and Development Agency of the Ministry of Health in 2019 indicated that 25.4% of adolescents in Indonesia experienced mental health disorders [1]. Research by the University of Indonesia (2018) found that 69.3% of adolescents experience mental health disorders due to excessive use of social media, which is associated with stress, anxiety, depression, and feelings of loneliness [4].
Research by Putri et al. (2018) also identified that women are more susceptible to symptoms of depression due to social media use, especially when experiencing online harassment, lack of sleep, low self-esteem, and negative body image. Projections in 2024 show that the number of people with mental disorders in Indonesia will reach 3.24 million people, showing a significant increase from previous years. This increase is influenced by various factors, including social, economic, and environmental pressures [11].
In Lampung Province, mental health problems are also a serious issue. Data from the Lampung Provincial Health Office shows a high need for intervention for people with severe mental disorders (ODGJ) in various districts/cities [8]. The high suicide rate, such as the case of a student in Rajabasa, Bandar Lampung who was found hanging, reflects a critical mental health condition due to life pressures, economic difficulties, lack of social support, and stress that is not handled properly [7]. Barriers to access to mental health services, including limited facilities, social stigma, and lack of resources, also worsen this condition [2].
Until now, there have been no concrete policies or significant actions taken by the Lampung Provincial Government to adequately address these escalating mental health issues. Therefore, there is an urgent need for more targeted and strategic interventions that can effectively mitigate the problem. The "Mentalku" application emerges as an innovative and practical solution to help alleviate stress, particularly among teenagers, and plays a crucial role in the larger framework of efforts to address mental health concerns across Lampung Province.

1.2. Problem Formulation 

1) What is the best practice in reduce mental health cases in adolescents? 

2) How do mental health apps reduce mental health cases in adolescents? 

1.3. Research Objective 

1) To find the best practices in preventing mental health cases in adolescents. 

2) To find out how mental health applications can reduce the prevention of mental health cases in adolescents


2. Material and Methods

The type of research method used in this paper is qualitative descriptive research method. This method is often used in qualitative research, especially for descriptive studies. This kind of approach is widely applied in the field of Social Phenomenology. This research also utilizes the library study method, which is an approach that involves collecting data from various written sources. The data is obtained through the process of reading, recording, and processing relevant research materials. The data sources used include academic journals, textbooks, websites, scientific articles, and other literature related to mental health issues. In addition, in this writing, an analysis of various media applications that have the potential to be developed as partners in developing applications that focus on mental health is carried out. 

The steps taken include data collection, data processing, to compiling a concept that integrates all findings into a coherent whole. Furthermore, an analysis of the research results that have been obtained is carried out, focusing on adolescents as the community that is the target user of the application.

3. Result and Discussion 

The "Mentalku" application is designed to address the rising prevalence of stress, particularly linked to the excessive use of social media among the general public, with a specific focus on teenagers and the younger generation. As a technological solution, "Mentalku" is tailored to help manage and reduce stress levels, offering an accessible platform for mental health support. The goal of this application is to provide users with a digital tool that allows them to seek mental health assistance quickly and easily, while also promoting more balanced and responsible social media usage. Through its features, "Mentalku" aims to empower individuals to adopt healthier habits and better cope with the emotional challenges posed by the digital world.

3.1. Features of Mentalku

The "Mentalku" application is equipped with superior features that are easy to use. These superior features are as follows: 

1) Home Home is the main page of the "Mentalku" application which contains a list of other features and is equipped with a homepage. 

2) Online Counseling Services This application can offer online counseling services with trained and certified mental health experts. Users can make appointments with counselors and conduct counseling sessions online through the application. 

3) Discussion Forum This application can provide a discussion forum for users to talk to other users who are experiencing similar mental health problems. Users can share experiences, provide support, and get advice from other users. 

4) Mental Health Articles This application can offer articles about mental health and related problems, such as anxiety, depression, and stress. These articles can help users gain a better understanding of their condition and get advice on how to manage their mental health. 

5) Tips and Tricks This application can provide tips and tricks on how to maintain mental health, such as meditation, relaxation, exercise, and adequate sleep. Users can use these tips and tricks to improve their mental health. 

6) Emotional and Psychological Support This application can offer emotional and psychological support from mental health experts and other users. Users can get the support they need from people who understand and care about their condition. 

7) Education Education is a feature used by users of the "Mentalku" application to learn about what mental health is, its various categories, symptoms, causes, and how to treat it. 

8) Meditation The meditation feature in the Mentalku application is designed to help users relax, improve focus, and maintain mental health. In the Mentalku application, it facilitates users in terms of mediation, namely Relaxation with music is one effective way to calm the mind and body. 

3.2. Work Mechanism 

The Mentalku application is designed to be accessible to all levels of society, especially teenagers, with the main goal of supporting their mental health. This application offers an easily accessible and interactive approach, so that users can experience a comfortable and effective experience in maintaining mental well-being. To be able to utilize the features available in the Mentalku application, users need to register first via the sign-up menu. After registration, they will get full access to the various services provided. A more detailed explanation of how the Mentalku application works as a whole can be seen in the following scheme:

Users who have registered on the "Mentalku" application can take advantage of the various superior features offered. Users can access online counseling services with certified mental health experts to conduct virtual counseling sessions. In addition, there is a discussion forum where users can share experiences and get support from fellow users who are experiencing similar mental health problems. Users can also read the mental health articles provided, which discuss related problems such as stress, anxiety, and depression. Other features include tips and tricks for maintaining mental health, such as meditation, exercise, and getting enough sleep. This application is also equipped with mental health monitoring features such as mood trackers and mental health journals, which help users monitor their condition. For users who need further education, there is educational material about mental health, symptoms, and how to handle it. The "Mentalku" application also offers emotional support from counselors and fellow users, so that users get comprehensive support. 

3.3. Implementation Strategy 

1) Preparation Stage This stage is the stage for collecting information, observation, and cooperation with related parties and preparing facilities and infrastructure. 

2) Design Stage At this stage, the "Mentalku" application is designed and realized by related parties with various superior features that are easy to use. 

3) Trial Stage. The trial aims to ensure that the "Mentalku" application can work as expected. 

4) Socialization Stage This socialization is carried out by providing instructions for use and how the "Mentalku" application works and introducing the features it has. 

5) Monitoring and Evaluation Stage The monitoring stage aims to review the obstacles that occur when operating the "Mentalku" application.

3.4. Parties Involved 

In implementing this idea, a collective effort is needed from various parties in a synergistic and comprehensive manner. The parties involved in the implementation of the "Mentalku" application are: 

1) Ministry of Health Monitoring and evaluating the implementation of the "Mentalku" application and conducting socialization to psychologists, the general public and other parties. 

2) Application Developer The party responsible for creating the application, starting from planning, design, development, testing, and launching the application. Preparation Design Trial Socialization Monitoring 

3) Mental Health and Psychologist Team The party responsible for providing information and support to application users who need help in maintaining their mental health and as a partner to make it easier for users to consult regarding their mental health conditions. 

4) Marketing Team The party in charge of promoting the application so that it can be known andused by the public. 

5) Health Service Providers Parties tasked with providing mental health support and care to application users who need more intensive assistance. 

6) Local Communities and Non- Governmental Organizations (NGOs) Local communities and Non- Governmental Organizations play a role in promoting the "Mentalku" application through mental health education and campaigns, expanding the application's reach, and supporting stress reduction in the community 

7) The Community Plays an active role in developing the "Mentalku" application by becoming active users and promoting the "Mentalku" application to other communities. 

4. Conclusion 

"Mentalku" is an innovative digital solution designed to reduce stress and mental health issues, particularly among teenagers affected by excessive social media use. With features such as online counseling, discussion forums, and mental health monitoring, the app provides easily accessible support and promotes healthier social media habits. To ensure successful implementation, it is crucial for the government to integrate and support this app within the national mental health programs, while developers should focus on improving features and being responsive to users' needs. Local communities and NGOs should increase promotion and education about the app and mental health, while society is encouraged to actively utilize the app and contribute to creating a supportive environment for mental well- being.

5. Acknowledgment 

The author would like to express his deepest gratitude to Intan Fitri Meutia, S.A.N., M.A., Ph.D, as the supervisor in conducting this research, especially for her patience, enthusiasm, and criticism that were beneficial to this research. We dedicate this research entirely to the advancement of education in Indonesia and the development of social ideas in reducing the number of cases of adolescent mental health. Nothing is more important to the author in completing this project than the people who played a major role in this work. Therefore, the author would like to thank all parties who have contributed and been involved in the preparation of this work.

6. Reference 

[1] Ayuningtyas, D., & Rayhani, M. (2018). Analisis situasi kesehatan mental pada masyarakat di Indonesia dan strategi penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 1-10. 

[2] BPS Provinsi Lampung (2024). 66,06 Persen Penduduk Tidak Melakukan Rawat Jalan Meskipun Mengalami Keluhan Kesehatan. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://lampung.bps.go.id/n ews/2024/03/21/284/66- 06-persen-penduduk-tidak- melakukan-rawat-jalan- meskipun-mengalami- keluhan-kesehatan.html 

[3] Detik Sumbagsel (2024). Marak Aksi Bunuh Diri di Lampung, Ini Kata Psikolog. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.detik.com/sum bagsel/berita/d- 7456700/marak-aksi- bunuh-diri-di-lampung-ini- kata-psikolog 

[4] Fauziyyah, R., Awinda, R. C., & Besral, B. (2021). Dampak pembelajaran jarak jauh terhadap tingkat stres dan kecemasan mahasiswa selama pandemi COVID- 19. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan, 1(2), 113-123. 

[5] Goma, E. I. (2021). Dampak Covid-19 terhadap isu kependudukan di Indonesia. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 5(1), 33-42. Ivey, J. (2020). Mental Health Screening for Children and Adolescents. Pediatric Nursing, 46(1). 

[6] Kompas.id (2024). Kasus Bunuh Diri “Alarm” urgensi Mengatasi Problem Kesehatan Mental. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.kompas.id/bac a/riset/2024/03/14/kasus- bunuh-diri-alarm-urgensi- mengatasi-problem-kesehatan-mental 

[7] Kupastuntas.co (2024). Kasus Bunuh Diri Lagi, Mahasiswa Ditemukan Tewas Gantung Diri di Gubuk Rajabasa. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://kupastuntas.co/202 4/07/28/kasus-bunuh-diri-lagi-mahasiswa-ditemukan-tewas-gantung-diri-di-gubuk-rajabasa 

[8] Lampung Open Data (2024). Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Kabupaten/Kota Se- Provinsi Lampung Tahun 2022. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://opendata.lampungp rov.go.id/dataset/pelayana n-kesehatan-orang- dengan-gangguan-jiwa- odgj-berat-kabupatenkota- seprovinsi-lampung-tahun- 2022 

[9] MBP, R. L., & Saputra, W. T. (2020). Penggunaan media sosial sehat untuk mencegah gangguan mental. IKRA-ITH ABDIMAS, 3(3), 189-197. 

[10] Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2). 

[11] umm.ac.id (2024). Kasus Mental Health Meningkat, Dosen UMM Jelaskan Penyebab dan Solusinya. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.umm.ac.id/id/b erita/kasus-mental-health- meningkat-dosen-umm- jelaskan-penyebab-dan- solusinya.html 

[12] Yunanto, T. A. R. (2019). Perlukah kesehatan mental remaja? Menyelisik peranan regulasi emosi dan dukungan sosial teman sebaya dalam diri remaja. Jurnal Ilmu Perilaku, 2(2), 75-88. 

[13] Yunita, Y. (2019). Gambaran kesehatan mental siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota Palembang tahun 2018. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 6(2), 223-230.


______

Ditulis Oleh

Muhammad Shafwan Assalam Sofia Tasya Ade Kurnia Febiyona Karinsa Muhammad Abdul Fattah Al Haffizh

Kamis, 05 Desember 2024

AISINDO APP (ARTIFICIAL INTELLIGENCE BISINDO APPLICATION) : INOVASI PLATFORM EDUKASI BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) BERBASIS ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK MENDUKUNG KOMUNIKASI INKLUSIF DI INDONESIA

PENDAHULUAN 

Komunikasi merupakan salah satu proses interaksi antar manusia yang sangat penting dalam kegiatan bersosialisasi (Muzakki et al., 2022). Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami (KBBI, 2016). Kita hidup berdampingan dengan penyandang disabilitas, termasuk penyandang tunarungu dan tunawicara. tunarungu atau tuli adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik untuk mendengar (Pratiwi et al., 2018). Sedangkan tunawicara atau bisu diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketidakmampuan dalam berbicara. Hal ini disebabkan kurang atau tidak berfungsinya organ-organ untuk berbicara, seperti rongga mulut, lidah dan pita suara (Wiranda & Putro, 2019). Kendala berkomunikasi antara penyandang tunarungu maupun tunawicara dengan masyarakat normal adalah penguasaan bahasa isyarat yang masih minim sehingga terjadi celah dan kegagalan komunikasi (Amin & Pribadi, 2022).

Menurut KBBI, bahasa isyarat merupakan bahasa yang sistem perlambangannya tidak menggunakan bunyi ucapan manusia maupun tulisan. Bahasa isyarat lebih menggunakan anggota tubuh khususnya gerakan tangan, lengan, dan ekspresi wajah untuk mengutarakan pikiran (Huda & Saputri, 2018). Salah satu jenis bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia yaitu BISINDO yang akan digunakan sebagai objek penelitian ini. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) menggunakan gerakan dua tangan yang digunakan oleh tunarungu atau tunawicara sebagai bentuk komunikasi antar pengguna bahasa isyarat (Nasha & Zul, 2021). BISINDO lebih umum digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh penyandang disabilitas. 

Minimnya penguasaan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di kalangan masyarakat mengakibatkan penyandang tunarungu dan tunawicara kesulitan memahami informasi dengan akurat, sehingga menciptakan komunikasi yang tidak inklusif. Mengingat urgensi ini, diperlukan inovasi yang mendukung terciptanya komunikasi inklusif serta edukasi mengenai penggunaan BISINDO. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi mobile yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas dan sebagai jembatan komunikasi antara penyandang disabilitas dengan masyarakat umum. Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih inklusif dan responsif, sesuai dengan perkembangan Society 5.0.

ISI 

1. AISINDO 

App AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) merupakan inovasi aplikasi pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Aplikasi ini dirancang untuk membantu masyarakat Indonesia menguasai bahasa isyarat, sehingga mendukung pendidikan inklusif, kesetaraan dalam komunikasi, serta menciptakan masyarakat yang lebih responsif terhadap kebutuhan komunitas tuli. Dengan berbagai fitur seperti kamus BISINDO, kuis interaktif, video call berbasis AI, penerjemah BISINDO, dan notifikasi pengingat, aplikasi ini memudahkan pengguna dalam belajar dan mempraktikkan bahasa isyarat serta meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan penyandang tunarungu dan tunawicara.

2. Cara Kerja Aplikasi 

Saat membuka aplikasi, pengguna akan diarahkan untuk membuat akun dan melengkapi data diri pada menu Profil. Pengguna dapat login setelah memiliki akun di AISINDO App dan mengakses fitur-fitur utama aplikasi. Fitur-fitur dalam aplikasi ini sudah terintegrasi dengan Artificial Intelligence (AI), sehingga memudahkan pengguna untuk belajar bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Adapun penjelasan fitur yang terdapat dalam aplikasi ini antara lain:

Kamus BISINDO 

Fitur ini bertujuan untuk menambah perbendaharaan kosakata pengguna dalam bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Kamus ini dilengkapi dengan visual animasi yang memperagakan isyarat untuk setiap kosakata, sehingga memudahkan pengguna memahami dan mengingat gerakan isyarat tersebut. Kamus BISINDO memiliki koleksi kosakata yang lengkap, mencakup berbagai situasi dan kebutuhan komunikasi. Selain itu, terdapat fungsi pencarian yang memudahkan pengguna menemukan kosakata yang mereka butuhkan dengan cepat dan efisien. 

Kuis 

Fitur kuis bertujuan untuk mengetes kemampuan pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Terdapat dua macam tipe soal pada fitur kuis ini, yaitu:

  1. Tipe soal pilihan ganda Soal ini menggunakan animasi yang mempraktikkan gestur isyarat sebuah kata. Pengguna kemudian diminta untuk memilih jawaban kata yang tepat dari isyarat yang dipraktikkan. 
  2. Tipe soal praktik Aplikasi akan menampilkan sebuah kata dalam bentuk tulisan, dan pengguna diminta untuk mempraktikkan gerakan isyarat dari kata tersebut di depan kamera. Kamera yang sudah menyala akan menangkap gerakan isyarat pengguna, dan aplikasi akan melakukan pengenalan gerakan tangan menggunakan teknologi Artificial Intelligence yaitu Convolutional Neural Networks (CNNs) untuk memeriksa ketepatan jawaban pengguna. 

Dengan fitur kuis ini, pengguna dapat mengukur seberapa jauh pemahaman dan kemampuan mereka dalam menggunakan BISINDO, sekaligus mendapatkan feedback yang membantu meningkatkan keterampilan mereka.

Video Call 

Fitur video call memungkinkan pengguna berkomunikasi secara virtual dengan karakter tiga dimensi yang terlatih menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan mahir berbahasa isyarat. Pengguna dapat menggunakan bahasa isyarat di depan kamera, dan karakter AI akan langsung membalas dengan gerakan bahasa isyarat secara real-time. Fitur ini juga menyediakan opsi untuk mengaktifkan terjemahan isyarat berupa tulisan, yang membantu pengguna memvalidasi arti dari isyarat yang dilakukan oleh karakter AI. Setelah video call selesai, aplikasi akan menampilkan evaluasi kinerja komunikasi pengguna selama sesi video call. Evaluasi ini berfungsi sebagai tolak ukur pembelajaran, memberikan feedback yang konstruktif untuk membantu pengguna meningkatkan keterampilan berbahasa isyarat mereka. Dengan fitur ini, pengguna dapat melatih kemampuan berbahasa isyarat mereka secara nyata dan mendapatkan pengalaman interaktif yang mendukung pembelajaran efektif.

Penerjemah BISINDO 

Fitur ini digunakan untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke tulisan dan sebaliknya. Pengguna dapat berbicara atau memasukkan teks dalam bahasa Indonesia, kemudian karakter AI akan menerjemahkannya ke dalam bentuk animasi bahasa isyarat. Selain itu, pengguna juga dapat memanfaatkan fitur pengenalan gerakan melalui kamera yang untuk mempraktikkan bahasa isyarat di depan kamera, yang kemudian akan diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan. Fitur ini sangat berguna untuk memudahkan pengguna dalam belajar dan berkomunikasi dengan teman tuli. Dengan adanya fitur penerjemah BISINDO yang sudah terintegrasi AI, pengguna dapat lebih mudah memahami bahasa isyarat serta dapat membantu mengurangi kesenjangan komunikasi antara pengguna yang tidak terbiasa dengan bahasa isyarat dan mereka yang menggunakan bahasa isyarat sebagai alat utama komunikasi.

Notifikasi Pengingat 

Fitur ini berguna untuk mengingatkan pengguna untuk menambah proses belajar bahasa isyarat mereka setiap hari. Notifikasi pengingat ini berfungsi untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam mencapai target belajar bahasa isyarat mereka. Dengan adanya pengingat ini, pengguna akan lebih disiplin dan konsisten dalam belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

3. Kebermanfaatan dan Tingkat Urgensi Aplikasi 

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) memberikan manfaat besar bagi masyarakat sebagai alat edukasi dan sarana untuk mewujudkan inklusivitas dalam komunikasi. Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum familiar atau bahkan tidak mengetahui bahasa isyarat, sehingga menghambat komunikasi dengan teman Tuli atau penyandang disabilitas sejenis (Fauzi, 2019). Berdasarkan fakta tersebut, menunjukkan bahwa AISINDO App memiliki tingkat urgensi yang tinggi di Indonesia. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai media edukasi yang efektif dan sebagai jembatan antara komunitas Tuli dan masyarakat non-disabilitas serta membantu mengurangi kesenjangan komunikasi.

4. Keunggulan AISINDO App

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) memiliki keunggulan dibandingkan dengan aplikasi belajar bahasa isyarat lainnya karena terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence dan memiliki fitur yang lebih lengkap untuk meningkatkan pemahaman pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Fungsi utama aplikasi ini yaitu untuk mengenalkan pengguna pada kosakata bahasa isyarat (Kamus BISINDO), mengukur pemahaman pengguna melalui berbagai tipe soal (Kuis), melatih praktik bahasa isyarat dengan karakter AI yang responsif (Video Call berbasis AI), dan juga sebagai sarana penghubung komunikasi inklusif antara masyarakat awam dan penutur bahasa isyarat (Penerjemah BISINDO). Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan notifikasi pengingat belajar untuk mendorong semangat pengguna dalam mencapai target belajar bahasa isyarat. Berbentuk aplikasi mobile, AISINDO App cukup efektif untuk menjangkau pengguna secara luas dan efisien, mengingat tingginya persentase pengguna telepon genggam di Indonesia yang mencapai 67,88% (BPS, 2022) di tengah era digital ini.

5. Strategi Pengimplementasian AISINDO App 

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian AISINDO App Untuk mencapai keberhasilan pengimplementasian AISINDO App, penting adanya keterlibatan berbagai pihak. Adapun pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pengimplementasian aplikasi ini antara lain:

  1. Juru Bahasa Isyarat Indonesia, yang diperlukan untuk menyusun konten pembelajaran dan memastikan keakuratan bahasa isyarat yang digunakan dalam aplikasi.
  2. Akademisi, diperlukan kerja sama dengan akademisi untuk melakukan penelitian mengembangkan dan menerapkan teknologi baru dalam aplikasi. 
  3. Penyandang tunarungu dan tunawicara serta masyarakat umum, diperlukan untuk memberikan feedback dan masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan aplikasi. 
  4. Pemerintah, diperlukan kerjasama dengan pemerintah pusat hingga daerah untuk membantu mendukung regulasi terkait penggunaan aplikasi dan membantu dalam sosialisasi penggunaan aplikasi. 
  5. Lembaga pendidikan, diperlukan kerja sama sebagai sarana sosialisasi dan implementasi aplikasi di tingkat lembaga pendidikan. 
  6. Pengembang aplikasi, diperlukan untuk merealisasikan rancangan ke dalam bentuk aplikasi yang siap digunakan oleh masyarakat Indonesia.

PENUTUP 

Kesimpulan 

AISINDO App (Artificial Intelligence BISINDO Application) adalah sebuah inovasi yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mempelajari dan menggunakan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dengan integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI), aplikasi ini menawarkan berbagai fitur edukatif seperti kamus BISINDO, kuis interaktif, video call berbasis AI, penerjemah BISINDO, dan notifikasi pengingat belajar. Fitur-fitur ini tidak hanya memudahkan pengguna dalam mempelajari bahasa isyarat tetapi juga berperan penting dalam menciptakan komunikasi yang lebih inklusif antara penyandang disabilitas, khususnya tunarungu dan tunawicara dengan masyarakat umum. Keunggulan aplikasi ini, baik dari segi teknologi maupun fungsionalitas, menjadikannya sebagai alat edukasi yang sangat diperlukan untuk mendukung pendidikan dan meningkatkan inklusivitas komunikasi di era Society 5.0. 

Rekomendasi 

Untuk memaksimalkan pengembangan AISINDO App, diperlukan kerjasama erat dengan berbagai pihak terkait. Penelitian lebih lanjut mengenai teknologi Artificial Intelligence yang akan digunakan juga sangat diperlukan, guna memastikan aplikasi ini dapat berfungsi sesuai dengan desain dan tujuannya. Selain itu, feedback dari pengguna menjadi kunci penting dalam proses penyempurnaan aplikasi, sehingga AISINDO App dapat terus berkembang menjadi sarana edukasi dan komunikasi yang efektif.

_____

Ditulis:
Kerina Bakarudin 2217051027

NAGETIN AJA

 BAB I. IDE USAHA 

1.1 Latar Belakang 

Nugget merupakan makanan setengah jadi dalam kemasan praktis yang telah lama tersebar luas di Indonesia. Selain mudah untuk diolah nugget juga memiliki kandungan protein yang tinggi karena hampir seluruh varian nugget menggunakan dada ayam sebagai bahan utamanya sehingga nugget baik bagi kesehatan tubuh, membantu pertumbuhan, serta menjadi penunjang energi bagi tubuh. Nugget pada saat ini banyak digemari oleh kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua. Umumnya nugget dibawa sebagai bekal makan siang atau sebagai cemilan di sore hari. Belakangan ini nugget banyak dikombinasikan oleh bahan-bahan lain seperti sayur, mayones, roti, hingga es krim. Produk “Nagetin Aja” mengombinasikan antara sayuran dan sosis ayam, sehingga selain memberikan banyak energi dan protein dari nugget, konsumen juga mendapatkan manfaat terbaik dari sayuran yang kaya akan vitamin, serat, protein, mineral, serta antioksidan. 

1.2 Tujuan 

Tujuan dari usaha ini adalah untuk memperkenalkan produk olahan nugget berupa “Nagetin Aja” kepada masyarakat luas. Memberikan olahan nugget dengan kandungan yang baik bagi kesehatan serta memberi informasi bahwa olahan nugget sangat variatif dan dapat menjadi ide usaha yang menjanjikan.


BAB II. ANALISIS PASAR 

“Nagetin Aja” merupakan produk olahan dari nugget dengan kombinasi sayuran segar yang memiliki tektur yang gurih dan rasa yang nikmat Ketika dikonsumsi. Produk ini juga dijadikan contoh untuk masyarakat dalam mengenal varian olahan nugget. Untuk mengembangkan usaha ini, hal yang perlu dilakukan yakni melakukan analisis pasar. Berikut ini merupakan analisis pasar yang kami lakukan di kota Bandar Lampung. 

Segmentasi Pasar: Segmentasi pasar produk “Nagetin Aja” adalah masyarakat umum sebab produk ini merupakan makanan dengan cita rasa yang gurih dan segar serta memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia. Produk “Nagetin Aja” merupakan makanan kekinian yang dapat dijadikan referensi untuk varian dari bahan utama nugget, maka segmen pasar kami adalah mahasiswa dan pelajar. Selain itu masyarakat sekitar Bandar Lampung juga dapat menikmati produk kami karena Lokasi sekitar Bandar Lampung menjadi sasaran pasar kami yang potensial. Pemasaran produk kami dapat dipesan online melalui media sosial seperti Whatsapp dan Instagram.

Wilayah pemasaran: Wilayah pemasaran adalah wilayah yang akan kami jadikan sebagai target untuk memperkenalkan produk kami ke konsumen. Target pemasaran untuk produk “Nagetin Aja” ini berfokus pada wilayah Universitas Lampung untuk penjualan secara langsung serta melalui media sosial. Berikut alternatif pemesanan “Nagetin Aja”

  1. Wilayah pemasaran langsung: Metode pemesanan secara langsung ini menjadi pilihan kami dalam memperkenalkan produk kami kepada masyarakat dengan membuka stand/lapak di sekitar kampus Universitas Lampung. 
  2. Wilayah pemasaran online: Metode pemasaran secara online juga menjadi pilihan kami untuk memasarkan produk “Nagetin Aja” kepada Masyarakat melalui media sosial seperti Whatsapp dan Instagram. Tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat khususnya mahasiswa untuk mengakses pembelian produk kami. Metode pemasaran ini sekaligus menjadi media kami untuk melakukan promosi dan keunggulan dari produk “Nagetin Aja” mengingat pasar online kini tengah menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. 
  3. Pesaing: Persaingan dalam berbisnis maupun berdagang adalah hal yang lumrah. Begitupun dengan pesaing produk “Nagetin Aja”. Sejauh ini pesaing dari produk “Nagetin Aja” masih cenderung sedikit pada penjualan ini. Berbeda dengan risol, bahan utama kami menggunakan daging ayam sebagai bahan utamanya sehingga lebih bergizi dan sehat. Sehingga kami optimis dalam penjualan produk kami karena tidak hanya memiliki keunikan tetapi juga keunggulan yakni komposisi dari produk kami yang memiliki segudang manfaat bagi kesehatan seluruh kalangan masyarakat
BAB III. KEUNGGULAN PRODUK 
“Nagetin Aja” memiliki keunggulan dibandingkan dengan beberapa produk dengan olahan nugget lainnya, yang berupa: 
  1. Kaya akan vitamin “Nagetin Aja” kaya akan vitamin, hal ini dikarenakan komposisi dalam nugget yang digunakan ditambahkan dengan sayuran yang mengandung berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, vitamin C, dan antioksidan dalam wortel. Penambahan sayuran dalam produk dapat menambahkan asupan vitamin bagi para konsumen “Nagetin Aja”. Tekstur unik dalam produk dapat menambah kesan bagi para konsumen untuk membuat konsumen ketagihan. 
  2. Keunikan “Nagetin Aja” “Nagetin Aja” memiliki keunikan dibandingkan dengan produk nugget lainnya, yaitu dengan adanya penambahan sayuran dan protein hewani pada olahan nugget itu sendiri. Penambahan sayuran pada olahan nugget diperuntukan kepada konsumen yang tidak menyukai sayuran. “Nagetin Aja” dapat menjadi alternatif lain, karena terdapat kandungan vitamin, serat dan protein yang dimiliki dari bahan pembuatannya. 
  3. Pelayanan yang baik dan ramah Kenyamanan dan kepercayaan konsumen dimulai dari memberikan pelayanan yang baik dan ramah, sehingga konsumen dapat memperoleh kenyamanan dan kepercayaan terkait dengan produk “Nagetin Aja”. Dengan memberikan kenyamanan dan kepercayaan diharapkan para konsumen akan kembali untuk melakukan pemesanan ulang dan pelanggan akan merasa puas atas produk “Nagetin Aja” maupun pelayanan yang diberikan 
  4. Jaminan khusus Keunggulan dari produk “Nagetin Aja” yaitu kami menjamin produk yang dihasilkan melalui pengolahan yang aman, dan tidak menggunakan bahan- bahan yang berbahaya. Kami menjamin bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang masih fresh dan aman untuk dikonsumsi.
  5. Harga yang terjangkauProduk “Nagetin Aja” kami pasarkan sesuai dengan perkembangan zaman,yaitu dengan harga Rp3.000 per pcs. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh produk kami, harga tersebut dapat terjangkau dan ramah dikantong.
BAB IV. PROYEKSI PENJUALAN DAN STRATEGI PEMASARAN 
4.1 Proyeksi Penjualan 
Perhitungan Omset dalam 1 bulan 
Harga jual = Rp3.000 
Kemampuan produksi = 1.200/bulan 
Total Omset  = Harga x Kemampuan Produki 
                     = Rp3.000 x 1.200 pcs/bulan 
                     = Rp3.600.000 

Jadi, omset yang dapat diperoleh dalam 1 bulan dari usaha makanan olahan ini adalah Rp3.600.000.


4.2 Strategi Pemasaran 
Strategi pemasaran merupakan cara untuk mengenalkan, mempasarkan suatu produk dari produsen hingga ke tangan konsumen. Strategi pemasaran memegan peran penting suatu produk dapat diterima atau tidak oleh konsumen. Beberapa strategi atau cara yang dapat kami lakukan untuk mempromosikan sekaligus memasarkan produk inovasi “Nagetin Aja” adalah sebagai berikut: 
  1. Promosi melalui media sosial Media sosial merupakan suatu tempat untuk melakukan apa saja. Promosi dan pemasaran dapat dilakukan pada media sosial. Fakta bahwa mayoritas masyarakat sekarang tidak pernah lepas dari internet, sehingga membuat menjadikan pemasaran dan promosi online sangat memungkinkan untuk dilakukan. Selain itu, pemasaran online dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya serta menyasar konsumen yang tepat. 
  2. Promosi Door to Door Cara lain untuk memasarkan produk “Nagetin Aja” adalah dengan door to door atau memasarkan secara langsung terhadap konsumen. Cara ini cukup ampuh untuk dilakukan, karena konsumen dapat melihat dan mendengar secara 10 langsung terkait tentang produk “Nagetin Aja” seperti proses pembuatan dan keunggulan produk “Nagetin Aja”. 
  3. Promosi melalui tokoh-tokoh terkenal di lingkungan kampus dan masyarakat Cara lain untuk memasarkan produk “Nagetin Aja” adalah melalui tokoh/figure terkenal, baik itu di lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat. Dengan menggunakan tokoh/figure terkenal, diharapkan dapat memperoleh kepercayaan dari konsumen yang merasa ragu akan produk “Nagetin Aja” 
  4. Potongan harga atau discount Potongan harga atau discount diberikan setiap pembelian produk “Nagetin Aja”. Diberikan potongan harga sebesar Rp1.000 untuk pembelian 5 pcs “Nagetin Aja”, dan potongan sebesar Rp2.000 untuk pembelian 10 pcs “Nagetin Aja”. Potongan harga diberikan selama produk masih dipasarkan.
____

Ditulis Oleh:
  • Restty Dian Elsa 2214121076 Agroteknologi 
  • Ridwan Ihsan 2214121036 Agroteknologi 
  • Sulthon Tamam Agali 2254121008 Agroteknologi

SANDWICH CONE

RINGKASAN 

Makanan sehat sering disepelekan oleh sebagian orang. Faktanya makanan sehat dapat membatu dalam menjalankan aktifitas sehari-hari menjadi lebih semangat. Makanan sehat bisa dimulai pada saat pagi hari di waktu sarapan. Sandwich cone adalah produk yang memungkinkan untuk dijadikan menu sarapan pagi. Manfaat yang diberikan selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sandwich cone merupakan makanan yang sehat karena menggunakan sayur dan protein dari telur serta smokebeef. Perbedaan sandwich cone dengan sandwich pada umumnya adalah packaging yang simpel dan mudah dibawa kemana-mana. Bentuk cone dari produk ini memungkinkan konsumen untuk mengonsumsi dimana saja dan kapan saja. Produk ini belum banyak diketahui oleh para pesaing karena kebanyakan sandwich memakain packaging umum. Bahan baku produk sangat mudah ditemukan sehingga potensi untuk penjualan sangat besar.


BAB 1. IDE USAHA 

1.1 Latar Belakang 

Gaya hidup sehat kurang diterapkan oleh sebagian besar masyarakat khusunya kalangan mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa beralasan tidak sempat atau tidak mau ribet dengan makanan yang akan dikonsumsi. Terutama pada saat pagi hari, untuk sarapan pagi biasanya mahasiswa lebih memilih makan makanan yang mudah dibawa seperti gorengan. Bagi mahasiswa sarapan sehat seperti sayur atauu buah dapat menguras waktu dan tenaga. Namun sarapan yang tidak bergizi bisa berdampak pada aktifitas yang akan dilakukan seperti lesu dan mudah lelah. Makan makanan sehat bukan hanya sekedar menjaga kesehatan di masa sekarang namun juga di masa yang akan datang. 

Makan makanan sehat terutama saat sarapan dapat membangkitkan semangat untuk melakukan aktifitas. Kalangan mahasiswa yang terhitung jadwalnya padat apalagi di pagi hari jarang ada yang memikirkan dampak berkepanjangan ini. Tidak terkecuali mahasiswa, pekerja kantoran bahkan pegawai negeri juga berpendapat sarapan sayur dan buah terlalu ribet dilakukan di pagi hari. Oleh karena itu kami menginisiatifkan pembuatan sandwich cone. Makanan sehat dan bergizi namun mudah untuk dibawa ke manamana. Apabila kebanyakan sandwich hanya sebatas ditumpuk saja sehingga perlu waktu dan tempat untuk memakannya. Kami menemukan cara lebih praktis. Sandwich cone dapat di makan di mana saja dan kapan saja. 

Sandwich cone terbuat dari ampuran sayur dan buah yang tentu saja bergizi dan sehat. Makanan ini sangat cocok di konsumsi pagi hari saat sarapan. Packaging yang simple dan mudah dibawa kemana-mana membuat sandwich cone menjadi alternatif pada saat sarapan. Harapannya dengan adanya sandwich cone masyarakat dapat mengonsumsi sarapan sehat dan bergizi tanpa perlu memikirkan kesulitan untuk mengonsumsi. Sandwich cone ini sebagai upaya agar mahasiswa tidak malas saat sarapan dan lebih memikirkan sarapan yang lebih sehat.

1.2 Tujuan 

Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengembangkan inovasi produk makanan yang sehat dan bergizi. Selain itu sandwich cone juga mudah untuk dibawa ke mana-mana sehinngga tidak ada kalimat tidak sempat sarapan. Dengan adanya sandwich cone diupayakan agar Masyarakat terutama mahasiswa lebih mengutamakan kesehatan.

BAB II. ANALISIS PASAR 

“Sandwich cone” merupakan makanan sehat dan bergizi yang terbuat dari sayur dan buah. Perpaduan serat dari sayur dan tambahan protein dari telur melengkapi kandungan gizi dari sandwich cone ini. Selain bagus untuk kesehatan “sandwich cone” juga mengeyangkan. “Sandwich cone” dapat dikonsumsi setiap hari dan kapanpun dimanapun. Untuk mengembangkan usaha ini, hal yang pperlu dilakukan yaitu nelakukan analisis pasar. Berikut ini merupakan analisis pasar yang akan dilakukan:

2.1 Segmentasi 

Pasar Segmentasi pasar produk “Sandwich cone” adalah 8asyarakat umum karena produk ini merupakan makanan yang memiliki cita rasa lezat dan mengenyangkandengan kandungan vitamin dari sayur dan buah sehingga sesuai dengan kebutuhan 8asyarakat Indonesia, dan merupakan makanan yang dapat menjaga 8asyaraka tubuh. Maka dari itu segmen pasarnya adalah mahasiswa dan 8asyarakat menengah. Selain itu, pelajar dan 8asyarakat umum yang berada disekitar kota Bandar Lampung juga menjadi sasaran pasar yang potensial. Pemasaran produk ini dilakukan melalui media sosial sepeti Instagram dan Whatsapp. 

2.2 Wilayah Pemasaran 

Wilayah pemasaran yang akan dijadikan sebagai sasaran dalam melakukan penyampaian suatu produk dari produsen ke konsumen produk "sandwich cone". Dalam hal ini pemasaran produk “Sandwich cone” lebih fokus pada wilayah pemasaran di sekitar kampus Universitas Lampung terutama mahasiswa apda pagi hari pada jam sarapan. Penjualan dilakukan secara langsung dan melalui media sosial. Beberapa alternatif pemasaran “Sandwich cone" adalah sebagai berikut:

  1. Wilayah pemasaran langsung : Pemasaran langsung merupakan salah satu metode yang kami pilih untuk mengenalkan produk “Sandwich cone” kepada masyarakat dengan cara membuka outlet di sekitar kampus Universitas Lampung. Pemasaran langsung juga dapat dilakukan apabila ada bazar atau pameran kuliner di sekitar bandar lampung. 
  2. Wilayah pemasaran online : Pemasaran online menjadi metode yang juga kami pilih untuk pemasaran dan media promosi produk “Sandwich cone” melalui media sosial seperti Instagram, Twitter dan Whatsapp. Kami juga memasang promote preorder (po) sehingga konsumen tidak perlu menunggu produk untuk disiapkan. Alasan kami menggunakan media sosial untuk memasarkan dan menjadikan media promosi produk ini karena keunggulan, kemudahan, serta potensi yang ditawarkan dan kebanyakan masyarakat saat ini tak lepas dari media sosial dalam kehidupan sehari-hari. 
  3. Pesaing : Dalam bidang usaha pasti tidak lepas dari persaingan, itu sudah menjadi hal wajar dan ciri khas dalam dunia perbisnisan. Sama halnya dalam pesaing penjualan "sandwich cone", untuk wilayah Bandar Lampung sendiri masih tergolong belum ada untuk penjualan ini. Oleh karena itu kami sangat optimis dalam penjualan produk ini karena memiliki rasa yang lezat, bergizi, sehat, dan mengenyangkan. Selain itu sandwich cone dapat di konsumsi oleh semua kalangan masyarakat.

BAB III. KEUNGGULAN PRODUK 

“Sandwich cone” memiliki beberapa keunggulan dibandingkan olahan sandwich lain, yaitu: 

  1. Rasa yang unik dan mengenyangkan “Sandwich cone” memiliki rasa yang gurih, pedas, dan manis dalam satu suapan. Rasa ini muncul karena komposisi sayuran dan protein yang dibalut dengan roti tawar. Sayuran dan protein ini cocok dimakan sebagai cemilan yang mengenyangkan. 
  2. Bentuknya unik dan menarik “Sandwich cone” akan dikemas dengan inovasi yang berbeda dari jenis sandwich lainnya, terlihat pada kemasan memiliki bentuk seperti cone. 
  3. Mudah dibawa kemanapun “Sandwich cone” memiliki kemasan yang mudah dibawa dan menemani acara apapun, baik itu sebagai cemilan maupun pengganjal perut bagi anak kos. 
  4. Cemilan yang sehat dan bergizi “Sandwich cone” berbahan baku sayur, protein, dan karbohidrat yang sangat mencukupi asupan gizi. 
  5. Harga kompetitif Produk “Sandwich cone” kami pasarkan dengan harga pasarnya dan mengikuti target pasar yaitu dengan harga Rp12.000,00 untuk satu porsi “Sandwich cone”. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh produk kami, harga tersebut tergolong murah dan ramah di kantong, khususnya untuk anak kuliah dan anak rantauan.
  6. Pelayanan yang ramah, kenyamanan dan kepercayaan dari para pelanggan merupakan unsur penting yang kami berikan sebagai penjual. Pelayanan yang ramah akan membangun rasa aman, percaya, dan nyaman. Dengan memberikan pelayanan yang maksimal diharapkan para pelanggan akan kembali lagi untuk melakukan pemesanan ulang dan pelanggan merasa puas atas produk “Sandwich cone” serta pelayanannya.
BAB IV. PROYEKSI PENJUALAN DAN STRATEGI PEMASARAN 

4.1 Proyeksi Penjualan 
Perhitungan omset dalam 1 bulan Harga jual : Rp15.000,00 
Kemampuan Produksi : 265 pcs/bulan 
Pendapatan Penjualan : Harga jual x kemampuan produksi 
                                       Rp.15.000 x 265 pcs :Rp3.975.000,00 

Sehingga, omset “Sandwich Cone” dalam 1 bulan sebesar Rp3.975.000,00 

4.2 Strategi Pemasaran 
Strategi pemasaran adalah suatu metode dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk dari produsen hingga ke tangan konsumen. Strategi berperan sangat penting agar produk tersebut dapat diterima oleh konsumen, dan sebaliknya. Strategi yang dapat kami lakukan dalam mempromosikan dan memasarkan produk ”Sandwich cone” adalah sebagai berikut: 
  1. Promosi melalui media sosial Cara pemasaran secara dalam jaringan (daring) sangat efektif seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Umumnya setiap individu tidak akan pernah lepas dari internet dan teknologi canggih seperti telepon genggam, sehingga menjadikan pemasaran daring ini akan memberikan perkembangan yang sangat pesat. Pemasaran secara daring juga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh produsen produk.
  2. Promosi melalui organisasi dan unit kegiatan mahasiswa kampus (UKM) Banyak organisasi dan unit kegiatan mahasiswa yang menggelar kegiatan program kerja, kami juga memberikan open media patners sehingga kami dapat menjadi sponsor dan produk dapat menjadi lebih populer. 
  3. Potongan harga Pemberian potongan harga juga penting dalam memasarkan produk, potongan harga yang bisa diberikan yaitu senilai Rp35.000 untuk pembelian 3 produk dan potongan harga Rp55.000 untuk pembelian 5 produk
  4. Membuka stand mini Melakukan penjualan secara luring dapat dilakukan dengan membuka stand saat ada acara besar yang sekiranya ramai dikunjungi oleh masyarakat seperti lingkungan kampus Universitas Lampung, dan Lapangan Saburai. Hal ini bertujuan agar masyakarat yang kurang aktif atau belum mengetahui lebih banyak mengenal mengenai Sandwich cone
Ditulis Oleh:
  1. Naufal Aldhiya 2214121078 Agroteknologi/Pertanian 
  2. Intan Salsabila 2214121068 Agroteknologi/Pertanian 
  3. Restty Dian Elsa 2214121076 Agroteknologi/Pertanian




Sigmafo: Inovasi Sorgum Snack ber terfortifikasi Centella asiatica Tinggi Antioksidan sebagai Pencegah Kanker

BAB 1. PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Kanker menduduki peringkat kedua sebagai penyebab utama kematian dan hambatan penting dalam meningkatkan harapan hidup di setiap negara di dunia, padahal penyakit ini termasuk dalam kelompok penyakit yang tidak menular (NonCommunicable diseases atau NCD). Menurut WHO (2020), kanker merupakan penyebab kematian pertama atau kedua sebelum usia 70 tahun di 112 dari 183 negara dan menempati urutan ketiga atau keempat di 23 negara, salah satunya Indonesia. Data Global Cancer Observatory (2021) menunjukkan angka penderita kanker di Indonesia pada tahun 2020 mencapai  396.914 kasus dengan 234.511 kasus kematian, tingginya angka penderita dan kasus kematian akibat kanker ini dapat terjadi karena kurangnya awareness terhadap faktor penyebab kanker. Kanker disebabkan oleh zat karsinogenik dengan merusak genom atau melalui gangguan proses metabolisme sel. Zat karsinogenik dapat ditemukan pada makanan (Kobets et al., 2022) dan paparan asap rokok yang berkontribusi menyebabkan berbagai penyakit termasuk kanker (Sara dan Hanriko, 2017). WHO menyatakan bahwa 3050% kasus kanker dapat dicegah. Pola makan dan asupan makanan yang masuk ke tubuh menjadi salah satu faktor terpenting dalam mencegah kanker.

Dewasa ini, tingkat konsumsi makanan cepat saji banyak diminati oleh berbagai kalangan tanpa memandang usia. Berbagai makanan cepat saji seperti burger dan pizza banyak diminati karena rasanya yang enak, mudah dijumpai, dan harga yang cukup bersahabat. Kudapan ini biasanya dimakan sekitar 2-3 jam sebelum makan utama untuk menunda rasa lapar sementara (Kusumastuti et al., 2022). Makanan cepat saji yang sering dijumpai umumnya minim nutrisi dan kurang sehat untuk dikonsumsi. Konsumsi makanan sejenis ini tanpa disadari dapat meningkatkan risiko kanker karena ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga lambat laun akan memicu ketidaknormalan perkembangan sel jaringan tubuh menjadi sel kanker (Kementerian Kesehatan RI, 2023). Perubahan gaya hidup sehat dalam hal ini diperlukan sebagai bentuk upaya pencegahan kanker. Salah satunya dengan mengganti kudapan yang tidak sehat menjadi kudapan yang sehat dan memiliki nilai fungsional lebih untuk mencegah kanker. 

Snack bar dikenal sebagai kudapan dapat dikonsumsi ready to eat dan diformulasikan memiliki nilai gizi yang tinggi. Snack bar adalah produk pangan padat berbentuk batang yang terbuat dari serealia, kacang-kacangan, dan buahan kering yang digabungkan dengan bantuan binder  (Winiastri, 2021). Snack bar dapat diformulasikan dengan bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi kelompok tertentu. Salah satu zat khusus yang dapat ditambahkan pada snack bar adalah formula antioksidan yang penting dalam melindung sel dari kanker (Mareta, 2020). Snack bar tinggi antioksidan dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung antioksidan seperti sorgum dan pegagan dengan tambahan biji-bijian sebagai sumber protein serta buah kering sebagai tambahan serat untuk melengkapi kandungan nutrisi dari snack bar.

Sorgum adalah salah satu jenis serealia yang pemanfaatannya belum maksimal di Indonesia. Sorgum menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan karena di dalamnya terkandung gizi yang memadai sebagai bahan pangan, yaitu 73 g karbohidrat, 3,3 g lemak, 11 g protein, 28 mg kalsium, 287 mg fosfor, 4,4 mg zat besi, dan 0,38 vitamin B per 100 g bahan pangan (Mustika et al., 2019). Biji sorgum memiliki komponen antioksidan berupa senyawa fenol seperti flavonoid yang mampu menghambat pertumbuhan tumor dan kanker. Komponen gula dalam sorgum juga dapat dicerna lebih lama daripada kandungan gula pada golongan serealia lainnya, karakteristik ini membuat sorgum cocok untuk diolah sebagai kudapan penunda lapar seperti snack bar (Winiastri, 2021). Pembuatan sorgum snack bar tinggi antioksidan sebagai upaya preventif kanker dapat diperkaya dengan bubuk pegagan sebagai sumber tambahan antioksidan. Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang mudah dijumpai di daerah sub tropis dan tropis termasuk Indonesia dan sudah lama dimanfaatkan sebagai obat herbal. Hal ini didukung oleh Singh et al. (2014) yang melaporkan pada 100 g daun pegagan terkandung 120-318 mg fenolik, 111.8-260.6 mg flavonoid, 206.6-856.6 mg tannin, dan 36.6-96.6 mg vitamin C. Idris et al. (2022) mencatat bahwa ekstrak Centella asiatica memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 pada 0,06 mg/mL yang efektif mereduksi 50% radikal DPPH (1,1 Difenil-2-picryhidrazil)  atau senyawa radikal bebas yang stabil pada suhu ruang. Menurut Rhomah dan Fitriyah (2021), pegagan tidak memiliki rasa dan tidak berbau sehingga dapat dijadikan bahan tambahan makanan yang tidak mengganggu rasa asli dari makanan tersebut. 

Produk Sigmafo menggunakan bahan tambahan lain sebagai campuran untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang disukai, campuran yang digunakan adalah kurma, biji labu kuning, dan kismis. Kurma sebagai pemanis yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik dan aman untuk dikonsumsi (Fadilla et al., 2022). Biji labu kuning berfungsi sebagai penambah tekstur crunchy yang juga mengandung protein dan antioksidan (Ananda et al., 2022). Rasa manis asam dari kismis menambah cita rasa dari produk Sigmafo. Oleh karena itu, dipasarkannya produk Sigmafo dapat menjadi solusi camilan sehat sebagai upaya preventif kanker bagi orang yang memiliki aktivitas padat dan menginginkan gaya hidup lebih sehat. 

1.2 Rumusan Masalah 

Perumusan masalah pada gagasan ini didasari pada tingginya angka kanker di Indonesia, pola hidup masyarakat yang biasa mengonsumsi junk food sebagai penunda lapar, tingginya paparan zat karsinogenik yang bersumber dari makanan dan aktivitas sehari-hari, serta kurangnya pemanfaatan sorgum dan pegagan sebagai bahan olahan makanan di Indonesia. 

1.3 Tujuan 

Kegiatan ini bertujuan menghasilkan inovasi snack bar tinggi antioksidan sebagai upaya preventif kanker dan berkontribusi terhadap penurunan angka kanker di Indonesia dengan mengolah sorgum dan pegagan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan olahan pangan.

1.4 Luaran yang Diharapkan 

Luaran yang akan dihasilkan yaitu produk wirausaha inovatif snack bar tinggi antioksidan sebagai camilan sehat pencegah kanker dan aktivitas wirausaha, publikasi digital sehingga produk dapat dikenal luas, media sosial, logbook kegiatan wirausaha, laporan kemajuan, dan laporan akhir. 

1.5 Manfaat Program 

Manfaat kegiatan ini adalah menciptakan produk inovasi yang memaksimalkan potensi sorgum dan pegagan yang kaya antioksidan sebagai pencegah kanker. Produk ini menjadi solusi bagi masyarakat dengan aktivitas padat, berisiko terpapar zat karsinogenik, dan menginginkan gaya hidup yang lebih sehat. Kegiatan ini juga dapat mengasah skill kewirausahaan mahasiswa. 

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 

2.1 Visi Misi Perusahaan 

Sigmafuture Company merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan berbahan dasar tepung sorgum terfortifikasi Centella asiatica. Produk yang dihasilkan berupa snack bar yang menjadi inovasi pengolahan makanan dari segi manfaatnya untuk kesehatan, komposisi, aroma, dan rasa yang unik untuk memberikan manfaat dan kepuasan bagi konsumen. Sebagai upaya optimalisasi profit, Sigmafuture Company memanfaatkan Internet of Things (IoT) dalam kegiatan promosi dan pemasaran produk di berbagai platform media sosial dan e-commerce yang ada. Sigmafuture Company menerapkan kerja efisien dengan menspesifikasikan tugas dan memiliki kepala pelaksana sebagai koordinator dalam menjalankan dan mengembangkan usaha sehingga perusahaan memiliki keberlanjutan usaha. 

Visi: Menjadi perusahaan makanan dengan produk yang sehat, berkualitas, inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan. 

Misi: 

  1. Mengutamakan kandungan gizi produk yang bermanfaat bagi kesehatan konsumen.
  2. Melakukan inovasi produk dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang belum dikenal secara luas oleh konsumen.
  3. Meningkatkan penggunaan bahan pangan yang berkualitas dengan bermitra dengan petani.
2.2 Kondisi Umum Lingkungan 
Berdasarkan data dari “Survei Pengetahuan dan Riset Pasar Produk Snack Bar Tinggi Antioksidan” yang telah kami lakukan pada 22-26 Desember 2023 memperoleh total responden 58 orang pada rentang usia 15-25 tahun. Hasil survei menyatakan bahwa 94,8% responden tidak pernah menemukan produk snack bar preventif kanker. Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 87,9% responden menunjukkan ketertarikannya terhadap produk snack bar preventif kanker. Hal tersebut menunjukkan adanya peluang usaha yang tinggi untuk mengembangkan Sigmafo sebagai sorgum snack bar terfortifikasi Centella asiatica tinggi antioksidan preventif kanker agar dapat dikenal oleh masyarakat. Keberlangsungan bisnis ini didukung oleh tersedianya bahan baku sorgum yang diproduksi oleh petani dalam negeri. Ketersediaan pegagan yang belum banyak dimanfaatkan karena masih dianggap sebagai gulma, biji labu kuning, kismis, dan kurma membuat supply chain management dari usaha ini dapat tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan terhadap healthy snack dan dapat menjadi usaha yang berkelanjutan.

2.4 STP (Segmentation, Targeting, Positioning) 
2.4.1 Segmentation 
Segmentasi pasar produk Sigmafo berdasarkan demografis adalah laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 15-25 tahun yang memiliki aktivitas cukup padat seperti pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Segmentasi kriteria pendapatan yaitu pendapatan menengah ke atas. Berdasarkan psikografis dan behavior adalah masyarakat yang memiliki pola gaya hidup yang kurang sehat seperti perokok aktif yang berdampak pada orang-orang sekitar sebagai perokok pasif. 

2.4.2 Targeting 
Target pasar produk Sigmafo adalah orang yang berisiko terpapar zat karsinogenik, masyarakat dalam rentang usia 15-25 tahun dengan aktivitas yang cukup padat, serta perokok aktif dan perokok pasif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022), di Provinsi Lampung terdapat 1.457.064 jiwa warga berusia 15-24 tahun. Target penjualan Sigmafo yaitu dapat menjangkau 10% konsumen dari angka tersebut. 

2.4.3 Positioning 
Produk Sigmafo merupakan diversifikasi soft cookies dalam bentuk bar yang memiliki rasa manis dan gurih dari kurma, kismis, dan biji labu kuning. Sigmafo merupakan usaha tahap awal dari Sigmafuture Company yang berfokus menciptakan inovasi snack bar dengan manfaat kesehatan khususnya untuk mencegah zat karsinogenik pencegah kanker. 

2.5 Bauran Pemasaran 
2.5.1 Product 
Sigmafo adalah inovasi snack bar berbahan dasar tepung sorgum terfortifikasi Centella asiatica tinggi antioksidan sehingga dapat mengurangi risiko kanker. Sigmafo dengan estimasi berat 30 g per kemasan memiliki kandungan antioksidan sebesar 31 mg/g mengungguli produk kompetitor yang kandungan antioksidannya hanya 14 mg/g dengan estimasi berat yang sama. Cara penyajian yang praktis membuat Sigmafo dapat dikonsumsi kapan saja dan di mana saja. Penambahan kurma, biji labu kuning, dan kismis yang ada pada varian original dari produk Sigmafo yang dapat menambah daya tarik produk Sigmafo karena kombinasinya menghasilkan rasa yang gurih dan sedikit manis.

2.5.2 Price 
Produk Sigmafo memiliki harga produksi per kemasan dengan estimasi berat 30 g sebesar Rp 5.827,00 dan harga jual Rp 11.000,00 per kemasan dengan 6 keuntungan Rp 5.173,00 sehingga Break Even Point (BEP) adalah 250 unit. Produk Sigmafo berisi 6 potong produk ukuran bite dalam 1 kemasan. Tingginya kandungan antioksidan  dalam Sigmafo yaitu 31 mg/g membuat Sigmafo unggul dibandingkan produk sejenis yang kandungan antioksidannya hanya 14 mg/g. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diberikan baik dari segi rasa maupun manfaat yang unggul dibandingkan produk sejenis lainnya dalam mencegah kanker.

2.5.3 Place 
Produksi Sigmafo dilakukan di Bumi Manti, Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung. Tempat penjualan produk ini yaitu bekerja sama dengan kantin universitas, bazar, minimarket, serta penjualan melalui e-commerce. 2.5.4 Promotion Promosi produk Sigmafo dilakukan secara online maupun offline. Promosi online dilakukan melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, Youtube, Facebook, WhatsApp, dan X dengan menampilkan konten yang menarik dan testimoni dari pelanggan. Pengiklanan berbayar melalui media sosial seperti Instagram ads, TikTok ads, Youtube ads, dan X ads yang dilakukan untuk menciptakan brand awareness sehingga dapat menjangkau lebih banyak konsumen. Promosi secara offline akan dilakukan secara langsung oleh tim Sigmafuture sendiri khususnya di lingkungan Universitas Lampung dengan model brosur yang dibagikan pada event tertentu dan ditempel di tempat umum.

2.6 Analisi Kelayakan Usaha
Sigmafo memiliki nilai R/C yang lebih besar dari satu, sehingga usaha ini Penambahan minyak kelapa, ekstrak vanilla, dan Perendaman kurma dengan air Mixing sea salt Penambahan tepung sorgum, bubuk pegagan, dan bubuk kayu manis Mixing Penambahan roasted pumpkin seed dan kismis Pencetakan adonan Pengovenan Pengemasan Sigmafo layak untuk dijalankan. Payback period modal dari penjualan produk Sigmafo adalah 1 bulan 4 hari. Cash flow serta perhitungan analisis di atas menunjukkan bahwa usaha Sigmafo berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki keberlanjutan.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN 
3.1 Praproduksi 
Pada tahap praproduksi dilakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pasar, dan kualitas bahan baku yang akan digunakan. Pada tahap ini dilakukan survei pasar, lokasi bahan baku, dan persiapan peralatan yang akan digunakan. Segala jenis persiapan produksi hingga pemasaran diselesaikan pada tahap ini. 

3.2 Produksi 
Proses produksi Sigmafo dilakukan dengan memperhatikan hygiene dan sanitasi secara ketat baik dari pekerja maupun lingkungan. Sebelum proses produksi dimulai, dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dengan cara pencucian alat dan pembersihan lingkungan produksi dan penyemprotan dengan desinfektan.

3.3 Pengemasan Produk 
Produk Sigmafo dikemas menggunakan kemasan yang menarik, informatif, dan praktis sehingga dapat lebih mudah untuk memasuki dan menarik target pasar yaitu kalangan remaja awal dan usia produktif. Kemasan yang dipilih adalah kemasan plastik ukuran 15 cm x 5 cm berbahan plastik aluminium sehingga aman untuk produk pangan dan dapat menjaga ketahanan produk. Sigmafo didesain sesuai dengan pedoman label pangan olahan BPOM tahun 2020, yaitu mencantumkan nama produk, informasi nilai gizi, komposisi, berat bersih, tanggal kedaluwarsa, nama dan alamat produsen, saran serta cara penyajian. Kemasan Sigmafo dilengkapi dengan QR-Code yang dapat dipindai oleh konsumen untuk langsung terhubung pada tautan berisi edukasi dan informasi menarik mengenai 8 produk Sigmafuture Company, voucher discount, media sosial, saluran pemasaran, dan sebaran distribusi produk sehingga dapat lebih mudah ditemui. 

3.4 Pemasaran 
Sigmafo dipasarkan secara online dan offline dengan mengutamakan pemasaran secara online melalui platform seperti Instagram, TikTok, WhatsApp, Facebook, dan X, serta menggunakan marketplace seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Promosi Sigmafo mengutamakan Instagram dan TikTok dalam bentuk publikasi konten secara periodik 1 kali seminggu untuk meningkatkan potensi penjualan. Pada penjualan offline, dilakukan penitipan pada minimarket, koperasi universitas, dan koperasi sekolah di sekitar Bandar Lampung.

3.5 Pascaproduksi 
Tahap pascaproduksi dengan dilakukannya evaluasi terhadap setiap proses rencana usaha pada produk Sigmafo, termasuk praproduksi, produksi, pengemasan, serta pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya dengan cara pendataan  beberapa customer untuk memberikan feedback terkait kepuasan, manfaat yang dirasakan, dan kekurangan produk Sigmafo. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan tujuan dan sasaran serta apakah berkaitan dengan target keuntungan dan pendapatannya. Selanjutnya adalah pembuatan laporan yang bertujuan untuk menjelaskan secara detail mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan diperbaiki dalam pengembangan usaha.

Ditulis Oleh: 
- Annisa Yasmine Aulia (2214051092)


Postingan Populer